Banten: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jalan Tol: sumatra menjadi sumatera
Herryz (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
 
(92 revisi perantara oleh 32 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
{{Kotakinfo provinsi
|nama = Banten
|nama lain = BantamWahanten
|translit_lang1_info3 = Banten
|translit_lang1_type3 = Romanisasi[[Alfabet bahasa Sunda ]]
|translit_lang1_info2 = بنتٓن
|translit_lang1_type2 = [[Abjad Pegon|Pegon]]
|translit_lang1_info translit_lang1_info1 = {{sundscript/Sund|ᮘᮔ᮪ᮒᮨᮔ᮪}}
|translit_lang1_typetranslit_lang1_type1 = [[Aksara Sunda]]
|translit_lang1 = bahasa Sunda
|bendera = Flag of Banten, Indonesia.svg
Baris 14:
|lambang = Coat of arms of Banten.svg
|peta = Banten in Indonesia.svg
| julukan = {{script/Sund|ᮒᮒᮁ ᮝᮠᮔ᮪ᮒᮨᮔ᮪ }}<br/>{{Hlist|Tatar Wahanten}}({{small|[[Bahasa Indonesia]]: Tanah Banten}})
|motto = "Iman taqwa"
|motto = {{script/Sund|ᮄᮙᮔ᮪ ᮒᮋᮭ}}<br/>"Iman Taqwa"<br>({{small|[[Bahasa Indonesia]]: Iman Taqwa}})
|foto = Banten Pictures.jpg
|caption = '''Dari atas ke bawah''': [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta]], [[Masjid Agung Banten]], [[Pantai Carita]], [[Tanjungjaya, Panimbang, Pandeglang|Tanjung Lesung]], [[Taman Nasional Ujung Kulon]], Desa wisata Sawarna, [[Pelabuhan Merak]], [[Urang Kanekes|Desa Wisata Suku Badui]]
|hari jadi = {{bda|2000|10|4}}
|ibukota = [[Kota Serang]]
|kota besar = *[[Kota Tangerang]]
*[[Kota Tangerang Selatan]]
|kabupaten = 4
|kota = 4
Baris 25 ⟶ 27:
|kelurahan = 313
|desa = 1.238
|nama gubernur = [[Al Muktabar]] (PenjabatPj.)
|nama wakil gubernur = ''Lowong''
|nama ketua DPRD = Andra Soni
|nama sekretaris daerah = Virgojanti (penjabatPj.)
|luas = 9662,92
|penduduk = 1246999712628199
|tahun populasi = 202330 Juni 2024
|populasi ref = <ref name="DUKCAPIL"/><ref>{{cite web|url=https://banten.bps.go.id/publication/2021/02/26/344951df21aeedca2572f336/provinsi-banten-dalam-angka-2021.html|title=Provinsi Banten Dalam Angka 2021|publisher=BPS Provinsi Banten|accessdate=30 September 2021|pages=7, 87|format=pdf|archive-date=2021-09-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20210930150903/https://banten.bps.go.id/publication/2021/02/26/344951df21aeedca2572f336/provinsi-banten-dalam-angka-2021.html|dead-url=no}}</ref>
|kepadatan = auto
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
|94,8378% [[Islam]]
|{{Tree list}}
* 3,84%88 [[Kristen]]
** 2,6366% [[Protestan]]
** 1,2122% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|1,1718% [[Agama Buddha|Buddha]] |0,07% [[Sunda Wiwitan]] |0,07% [[Hindu]] |0,02% [[Konghucu]]<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=20 Januari 2024}}</ref>}}
|bahasa = {{Plainlist|
* [[Bahasa Indonesia|Indonesia]] (resmi)
* [[Bahasa Sunda|Sunda]] (daerah)
**— [[Bahasa Sunda Banten|dialek Banten]] (dominan)
**— [[Bahasa Sunda Priangan|dialek Priangan]]
**— [[Bahasa Sunda Serang|dialek Serang]]
**— [[Bahasa Sunda Tangerang|dialek tangerang]]
**— [[Bahasa Sunda Badui|dialek Badui]]
* [[Bahasa Jawa Serang|Jawa Serang]] (daerah)
}}
|TNKB = {{Collapsible list|A (eks-[[Keresidenan Banten]]|B (sebagian [[Kabupaten Tangerang]], [[Kota Tangerang]], dan [[Kota Tangerang Selatan]])}}
Baris 66 ⟶ 74:
}}
 
'''Banten''' adalah sebuah [[provinsi di Indonesia|provinsi]] di [[Indonesia]] yang terletak pada bagian paling barat [[Pulau Jawa]], dengan[[Indonesia]]. Provinsi ini ibuberibu kota di [[Kota Serang]]. Sebelum terjadi pemekaran daerah, provinsi ini sebelumnya pernah menjadi bagian dari wilayah [[Jawa Barat]] yang kemudian resmi dimekarkan pada tanggal 4 Oktober 2000. Pada pertengahan tahun [[2024]], jumlah penduduk provinsi Banten sebanyak 12.628.199 jiwa.<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=19 September 2024}}</ref>
 
== Geografi ==
Wilayah Banten terletak di antara 5º7'50"-7º1'11" [[Lintang Selatan]] dan 105º1'11"-106º7'12" [[Bujur Timur]], berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun [[2000]] luas wilayah Banten adalah 9.160,70&nbsp;km². Provinsi Banten terdiri dari 4 [[kota]], 4 [[kabupaten]], 155 [[kecamatan]], 313 [[kelurahan]], dan 1.238 [[desa]].<ref name="DUKCAPIL"/>
 
