Letusan Krakatau 1883: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dwianto08 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Dwianto08 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(45 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 19:
|deaths =
}}
'''Letusan Krakatau 1883''' terjadi di [[Hindia Belanda]] (sekarang [[Indonesia]]), yang bermula pada tanggal 27 Agustus 1883 (dengan gejala pada awal Mei) dan berpuncak dengan letusan hebat yang meruntuhkan [[kaldera]]. Pada tanggal 20 Mei 1883, dan letusan besar terjadi pada 27 Agustus 1883, dua pertiga bagian [[Krakatau]] runtuh dalam sebuah letusan berantai, melenyapkan sebagian besar pulau di sekelilingnya. Aktivitas [[Seisme|seismik]] tetap berlangsung hingga Februari 1884. Letusan ini adalah salah satu [[Daftar bencana alam berdasarkan jumlah korban jiwa|letusan gunung api paling mematikan dan paling merusak dalam sejarah]], setelah [[Letusan Tambora 1815]], menimbulkan setidaknya 36.41417 korban jiwa akibat letusan dan tsunami yang dihasilkannya. Dampak letusan ini juga bisa dirasakan di seluruh penjuru dunia.
 
[[File:Krakatoa Tsunami 1883.jpg|thumb|240px|Peta gelombang tsunami di wilayah [[Samudra Hindia]]]]
 
Letusan ini adalah salah satu peristiwa gunung berapi paling mematikan dan paling merusak dalam sejarah. Letusan ini adalah salah satu ledakan dengan suara paling keras yang pernah tercatat, dan terdengar setidaknya 3.000 mil (4.800 km) jauhnya. PeristiwaLetusan ini menyebabkanmenimbulkan [[musim dinginmegatsunami]] vulkanikketika selamamenghantam 5perairan tahun[[Selat lamanya. Gelombang tekanan akustik mengelilingi dunia lebih dari tiga kaliSunda]].<ref name="Symons88">{{cite bookweb|title=1883 Tsunami Krakatoa Eruption Impact|url=https://archivewww.orgngdc.noaa.gov/streamhazel/eruptionkrakato00whipgoog#pageview/n12hazards/modetsunami/2up event-more-info|titlewebsite=Symons,Pusat G.J.Geofisika Nasional (edNGDC)|language=en|access-date=19 ''TheAgustus Eruption2024}}</ref> ofKetinggian Krakatoagelombang andmencapai Subsequenthingga Phenomena''24 meter (Report79 ofkaki) thedi Krakatoasepanjang Committeepantai ofselatan the[[Sumatra]] Royaldan Societyhingga 42 meter (138 kaki) di sepanjang pantai barat [[Jawa]]. LondonTsunami membawa batu karang raksasa seberat 50 ton. Seluruh hutan tumbang dan hanyut, 1888hingga |publisher=Internethanya Archivemenyisakan |year=1888}}</ref>akarnya saja. Tsunami datang setelah air laut surut, dan disertai suara yang memekakkan telinga.
 
Peristiwa ini menyebabkan [[musim dingin]] vulkanik selama 5 tahun lamanya. Gelombang tekanan akustik mengelilingi dunia lebih dari tiga kali.<ref>{{cite book|url=https://archive.org/stream/eruptionkrakato00whipgoog#page/n12/mode/2up |title=Symons, G.J. (ed) ''The Eruption of Krakatoa and Subsequent Phenomena'' (Report of the Krakatoa Committee of the Royal Society). London, 1888 |publisher=Internet Archive |year=1888}}</ref> Dampak tambahan yang signifikan dirasakan di seluruh dunia dalam beberapa hari dan minggu setelah letusan gunung berapi. Aktivitas seismik tambahan dilaporkan hingga Februari 1884, namun laporan apa pun setelah Oktober 1883 ditolak oleh penyelidikan selanjutnya oleh Rogier Verbeek terhadap letusan tersebut.
 
