Maulana Muhammad dari Banten: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Daeng Hanif (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 4:
 
== Kehidupan awal ==
Maulana Yusuf wafat di tahun 1585 SM dikarenakan suatu penyakit. Dikarenakan pangeran Muhammad masih berusia 9 tahun, maka para pembesar kerajaan diharuskan menunjuk seorang wali untuk menjalankan roda pemerintahan sampai sultan beranjak dewasa.<ref>{{Cite book|last=TIM;|date=1978|url=https://perpustakaanbpcbbanten.kemdikbud.go.id/index.php?p=show_detail&id=95&keywords=|title=258. Berita Penelitian Arkeologi No 18 Laporan Penelitian Arkeologi Banten 1978|publisher=Proyek Penelitan dan Peninggalan Purbakala|language=Indonesia}}</ref> [[Pangeran Arya Jepara|Pangeran Arya kamandanu]], paman dari Sultan Maulana Muhammad mengajukan usul kepada para pembesar Banten agar dirinya dijadikan wali penguasa Banten sampai Maulana Muhammad cukup umur untuk memegang pemerintahan, namun usul tersebut ditolak oleh para pembesar Banten yang menganggap bahwa pangeran Arya Jepara adalah orang luar Banten.
 
== Penulis ulung ==
Dalam naskah berbahasa [[Sanskerta]], ''Mahabharata'' disajikan sebagai [[cerita berbingkai]] (cerita di dalam cerita), dengan tiga narator: [[Ugrasrawa]], [[Wesampayana]], dan [[Sanjaya (Mahabharata)|Sanjaya]]. Dari narasi Ugrasrawa disampaikan bahwa kisah ''Mahabharata'' pernah dituturkan oleh Wesampayana kepada Maharaja [[Janamejaya]] dari [[Hastinapura]]. Pada awalnya, sang maharaja gagal mengadakan upacara pengorbanan ular. Untuk melipur duka sang maharaja, murid [[Byasa]] yang bernama [[Wesampayana]] diminta untuk menuturkan kisah kejayaan leluhur sang maharaja, yaitu raja-raja India Kuno yang berada dalam satu garis keturunan, di antaranya: [[Pururawa]], [[Yayati]], [[Puru (mitologi)|Puru]], [[Bharata (raja)|Bharata]], dan [[Kuru (raja)|Kuru]].
 
Cerita utama ''Mahabharata'' berpusat pada riwayat seratus [[Korawa]] dan lima [[Pandawa]] yang merupakan keturunan raja-raja tersebut di atas, dengan konflik utama yaitu [[Perang Kurukshetra|perang saudara]] di [[Kurukshetra]]. Baik Korawa maupun Pandawa merupakan dua kelompok pangeran dari [[Dinasti Kuru]] yang tinggal di keraton [[Hastinapura]], [[India Utara]]. Korawa merupakan putra-putra [[Dretarastra]], sedangkan Pandawa merupakan putra-putra [[Pandu]], adik Dretarastra. Meskipun Korawa merupakan putra-putra keturunan Kuru yang lebih tua, tetapi usia mereka semua—termasuk [[Duryodana]], Korawa sulung—lebih muda daripada [[Yudistira]], Pandawa sulung. Baik Duryodana maupun Yudistira mengeklaim sebagai pewaris takhta yang pertama. Pertikaian memuncak menjadi sebuah [[perang di Kurukshetra]], yang dimenangkan oleh pihak [[Pandawa]].
 
Kisah ''Mahabharata'' diakhiri dengan wafatnya [[Kresna]], kehancuran klan-klan [[Yadawa]], dan diangkatnya para Pandawa ke surga. Peristiwa tersebut juga diyakini dalam kepercayaan [[Hindu]] sebagai permulaan zaman ''[[Kaliyuga]]'', yaitu zaman peradaban manusia yang keempat sekaligus terakhir; zaman ketika nilai-nilai yang mulia dan berharga mulai luntur, dan orang-orang cenderung berlaku dengan mengabaikan kebenaran, moralitas, dan kejujuran.
 
== Masa pemerintahan ==
Baris 62 ⟶ 55:
[[Kategori:Bangsawan Sunda]]
[[Kategori:Tokoh dari Serang]]
[[Kategori:Sayyid]]