Provinsi Banten memiliki wilayah laut yang menjadi salah satu jalur laut strategis yaitu [[Selat Sunda]]. Dengan menggunakan [[kapal]]-kapal berukuran besar, Selat Sunda menjadi jalur penghubung antara [[Australia]] dan [[Selandia Baru]] dengan kawasan [[Asia Tenggara]], khususnya [[Thailand]], [[Malaysia]], dan [[Singapura]]. Selain itu, wilayah laut Banten adalah jalur penghubung antara [[Jawa]] dan [[Sumatra]].<ref>{{Cite book|last=BPS Provinsi Banten|date=2019|url=https://dmsppid.bantenprov.go.id/upload/dms/52/buku-pbda-2019-final.pdf|title=Pariwisata Banten dalam Angka Tahun 2019|publisher=Dinas Pariwisata Provinsi Banten|pages=39|url-status=live|access-date=2022-05-17|archive-date=2022-05-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20220530202244/https://dmsppid.bantenprov.go.id/upload/dms/52/buku-pbda-2019-final.pdf|dead-url=no}}</ref>
 
Provinsi Banten secara geografis dan pemerintahan berperan sebagai [[zona penyangga]] bagi Jakarta. Peran ini utamanya berfungsi di wilayah Tangerang Raya yang meliputi [[Kota Tangerang]], [[Kabupaten Tangerang]], dan [[Kota Tangerang Selatan]].<ref>{{Cite book|last=Ridwan, I., dkk.|date=November 2021|url=https://eprints.untirta.ac.id/6638/1/LAYOUT%20BUKU%20STUBAN%20LENGKAP.pdf|title=Studi Kebantenan dalam Catatan Sejarah|location=Tangerang|publisher=Media Edukasi Indonesia|isbn=978-623-6497-50-0|editor-last=Muhibah|editor-first=Siti|pages=5|url-status=live|access-date=2023-05-23|archive-date=2023-07-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20230702225130/https://eprints.untirta.ac.id/6638/1/LAYOUT%20BUKU%20STUBAN%20LENGKAP.pdf|dead-url=no}}</ref> Secara ekonomi wilayah Banten memiliki banyak [[industri]]. Wilayah Provinsi Banten juga memiliki beberapa [[pelabuhan]] laut yang dikembangkan sebagai antisipasi untuk menampung kelebihan kapasitas dari pelabuhan laut di Jakarta dan ditujukan untuk menjadi pelabuhan alternatif selain Singapura.
 
=== Batas wilayah ===
{{batas_USBT
|utara=[[Laut Jawa]] dan [[Kabupaten Kepulauan Seribu|Kepulauan Seribu]]
|selatan=[[Jawa Barat]] dan [[Samudra Hindia]]
|timur=[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]] dan [[Jawa Barat]]
|barat=[[Selat Sunda]] dan [[Provinsi Lampung|Lampung]]
}}
 
=== Topografi ===
Kondisi topografi Provinsi Banten adalah sebagai berikut:
* Wilayah datar (kemiringan 0-2 %) seluas 574.090 [[hektare]]
* Wilayah bergelombang (kemiringan 2-15%) seluas 186.320 hektare
* Wilayah curam (kemiringan 15-40%) seluas 118.470,50 hektare
 
Kondisi penggunaan lahan yang perlu dicermati adalah menurunnya wilayah [[hutan]] dari 233.629,77 hektare pada tahun 2004 menjadi 213.629,77 hektare.
 
== Sejarah ==
Baris 95 ⟶ 80:
[[Berkas:Palangka Sriman Sriwacana (foto dokumen bogorheritage.net).jpg|jmpl|220px|ki|Palangka Sriman Sriwacana<br />
<br />
''"Sang [[Susuk Tunggal|Susuktunggal]] inyana nu nyieuna [[palangka Sriman Sriwacana]] [[Sri Baduga Maharaja|Sri Baduga Maharajadiraja]] Ratu Haji di [[Pakwan Pajajaran]] nu mikadatwan Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati, inyana Pakwan Sanghiyang Sri Ratu Dewata."'' <br />
<br />
Artinya:<br />
<br />
"Sang Susuktunggal ialah yang membuat tahta Sriman Sriwacana (untuk) Sri Baduga Maharaja ratu penguasa di Pakuan Pajajaran yang bersemayam di keraton Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati yaitu istana Sanghiyang Sri Ratu Dewata."]]
[[Berkas:Binokasih.JPG|jmpl|220px|kaki|Mahkota Binokasih, Mahkota [[Kerajaan Pajajaran]] yang diserahkan kepada [[Prabu Geusan Ulun]].]]
 
Banten atau dahulu dikenal di dunia barat dengan nama '''Bantam''' pada masa lalu merupakan sebuah daerah dengan kota pelabuhan yang sangat ramai, serta dengan masyarakat yang terbuka dan makmur. Banten pada abad ke-5 merupakan bagian dari Kerajaan [[Tarumanagara]]. Salah satu prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanagara adalah [[Prasasti Cidanghiyang]] atau prasasti Lebak, yang ditemukan di Kampung Lebak di tepi Ci Danghiyang, Kecamatan [[Munjul, Pandeglang]], Banten. Prasasti ini baru ditemukan tahun 1947, dan berisi 2 baris kalimat berbentuk puisi dengan [[huruf Pallawa]] dan [[bahasa Sanskerta]]. Isi prasasti tersebut mengagungkan keberanian Raja [[Purnawarman]]. Setelah runtuhnya Kerajaan [[Tarumanagara]] (menurut beberapa sejarawan ini akibat serangan Kerajaan [[Sriwijaya]]), kekuasaan di bagian barat [[Pulau Jawa]] dari [[Ujung Kulon]] sampai [[Ci Serayu|Ci Sarayu]] dan [[Sungai Pemali|Ci Pamali]] dilanjutkan oleh [[Kerajaan Sunda]]. Seperti dinyatakan oleh [[Tome Pires]], penjelajah [[Portugis]] pada tahun [[1513]], Bantam menjadi salah satu pelabuhan penting dari [[Kerajaan Sunda]]. Menurut sumber Portugis tersebut, Bantam adalah salah satu pelabuhan kerajaan itu selain pelabuhan Pontang, Cigede, Tamgara ([[Tangerang]]), [[Sunda Kelapa|Kalapa]], dan [[Cimanuk]].
 
