Tionghoa Benteng: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Cheng wenhu (bicara | kontrib)
Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 11:
}}
 
'''Orang Tionghoa Benteng''' (atau lebih dikenal dengan sebutan '''Cina Benteng''' atau '''Orang Benteng''') adalah panggilan yang mengacu kepada masyarakat keturunan [[Tionghoa]] yang tinggal di daerah [[Tangerang (disambiguasi)|Tangerang]], [[Banten|Provinsi Banten]]. Nama "Tionghoa Benteng" berasal dari kata "Benteng", nama lama [[Kota Tangerang]]. Saat itu terdapat sebuah benteng Belanda di [[Kota Tangerang]] di pinggir Sungai [[Cisadane|Cisadane.]], difungsikanDifungsikan sebagai pos pengamanan untuk mencegah serangan dari Kesultanan Banten, benteng ini merupakan benteng terdepan pertahanan Belanda di Pulau Jawa. Masyarakat Tionghoa Benteng telah beberapa generasi tinggal di Tangerang yang kini telah berkembang menjadi tiga kota/kabupaten yaitu, [[Kota Tangerang]], [[Kabupaten Tangerang]], dan [[Kota Tangerang Selatan]]. Mereka adalah komunitas Tionghoa Peranakan terbesar di Indonesia.{{citation needed}} Setelah masa peralihan 1945—1950, banyak dari mereka yang eksodus ke [[Belanda]] dan [[Amerika Serikat]].{{citation needed}}
 
== Sejarah ==
Baris 55:
 
Seiring waktu, kebanyakan orang dari keluarga Wangsa Mulya tidak menyadari kalau mereka adalah keturunan Dinasti Qing, tetapi bagimanapun juga darah dan napas Kekaisaran Qing Raya tetap mengalir pada diri mereka. Mereka hidup modern, tetapi memegang teguh sifat ultra-konservatif, seperti feodalisme dan anti-feminisme. Informasi terbaru menyatakan mereka mewarisi ketuantanahan luas yang meluputi daerah yang sekarang adalah sebagian dari BSD dan Gading Serpong.
 
Meskipun demikian, hal ini masih menjadi perdebatan dikarenakan sumber yang tidak jelas. Data di Tiongkok tidak menyebutkan anak dari Kaisar Qianlong tersebut. Kaisar Qianlong memang melakukan 6 kali perjalanan ke selatan, tetapi hanya sampai di provinsi Zhejiang, tidak pernah sampai ke provinsi Fujian.
 
Sejarah mengenai Tionghoa Benteng dapat dilihat di Museum Benteng Heritage, Pasar Lama, Tangerang.