Sebenarnya jauh sebelum 1883, Krakatau juga pernah meletus pada tahun 416 sebelum Masehi, diikuti beberapa letusan pada abad ke-3, 9, 10, 11, 12, 14, 16, dan 17 yang diikuti dengan tumbuhnya kerucut Rakata dan Danan.<ref name=arif>Arif, Ahmad (20 Agustus 2018). "Mengingat Krakatau". ''[[Kompas (surat kabar)|Kompas]]''. Hlm.10</ref>
Baris 50:
== Dampak ==
===Kerusakan===
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Gezicht vanaf de heuvel bij Merak op oever vol puin takken rotsblokken enzovoorts n.a.v. de uitbarsting van de Krakatau in 1883. TMnr 60005536.jpg|thumb|250px240px|Kehancuran di [[Pelabuhan Merak|Merak, Banten]] akibat tsunami]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Groot brok koraal uit zee dat bij Anjer op land is geworpen na de uitbarsting van de Krakatau in 1883. TMnr 60005541.jpg|thumb|250px240px|Gundukan batu karang raksasa (c. 1885) dihempaskan ke pantai Jawa setelah letusan Krakatau.]]
 
Pada tengah hari tanggal 27 Agustus 1883, hujan abu panas turun di Ketimbang (sekarang Desa [[Banding, Rajabasa, Lampung Selatan]]). Kurang lebih 1.000 orang tewas akibat hujan abu ini.<ref name="winchester">{{Cite book|last=Winchester|first=Simon|authorlink=Simon Winchester|title=[[Krakatoa: The Day the World Exploded, August 27, 1883]]|publisher=Penguin/Viking|year=2003|isbn=0-670-91430-4}}</ref> Kombinasi [[aliran piroklastik]], abu vulkanik, dan tsunami juga berdampak besar terhadap wilayah di sekitar Krakatau. Tak satupun yang selamat dari total 3.000 orang penduduk pulau [[pulau Sebesi]], yang jaraknya sekitar 13&nbsp;km (8,1 mil) dari Krakatau. Aliran piroklastik menewaskan kurang lebih 1.000 orang di Ketimbang dan di pesisir Sumatra yang berjarak 40&nbsp;km (25 mil) di sebelah utara Krakatau. Jumlah korban jiwa yang dicatat oleh pemerintah [[Hindia Belanda]] adalah 36.417<ref>Verbeek, R.D.M. 1885. ''Krakatau.'' Batavia : Imprimerie de L'etat</ref> (dengan rincian : 165 kampung hancur total, 132 kampung hancur sebagian),<ref>{{Cite journal|last=Gustaman|first=Budi|date=2019-08-30|title=Binatang-Binatang di Sekitar Letusan Krakatau 1883|url=http://jurnal.masyarakatsejarawan.or.id/index.php/js/article/view/227|journal=Jurnal Sejarah|language=id|volume=2|issue=2|pages=1–13|doi=10.26639/js.v2i2.227|issn=2581-2394|access-date=2020-01-20|archive-date=2020-02-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20200215115248/http://jurnal.masyarakatsejarawan.or.id/index.php/js/article/view/227|dead-url=yes}}</ref> namun beberapa sumber menyatakan bahwa jumlah korban jiwa melebihi 120.000.
 
Kapal-kapal yang berlayar jauh hingga ke [[Afrika Selatan]] juga melaporkan guncangan tsunami, dan mayat para korban terapung di lautan berbulan-bulan setelah kejadian. Kota [[Pelabuhan Merak|Merak, Banten]] luluh lantak oleh tsunami, serta kota-kota di sepanjang pantai utara Sumatra hingga 40&nbsp;km (25 mil) jauhnya ke daratan.<ref>{{cite web|url=http://cat.inist.fr/?aModele=afficheN&cpsidt=14575991 |title=Entrance of hot pyroclastic flows into the sea: experimental observations |publisher=Cat.inist.fr |accessdate=10 April 2012}}</ref> Akibat letusan Krakatau, pulau-pulau di Kepulauan Krakatau hampir seluruhnya menghilang, kecuali tiga pulau di selatan. Gunung api kerucut Rakata terpisah di sepanjang tebing vertikal, menyisakan kaldera sedalam {{convert|250|m|adj=on}}. Dari dua pulau di utara, hanya pulau berbatu bernama Bootsmansrots yang tersisa; [[Poolsche Hoed]] juga menghilang sepenuhnya.
 