Diawali dengan penguasaan Kota Pelabuhan Banten yang dilanjutkan dengan merebut [[Banten Girang]] dari [[Pucuk Umun]] pada tahun 1527, [[Maulana Hasanuddin]] mendirikan [[Kesultanan Banten]] di wilayah bekas Banten Girang. Pada tahun 1579, Maulana Yusuf, penerus Maulana Hasanuddin, menghancurkan [[Pajajaran|Pakuan Pajajaran]], ibu kota atau pakuan (berasal dari kata pakuwuan) Kerajaan Sunda. Dengan demikian pemerintahan di Jawa Barat dilanjutkan oleh Kesultanan Banten. Hal itu ditandai dengan dirampasnya [[Palangka Sriman Sriwacana]], tempat duduk kala seorang raja dinobatkan, dari Pakuan Pajajaran ke Surasowan di Banten oleh pasukan Maulana Yusuf. Batu berukuran 200 x 160 x 20&nbsp;cm itu terpaksa diboyong ke Banten karena tradisi politik waktu itu mengharuskan demikian. Pertama, dengan dirampasnya Palangka tersebut, di Pakuan tidak mungkin lagi dinobatkan raja baru. Kedua, dengan memiliki Palangka itu, Maulana Yusuf mengklaim sebagai penerus kekuasaan Kerajaan Sunda yang sah karena buyut perempuannya adalah putri [[Sri Baduga Maharaja]] sementara di sisi lain para [[Kandaga Lante]] dari Kerajaan Pajajaran secara resmi menyerahkan seluruh atribut dan perangkat kerajaan beserta abdi kepada [[Kerajaan Sumedang Larang]] untuk meneruskan kelanjutan [[Kerajaan Sunda]] atau Pajajaran yang merupakan trah [[Siliwangi]].
 
Dengan dihancurkannya [[Pajajaran]] maka Provinsi Banten mewarisi wilayah Lampung dari Kerajaan Sunda. Hal ini dijelaskan dalam buku The Sultanate of Banten tulisan Claude Guillot pada halaman 19 sebagai berikut: "''From the beginning it was obviously Hasanuddin's intention to revive the fortunes of the ancient kingdom of Pajajaran for his own benefit. One of his earliest decisions was to travel to southern Sumatra, which in all likelihood already belonged to Pajajaran, and from which came bulk of the pepper sold in the Sundanese region.''"<ref name="Claude Guillot">{{cite book|last =Guillot|first =Claude.|publisher= Gramedia Book Publishing Division|title = The sultanate of Banten|date =|year =1990|page =19
Baris 118 ⟶ 103:
 
Pada 1 Januari 1926 pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan untuk pembaharuan sistem desentralisasi, dan dekonsentrasi yang lebih luas. Di Pulau Jawa dibentuk pemerintahan otonom provinsi. ''[[Jawa Barat|Provincie West Java]]'' adalah provinsi pertama yang dibentuk di wilayah Hindia Belanda yang diresmikan dengan surat keputusan tanggal 1 Januari 1926, dan diundangkan dalam Staatsblad (Lembaran Negara) 1926 No. 326, 1928 No. 27 jo No. 28, 1928 No. 438, dan 1932 No. 507. Banten menjadi salah satu keresidenan yaitu ''Bantam Regentschappen'' dalam Provincie West Java di samping Batavia (Jakarta), Buitenzorg (Bogor), Preanger (Priangan), dan Cheribon (Cirebon).
 
== Geografi ==
Wilayah Banten terletak di antara 5º7'50"-7º1'11" [[Lintang Selatan]] dan 105º1'11"-106º7'12" [[Bujur Timur]], berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun [[2000]] luas wilayah Banten adalah 9.160,70&nbsp;km². Provinsi Banten terdiri dari 4 [[kota]], 4 [[kabupaten]], 155 [[kecamatan]], 313 [[kelurahan]], dan 1.238 [[desa]].<ref name="DUKCAPIL"/>
 
Provinsi Banten memiliki wilayah laut yang menjadi salah satu jalur laut strategis yaitu [[Selat Sunda]]. Dengan menggunakan [[kapal]]-kapal berukuran besar, Selat Sunda menjadi jalur penghubung antara [[Australia]] dan [[Selandia Baru]] dengan kawasan [[Asia Tenggara]], khususnya [[Thailand]], [[Malaysia]], dan [[Singapura]]. Selain itu, wilayah laut Banten adalah jalur penghubung antara [[Jawa]] dan [[Sumatra]].<ref>{{Cite book|last=BPS Provinsi Banten|date=2019|url=https://dmsppid.bantenprov.go.id/upload/dms/52/buku-pbda-2019-final.pdf|title=Pariwisata Banten dalam Angka Tahun 2019|publisher=Dinas Pariwisata Provinsi Banten|pages=39|url-status=live|access-date=2022-05-17|archive-date=2022-05-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20220530202244/https://dmsppid.bantenprov.go.id/upload/dms/52/buku-pbda-2019-final.pdf|dead-url=no}}</ref>
 
