Sapa Tresna: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(18 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Hoofdbestuur SopoSapa Tresno Tahun 1919-1922Tresna.png|jmpl|250x250px270x250px|Hoofdbestuur Sapa Tresna tahun 1915-1916. Kudung menjadi ciri khas dari para anggota gerakan Aisyiyah di kemudian hari.]]
'''Sapa Tresna''' ({{lang-jv|ꦱꦥꦠꦿꦼꦱ꧀ꦤꦱꦥ​ꦠꦽꦱ꧀ꦤ|Sapa Tresna}}) berarti "siapakah yang berkasih sayang" adalah forumperkumpulan pengajian yang diperuntukandidirikan untukoleh [[Nyai Ahmad Dahlan]] pada 1914 bagi wanita dan buruh batik di Desa[[Kauman, Yogyakarta|Kampung Kauman]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta]]. DidirikanPerkumpulan olehinilah [[Nyaiembrio Ahmadberdirinya Dahlanorganisasi [[Aisyiyah]] pada 191419 Mei 1917.<ref>{{Cite web|date=|title=SopoSelain Tresnopengajian, Perkumpulanprogram Cikalperkumpulan Bakaltersebut Aisyiyah|url=https://republika.co.id/share/qbctey366|website=Republikaadalah Online|language=|access-date=23mengusahakan Junisetiap 2024}}</ref>wanita Perkumpulanpeserta inilahpengajian embriomemakai berdirinyakudung organisasidari wanita,kain yaitusorban [[Aisyiyah]]berwarna putih. Melalui perkumpulan itulah, kaum wanita di Kauman mendapatkan pendidikan berorganisasi dan aktif bergerak di bidang sosial-keagamaan.
 
== Riwayat ==
Suratmin, ketika menulis riwayat Nyai Ahmad Dahlan, menyebut bahwa SopoSapa TresnoTresna adalah buah dari advokasi pendidikan bagi buruh batik oleh Nyai Dahlan, sedangkan Adaby Darban dalam bukunya, berjudul ''Sejarah Kauman: Menguak Identitas Kampung Muhammadiyah'', mengatakan bahwa perkumpulan ituini berdiri dengan andil KH. Sjoeja’, Ketua Bagian Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO), yang dimaksudkan sebagai wadah kegiatan perempuanwanita Kauman. PerkumpulanSaat itu, bertugasperkumpulan membantutersebut kerja-kerjabelum PKOmenjadi suatu organisasi, khususnyatetapi menyantunihanya anakgerakan pengajian saja.{{sfnp|Sudja|1989||p=39|ps=}} Perkumpulan inilah yang kelak diubah namanya menjadi Aisyiyah pada 19 Mei 1917 dan menjadi organisasi otonom (ortom)<ref>{{Cite web|last=|first=|date=|title=Organisasi Otonom|url=http://www.muhammadiyah.or.id/id/content-anak48-cam-organisasi-otonom.html|website=Pimpinan yatimPusat piatuMuhammadiyah|archive-url=https://web.archive.org/web/20200401213531/http://www.muhammadiyah.or.id/id/content-48-cam-organisasi-otonom.html|archive-date=1 wanitaApril 2020|dead-url=yes|access-date=8 April 2020}}</ref> yang diberi hak mengatur organisasinya secara mandiri.{{sfnp|Nashir, dkk|2010||p=120|ps=}}
 
Menurut Adaby, para aktivis Sapa Tresnaperkumpulan inilah yang berinisiatif membentuk organisasi wanita dan disambut baik oleh Ahmad Dahlan beserta pimpinan Muhammadiyah lainnya. BelumTidak ada keterangan yang memuaskanpasti tentang penggagas berdirinya Aisyiyah, rata-rata peneliti bersepakat bahwa Sapa Tresna adalah embrio berdirinya Aisyiyah, dan pertemuan pembentukannua digelar di rumah Dahlan pada 1917, yang dihadiri Dahlan,oleh Fachrodin, Mochtar, Bagus Hadikusumo, bersamaserta enam wanita kader Muhammadiyah, yaitu Siti Bariyah, Siti Dawimah, Siti Dalalah, Siti Busjro, Siti Wadingah, dan [[Siti Badilah Zubair]].<ref>{{Cite web|date=|title=Sopo Tresno, Perkumpulan Cikal Bakal Aisyiyah|url=https://republika.co.id/share/qbctey366|website=Republika Online|language=|access-date=23 Juni 2024}}</ref>
 
== LihatAmal pulausaha ==
Pengajian yang dilaksanakan di Sapa Tresna terus berlangsung sampai namanya diubah menjadi Aisyiyah.{{sfnp|Nashir, dkk|2010||p=122|ps=}} Selain pengajian, program perkumpulan tersebut adalah mengusahakan setiap wanita peserta pengajian memakai kudung dari kain sorban berwarna putih. Perkumpulan ini lantas mengembangkan Pengajian Wal-Ashri dan Muballighin{{efn|Muballighin merupakan embrio dari Fakultas Ilmu Agama Jurusan Dakwah (FIAD) yang menjadi cikal bakal berdirinya Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada 1980-an ({{harvnb|Mulkhan|2013|pp=8}}).}} yang diselenggarakan setiap hari Senin sore.{{sfnp|Mulkhan|2013||p=8|ps=}}
 
Pembentukan amal usaha yang dilakukan oleh para wanita di dalam Sapa Tresna tidak tergantung kepada kelompok atau organisasi lain, termasuk Muhammadiyah sebagai organisasi induknya.{{sfnp|Mulyati|2021||p=146|ps=}} Salah satu kegiatan utama perkumpulan tersebut adalah membantu kerja [[Penolong Kesengsaraan Oemoem]] (PKO), serta mengasuh beberapa orang anak yatim atau anak-anak yang tidak mampu meneruskan sekolah. Hal inilah yang menjadi modal dasar bagi Aisyiyah, sehingga mampu memiliki dan mengelola berbagai jenis usaha layanan publik, terutama bidang kesehatan dan pendidikan.{{sfnp|Noer|1988||p=90|ps=}}
 
Melalui perkumpulan itulah kaum wanita di Kauman, mendapatkan pendidikan berorganisasi dan aktif bergerak di bidang sosial-keagamaan.{{sfnp|Mulyati|2021||p=146|ps=}} Sembari menjalani pendidikan di Madrasah Diniyah, para wanita tersebut juga dididik menjadi pemimpin yang memiliki sikap terbuka.{{sfnp|Suratmin|1990||p=44|ps=}}
 
== Lihat pula ==
* [[Aisyiyah]]
* [[Frobelschool]]
 
* [[Muhammadiyah]]
* [[Nasyiatul Aisyiyah]]
* [[Siswa Praya Wanita]]
 
== Keterangan ==
{{notes|1}}
 
== Rujukan ==
Baris 71 ⟶ 79:
{{commons category|Aisyiyah}}
* [https://aisyiyah.or.id/ Pimpinan Pusat Aisyiyah].
* [https://aisyiyah.or.id/tokoh-inspiratif/ Tokoh Inspiratif Aisyiyah].
 
[[Kategori:Aisyiyah]]
[[Kategori:Muhammadiyah]]