Kabupaten Lumajang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambahkan "kabupaten" |
k Melengkapi informasi Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(7 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 23:
| julukan = {{hlist|Bumi Jaran Kencak}}
| propinsi = [[Jawa Timur]]
| ibukota = [[Lumajang, Lumajang|Lumajang]]
| luas = 2190
| penduduk = 1147264
Baris 118:
Dalam sejarahnya, wilayah ini sangat berhubungan dengan tokoh sejarah bernama [[Aria Wiraraja]]. Kitab Pararaton dan Harsawijaya mengisahkan bahwa tokoh yang ketika muda bernama Banyak Wide ini pada mulanya mengabdi di [[Singasari]], namun oleh Raja [[Kertanegara]] kemudian dibuang secara halus dari ibu kota Singasari dan dijadikan bupati di [[Kabupaten Sumenep|Sumenep]], [[Madura]] Timur. Aria Wiraraja kemudian berkesempatan memberikan bantuan dan perlindungan kepada [[Raden Wijaya]] ketika ia dan rombongannya melarikan diri ke [[Kabupaten Sumenep|Sumenep]] setelah kerajaan Singosari diserang dan ditaklukkan oleh [[Jayakatwang]]. Selanjutnya Pararaton dan Kidung Harsawijaya menceritakan bahwa Wiraraja diberi hadiah wilayah bagian timur Jawa Timur yang diberi nama "Lamajang Tigang Juru", ketika Raden Wijaya berhasil memenangkan perang dan menjadi raja pertama di kerajaan [[Majapahit]]. Akan tetapi wilayah itu baru dikuasai dan diperintahnya setelah kematian puteranya, [[Ranggalawe]], yang memberontak kepada Majapahit (1295).<ref>{{aut|[[Slamet Muljana|Muljana, S.]]}} 2005. ''Menuju Puncak Kemegahan: Sejarah Kerajaan Majapahit''. Yogyakarta: LKiS.</ref>
Wilayah Lumajang kembali disebut-sebut dalam Kitab [[Negarakertagama]] ketika Raja [[Hayam Wuruk]] melakukan perjalanan keliling wilayah timur Majapahit pada tahun 1359 M; kala itu wilayah ini sudah dikuasai kembali oleh Majapahit.<ref>{{aut|Muljana, S.}} 2006. ''op.cit.'': 1-10.</ref> Nama Lumajang (atau, dalam versi aslinya: Lamajang) ini mengacu pada satu wilayah yang luas di pojok timur ([[bahasa Belanda|Bld.]]: ''Oosthoek'') [[Jawa Timur]], di mana termasuk pula di dalamnya wilayah kuno [[Pajarakan, Probolinggo|Pajarakan]] di sekitar [[Kraksaan, Probolinggo]] sekarang.<ref>{{aut|Krom, N.J.}} 1914. De eigennamen in den Nâgarakŗtâgama. ''Tijdschrift voor de Indische Taal-, Land-, en Volkenkunde, uitgegeven door het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen''. Deel '''LVI''': 250. Batavia: Albrecht & Co.</ref>
Perjalanan sejarah Lumajang kemudian masuk pada babak pemerintahan kerajaan Blambangan. Sejarah pada masa ini agak kurang jelas karena kurangnya data. Menurut Babad Sembar, setelah keruntuhan Majapahit maka Lumajang dipimpin oleh Lembu Miruda. Kemudian terjadi masa peperangan antara Untung Surapati, kerajaan Blambangan, Mataram, dan VOC.
Baris 126:
Pada tahun 1866 pimpinan tertinggi Lumajang adalah Asisten Residen dengan didampingi Jaksa. Pada 31 Desember 1866, Raden Astro Koesoemo diangkat menjadi Jaksa Lumajang. (Regeerings Almanak Nederlandsch Indie 1968).