Pada tahun setelah letusan, rata-rata musim panas di belahan bumi utara [[Musim dingin vulkanik|suhu turun]] sebesar {{convert|0.4|C-change|F-change|sigfig=2|abbr=on}}.<ref name="Explosive">{{Cite journal|last=Bradley|first=Raymond S.|date=June 1988|title=The explosive volcanic eruption signal in northern hemisphere continental temperature records|url=http://www.geo.umass.edu/faculty/bradley/bradley1988.pdf|journal=Climatic Change|volume=12|issue=3|pages=221–243|bibcode=1988ClCh...12..221B|doi=10.1007/bf00139431|s2cid=153757349|issn=0165-0009|via=Springer}}</ref> Rekor curah hujan yang melanda [[California Selatan]] selama [[tahun air]] dari Juli 1883 hingga Juni 1884 – [[Los Angeles]] menerima {{convert|38.18|in|mm|order=flip|sigfig=3 }} dan [[San Diego]] {{convert|25.97|in|mm|order=flip|sigfig=3}}<ref>{{Cite web|url=http://www.haldermanhome.com/weather/LARAIN.pdf|title=Los Angeles and San Diego rainfall}}</ref> – telah dikaitkan dengan letusan Krakatau.<ref>Kuhn, Gerald G. and Shepard, Francis Parker; ''Sea Cliffs, Beaches, and Coastal Valleys of San Diego County: Some Amazing Histories and Some Horrifying Implications''; p. 32. {{ISBN|9780520051188}}</ref> Tidak ada [[El Niño]] selama periode itu seperti biasa ketika hujan lebat terjadi di California Selatan,<ref>{{Cite journal|last1=Kane|first1=R.P.|last2=Kane|date=1 August 1997|title=Relationship of El Niño–Southern Oscillation and Pacific Sea Surface Temperature with Rainfall in Various Regions of the Globe|journal=Monthly Weather Review|volume=125|issue=8|pages=1792–1800|doi=10.1175/1520-0493(1997)125<1792:roenos>2.0.co;2|bibcode=1997MWRv..125.1792K|doi-access=free}}</ref> tetapi banyak ilmuwan meragukan bahwa ada hubungan sebab akibat.<ref>{{Cite journal|last1=Mass|first1=Clifford F.|last2=Portman|first2=David A.|last3=Mass|first3=Clifford F.|last4=Portman|first4=David A.|date=1 June 1989|title=Major Volcanic Eruptions and Climate: A Critical Evaluation|url=https://atmos.washington.edu/~dennis/Mass_Portman_89.pdf|journal=Journal of Climate|volume=2|issue=6|pages=566–593|bibcode=1989JCli....2..566M|doi=10.1175/1520-0442(1989)002<0566:mveaca>2.0.co;2|jstor=26194042|doi-access=free}}</ref>{{Failed verification|date=February 2020}}
 
