Masjid Nabawi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Syadhamskii (bicara | kontrib) +Caption image Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android App section source |
||
(7 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan) | |||
Baris 4:
|name = Masjid Nabawi
|native_name = {{rtl-lang|ar|المسجد النبوي}}
|image =
|image_size = 300px
|caption = Gambar masjid dari arah selatan dengan latar belakang kota [[Madinah]].
|map_type = Arab Saudi#Asia#Bumi
|coordinates = {{coord|24|28|6|N|39|36|39|E|type:landmark_region:SA|display=inline,title}}
Baris 11 ⟶ 12:
|religious_affiliation = [[Islam]]
|map_caption = Lokasi di Arab Saudi
|location = [[Al-Haram, Madinah]], [[
|country = {{Negara|Arab Saudi}} [[Arab Saudi]]
|established = {{start date and age|623}} [[Era Umum|CE]] (1 [[Tahun Hijriyah|H]])
|administration = [[
|leadership =
|[[Abdurrahman as-Sudais]] (sebagai Presiden Urusan Dua Masjid Suci)
|[[Ali bin Abdurrahman al-Hudzaifi]] (Imam Besar)
|Esam Bukhari (Ketua [[Muazin]])}}
|architecture_type = [[Masjid]]
|architecture_style = [[Arsitektur Islam]] klasik dan kontemporer; [[Arsitektur Utsmaniyah|Utsmaniyah]]; Mamluk
Baris 48 ⟶ 43:
Masjid Nabawi diyakini dulunya adalah rumah tempat tinggal Nabi [[Muhammad]] setelah [[hijrah]] ke Madinah di tahun 622 Masehi. Bangunan awalnya dibangun tanpa diberi atap.
Awalnya Masjid Nabawi juga digunakan sebagai tempat acara sosial seperti pertemuan masyarakat dan digunakan sebagai sekolah agama (madrasah). Seiring pergantian penguasa di Madinah, pembangunan masjid pun terus dilakukan'''.''' Pada tahun 1909, area di Masjid Nabawi menjadi salah satu yang terang di Jazirah Arab karena telah menerima pasokan listrik.<ref>{{Cite web |url=http://www.suhuf.net.sa/2001jaz/jul/3/ec19.htm |title=The History of Electrical lights in the Arabian Peninsula |access-date=2017-02-09 |archive-date=2015-10-01 |archive-url=https://web.archive.org/web/20151001160159/http://www.suhuf.net.sa/2001jaz/jul/3/ec19.htm |dead-url=yes }}</ref> Masjid ini diawasi dan dijaga oleh [[Daftar Raja Arab Saudi|Penjaga Dua Tanah Suci]].
Setelah perluasan besar-besaran di bawah [[Kekhalifahan Umayyah]] [[Al-Walid bin Abdul-Malik|Al-Walid I]], dibuat tempat di atas peristirahatan terakhir Nabi Muhammad beserta dua [[Khulafaur Rasyidin]] [[Abu Bakar Ash-Shiddiq]] dan [[Umar bin Khattab]].<ref name=Syed>{{Cite book| publisher = Penerbit UTM| isbn = 978-983-52-0373-2| last = Ariffin| first = Syed Ahmad Iskandar Syed| title = Architectural Conservation in Islam : Case Study of the Prophet's Mosque| year = 2005| pages=88–89,109}}</ref> Salah satu fitur terkenal Masjid Nabawi adalah [[Kubah Hijau]] yang berada di tenggara masjid,<ref name=Peterson>{{Cite book| publisher = Routledge| isbn = 978-0-203-20387-3| last = Petersen| first = Andrew| title = Dictionary of Islamic Architecture| date = 2002-03-11|page=183}}</ref> yang dulunya merupakan rumah [[Aisyah]],<ref name=Syed /> dimana kuburan Nabi Muhammad berada. Pada tahun 1279, sebuah penutup yang terbuat dari kayu dibangun dan direnovasi sedikitnya dua kali yakni pada abad ke-15 dan pada 1817.
== Sejarah ==
Baris 86 ⟶ 81:
|}
Masjid Nabawi merupakan masjid kedua yang dibangun oleh Nabi Muhammad, setelah [[Masjid Quba]] yang didirikan dalam perjalanan hijrah Nabi Muhammad dari [[Makkah|Mekkah]] ke [[Madinah]]. Masjid Nabawi dibangun di tempat unta tunggangan Nabi Muhammad menghentikan perjalanannya dan didirikan sejak waktu pertama Nabi Muhammad tiba di Madinah. Lokasi itu semula adalah tempat penjemuran buah [[kurma (pohon)|kurma]] milik anak yatim dua bersaudara
Awalnya, masjid ini berukuran sekitar 50 [[meter|m]] × 50 m, dengan tinggi atap sekitar 3,5 m.<ref name="ghani">Abdul Ghani, M. Ilyas. 2005. ''Sejarah Madinah Munawwarah bergambar''. (Terj.) Al Rasheed Printers, Madinah. Hal. 29-31.</ref> Nabi Muhammad membantu membangunnya dengan tangannya sendiri, bersama-sama dengan para sahabat dan kaum muslimin. Tembok di keempat sisi masjid ini terbuat dari batu bata dan tanah, sedangkan atapnya dari daun kurma dengan tiang-tiang penopangnya dari batang kurma. Sebagian atapnya dibiarkan terbuka begitu saja. Selama sembilan tahun pertama, masjid ini tanpa penerangan di malam hari. Hanya di waktu [[Salat lima waktu|Isya]], diadakan sedikit penerangan dengan membakar jerami.<ref name="haekal"/>
Kemudian melekat pada salah satu sisi masjid, dibangun kediaman Nabi. Kediaman Nabi ini tidak seberapa besar dan tidak lebih mewah dari keadaan masjidnya, hanya tentu saja lebih tertutup. Selain itu ada pula bagian yang digunakan sebagai tempat orang-orang fakir-miskin yang tidak memiliki rumah.<ref name="haekal"/> Belakangan, orang-orang ini dikenal sebagai ''ahlussufah'' atau para penghuni teras masjid.
