Jipang, Cepu, Blora: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menambah referensi penting
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Menambah referensi penting
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 13:
}}
 
'''Jipang''' adalah [[desa]] yang berada di [[kecamatan]] [[Cepu, Blora|Cepu]], [[Kabupaten Blora|Blora]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. Jauh sebelum menjadi nama desa, Tlatah Jipang merupakan nama kuno dari [[Kabupaten Bojonegoro|Bojonegoro]], sebagian [[Kabupaten Blora|Blora]], dan sebagianwilayah selatan [[Kabupaten Tuban|Tuban]]. Seperti tercatat dalam [https://commons.m.wikimedia.org/wiki/File:Thomas_Stamford_Raffles_Map_of_Java.jpg Peta Raffles] (1810 M), wilayah Jipang membentang dari Jipang Hulu ([[Margomulyo, Bojonegoro|Margomulyo]] - [[Mendenrejo, Kradenan, Blora|Menden]]) hingga Jipang Hilir ([[Baureno, Bojonegoro|Baureno]] - [[Rengel, Tuban|Rengel]]). Menyimpul dan menghubungkan dua buah provinsi, [[Jawa Timur]] dan [[Jawa Tengah]].
 
Secara ilmiah dan empiris, nama Jipang muncul pertamakali pada Prasasti Maribong (1248 M), sebagai tanah istimewa yang mampu menyatukan [[Kerajaan Janggala|Jenggala]] (peradaban pesisir) dan [[Kerajaan Kadiri|Panjalu]] (peradaban pegunungan). Peran penting Tlatah Jipang itu, bahkan membuat [[Wisnuwardhana|Raja Wisnuwardhana]] menasbihkan Jipang sebagai Tanah Para Brahmana.
Baris 56:
 
Menurut Gus Dur, Mesigit Jipang merupakan zawiyah (lokasi dakwah) yang dibangun Syekh Jimatdil Kubro sejak periode 1344 M. Gus Dur menyebut, Mesigit Jipang adalah bukti nyata keberadaan Islam di era keemasan Majapahit. Mesigit Jipang sudah ada jauh sebelum Raden Fattah dan [[Kesultanan Demak]] dilahirkan.
 
Menurut legenda, lokasi ini adalah bekas bangunan masjid Arya Penangsang pada masa Kadipaten Jipang. Konon banyak warga desa Jipang yang menganggap tempat ini sebagai tempat yang keramat.
 
'''Makam Santri Songo''' Secara ilmiah, kawasan yang juga dikenal dengan nama '''Kramat Songo''' ini merupakan pemakaman sembilan santri Syekh Jimatdil Kubro dari Gunung Jali (Tegiri). Sembilan tokoh ini adalah para penerus dakwah Syekh Jimatdil Kubro, sekaligus penyebar islam di Jipang pada abad 14 M. Tepat di era keemasan Majapahit. Ini terbukti dari bentuk, tekstur, dan inskripsi di dalam nisannya.