Wayang Menak: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Menambah referensi penting Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Menambah referensi penting Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(5 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 4:
Sebelum sampai pada saduran Bahasa Jawa, Serat Menak lebih dulu dikenal dalam kesusastraan Melayu, dengan judul [[Hikayat Amir Hamzah]]. Di Pulau Jawa, Wali Songo punya peran besar dalam menyusun dan mengonsep Serat Menak sebagai medium dakwah. Secara empiris, Wali Songo, khususnya [[Sunan Giri]] dan [[Sunan Bonang]] punya peran besar dalam menyusun konsep Wayang Menak.
Dalam kitab [https://www.sastra.org/bahasa-dan-budaya/kagunan/826-kawruh-asalipun-ringgit-hazeu-1915-1112-hlm-001-129
Babon induk dari Kitab Menak berasal dari Persia, menceritakan Wong Agung Jayeng Rana atau Amir Ambyah ([[Hamzah bin Abdul-Muththalib|Amir Hamzah]]), paman [[Nabi Muhammad SAW]]. Isi pokok cerita adalah permusuhan antara Wong Agung Jayeng Rana yang beragama [[Islam]] dengan [[Prabu Nursewan]] yang belum memeluk agama Islam.
Baris 10:
Wajib diketahui, secara populer, Serat Menak sudah beredar di [[Jawa|Pulau Jawa]] sejak abad ke- 17 M. Pada awal abad ke-17 M, terdapat naskah Menak (Jawa) dalam bentuk lontar sebanyak 119 lembar. Pada 1627 M, Andrew James menyerahkan naskah lontar itu ke [[Bodleian Library]]. Artinya, sekitar satu abad sebelum Para Pujangga Surakarta menulisnya, Serat Menak sastra Amir Hamzah telah masuk dan beredar luas di Jawa (Ricklefs & Voohoeve, 1977:43, dikutip Sedyawati dkk, 2001:319).
Pada periode-periode berikutnya, Wayang Menak mengalami sejumlah perubahan dan modifikasi. Di daerah [[Kudus]] pada masa pemerintahan Sunan [[Pakubuwana II|Paku Buwana II
Sekitar 4 abad setelah era Wali Songo, Wayang Menak juga pernah dikembangkan [[Ki Trunadipura|Ki Trunadipura,]] seorang dalang dari [[Baturetno, Surakarta|Baturetno]], [[Surakarta]], pada zaman pemerintahan [[Mangkunegara VII]] (1916 – 1944). Induk ceritanya bukan diambil dari Kitab [[Ramayana]] dan [[Mahabarata]], melainkan dari Kitab Menak. Latar belakang cerita Menak adalah negeri [[Jazirah Arab|Arab]], pada masa perjuangan Nabi Muhammad SAW menyebarkan agama Islam.
Baris 94:
== Tokoh dalam Wayang Menak ==
* [[Hamzah bin Abdul-Muththalib|Wong Agung Jayeng Rana]] / Amir Ambyah/ Kelana Jayengmurti Raja [[Kerajaan Kuparman]]
* [[Prabu Sarehas]] Raja [[Kerajaan Medayin|Medayin]] ayah [[Prabu Kobatsah]]
* Prabu Kobatsah Raja Medayin ayah [[Prabu Nursewan]]
* Prabu Nursewan Raja Kerajaan Medayin
* [[Patih Abujantir]]
* [[Patih Aklaswajir]] Patih Medayin
* [[Patih Bestak]] anak Patih Aklaswajir
* [[Ki Nimdahu]] Juru Masak Istana
* [[Raden Lukman Hakim]]
* [[Raden Bekti Jamal]]
* [[Raden Betal Jemur]]
* Prabu Kistaham
* [[Umar Maya]]▼
* Raden Semakun
* [[Umar Madi]]▼
* Raden Urmus
▲* [[Umar Maya]]
▲* [[Umar Madi]] Raja Kohkarib
* Raden Maktal
* [[Sultan Agung Jayusman Samsulrijal]]
* [[Prabu Lamdahur]] Raja [[Kerajaan Selam|Selam]] atau Serandil
|