Provinsi Banten secara geografis dan pemerintahan berperan sebagai [[zona penyangga]] bagi Jakarta. Peran ini utamanya berfungsi di wilayah Tangerang Raya yang meliputi [[Kota Tangerang]], [[Kabupaten Tangerang]], dan [[Kota Tangerang Selatan]].<ref>{{Cite book|last=Ridwan, I., dkk.|date=November 2021|url=https://eprints.untirta.ac.id/6638/1/LAYOUT%20BUKU%20STUBAN%20LENGKAP.pdf|title=Studi Kebantenan dalam Catatan Sejarah|location=Tangerang|publisher=Media Edukasi Indonesia|isbn=978-623-6497-50-0|editor-last=Muhibah|editor-first=Siti|pages=5|url-status=live|access-date=2023-05-23|archive-date=2023-07-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20230702225130/https://eprints.untirta.ac.id/6638/1/LAYOUT%20BUKU%20STUBAN%20LENGKAP.pdf|dead-url=no}}</ref> Secara ekonomi wilayah Banten memiliki banyak [[industri]]. Wilayah Provinsi Banten juga memiliki beberapa [[pelabuhan]] laut yang dikembangkan sebagai antisipasi untuk menampung kelebihan kapasitas dari pelabuhan laut di Jakarta dan ditujukan untuk menjadi pelabuhan alternatif selain Singapura.
 
=== Batas wilayah ===
{{batas_USBT
|utara=[[Laut Jawa]] dan [[Kabupaten Kepulauan Seribu|Kepulauan Seribu]]
|selatan=[[Jawa Barat]] dan [[Samudra Hindia]]
|timur=[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]] dan [[Jawa Barat]]
|barat=[[Selat Sunda]] dan [[Provinsi Lampung|Lampung]]
}}
 
=== Topografi ===
Kondisi topografi Provinsi Banten adalah sebagai berikut:
* Wilayah datar (kemiringan 0-2 %) seluas 574.090 [[hektare]]
* Wilayah bergelombang (kemiringan 2-15%) seluas 186.320 hektare
* Wilayah curam (kemiringan 15-40%) seluas 118.470,50 hektare
 
Kondisi penggunaan lahan yang perlu dicermati adalah menurunnya wilayah [[hutan]] dari 233.629,77 hektare pada tahun 2004 menjadi 213.629,77 hektare.
 
== Pemerintahan ==
=== Kabupaten,Pembagian Kota, Kecamatanwilayah ===
{{utama|Daftar kabupaten dan kota di Banten|Daftar kecamatan dan kelurahan di Banten}}
{{:Daftar kabupaten dan kota di Banten}}
 
=== Daftar gubernurGubernur ===
{{utama|Daftar Gubernur Banten}}
 
Baris 161 ⟶ 169:
== Demografi ==
=== Suku bangsa ===
[[Berkas:Alat pintal benang tradisional baduy.jpg|jmpl|ka|220px|Alat pintal benang tradisional orang [[Suku BaduyBadui|BaduyBadui]].]]
 
Berdasarkan [[Sensus Penduduk Indonesia 2010|sensus penduduk Indonesia 2010]] dengan jumlah penduduk 10.601.515 jiwa, suku bangsa di provinsi Banten sangat beragam. Etnis [[Suku Sunda|Sunda]] adalah etnis terbesar di Banten dengan jumlah sebanyak 6.724.227 jiwa (63,43%) yang terdiri dari dua sub-suku atau dua kelompok besar dengan rincian suku asli setempat yakni suku [[sukuSuku Banten|Sunda Banten]], yaitu termasuk di dalamnya kelompok kecil [[sukuSuku BaduyBadui|Sunda Badui]], sebanyak 4.321.991 jiwa (40,77%)., Sukudan bangsakelompok/sub-suku terbesarSunda lainnya dari pulau Jawa adalah orang [[Suku Sunda|Sunda]] asal [[Jawa PrianganBarat]] sebanyak 2.402.236 jiwa (22,66%),. Suku bangsa dari pulau Jawa lainnya kemudianialah suku [[Suku Jawa|Jawa]] sebanyak 1.657699.470115 jiwa (1516,6403%), dan [[Suku Betawi|Betawi]] sebanyak 1.365.614 (12,88%).<ref name="SUKU"/>
 
Suku Badui Dalam merupakan suku asli [[Sunda]] Banten yang masih menjaga tradisi antimodernisasianti-modernisasi, baik cara berpakaian maupun pola hidup lainnya. Suku Badui-Rawayan tinggal di kawasan Cagarcagar Budayabudaya Pegununganpegunungan Kendeng seluas 5.101,85 hektare di daerah [[Kanekes, Leuwidamar, Lebak|Desadesa Kanekes]], [[Leuwidamar, Lebak|Kecamatankecamatan Leuwidamar]], [[Kabupaten Lebak|kabupaten Lebak]]. Perkampungan masyarakat Badui umumnya terletak di daerah aliran [[Ci Ujung|Sungaisungai Ciujung]] didalamdi dalam kawasan [[Gunung Kendeng|Pegununganpegunungan Kendeng]]. DaerahWilayah ini dikenal sebagai wilayah tanah titipan dari nenek moyang.
 
[[Berkas:Rampak bedug.jpg|jmpl|ka|220px|Rampak Bedug, tradisi orang [[Suku Banten|Banten]] dalam menyambutpada [[Ramadhan|bulan [[Ramadhan]].]]
 