Baris 109 ⟶ 101:
Pada 707, Khalifah [[Umayyah]] [[Al-Walid I|Al-Walid ibn Abd al-Malik]] merenovasi masjid. Renovasi ini memakan waktu tiga tahun untuk menyelesaikannya. Bahan-bahan material berasal dari [[Kekaisaran Romawi Timur|Bizantium]].<ref>{{cite book|author1=NE McMillan|title=Fathers and Sons: The Rise and Fall of Political Dynasty in the Middle East|publisher=Palgrave Macmillan|isbn=978-1-137-29789-1|page=33}}</ref> Wilayah masjid diperbesar dari 5094 meter persegi pada masa [[Utsman bin Affan]] menjadi 8672 meter persegi. Sebuah tembok dibangun untuk memisahkan masjid dan rumah [[Istri-istri Muhammad|istri Nabi Muhammad]]. Masjid direnovasi dalam sebuah bentuk trapesium dengan panjang {{convert|101.76|m|ft}}. Untuk pertama kalinya, beranda dibangun di masjid menghubungkan bagian utara struktur ke struktur terpentingnya. Untuk pertama kalinya pula, [[minaret]] dibangun di [[Madinah]], ia membangun empat minaret.{{sfn|Ariffin|p=62}}
Khalifah [[Kekhalifahan Abbasiyah|Abbasiyah]] [[Al-Mahdi Abbasi|Al-Mahdi]] memperluas masjid ke utara sebanyak {{convert|50|m|ft}}. Namanya juga ditulis pada dinding masjid. Dia juga mengusulkan untuk menghilangkan enam anak tangga menuju ''[[mimbar]]'', tetapi usulan ini ditolak, karena hal ini dapat menyebabkan kerusakan yang merugikan.{{sfn|Munt|p=116}} Menurut tulisan [[Ibnu Qutaibah]], khalifah ketiga [[Ma'mun Ar-Rasyid|Al-Ma'mun]] melakukan pekerjaan yang tidak menentu pada masjid. [[Al-Mutawakkil]] memimpin pelapisan makam Nabi dengan marmer.{{sfn|Munt|p=118}}
[[Berkas:Burton Nabi.gif|jmpl|[[Kubah Hijau]], dalam [[Richard Francis Burton]] ''Pilgrimage'', pada 1850 M]]
Raudlah (merujuk pada ''al-Rawdah al-Mutaharah''), mencakup kubah di sudut tenggara masjid,
[[Sultan]] [[Abd-ul-Mejid I|Abdul Majid I]] mengahabiskan waktu tiga belas tahun untuk membangun kembali masjid, yang di mulai pada 1849.{{sfn|Ariffin|p=64}} batu bata merah digunakan dalam material utama dalam rekonstruksi masjid. Luas lantai diperbesar hingga 1293 meter persegi. Pada dinding-dindingnya, ayat-ayat [[Al-Qur'an]] dilukis dalam bentuk [[kaligrafi Islam]]. Pada sisi utara masjid, sebuah [[madrasah]] dibangun untuk "bimbingan mengajar Al-Qur'an ".{{sfn|Ariffin|p=65}}
=== Saudi ===
Ketika [[
Setelah pendirian [[Arab Saudi|Kerajaan Arab Saudi]] pada [[1932]], masjid mengalami modifikasi besar. Pada 1951 Raja [[Abdul Aziz bin Saud|Ibnu Saud]] (1932–1953) merencanakan penghancuran bangunan sekitar masjid untuk membuat sayap baru ke timur dan barat dari gedung peribadatan utama, dengan tetap kolom [[beton]] dengan sentuhan seni. Kolom tertua diperkokoh beton dan dipasangi cincin [[tembaga]] diatasnya. Minaret Suleymaniyya dan Majidiyya dipindahkan menjadi dua minaret bergaya Mamluk. Dua menara tambahan ditegakkan ke barat daya dan timur laut masjid. Sebuah perpustakaan dibangun sepanjang tembok bagian barat yang menjadi tempat koleksi Al-Qur'an bersejarah dan beragam teks keagamaan lainnya.{{sfn|Ariffin|p=65}}<ref>{{cite web|title=New expansion of Prophet's Mosque ordered by king|url=http://www.arabnews.com/saudi-arabia/new-expansion-prophet%E2%80%99s-mosque-ordered-king|publisher=Arab News|accessdate=19 June 2015}}</ref>
Baris 177 ⟶ 169:
{{quote|Barangsiapa melakukan salat di masjid ini sebanyak 40 kali tanpa luput satu kali salat pun, maka akan dicatat kebebasannya dari neraka, kebebasan dari siksa dan terhindarlah dia dari kemunafikan.|H.R Ahmad dan Thabrani</small><ref name="sabiq"/>}}
Dari [[
{{quote|Tidak perlu disiapkan kendaraan, kecuali untuk mengunjungi tiga buah masjid: Masjidil Haram, masjid ini, dan Masjidil Aqsa.|H.R Bukhari, Muslim dan Abu Dawud</small><ref>Sabiq, Sayyid. 1997. ''Fikih sunnah''. (Terj.) Cet. ke-12. Penerbit Almaarif, Bandung. Jil. '''5''':247</ref>}}
|