Banten: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Transportasi: mengembalikan artikel tentang rencana mrt jakarta fase 3 di wilayah tangerang banten tolong jangan di hapus lagi
Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan
Jacksalemm (bicara | kontrib)
ubah target ke collapsible list
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(27 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 4:
|nama lain = Bantam
|translit_lang1_info3 = Banten
|translit_lang1_type3 = Romanisasi[[Alfabet bahasa Sunda|Romanisasi bahasa Sunda]]
|translit_lang1_info2 = بنتٓن
|translit_lang1_type2 = [[Pegon]]
Baris 25:
|kelurahan = 313
|desa = 1.238
|nama gubernur = [[Al Muktabar]] (PenjabatPj.)
|nama wakil gubernur = ''Lowong''
|nama ketua DPRD = Andra Soni
|nama sekretaris daerah = Virgojanti (penjabatPj.)
|luas = 9662,92
|penduduk = 1246999712628199
|tahun populasi = 202330 Juni 2024
|populasi ref = <ref name="DUKCAPIL"/><ref>{{cite web|url=https://banten.bps.go.id/publication/2021/02/26/344951df21aeedca2572f336/provinsi-banten-dalam-angka-2021.html|title=Provinsi Banten Dalam Angka 2021|publisher=BPS Provinsi Banten|accessdate=30 September 2021|pages=7, 87|format=pdf|archive-date=2021-09-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20210930150903/https://banten.bps.go.id/publication/2021/02/26/344951df21aeedca2572f336/provinsi-banten-dalam-angka-2021.html|dead-url=no}}</ref>
|kepadatan = auto
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
|94,8378% [[Islam]]
|{{Tree list}}
* 3,84%88 [[Kristen]]
** 2,6366% [[Protestan]]
** 1,2122% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|1,1718% [[Agama Buddha|Buddha]] |0,07% [[Sunda Wiwitan]] |0,07% [[Hindu]] |0,02% [[Konghucu]]<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=20 Januari 2024}}</ref>}}
|bahasa = {{collapsible list|[[Bahasa Indonesia|Indonesia]] (resmi),<br>[[Bahasa Sunda|Sunda]] (daerah),<br>– [[Bahasa Sunda Banten|Sunda Banten]] (dominan),<br>– [[Bahasa Sunda Bogor|Sunda Bogor]],<br>– [[Bahasa Sunda Priangan|Sunda Priangan]],<br>[[Bahasa Jawa|Jawa]]<br>– [[Bahasa Jawa Serang|Jawa Banten]],<br>[[Bahasa Betawi|Betawi]],<br>[[Bahasa di Indonesia|lainnya]]<ref name="SUKU"/>}}
|bahasa = {{Plainlist|
|TNKB = {{Collapsiblecollapsible list|A (eks-[[Keresidenan Banten]]|B (sebagian [[Kabupaten Tangerang]], [[Kota Tangerang]], dan [[Kota Tangerang Selatan]])}}
* [[Bahasa Indonesia|Indonesia]] (resmi)
* [[Bahasa Sunda|Sunda]] (daerah)
}}
|TNKB = {{Collapsible list|A (eks-[[Keresidenan Banten]]|B (sebagian [[Kabupaten Tangerang]], [[Kota Tangerang]], dan [[Kota Tangerang Selatan]])}}
|kode area = {{Collapsible list|
021 — Tigaraksa (Kabupaten Tangerang) — Kota Tangerang — Kota Tangerang Selatan (Pamulang)|
Baris 66 ⟶ 63:
}}
 
'''Banten''' adalah sebuah [[provinsi di Indonesia|provinsi]] di [[Indonesia]] yang terletak pada bagian paling barat [[Pulau Jawa]], dengan[[Indonesia]]. Provinsi ini ibuberibu kota di [[Kota Serang]]. Sebelum terjadi pemekaran daerah, provinsi ini sebelumnya pernah menjadi bagian dari wilayah [[Jawa Barat]] yang kemudian resmi dimekarkan pada tanggal 4 Oktober 2000. Pada pertengahan tahun [[2024]], jumlah penduduk provinsi Banten sebanyak 12.628.199 jiwa.<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=25 Juli 2024}}</ref>
 