Suku lainnya dari luar suku asli pulau Jawa, yang terbesar adalah [[Orang Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] sebanyak 183.689 jiwa (1,73%), kemudian [[Suku BatakMelayu-Indonesia|BatakMelayu]] sebanyak 139154.259246 jiwa (1,3145%), kemudian [[Suku MinangkabauBatak|MinangkabauBatak]] sebanyak 95139.845259 jiwa (01,9131%), dan [[SukuOrang MelayuMinangkabau|MelayuMinangkabau]] sebanyak 8795.443845 jiwa (0,8291%)., suku [[Suku Lampung|asal [[Lampung]] 69.885 jiwa (0,66%), asal [[Sumatera Selatan]] 66.803 jiwa (0,63%), [[Suku Cirebon|Cirebon]] 41.645 jiwa (0,39%) dan suku lainnya 1,60%.<ref name="SUKU">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.html|title=Kewarganegaraan Suku Bangsa, Agama dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia|website=www.bps.go.id|accessdate=9 September 2021|pages=36-41|format=pdf|archive-date=2021-05-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20210508052427/https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.html|dead-url=no}}</ref>
 
{| class="wikitable sortable" style="font-size:90%;"
Baris 178 ⟶ 186:
|-
| 1
| [[Suku BantenSunda|Sunda Banten]]
! style="text-align: right;" | 46.321724.991227
! style="text-align: right;" | 4063,7743%
|-
| 2
| [[Suku SundaJawa|Sunda PrianganJawa]]
| style="text-align: right;" | 21.402699.236115
| style="text-align: right;" | 2216,6603%
|-
| 3
| [[Suku Jawa|Jawa]]
| style="text-align: right;" | 1.657.470
| style="text-align: right;" | 15,64%
|-
| 4
| [[Suku Betawi|Betawi]]
| style="text-align: right;" | 1.365.614
| style="text-align: right;" | 12,88%
|-
| 54
| [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]]
| style="text-align: right;" | 183.689
| style="text-align: right;" | 1,73%
|-
| 5
| [[Suku Melayu|Melayu]]
| style="text-align: right;" | 154.246
| style="text-align: right;" | 1,45%
|-
| 6
Baris 213 ⟶ 221:
|-
| 8
| [[Suku MelayuLampung|MelayuLampung]]
| style="text-align: right;" | 87.443
| style="text-align: right;" | 0,83%
|-
| 9
| Asal [[Lampung]]
| style="text-align: right;" | 69.885
| style="text-align: right;" | 0,66%
|-
| 109
| Asal [[Sumatera Selatan]]
| style="text-align: right;" | 66.803
| style="text-align: right;" | 0,63%
|-
| 11
| [[Suku Cirebon|Cirebon]]
| style="text-align: right;" | 41.645
| style="text-align: right;" | 0,39%
|-
| 12
| Lainnya
| style="text-align: right;" | 169.635
Baris 245 ⟶ 238:
 
=== Bahasa ===
Bahasa utama di Banten merupakan bahasa [[Bahasa Sunda Banten|Sunda Banten]] yang merupakan bahasa asli penduduk disana.
Penduduk asli yang hidup di Provinsi Banten, terutama di [[Kabupaten Lebak]], [[Kabupaten Pandeglang]], [[Kabupaten Serang]] bagian selatan, dan [[Kabupaten Tangerang]] bagian selatan berbicara menggunakan suatu dialek [[bahasa Sunda]] yang disebut sebagai [[bahasa Sunda Banten]] yang masih mempertahankan banyak kosakata dari [[bahasa Sunda Kuno]]. Dialek tersebut tidak memiliki tingkatan bahasa seperti halnya dialek bahasa Sunda yang dituturkan di wilayah [[Priangan]] (bagian selatan Provinsi Jawa Barat).
 
Bahasa utama di Banten merupakan bahasa [[Bahasa Sunda Banten]] yang merupakan bahasa asli penduduk disana.
Sedangkan di wilayah [[Kota Serang]], [[Kota Cilegon]], [[Kabupaten Tangerang]] bagian utara, dan [[Kabupaten Serang]] bagian utara selalu berkomunikasi menggunakan [[Bahasa Jawa Banten|Bahasa Jawa Serang]] (atau masyarakat setempat menyingkatnya dengan sebutan ''Jaseng'') yang digunakan oleh suku Jawa Serang. Selain itu, di [[kabupaten Tangerang]], [[kota Tangerang]] serta [[Tangerang Selatan|kota Tangerang Selatan]], [[Bahasa Betawi]] juga digunakan oleh etnis Betawi. Di samping [[bahasa Sunda]], [[bahasa Jawa]], [[bahasa Tionghoa]], [[bahasa Betawi]] dan [[bahasa Indonesia]] juga digunakan terutama oleh pendatang dari bagian lain Indonesia.
Penduduk asli yang hidup di Provinsi Banten, terutama di [[Kabupaten Lebak|kabupaten Lebak]], [[Kabupaten Pandeglang|kabupaten Pandeglang]], [[Kabupaten Serang|kabupaten Serang]] bagian selatan, dan [[Kabupaten Tangerang|kabupaten Tangerang]] bagian selatan berbicara menggunakan suatu dialek [[Bahasa Sunda|bahasa Sunda]] yang disebut sebagai [[Bahasa Sunda|bahasa Sunda Banten]] yang masih mempertahankan banyak kosakata dari [[Bahasa Sunda Kuno|bahasa Sunda Kuno]]. Dialek tersebut tidak memiliki [[Tatakrama bahasa Sunda|tingkatan bahasa]] seperti halnya dialek [[Bahasa Sunda Priangan|bahasa Sunda yang dituturkan di wilayah Priangan/Parahyangan]] di bagian selatan provinsi Jawa Barat).
 