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Brokstukken van grote stoomkranen in Merak na de uitbarsting van de Krakatau in 1883. TMnr 60005540.jpg|thumb|250px240px|[[Pelabuhan Merak|Merak, Banten]] setelah tsunami]]
Letusan itu menyuntikkan sejumlah besar gas [[sulfur dioksida]] (SO<sub>2</sub>) yang luar biasa besar ke dalam [[stratosfer]], yang kemudian diangkut oleh angin tingkat tinggi ke seluruh planet ini. Hal ini menyebabkan peningkatan global dalam konsentrasi [[asam sulfat]] (H<sub>2</sub>SO<sub>4</sub>) di [[awan cirrus]] tingkat tinggi. Peningkatan yang dihasilkan dalam [[Cloudawan albedo|cloud reflectivity]]vulkanik (atau [[albedo]]) memantulkan lebih banyak cahaya yang masuk dari matahari dari biasanya, dan mendinginkan seluruh planet sampai belerang jatuh ke tanah bagian dari [[hujan asam]].<ref>{{Cite web|url=https://volcanoes.usgs.gov/vhp/gas.html|title=USGS: Volcano Hazards Program|website=volcanoes.usgs.gov}}</ref>
 
Saking hebatnya, suara letusan ini sampai ke Kawasan Bandung. Dalam surat kepada keluarganya, Rudolph Eduard Kerkhoven (1848-1918) mengatakan bahwa suara Krakatau ini seperti ledakan sebuah meriam yang berada di bawah jendela rumah mereka di Gambung, dekat Ciwidey.<ref>{{cite web|first=Hevi|last=Fauzan|url=https://www.sejarahbandung.id/letusan-krakatau-1883-dan-langit-hitam-di-bandung/ |date=01 Maret 2022|accessdate=01 Maret 2022|website=sejarahbandung.id|title=Letusan Krakatau 1883 dan Langit Hitam di Bandung}}</ref>
Baris 67:
 
=== Korban ===
Jumlah korban tewas akibat erupsiletusan dan tsunami dipastikan mencapai 36,.417,. tetapiDampak beberapatsunami penelititersebut memperkirakansangat korbankuat tewasuntuk jauhmembunuh lebih tinggi,dari yaitu30.000 120orang,000 korbandan tewas.dampaknya sedemikian rupa sehingga pemukiman manusia di wilayah [[Banten]] musnah dan tidak pernah dihuni kembali (Wilayah ini dibangun kembali dan kemudian dinyatakan sebagai [[Taman Nasional Ujung Kulon]])<ref>{{Cite web |date=16 July 2018 |title=Mengingat Dahsyatnya Letusan Gunung Krakatau 1883, Mungkinkah Terulang Kembali? |url=https://www.tribunnews.com/tribunners/2018/07/16/mengingat-dahsyatnya-letusan-gunung-krakatau-1883-mungkinkah-terulang-kembali |access-date=5 July 2022 |website=Tribunnews.com}}</ref> Korban jiwa terbanyak berada di Banten dengan 21.565 korban jiwa, dan [[Lampung]] dengan sekitar 12.565 jiwa. Di [[Batavia]] ([[Jakarta]]) sekitar
2.350 terbunuh akibat letusan. Di [[Pulau Sebesi]] sekitar 3.000 orang tewas dan tidak ada satupun yang selamat di Pulau tersebut.<ref name="DeathToll">{{cite web | url=http://www.geology.sdsu.edu/how_volcanoes_work/Krakatau.html | title=How Volcanoes Work – Krakatau, Indonesia 1883 | publisher=Department of Geological Sciences, [[San Diego State University]] | archive-url=https://web.archive.org/web/20080813123615/http://www.geology.sdsu.edu/how_volcanoes_work/Krakatau.html | access-date=28 January 2017| archive-date=13 August 2008 }}</ref> Kebanyakan korban yang tewas akibat tsunami, abu vulkanik, dan kelaparan yang ditimbulkan pasca letusan.
 