== Geografi ==
Baris 95 ⟶ 92:
[[Berkas:Palangka Sriman Sriwacana (foto dokumen bogorheritage.net).jpg|jmpl|220px|ki|Palangka Sriman Sriwacana<br />
<br />
''"Sang [[Susuk Tunggal|Susuktunggal]] inyana nu nyieuna [[palangka Sriman Sriwacana]] [[Sri Baduga Maharaja|Sri Baduga Maharajadiraja]] Ratu Haji di [[Pakwan Pajajaran]] nu mikadatwan Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati, inyana Pakwan Sanghiyang Sri Ratu Dewata."'' <br />
<br />
Artinya:<br />
Baris 102 ⟶ 99:
[[Berkas:Binokasih.JPG|jmpl|220px|ka|Mahkota Binokasih, Mahkota [[Kerajaan Pajajaran]] yang diserahkan kepada [[Prabu Geusan Ulun]].]]
 
Banten atau dahulu dikenal di dunia barat dengan nama '''Bantam''' pada masa lalu merupakan sebuah daerah dengan kota pelabuhan yang sangat ramai, serta dengan masyarakat yang terbuka dan makmur. Banten pada abad ke-5 merupakan bagian dari Kerajaan [[Tarumanagara]]. Salah satu prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanagara adalah [[Prasasti Cidanghiyang]] atau prasasti Lebak, yang ditemukan di Kampung Lebak di tepi Ci Danghiyang, Kecamatan [[Munjul, Pandeglang]], Banten. Prasasti ini baru ditemukan tahun 1947, dan berisi 2 baris kalimat berbentuk puisi dengan [[huruf Pallawa]] dan [[bahasa Sanskerta]]. Isi prasasti tersebut mengagungkan keberanian Raja [[Purnawarman]]. Setelah runtuhnya Kerajaan [[Tarumanagara]] (menurut beberapa sejarawan ini akibat serangan Kerajaan [[Sriwijaya]]), kekuasaan di bagian barat [[Pulau Jawa]] dari [[Ujung Kulon]] sampai [[Ci Serayu|Ci Sarayu]] dan [[Sungai Pemali|Ci Pamali]] dilanjutkan oleh [[Kerajaan Sunda]]. Seperti dinyatakan oleh [[Tome Pires]], penjelajah [[Portugis]] pada tahun [[1513]], Bantam menjadi salah satu pelabuhan penting dari [[Kerajaan Sunda]]. Menurut sumber Portugis tersebut, Bantam adalah salah satu pelabuhan kerajaan itu selain pelabuhan Pontang, Cigede, Tamgara ([[Tangerang]]), [[Sunda Kelapa|Kalapa]], dan [[Cimanuk]].
 
Diawali dengan penguasaan Kota Pelabuhan Banten yang dilanjutkan dengan merebut [[Banten Girang]] dari [[Pucuk Umun]] pada tahun 1527, [[Maulana Hasanuddin]] mendirikan [[Kesultanan Banten]] di wilayah bekas Banten Girang. Pada tahun 1579, Maulana Yusuf, penerus Maulana Hasanuddin, menghancurkan [[Pajajaran|Pakuan Pajajaran]], ibu kota atau pakuan (berasal dari kata pakuwuan) Kerajaan Sunda. Dengan demikian pemerintahan di Jawa Barat dilanjutkan oleh Kesultanan Banten. Hal itu ditandai dengan dirampasnya [[Palangka Sriman Sriwacana]], tempat duduk kala seorang raja dinobatkan, dari Pakuan Pajajaran ke Surasowan di Banten oleh pasukan Maulana Yusuf. Batu berukuran 200 x 160 x 20&nbsp;cm itu terpaksa diboyong ke Banten karena tradisi politik waktu itu mengharuskan demikian. Pertama, dengan dirampasnya Palangka tersebut, di Pakuan tidak mungkin lagi dinobatkan raja baru. Kedua, dengan memiliki Palangka itu, Maulana Yusuf mengklaim sebagai penerus kekuasaan Kerajaan Sunda yang sah karena buyut perempuannya adalah putri [[Sri Baduga Maharaja]] sementara di sisi lain para [[Kandaga Lante]] dari Kerajaan Pajajaran secara resmi menyerahkan seluruh atribut dan perangkat kerajaan beserta abdi kepada [[Kerajaan Sumedang Larang]] untuk meneruskan kelanjutan [[Kerajaan Sunda]] atau Pajajaran yang merupakan trah [[Siliwangi]].
Baris 160 ⟶ 157:
 
== Demografi ==
 
=== Suku bangsa ===
[[Berkas:Alat pintal benang tradisional baduy.jpg|jmpl|ka|220px|Alat pintal benang tradisional orang [[Suku Baduy|Baduy]].]]
 