Sedangkan di wilayah [[Kota Serang|kota Serang]], [[Kota Cilegon|kota Cilegon]], [[Kabupaten Tangerang|kabupaten Tangerang]] bagian utara, dan [[Kabupaten Serang|kabupaten Serang]] bagian utara selalu berkomunikasi menggunakan [[Bahasa Jawa Serang|bahasa Jawa Banten]] (atau yang biasa disebut bahasa Jawa Serang lalu masyarakat setempat menyingkatnya dengan sebutan ''Jaseng'') yang digunakan oleh suku Jawa Banten/Jawa Serang yakni sub-suku Jawa di Banten yang ada di sekitar Serang-Cilegon. Selain itu, di [[kabupaten Tangerang|kabupaten Tangerang]], [[kota Tangerang|kota Tangerang]] serta [[Tangerang Selatan|kota Tangerang Selatan]], [[Bahasa Betawi|bahasa Betawi]] juga digunakan oleh etnis Betawi. Di samping [[Bahasa Sunda|bahasa Sunda]], [[Bahasa Jawa|Jawa]], [[Bahasa Tionghoa|Tionghoa]], dan [[Bahasa Betawi|Betawi]], [[Bahasa Indonesia|bahasa Indonesia]] juga lazim digunakan sehari-hari terutama oleh pendatang dari luar Banten atau daerah lain Indonesia.
 
=== Tradisional ===
 
[[Berkas:Golok naga indonesia.jpg|jmpl|220px|ki|Golok]]
 
[[Golok]] adalah senjata tradisional asli Banten dan juga sama seperti senjata tradisional Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Potensi, dan kekhasan budaya masyarakat Banten, antara lain seni bela diri yang berasal dari budaya [[Suku Banten|Sunda Banten]] yaitu [[Pencak silat]], [[Debus (seni)|Debus]], Rudad, Umbruk, Taritari Saman, Taritari Topeng, Taritari Cokek, Dog-dog, Palingtung, dan Lojor. Di samping itu juga terdapat peninggalan warisan leluhur antara lain Masjidmasjid Agungagung Banten Lama, Makammakam Keramat Panjang, dan masih banyak peninggalan lainnya.
 
=== Rumah adat ===
 
Rumah adatnya adalah rumah panggung yang beratapkan daun atap dan lantainya dibuat dari pelupuh yaitu bambu yang dibelah-belah. Sedangkan dindingnya terbuat dari bilik (gedek). Untuk penyangga rumah panggung adalah batu yang sudah dibuat sedemikian rupa berbentuk balok yang ujungnya makin mengecil seperti batu yang digunakan untuk alas menumbuk beras. Rumah adat ini masih banyak ditemukan di daerah yang dihuni oleh orang [[Kanekes]] atau disebut juga orang [[Badui]].
Rumah adatnya adalah rumah panggung yang beratapkan daun atap dan lantainya dibuat dari pelupuh yaitu bambu yang dibelah-belah. Sedangkan dindingnya terbuat dari bilik (gedek). Untuk penyangga rumah panggung adalah batu yang sudah dibuat sedemikian rupa berbentuk balok yang ujungnya makin mengecil seperti batu yang digunakan untuk alas menumbuk beras. Rumah adat ini masih banyak ditemukan di daerah yang dihuni oleh orang Kanekes atau disebut juga sebagai orang Badui.
 
== Pendidikan ==
Baris 308 ⟶ 304:
==== Terminal Bus ====
Sebagai simpul transportasi, terminal bus yanh berfungsi sebagai tempat untuk menaikkan, dan menurunkan penumpang serta perpindahan antarmoda transportasi merupakan unsur penting dalam pelayanan pergerakan penumpang, dan barang. Terdapat 7 (tujuh) terminal bus di Provinsi Banten, yaitu [[Terminal Pakupatan|Terminal Pakupatan Serang]], [[Terminal Poris Plawad|Terminal Poris Plawad Tangerang]], [[Terminal Pondok Cabe|Terminal Pondok Cabe Tangerang Selatan]], Terminal Ciledug Tangerang, [[Terminal Labuan]], [[Terminal Mandala|Terminal Mandala Lebak]], Terminal Pandeglang, [[Terminal Seruni|Terminal Seruni Cilegon]] dan [[Terminal Terpadu Merak|Terminal Merak]].
 
==== Jalan Tol ====
Provinsi Banten memiliki jaringan jalan tol yang komprehensif dan terus berkembang, memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan konektivitas, efisiensi transportasi, dan pertumbuhan ekonomi di wilayah ini. Berikut adalah gambaran panjang mengenai jalan tol di Provinsi Banten:
 
1. Jalan Tol Jakarta - Tangerang: Jalan tol ini merupakan salah satu jalan utama yang menghubungkan Jakarta dengan Tangerang. Dengan panjang sekitar 33 kilometer, tol ini memfasilitasi mobilitas harian ribuan kendaraan, mengurangi waktu tempuh antara dua kota penting ini dan mendukung aktivitas ekonomi yang intens di wilayah tersebut.
 
2. Jalan Tol Tangerang - Merak : Jalan tol ini menghubungkan Tangerang dengan pelabuhan penting di Merak, Banten. Dengan panjang sekitar 72 kilometer, tol ini sangat vital untuk arus barang dan logistik antara Pulau Jawa dan Sumatera, karena menghubungkan langsung dengan pelabuhan penyeberangan Merak-Bakauheni.
 