Pada tahun 1867 Lumajang menjadi daerah
Pada tahun 1886 kepemimpinan Afdeling Lumajang diteruskan oleh putranya yaitu Raden Panji Atmo Koesoemo (Regeerings Almanak Nederlandsch Indie 1887). Kekuasannya tidak berlangsung lama yaitu hanya 4 tahun. Pada masa itu Raden Panji Atmo Koesoemo ikut membidani pendirian Masjid Besar Baitussalam Senduro. Pada tahun 1890, Raden Panji Atmo Koesoemo pindah ke Demak. Di Demak, cucu Kyai Mutamakkin ini ikut berpartisipasi dalam pengelolaan Pondok Pesantren Giri Kusuma hal ini dibuktikan dengan kesamaan nama masjid di pesantren tersebut yang juga bernama Baitussalam. Pendirian masjid yang konon hanya berlangsung selama 4 jam adalah petunjuk simbolik pemerintahan Raden Panji Atmo Kusumo di Lumajang yang hanya berlangsung selama 4 tahun. Di Lumajang, Raden Panji Atmo Kusumo juga menurunkan anak keturunan yang dikemudian hari aktif sebagai pengelola Masjid Besar Baitussalam mulai penghulu, takmir, guru ngaji dsb. Raden Panji Atmo Kusumo dimakamkan di Desa Bungo, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak.
Baris 132:
Kepemimpinannya di Lumajang kemudian digantikan oleh Raden Mas Singowiguno (Regeerings Almanak Nederlandsch Indie 1898). Pada tahun 1920, Raden Mas Singowiguno digantikan oleh Mas Ngabehi Ardjosoepoetro (Regeerings Almanak Nederlandsch Indie 1922). Beliau kemudian digantikan oleh Raden Kartoadiredjo pada tahun 1923 (Regeerings Almanak Nederlandsch Indie 1933).
Pada tahun 1929 sistem pemerintahan di Lumajang dinaikkan statusnya menjadi Kabupaten. Raden Kartoadiredjo yang sebelumnya menjabat sebagai patih dinaikkan jabatannya menjadi seorang Bupati.
== Pemerintahan ==
Baris 180:
== Pariwisata ==
[[Berkas:Goa tetes.png|jmpl|upright=0.7|Goa Tetes, di [[Pronojiwo, Lumajang]].]]
Lumajang memiliki cukup banyak lokasi wisata [[pantai]] di Laut Selatan ([[Samudra Hindia]]) seperti Pantai Mbah Drajid [[WGL]], Pantai Bambang, Pantai Dampar, Watu Pecak, Watu Godeg dan Watu Gedeg. Di samping itu, di lereng-lereng timur [[Semeru]] terdapat beberapa lokasi wisata lokal seperti [[Piket Nol]], yang menjadi puncak tertinggi di lintas perbukitan selatan, [[Goa Tetes]], dan [[Gladak Perak]] di lintas selatan Lumajang-Malang. Di daerah Sumber Mujur juga terdapat kawasan hutan bambu di sekitar mata air Sumber Deling yang merupakan tempat pelestarian aneka jenis tanaman [[bambu]], yang sekaligus menjadi habitat bagi kawanan [[kera]] dan ribuan [[kelelawar]] ([[kalong]]). Di [[Pasrujambe, Lumajang|Pasrujambe]] terdapat sebuah tempat wisata mata air suci dan Pura Watu Klosot yang menjadi tujuan wisata bagi peziarah Hindu dari Bali.Lumajang juga memiliki air terjun yang sangat menarik, diantaranya [[Air Terjun Tumpak Sewu]], [[Air Terjun Kapas Biru]], [[Air Terjun Kabut Pelangi]]. Dan Lumajang memiliki Wisata "Negeri Diatas Awan" [[Puncak B-29]], Dan desa tertinggi yaitu desa Ranu Pani yang menjadi gerbang pendakian menuju gunung [[Gunung Semeru|Semeru]].
== Kejadian luar biasa ==
|