{| class="wikitable"
Baris 74 ⟶ 75:
! Provinsi !! Tewas
|-
| [[Banten]] || align=right|21,.565
|-
| [[Lampung]] || align=right|12,.466
|-
| [[Jakarta|Batavia]] || align=right|2,.350
|-
| [[Bengkulu]] || align=right|34
Baris 84 ⟶ 85:
| [[Jawa Barat]] || align=right|2
|-
! Total !! 36,.417
|}
 
=== Dampak iklim global ===
[[File:Houghton 71-1250 - Krakatoa, twilight and afterglow.jpg|thumb|Lukisan tahun 1888, menampilkan efek letusan Krakatau di langit seiring berjalannya waktu]]
Letusan Krakatau pada tahun 1883 menggelapkan langit di seluruh dunia selama beberapa tahun setelahnya dan menghasilkan pemandangan matahari terbenam yang spektakuler di seluruh dunia selama beberapa bulan. Seniman Inggris, [[:en:William Ascroft|William Ascroft]], membuat ribuan sketsa berwarna tentang matahari terbenam merah di sekitar setengah dunia dari Krakatau dalam beberapa tahun setelah letusan tersebut. Abu vulkanik tersebut menyebabkan "matahari terbenam merah yang begitu mencolok sehingga pemadam kebakaran dipanggil di New York, Poughkeepsie, dan New Haven untuk memadamkan api yang seolah-olah terjadi". Letusan ini juga menghasilkan Cincin Uskup di sekitar matahari pada siang hari, dan cahaya ungu vulkanik pada senja dan bulan menjadi berubah warna. Pada tahun 2004, seorang ahli astronomi mengusulkan ide bahwa langit merah yang terlihat dalam lukisan "''The Scream''" karya [[Edvard Munch]] tahun 1893 adalah gambaran yang akurat dari langit di Norwegia setelah letusan tersebut.<ref>{{Cite news|last=Panek|first=Richard|date=2004-02-08|title=ART; 'The Scream,' East of Krakatoa|url=https://www.nytimes.com/2004/02/08/arts/art-the-scream-east-of-krakatoa.html|newspaper=The New York Times|language=en-US|issn=0362-4331|access-date=2023-09-11}}</ref>
 
Para pengamat cuaca pada masa itu melacak dan memetakan efeknya pada langit. Mereka memberi label fenomena ini sebagai "aliran asap ekwatorial." Ini adalah identifikasi pertama dari apa yang sekarang dikenal sebagai jet stream. Selama beberapa tahun setelah letusan, dilaporkan bahwa bulan terlihat berwarna biru dan terkadang hijau. Hal ini disebabkan karena beberapa awan abu berisi partikel dengan lebar sekitar 1 μm - ukuran yang tepat untuk menyebarkan cahaya merah dengan kuat sambil memungkinkan warna lainnya untuk lewat. Cahaya bulan putih yang bersinar melalui awan tersebut muncul berwarna biru dan terkadang hijau. Orang juga melihat matahari berwarna lavender dan, untuk pertama kalinya, mencatat [[awan noktilusen]].<ref>{{Cite web|title=Blue Moon {{!}} Science Mission Directorate|url=https://science.nasa.gov/science-news/science-at-nasa/2004/07jul_bluemoon/|website=science.nasa.gov|access-date=2023-09-11}}</ref>
 
== Budaya populer ==
[[File:Indonesia 1992 100r r.jpg|thumb|Mata uang Indonesia Rp100 [[rupiah]] tahun 1976]]
[[File:Edvard Munch, 1893, The Scream, oil, tempera and pastel on cardboard, 91 x 73 cm, National Gallery of Norway.jpg|thumb|'''''[[Jeritan (lukisan)|The Scream]]''''', lukisan tahun 1893, terinspirasi dari letusan Krakatau]]
 
* Ledakan tersebut diteorikan menjadi sumber inspirasi lukisan The Scream karya [[Edvard Munch]] tahun 1893. Langit kemerahan di latar belakang merupakan kenangan sang seniman akan dampak letusan gunung berapi Krakatau yang dahsyat, yang mewarnai langit matahari terbenam menjadi merah di beberapa bagian belahan bumi Barat selama berbulan-bulan selama tahun 1883 dan 1884, sekitar satu dekade sebelum Munch melukis [[Jeritan (lukisan)|The Scream]].<ref>
{{cite journal |last=Olson |first=Donald W. |author2=Russell L. Doescher |author3=Marilynn S. Olson |title=The Blood-Red Sky of the Scream |journal=APS News |publisher=American Physical Society |volume=13 |issue=5 |date=May 2005 |url=http://www.aps.org/publications/apsnews/200405/backpage.cfm |access-date=22 December 2007 }}</ref>
 