3. **Jalan Tol Jakarta - Serpong**: Jalan tol ini memudahkan akses dari Jakarta ke Serpong, salah satu kawasan berkembang pesat yaitu Bintaro Jaya Dan BSD City di Banten. Tol sepanjang 12 kilometer ini berperan penting dalam mengakomodasi pertumbuhan kawasan perumahan dan komersial di Wilayah Bintaro Dan Serpong.
 
4. **Jalan Tol Cengkareng - Batuceper - Kunciran (Bagian dari JORR 2)**: Jalan tol ini merupakan bagian dari Jaringan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR 2), yang membantu mengurangi beban lalu lintas di dalam kota dengan menyediakan rute alternatif di sekitar Jakarta. Tol ini menghubungkan Bandara Internasional Soekarno Hatta , Cengkareng , Batuceper, dan Kunciran, memfasilitasi mobilitas yang lebih baik di wilayah Tangerang.
 
5. **Jalan Tol Serpong - Kunciran (Bagian dari JORR 2)**: Sebagai bagian lain dari JORR 2, tol ini menghubungkan Serpong dengan Kunciran, memperluas aksesibilitas dan mengurangi kemacetan di area metropolitan Jakarta dan sekitarnya. Jalan tol ini penting untuk mendukung pertumbuhan wilayah perumahan dan komersial di Serpong.
 
6. **Jalan Tol Serpong - Cinere (Bagian dari JORR 2)**: Jalan tol ini menghubungkan Serpong dengan Cinere, memperluas jaringan JORR 2 dan menyediakan rute alternatif yang efisien untuk menghindari kemacetan di area perkotaan. Tol ini juga membantu menghubungkan wilayah selatan Jakarta dengan Banten.
 
7. **Jalan Tol Serpong - Balaraja (Bagian dari JORR 3)**: Meski baru beroperasi sampai Simpang Susun CBD BSD, seksi 1B menuju Legok diperkirakan akan beroperasi pada pertengahan 2024. Jalan tol ini diharapkan mempercepat pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah menuju Cileles dan Balaraja di masa mendatang.
 
8. **Jalan Tol Kamal - Teluk Naga - Rajeg (Rencana JORR 3)**: Jalan tol ini sedang dalam tahap pembangunan untuk seksi 1, sementara seksi 2 hingga 8 masih dalam perencanaan. Tol ini akan menjadi bagian dari JORR 3, memperluas jaringan jalan tol di sekitar Jakarta dan Banten, serta mendukung pengembangan wilayah utara Banten.
 
9. **Jalan Tol Semanan - Balaraja (Rencana JORR 3)**: Jalan tol ini masih dalam tahap perencanaan sebagai bagian dari JORR 3, yang akan memperluas konektivitas antara Jakarta dan Banten bagian barat. Ini akan mengurangi kemacetan dan mendukung distribusi logistik yang lebih efisien.
 
10. **Jalan Tol Bogor - Serpong via Parung (Rencana JORR 3)**: Jalan tol ini, meskipun sebagian besar berada di wilayah Bogor, Jawa Barat, akan memiliki sebagian kecil yang melintasi Banten. Sebagai bagian dari JORR 3, tol ini akan meningkatkan konektivitas antara Bogor dan Serpong, memfasilitasi pergerakan yang lebih lancar antara dua wilayah penting ini.
 
11. **Jalan Tol Serang - Panimbang**: Tol ini dirancang untuk menghubungkan Serang dengan Panimbang, mendukung pengembangan kawasan pariwisata di Banten selatan, termasuk Tanjung Lesung. Ini akan memacu pertumbuhan ekonomi dan memberikan akses yang lebih baik ke destinasi wisata utama di Banten. Walaupun Baru Seksi 1 Beroperasi Sampai Rangkas Bitung , Jalan Tol Tersebut Meningkatkan Konektivitas , Aksesbilitas Masyarakat Dan Pariwisata
 
Secara keseluruhan, jaringan jalan tol di Provinsi Banten terus berkembang, memainkan peran kunci dalam meningkatkan konektivitas regional, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan memfasilitasi mobilitas yang lebih baik bagi penduduk dan pelaku usaha. Dengan rencana-rencana pembangunan jalan tol baru, Provinsi Banten diharapkan akan semakin terintegrasi dengan wilayah sekitarnya, termasuk Jakarta dan Jawa Barat, menciptakan dampak positif yang luas bagi pengembangan wilayah dan kesejahteraan masyarakat.
 
==== Angkutan umum ====
Baris 348 ⟶ 317:
 
Semenjak kereta api antarkota terakhir yang melayani Provinsi Banten adalah [[kereta api Krakatau]] dengan relasi {{sta|Merak}}–{{sta|Blitar}} melalui lintas tengah Jawa yang diubah menjadi kereta api {{KA|Singasari}} dengan relasi {{sta|Pasar Senen}}–Blitar melalui jalur tengah Pulau Jawa, seluruh stasiun kereta api di Banten terutama segmen Rangkasbitung–Merak tidak melayani kereta api antarkota sehingga Provinsi Banten tidak melayani kereta api antarkota dan hanya melayani kereta api lokal beserta komuter [[KRL Commuter Line]].
 