[[Berkas:Alat pintal benang tradisional baduy.jpg|jmpl|ka|220px|Alat pintal benang tradisional orang [[Suku BaduyBadui|Baduy]].]]
Berdasarkan [[Sensus Penduduk Indonesia 2010]] dengan jumlah penduduk 10.601.515 jiwa, suku bangsa di provinsi Banten sangat beragam, dengan suku asli setempat yakni suku [[suku Banten|Banten]], termasuk di dalamnya kelompok kecil [[suku Baduy|Sunda Badui]], sebanyak 4.321.991 jiwa (40,77%). Suku bangsa terbesar lainnya dari pulau Jawa adalah orang [[Suku Sunda|Sunda Priangan]] sebanyak 2.402.236 jiwa (22,66%), kemudian suku [[Suku Jawa|Jawa]] sebanyak 1.657.470 jiwa (15,64%), dan [[Suku Betawi|Betawi]] sebanyak 1.365.614 (12,88%).<ref name="SUKU"/>
 
Berdasarkan [[Sensus Penduduk Indonesia 2010|sensus penduduk Indonesia 2010]] dengan jumlah penduduk 10.601.515 jiwa, suku bangsa di provinsi Banten sangat beragam. Etnis [[Suku Sunda|Sunda]] adalah etnis terbesar di Banten dengan jumlah sebanyak 6.724.227 jiwa (63,43%) yang terdiri dari dua sub-suku atau dua kelompok besar dengan rincian suku asli setempat yakni suku [[sukuSuku Banten|Sunda Banten]], yaitu termasuk di dalamnya kelompok kecil [[sukuSuku BaduyBadui|Sunda Badui]], sebanyak 4.321.991 jiwa (40,77%)., Sukudan bangsakelompok/sub-suku terbesarSunda lainnya dari pulau Jawa adalah orang [[Suku Sunda|Sunda]] asal [[Jawa PrianganBarat]] sebanyak 2.402.236 jiwa (22,66%),. Suku bangsa dari pulau Jawa lainnya kemudianialah suku [[Suku Jawa|Jawa]] sebanyak 1.657699.470115 jiwa (1516,6403%), dan [[Suku Betawi|Betawi]] sebanyak 1.365.614 (12,88%).<ref name="SUKU"/>
 
Suku Badui Dalam merupakan suku asli [[Sunda]] Banten yang masih menjaga tradisi antimodernisasianti-modernisasi, baik cara berpakaian maupun pola hidup lainnya. Suku Badui-Rawayan tinggal di kawasan Cagarcagar Budayabudaya Pegununganpegunungan Kendeng seluas 5.101,85 hektare di daerah [[Kanekes, Leuwidamar, Lebak|Desadesa Kanekes]], [[Leuwidamar, Lebak|Kecamatankecamatan Leuwidamar]], [[Kabupaten Lebak|kabupaten Lebak]]. Perkampungan masyarakat Badui umumnya terletak di daerah aliran [[Ci Ujung|Sungaisungai Ciujung]] didalamdi dalam kawasan [[Gunung Kendeng|Pegununganpegunungan Kendeng]]. DaerahWilayah ini dikenal sebagai wilayah tanah titipan dari nenek moyang.
 
[[Berkas:Rampak bedug.jpg|jmpl|ka|220px|Rampak Bedug, tradisi orang [[Suku Banten|Banten]] dalam menyambutpada [[Ramadhan|bulan [[Ramadhan]].]]
 