* Episode Musim 2, Episode 11 dari serial antologi Beyond Belief: Fact or Fiction, pertama kali ditayangkan pada tanggal 1 Mei 1998, menampilkan segmen berjudul "The Scoop", yang meliput kisah seorang reporter yang mendapat firasat misterius tentang letusan di sebuah mimpi, menuntunnya untuk menulis artikel tentang letusan bahkan sebelum itu terjadi.
 
* ''[[Krakatoa: The Last Days]]'' (2006) - Film Drama-dokumenter [[BBC]] asal [[Britania Raya]], berdasarkan peristiwa Letusan Krakatau 1883.
 
* Dalam animasi [[SpongeBob SquarePants]] Krakatau direferensikan oleh karakter [[Squidward Tentacles]]. Dalam episode [[SpongeBob SquarePants (musim 3)|Mermaid Man dan Barnacle Boy V]], Squidward mengadopsi kepribadian superhero bernama Captain Magma dimana slogannya adalah "''Krakatoa''....."<ref>{{cite web | url=https://www.youtube.com/watch?v=UHVMBDQXEAg | title=SpongeBob SquarePants - Krakatoa! | website=[[YouTube]] | access-date=4 November 2022 | archive-date=1 November 2022 | archive-url=https://web.archive.org/web/20221101200657/https://www.youtube.com/watch?v=UHVMBDQXEAg | url-status=live }}</ref>
* Film aksi bela diri Indonesia, Krakatau (1977) yang dibintangi [[Dicky Zulkarnaen]] dan [[Advent Bangun]], berlatar belakang gunung Krakatau.
* Letusan Krakatau ditampilkan sebagai bagian utama alur cerita dalam film tahun 1969, [[:en:Krakatoa, East of Java|Krakatoa, East of Java]] (diberi judul ulang Gunung Berapi yang dirilis ulang pada tahun 1970an; terdapat kesalahan judul tersebut, karena Krakatau berada di sebelah barat Jawa), yang menggambarkan upaya untuk menyelamatkan muatan mutiara yang tak ternilai harganya yang terletak sangat dekat dengan gunung berapi yang sedang meletus.
* Krakatau dibuat pada [[Rupiah|Mata Uang Indonesia]] bernilai 100 rupiah, pada tahun 1976 dan lalu tidak digunakan hingga tahun 2000.
 
== Perbandingan letusan ==
[[File:VEIfigure en.svg|thumb|240px|[[Indeks Daya Ledak Vulkanik]] beserta peristiwanya]]
{| class="wikitable" style="text-align: center; font-size:98%;"
Daftar ini adalah daftar letusan gunung berapi yang paling terkenal pada [[abad ke-19]] hingga saat ini dengan [[Indeks Daya Ledak Vulkanik]] (VEI) 4 atau lebih tinggi, dan letusan mengakibatkan kerusakan atau korban jiwa yang signifikan.
 