==== KRL Commuter Line ====
{{rint|jakarta|ars}} [[Kereta api Commuter Line Bandara Soekarno-Hatta|Commuter Line Basoetta]]
{{rint|jakarta|brown}} [[KRL Commuter Line Tangerang|Commuter Line Tangerang]]
{{rint|jakarta|green}} [[KRL Commuter Line Rangkasbitung|Commuter Line Rangkasbitung]]
 
==== Sky Train ====
{{rint|jakarta|skytrain}} [[Kalayang Bandara Soekarno-Hatta|Kalayang]] Bandara Internasional Soekarno Hatta
Dari Terminal 1 Menuju Terminal 2 Dan Terminal 3
 
Skytrain atau Kereta Layang (Kalayang) Bandara Soekarno-Hatta merupakan inovasi transportasi yang menghubungkan Terminal 1, Terminal 2, dan Terminal 3 di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Sejak diluncurkan, Skytrain telah membawa kemudahan luar biasa bagi para penumpang, memungkinkan perpindahan antar terminal yang lebih cepat, nyaman, dan efisien. Dengan waktu tempuh sekitar 7 menit antar terminal dan jadwal keberangkatan setiap 13 menit, Skytrain memastikan bahwa penumpang dapat mengelola waktu mereka dengan lebih baik, terutama dalam situasi transit yang sempit.
 
Skytrain Bandara Soekarno-Hatta dilengkapi dengan teknologi canggih dan fasilitas modern, termasuk kereta yang nyaman, sistem keamanan yang ketat, dan aksesibilitas yang ramah bagi penumpang dengan kebutuhan khusus. Ini mencerminkan komitmen Bandara Soekarno-Hatta untuk memberikan pelayanan terbaik dan pengalaman yang menyenangkan bagi seluruh penumpang.
 
Selain itu, Skytrain juga terhubung langsung dengan KA Bandara (Commuter Line), menyediakan akses yang lebih luas dan mudah bagi penumpang yang datang dari atau menuju pusat kota Jakarta. KA Bandara memungkinkan perjalanan dari Stasiun BNI City, Stasiun Duri, dan Stasiun Batu Ceper ke Bandara Soekarno-Hatta, sehingga penumpang dapat menikmati perjalanan yang lancar dan efisien tanpa perlu khawatir tentang kemacetan lalu lintas.
 
Konektivitas antara Skytrain dan KA Bandara ini tidak hanya meningkatkan efisiensi waktu tetapi juga berdampak positif terhadap lingkungan dengan mengurangi emisi kendaraan karena penumpang lebih memilih menggunakan moda transportasi ini dibandingkan kendaraan pribadi atau shuttle bus. Dalam jangka panjang, integrasi ini diharapkan dapat berkontribusi pada pengurangan kemacetan di dalam kawasan bandara dan meningkatkan kelancaran operasional bandara secara keseluruhan.
 
Secara keseluruhan, Skytrain Bandara Soekarno-Hatta merupakan sebuah langkah maju dalam modernisasi fasilitas bandara di Indonesia, menawarkan solusi transportasi yang praktis, ramah lingkungan, dan berteknologi tinggi. Ini adalah bukti nyata dari upaya terus-menerus untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan memberikan pengalaman perjalanan yang lebih baik bagi semua pengguna Bandara Soekarno-Hatta.
 
==== MRT Jakarta ====
 
Pemerintah Indonesia Melalui Kemenhub Kerjasama Dengan Jepang Merencanakan pembangunan [[MRT Jakarta]] Fase 3, yang akan dimulai pada Agustus 2024 mendatang, adalah sebuah proyek monumental yang dirancang untuk menghubungkan Cikarang di Kabupaten Bekasi hingga Balaraja di Kabupaten Tangerang . Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi transportasi di wilayah Jabodetabek, serta memberikan dampak positif bagi mobilitas, ekonomi, dan lingkungan. Rute MRT ini dibagi menjadi dua fase dengan beberapa tahap pembangunan, yang meliputi berbagai wilayah strategis di Provinsi Jawa Barat dan Banten.
 
'''Peningkatan Konektivitas dan Mobilitas''': || [[MRT Jakarta]] {{rint|jakarta|m2}} (Future) (East West Line)
 
* '''Fase 1 Stage 1 (Medan Satria - Tomang)''': Jalur ini akan membentang dari Medan Satria di Bekasi hingga Tomang di Jakarta Barat, menghubungkan area permukiman padat dengan pusat-pusat ekonomi di Jakarta. Pembangunan ini akan mempercepat waktu perjalanan dan mengurangi kemacetan di koridor utama.
* '''Fase 1 Stage 2 (Tomang - Kembangan)''': Tahap ini akan melanjutkan jalur dari Tomang menuju Kembangan, memperluas jangkauan MRT hingga ke wilayah barat Jakarta. Ini akan meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap fasilitas publik dan tempat kerja di daerah tersebut.
* '''Fase 2 3A (Medan Satria - Cikarang)''': Jalur ini akan memperpanjang konektivitas dari Medan Satria hingga Cikarang, menghubungkan daerah industri utama dan perumahan di Bekasi dengan Jakarta. Ini akan memberikan alternatif transportasi yang efisien bagi para pekerja dan penduduk di wilayah ini.
* '''Fase 2 3B (Kembangan - Balaraja)''': Tahap ini akan memperluas jalur dari Kembangan hingga Balaraja di Tangerang Banten, melewati daerah strategis dan mendukung pengembangan ekonomi di sepanjang jalur ini. Ini akan meningkatkan akses masyarakat Tangerang ke pusat ekonomi Jakarta. Bagi Para Pekerja Dan Penduduk Di Wilayah Tersebut
 
Rencana pembangunan MRT Jakarta Fase 3B, yang akan menghubungkan Kembangan hingga Balaraja, merupakan proyek infrastruktur besar yang direncanakan untuk dimulai pada Agustus 2024. Jalur ini akan melewati wilayah Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang, mengikuti rute strategis sepanjang Jalan Tol Jakarta - Merak. Pembangunan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi mobilitas, ekonomi, dan kualitas hidup masyarakat di wilayah ini.
 
=== Transportasi laut ===