Hari Juang Kartika: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
 
(27 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Hari Juang Kartika TNI Angkatan Darat''' adalah tanggal yang khusus [[TNI Angkatan Darat]] dan diperingati setiap tanggal [[15 Desember]] untuk mengenang Pertempuran [[Ambarawa]]. Sebelumnya bernama Hari [[Infanteri]].
Hari Juang Kartika TNI-AD
 
== Latar belakang ==
Perjuangan Tentara Keamanan Rakyat ([[TKR]]) yang dipimpin [[Jenderal]] [[Soedirman]] pada pertengahan Desember 1945 itu membuat tentara sekutu terjepit dan akhirnya mundur dari [[Ambarawa]] menuju [[Semarang]]. Walaupun dihadang dengan seluruh kekuatan persenjataan modern serta kemampuan taktik dan strategi sekutu, para pejuang [[RI]] tak pernah gentar sedikit pun. Mereka melancarkan serangan dengan gigih seraya melakukan pengepungan ketat di semua penjuru kota [[Ambarawa]]. Dengan gerakan pengepungan rangkap ini sekutu benar-benar terkurung. Jenderal Soedirman sebagai pemimpin pasukan menegaskan perlunya mengusir tentara sekutu dari Ambarawa secepat mungkin. Sebab sekutu akan menjadikan Ambarawa sebagai basis kekuatan untuk merebut Jawa Tengah. Dengan emboyan ”Rawe-rawe rantas malang-malang putung, patah tumbuh hilang berganti”, [[pasukan]] TKR memiliki tekad bulat membebaskan Ambarawa atau dengan pilihan lain gugur di pangkuan [[ibu pertiwi]].
 
== Peristiwa ambarawa ==
Jenderal Soedirman sebagai pemimpin pasukan menegaskan perlunya mengusir tentara sekutu dari Ambarawa secepat mungkin. Sebab sekutu akan menjadikan Ambarawa sebagai basis kekuatan untuk merebut Jawa Tengah.Dengan
Serangan pembebasan Ambarawa yang berlangsung selama empat hari empat malam dilancarkan dengan penuh semangat pantang mundur. Dari tanggal [[12 Desember]] hingga [[15 Desember]] [[1945]], para pejuang tidak menghiraukan desingan-desingan peluru maut lawan. Letusan tembakan sebagai isyarat dimulainya serangan umum pembebasan Ambarawa terdengar tepat pukul 4.30 WIB pada tanggal [[12 Desember]] [[1945]]. Pejuang yang telah bersiap-siap di seluruh penjuru [[Ambarawa]] mulai merayap mendekati sasaran yang telah ditentukan, dengan siasat penyerangan mendadak secara serentak di segala sektor. Seketika, dari segala penjuru Ambarawa penuh suara riuh desingan [[peluru]], dentuman [[meriam]], dan ledakan [[granat]]. Serangan dadakan tersebut diikuti serangan balasan musuh yang kalang kabut.
semboyan ”Rawe-rawe rantas malang-malang putung, patah tumbuh hilang berganti”, pasukan TKR memiliki tekad bulat membebaskan Ambarawa atau dengan pilihan lain gugur di pangkuan ibu pertiwi.
 
== Akhir pertempuran ==
Serangan pembebasan Ambarawa yang berlangsung selama empat hari empat malam dilancarkan dengan penuh semangat pantang mundur. Dari tanggal 12 Desember hingga 15 Desember 1945, para pejuang tidak menghiraukan desingan-desingan peluru maut lawan.
Sekira pukul 16.00 WIB, Jalan Raya Ambarawa - Semarang berhasil dikuasai TKR dan pengepungan musuh dalam kota Ambarawa berjalan dengan sempurna. Terjadilah pertempuran jarak dekat. Musuh mulai mundur pada tanggal 14 Desember 1945. Persediaan [[logistik]] maupun [[amunisi]] musuh sudah jauh berkurang. Akhirnya, [[pasukan sekutu]] mundur dari Ambarawa sambil melancarkan aksi bumi hangus pada tanggal 15 Desember 1945, pukul 17.30 WIB. Pertempuran berakhir dengan kemenangan gemilang dari TKR. Benteng pertahanan sekutu yang tangguh berhasil direbut pasukan TKR. Kemenangan pertempuran Ambarawa pada tanggal 15 Desember 1945 dan keberhasilan Panglima Besar Jenderal Soedirman ini kemudian diabadikan dalam bentuk monumen ”Palagan[[Palagan Ambarawa”Ambarawa]]. [[TNI AD]] memperingati tanggal tersebut setiap tahun sebagai Hari Infanteri. Berdasar Keputusan Presiden RI No. 163/1999, ''Hari Infanteri'' kemudian diganti dengan hamanama ''Hari Juang Kartika''.
 
