Al-Mufawwid: Perbedaan antara revisi

[[Berkas:Abbasids_Ninth_Century.svg|ka|jmpl|250x250px|Pohon keluarga Dinasti Abbasiyah pada pertengahan dan akhir abad ke-9]]Ja'far ibnbin al-Mu'tamid pertama kali disebutkan dalam sejarah [[al-Tabari]] pada tahun 872.{{Sfn|Waines|1992|p=148}} Pada tanggal 20 Juli 875, al-Mu'tamid secara resmi mengatur pemerintahan negara dan suksesinya: Ja'far, diberi nama kehormatan al-Mufawwid ila-llah, diangkat menjadi pewaris dan ditugaskan di bagian barat Kekhalifahan, sedangkan saudara laki-laki al-Mu'tamid, Abu Ahmad, yang dikenal sebagai [[al-Muwaffaq]], menerima provinsi timur dan dinobatkan sebagai pewaris kedua, kecuali peristiwa khalifah wafat ketika al-Mufawwid masih di bawah umur. Al-Mufawwid dengan demikian secara nominal bertanggung jawab atas [[Ifriqiyah]], [[Mesir pada Abad Pertengahan|Mesir]], [[Bilad asy-Syam|Suriah]], [[Al-Jazira (provinsi khalifah)|Jazira]] dan [[Mosul]], [[Arminiya|Armenia]], [[Mihrajanqadhaq]] dan [[Hulwan]], dengan [[Musa ibnbin Bugha]] sebagai wakilnya.{{Sfn|Waines|1992|pp=166–167}}{{Sfn|Kennedy|1993|pp=765–766}} Namun demikian, al-Muwaffaq-lah yang sebenarnya memegang kekuasaan di negara tersebut, dan pembagian wewenang ini tampaknya sebagian besar hanya di atas kertas; menurut [[Hugh N. Kennedy]], "tampaknya al-Mufawwaḍ [''sic''] tidak menjalankan otoritas nyata".{{Sfn|Kennedy|1993|pp=765–766}}

Ketika al-Mu'tamid meninggalkan Samarra pada bulan Maret 876 untuk memimpin tentara ke selatan untuk menghadapi tentara [[Dinasti Saffarid|Saffarid]] dalam [[Pertempuran Dayr al-'Aqul]], al-Mufawwid ditinggalkan untuk mengawasi ibu kota, dengan bantuan Muhammad al-Muwallad.{{Sfn|Waines|1992|pp=169ff.}} Pada tahun 882/3, ketika al-Mufawwaq dan gubernur otonom Mesir yang berkuasa, [[Ahmad bin Tulun|Ibnu Tulun]], berselisih dan konflik terbuka pecah di antara mereka, al-Muwaffad terpaksa secara terbuka mengutuk dan mencabut jabatan bawahannya, Ibnu Tulun, yang mana pergi menemui gubernur Mosul, [[Ishaq ibnbin Kundaj]].{{Sfn|Kennedy|1993|pp=765–766}}{{Sfn|Fields|1987|pp=97–98}} Namun, dalam peristiwa tersebut, Ibnu Tulun berhasil mengatasi serangan Abbasiyah dan tetap memimpin Mesir, begitu pula putranya [[Khumarawayh bin Ahmad bin Tulun|Khumarawayh]] setelahnya.{{Sfn|Bonner|2010|pp=322, 323, 335}}

Pada bulan April 891, ketika al-Muwaffaq terbaring sekarat, sebuah upaya dilakukan untuk mencegah suksesi perwalian putranya, Abu'l-Abbas. Al-Muwaffaq telah memenjarakan putranya karena alasan yang tidak diketahui, dan gubernur Bagdad berusaha memastikan bahwa dia tidak akan dibebaskan, dan diam-diam membawa Khalifah dan al-Mufawwid ke kota untuk memanfaatkan kematian al-Muwaffaq yang akan segera terjadi. Upaya tersebut gagal karena dukungan yang diperoleh Abu'l-Abbas baik dari masyarakat maupun tentara: Abu'l-Abbas dibebaskan oleh tentara, rumah gubernur digeledah oleh massa, dan pada tanggal 4 Juni, dua hari setelahnya. -Wafatnya Mufawwaq, sumpah setia pun diperbaharui, termasuk Abu'l-Abbas yang kini bergelar [[al-Mu'tadhid Billah]], sebagai pewaris kedua setelah al-Mufawwid.{{Sfn|Fields|1987|p=176}}{{Sfn|Kennedy|1993|pp=765–766}} Akhirnya, pada tanggal 30 April 892, al-Muwaffad dicopot dari suksesi sama sekali,{{Sfn|Fields|1987|pp=166–169}} dan ketika al-Mu'tamid meninggal pada bulan Oktober, ia digantikan oleh al-Mu'tadid.{{Sfn|Kennedy|1993|pp=765–766}}