Tionghoa Benteng: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Cheng wenhu (bicara | kontrib) Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 11:
}}
'''Orang Tionghoa Benteng''' (atau lebih dikenal dengan sebutan '''Cina Benteng''' atau '''Orang Benteng''') adalah panggilan yang mengacu kepada masyarakat keturunan [[Tionghoa]] yang tinggal di daerah [[Tangerang (disambiguasi)|Tangerang]], [[Banten|Provinsi Banten]]. Nama "Tionghoa Benteng" berasal dari kata "Benteng", nama lama [[Kota Tangerang]]. Saat itu terdapat sebuah benteng Belanda di [[Kota Tangerang]] di pinggir Sungai [[Cisadane|Cisadane.]]
== Sejarah ==
Baris 55:
Seiring waktu, kebanyakan orang dari keluarga Wangsa Mulya tidak menyadari kalau mereka adalah keturunan Dinasti Qing, tetapi bagimanapun juga darah dan napas Kekaisaran Qing Raya tetap mengalir pada diri mereka. Mereka hidup modern, tetapi memegang teguh sifat ultra-konservatif, seperti feodalisme dan anti-feminisme. Informasi terbaru menyatakan mereka mewarisi ketuantanahan luas yang meluputi daerah yang sekarang adalah sebagian dari BSD dan Gading Serpong.
Meskipun demikian, hal ini masih menjadi perdebatan dikarenakan sumber yang tidak jelas. Data di Tiongkok tidak menyebutkan anak dari Kaisar Qianlong tersebut. Kaisar Qianlong memang melakukan 6 kali perjalanan ke selatan, tetapi hanya sampai di provinsi Zhejiang, tidak pernah sampai ke provinsi Fujian.
Sejarah mengenai Tionghoa Benteng dapat dilihat di Museum Benteng Heritage, Pasar Lama, Tangerang.
|