{|class="wikitable sortable" border="1"
|-
! colspan="10" | Letusan gunung berapi terbesar sejak 1800
Baris 108 ⟶ 121:
!Nama
!Lokasi
!Sabuk vulkanik
!Korban jiwa
!tanggal
!Tahun
|-
!style="background-color: #900; color: white;"|7
|[[Letusan Tambora 1815]]
|[[Indonesia]], [[Sumbawa]]
|[[Cincin Api Pasifik]]
|71.000+
|{{dts|1815-07-15}}
|- colspan="6" style="background:#ccf;"
!style="background-color: #F00; color: white;"|6
|[[Letusan Krakatau 1883]]
|[[Indonesia]]
|[[Sabuk alpida]]
|36.417
|{{dts|1883-08-27}}
|-
!style="background-color: #F00; color: white;"|6
|[[Novarupta|Letusan Novarupta 1912]]
|[[Amerika Serikat]], [[Alaska]]
|Cincin Api Pasifik
|0
|{{dts|1912-06-06}}
|-
!style="background-color: #F00; color: white;"|6
|[[Letusan Gunung Pinatubo 1991]]
|[[Filipina]], [[Luzon]]
|Cincin Api Pasifik
|838
|{{dts|1991-06-06}}
|-
!style="background-color: #F00; color: white;"|6
|[[Santa María (gunung berapi)|Letusan Santa María 1902]]
|[[Guatemala]]
|Cincin Api Pasifik
|6.000
|{{dts|1902-10-05}}
|-
!style="background-color: #F00; color: white;"|6
|[[Letusan dan tsunami Hunga Tonga 2022|Letusan Hunga Tonga 2022]]
|[[Tonga]]
|Cincin Api Pasifik
|6
|{{dts|2022-01-14}}
|-
!style="background-color: #F60;"|5
|[[Letusan Gunung Agung 1963]]
|[[Indonesia]], [[Bali]]
|Sabuk alpida
|1.148
|{{dts|1963-03-17}}
|-
!style="background-color: #F60;"|5
|[[El Chichón|Letusan El Chichón 1982]]
|[[Meksiko]], [[Chiapas]]
|Cincin Api Pasifik
|1.900
|{{dts|1982-04-03}}
|-
!style="background-color: #F60;"|5
|[[Gunung:en:1886 eruption of Mount Tarawera|Letusan Gunung Tarawera 1886]]
|[[Selandia Baru]]
|Cincin Api Pasifik
|120
|{{dts|1886-06-10}}
|-
!style="background-color: #F60;"|5
|[[Letusan Gunung St. Helens 1980]]
|[[Amerika Serikat]], [[Washington (negara bagian)|Washington]]
|Cincin Api Pasifik
|57
|{{dts|1980-05-18}}
|-
!style="background-color: #F60;"|5
|[[Gunung Galunggung|Letusan Gunung Galunggung 1822]]
|[[Indonesia]], [[Jawa Barat]]
|Sabuk alpida
|4.011
|{{dts|1822-10-08}}
|-
!style="background-color: #F90;"|4
|[[Gunung Mayon|Letusan Mayon 1814]]
|[[Filipina]]
|Cincin Api Pasifik
|1.200
|1814
|-
!style="background-color: #F90;"|4
|[[:en:1888 eruption of Mount Bandai|Letusan Gunung Bandai 1888]]
|[[Jepang]]
|Cincin Api Pasifik
|477
|1888
|-
!style="background-color: #F90;"|4
|[[:en:1902 eruption of Mount Pelée|Letusan Gunung Pelée 1902]]
|[[Martinik]]
|[[Antilles|Kepulauan Antilles]]
|33.000
|1902
|-
!style="background-color: #F90;"|4
|[[Kelud|Letusan Gunung Kelud 1919]]
|[[Indonesia]], [[Jawa Timur]]
|Sabuk alpida
|5.101
|1919
|-
!style="background-color: #F90;"|4
|[[:en:1951 eruption of Mount Lamington|Letusan Lamington 1951]]
|[[Papua Nugini]]
|Cincin Api Pasifik
|2.942
|1951
|-
!style="background-color: #F90;"|4
|[[Letusan Merapi 2010]]
|[[Indonesia]]
|Sabuk alpida
|353
|2010
|}
 
Baris 181 ⟶ 248:
{{portal|Indonesia}}
* [[Daftar gunung berapi di Indonesia]]
* [[Tsunami#Daftar tsunami di Indonesia|Daftar tsunami di Indonesia]]
* [[Erupsi freatik]]
* [[Volcanic Explosivity Index]]