== Peleton beranting ==
Letusan tembakan sebagai isyarat dimulainya serangan umum pembebasan Ambarawa terdengar tepat pukul 4.30 WIB pada tanggal 12 Desember 1945. Pejuang yang telah bersiap-siap di seluruh penjuru Ambarawa mulai merayap mendekati sasaran yang telah ditentukan, dengan siasat penyerangan mendadak secara serentak di segala sektor.
Gerak Jalan Peleton Beranting Yudha Wastu Pramuka Jaya, adalah suatu tradisi yang dilaksanakan setiap tahun menjelang peringatan Hari Ulang Tahun Infanteri sebagai upaya untuk menggambarkan dan menghadirkan kembali perjalanan gerilya [[Soedirman|Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia Jenderal Soedirman]], yang juga merupakan Bapak TNI. Peringatan Hari Infanteri diselenggarakan setiap tanggal [[19 Desember]]. Kegiatan ini adalah bagaimana nilai-nilai kejuangan dan pengorbanan para pahlawan bangsa itu diresapi, dihayati dan diamalkan pada setiap diri prajurit, baik dalam pola piker, pola tindak maupun prilaku, sehingga warisan nilai yang ada akan dapat terjaga sampai kapanpun. Bahwa pada tanggal [[15 Desember]] [[1945]], sebuah peristiwa bersejarah terjadi di kota [[Ambarawa]]. Peristiwa yang kenal dengan [[Palagan Ambarawa]] ini, memberikan pesan penting, bahwa dengan berbekal tekad, semangat, senjata serta perlengkapan yang sangat sederhana, TNI bersama rakyat berhasil memenangkan pertempuran secara gemilang dalam menghadapi tentara Belanda. Dalam rangkaian peringatan inilah peleton beranting Yudha Wastu Pramuka Jaya dengan mengawal panji-panji atau simbul Korps Infanteri di laksanakan guna menggelorakan semangat dan meresapi nilai-nilai patriotisme para pahlawan.<ref>[http://www.tniad.mil.id/index.php/2014/12/danrem-072pmk-lepas-peleton-beranting-yudha-wastu-pramuka/ Danrem 072/Pamungkas Lepas Peleton Beranting Yudha Wastu Pramukha Jaya"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141216200356/http://www.tniad.mil.id/index.php/2014/12/danrem-072pmk-lepas-peleton-beranting-yudha-wastu-pramuka/ |date=2014-12-16 }} ''website tniad.mil.id''</ref>
Seketika, dari segala penjuru Ambarawa penuh suara riuh desingan peluru, dentuman meriam, dan ledakan granat. Serangan dadakan tersebut diikuti serangan balasan musuh yang kalang kabut.
 
== Referensi ==
Sekira pukul 16.00 WIB, Jalan Raya Ambarawa - Semarang berhasil dikuasai TKR dan pengepungan musuh dalam kota Ambarawa berjalan dengan sempurna. Terjadilah pertempuran jarak dekat. Musuh mulai mundur pada tanggal 14 Desember 1945. Persediaan logistik maupun amunisi musuh sudah jauh berkurang. Akhirnya, pasukan sekutu mundur dari Ambarawa sambil melancarkan aksi bumi hangus pada tanggal 15 Desember 1945, pukul 17.30 WIB.
{{Reflist}}
 
[[Kategori:Hari raya|Juang Kartika TNI-AD]]
Pertempuran berakhir dengan kemenangan gemilang dari TKR. Benteng pertahanan sekutu yang tangguh berhasil direbut pasukan TKR. Kemenangan pertempuran Ambarawa pada tanggal 15 Desember 1945 dan keberhasilan Panglima Besar Jenderal Soedirman ini kemudian diabadikan dalam bentuk monumen ”Palagan Ambarawa”. TNI AD memperingati tanggal tersebut setiap tahun sebagai Hari Infanteri. Berdasar Keputusan Presiden RI No. 163/1999, Hari Infanteri kemudian diganti dengan hama Hari Juang Kartika.
[[Kategori:Infanteri di Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat]]
[[Kategori:Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat]]
 
 
{{TNI-stub}}