Suku lainnya dari luar suku asli pulau Jawa, yang terbesar adalah [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] sebanyak 183.689 jiwa (1,73%), kemudian [[Suku BatakMelayu-Indonesia|BatakMelayu]] sebanyak 139154.259246 jiwa (1,3145%), kemudian [[Suku MinangkabauBatak|MinangkabauBatak]] sebanyak 95139.845259 jiwa (01,9131%), dan [[SukuOrang MelayuMinangkabau|MelayuMinangkabau]] sebanyak 8795.443845 jiwa (0,8291%)., suku [[Suku Lampung|asal [[Lampung]] 69.885 jiwa (0,66%), asal [[Sumatera Selatan]] 66.803 jiwa (0,63%), [[Suku Cirebon|Cirebon]] 41.645 jiwa (0,39%) dan suku lainnya 1,60%.<ref name="SUKU">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.html|title=Kewarganegaraan Suku Bangsa, Agama dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia|website=www.bps.go.id|accessdate=9 September 2021|pages=36-41|format=pdf|archive-date=2021-05-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20210508052427/https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.html|dead-url=no}}</ref>
 
{| class="wikitable sortable" style="font-size:90%;"
Baris 178 ⟶ 177:
|-
| 1
| [[Suku BantenSunda|Sunda Banten]]
! style="text-align: right;" | 46.321724.991227
! style="text-align: right;" | 4063,7743%
|-
| 2
| [[Suku SundaJawa|Sunda PrianganJawa]]
| style="text-align: right;" | 21.402699.236115
| style="text-align: right;" | 2216,6603%
|-
| 3
| [[Suku Jawa|Jawa]]
| style="text-align: right;" | 1.657.470
| style="text-align: right;" | 15,64%
|-
| 4
| [[Suku Betawi|Betawi]]
| style="text-align: right;" | 1.365.614
| style="text-align: right;" | 12,88%
|-
| 54
| [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]]
| style="text-align: right;" | 183.689
| style="text-align: right;" | 1,73%
|-
| 45
| [[Suku JawaMelayu|JawaMelayu]]
| style="text-align: right;" | 15,64%154.246
| style="text-align: right;" | 1.657.470,45%
|-
| 6
Baris 213 ⟶ 212:
|-
| 8
| [[Suku MelayuLampung|MelayuLampung]]
| style="text-align: right;" | 87.443
| style="text-align: right;" | 0,83%
|-
| 9
| Asal [[Lampung]]
| style="text-align: right;" | 69.885
| style="text-align: right;" | 0,66%
|-
| 109
| Asal [[Sumatera Selatan]]
| style="text-align: right;" | 66.803
| style="text-align: right;" | 0,63%
|-
| 11
| [[Suku Cirebon|Cirebon]]
| style="text-align: right;" | 41.645
| style="text-align: right;" | 0,39%
|-
| 12
| Lainnya
| style="text-align: right;" | 169.635
Baris 245 ⟶ 229:
 
=== Bahasa ===
 
Bahasa utama di Banten merupakan bahasa [[Bahasa Sunda Banten|Sunda Banten]] yang merupakan bahasa asli penduduk disana.
Penduduk asli yang hidup di Provinsi Banten, terutama di [[Kabupaten Lebak|kabupaten Lebak]], [[Kabupaten Pandeglang|kabupaten Pandeglang]], [[Kabupaten Serang|kabupaten Serang]] bagian selatan, dan [[Kabupaten Tangerang|kabupaten Tangerang]] bagian selatan berbicara menggunakan suatu dialek [[Bahasa Sunda|bahasa Sunda]] yang disebut sebagai [[Bahasa Sunda|bahasa Sunda Banten]] yang masih mempertahankan banyak kosakata dari [[Bahasa Sunda Kuno|bahasa Sunda Kuno]]. Dialek tersebut tidak memiliki [[Tatakrama bahasa Sunda|tingkatan bahasa]] seperti halnya dialek bahasa Sunda yang dituturkan di wilayah [[Parahyangan|Priangan/Parahyangan]] (di bagian selatan Provinsiprovinsi Jawa Barat).
 
Sedangkan di wilayah [[Kota Serang|kota Serang]], [[Kota Cilegon|kota Cilegon]], [[Kabupaten Tangerang|kabupaten Tangerang]] bagian utara, dan [[Kabupaten Serang|kabupaten Serang]] bagian utara selalu berkomunikasi menggunakan [[Bahasa Jawa BantenSerang|Bahasabahasa Jawa SerangBanten]] (atau yang biasa disebut bahasa Jawa Serang lalu masyarakat setempat menyingkatnya dengan sebutan ''Jaseng'') yang digunakan oleh suku Jawa Banten/Jawa Serang yakni sub-suku Jawa di Banten yang ada di sekitar Serang-Cilegon. Selain itu, di [[kabupaten Tangerang|kabupaten Tangerang]], [[kota Tangerang|kota Tangerang]] serta [[Tangerang Selatan|kota Tangerang Selatan]], [[Bahasa Betawi|bahasa Betawi]] juga digunakan oleh etnis Betawi. Di samping [[Bahasa Sunda|bahasa Sunda]], [[bahasaBahasa Jawa|Jawa]], [[bahasaBahasa Tionghoa|Tionghoa]], dan [[bahasaBahasa Betawi|Betawi]] dan, [[Bahasa Indonesia|bahasa Indonesia]] juga lazim digunakan sehari-hari terutama oleh pendatang dari bagianluar Banten atau daerah lain Indonesia.
 
=== Tradisional ===
 
[[Berkas:Golok naga indonesia.jpg|jmpl|220px|ki|Golok]]
 
[[Golok]] adalah senjata tradisional asli Banten dan juga sama seperti senjata tradisional Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Potensi, dan kekhasan budaya masyarakat Banten, antara lain seni bela diri yang berasal dari budaya [[Suku Banten|Sunda Banten]] yaitu [[Pencak silat]], [[Debus]], Rudad, Umbruk, Taritari Saman, Taritari Topeng, Taritari Cokek, Dog-dog, Palingtung, dan Lojor. Di samping itu juga terdapat peninggalan warisan leluhur antara lain Masjidmasjid Agungagung Banten Lama, Makammakam Keramat Panjang, dan masih banyak peninggalan lainnya.
 
=== Rumah adat ===
 
Rumah adatnya adalah rumah panggung yang beratapkan daun atap dan lantainya dibuat dari pelupuh yaitu bambu yang dibelah-belah. Sedangkan dindingnya terbuat dari bilik (gedek). Untuk penyangga rumah panggung adalah batu yang sudah dibuat sedemikian rupa berbentuk balok yang ujungnya makin mengecil seperti batu yang digunakan untuk alas menumbuk beras. Rumah adat ini masih banyak ditemukan di daerah yang dihuni oleh orang [[Kanekes]] atau disebut juga sebagai orang [[Badui]].
 
== Pendidikan ==
Baris 326 ⟶ 313:
 
 
* Fase 1 Stage 1 (Medan Satria - Tomang): Jalur ini akan membentang dari Medan Satria di Bekasi hingga Tomang di Jakarta Barat, menghubungkan area permukiman padat dengan pusat-pusat ekonomi di Jakarta. Pembangunan ini akan mempercepat waktu perjalanan dan mengurangi kemacetan di koridor utama.
* Fase 1 Stage 2 (Tomang - Kembangan): Tahap ini akan melanjutkan jalur dari Tomang menuju Kembangan, memperluas jangkauan MRT hingga ke wilayah barat Jakarta. Ini akan meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap fasilitas publik dan tempat kerja di daerah tersebut.
* Fase 2 3A (Medan Satria - Cikarang): Jalur ini akan memperpanjang konektivitas dari Medan Satria hingga Cikarang, menghubungkan daerah industri utama dan perumahan di Bekasi dengan Jakarta. Ini akan memberikan alternatif transportasi yang efisien bagi para pekerja dan penduduk di wilayah ini.
* Fase 2 3B (Kembangan - Balaraja): Tahap ini akan memperluas jalur dari Kembangan Jakarta Barat hingga Balaraja di Tangerang Banten, melewati daerah strategis dan menghubungkan daerah industri utama dan perumahan di Tangerang dengan jakarta di sepanjang jalur ini. Ini akan meningkatkan aksesbilitas dan memberikan alternatif transportasi bagi para perkerja dan penduduk di wilayah tangerang
 
Rencana pembangunan MRT Jakarta Fase 2 3B , yang akan menghubungkan Kembangan hingga Balaraja, merupakan langkah strategis dalam memperluas jaringan transportasi massal yang efisien di wilayah Jabodetabek. Jalur ini akan melintasi wilayah Kota dan Kabupaten Tangerang, mengikuti jalur strategis sepanjang Jalan Tol Jakarta - Merak. Dengan dimulainya konstruksi yang direncanakan pada Agustus 2024, proyek ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi mobilitas, ekonomi, dan kualitas hidup masyarakat setempat. Berikut adalah kesimpulan mengenai dampak dan manfaat dari pembangunan jalur MRT ini untuk wilayah Tangerang.
 
 
 
=== Transportasi laut ===