Sulaiman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tuan Falanab (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Wie146 (bicara | kontrib)
k move salomo
 
(9 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
{{Infobox person
| honorific_prefix = Nabi
| name = Sulaimān<br/>سليمان<br/>[[Salomo]]
| other_names = [[Salomo]], Yedidiah
| post-nominals = 'alaihissalam<br/> '''[[Salomo]]''
| image = Solomon ben David.png
| image size = 150px
Baris 30:
== Etimologi ==
 
*'''Sulaiman''' (سُلَيمَان) berasal dari kata kerja Salima-Yaslamu (سَلِمَ يَسلَمُ) yang berarti menyelamatkan, mendamaikan, atau mensejahterakan. Dari kata salima (سَلِم) yang mengikut wazan isim tashgir Fu'aylan (فُعَيلَان) menjadi Sulayman (سُلَيمَان) yang memiliki makna '''orang yang mendamaikan.''', namun karena Sulaiman merupakan nama tokoh non-arab dan dalam nama tersebut terdapat alif dan nun pada akhir katanya, maka nama Sulaiman tidak boleh diberi [[Tanwin]] (ـٌــٍــً) sesuai degan kaidah bahasa arab.
 
*'''Salomo''' (שלמה) berasal dari kata Shalom (שלם/שלום) yang berarti damai, jadi Salomo bisa diartikan sebagai '''sang pembawa kedamaian''', selain itu Salomo juga memiliki nama lain yakni '''Yedidiah''' yang berarti '''Dicintai Tuhan'''.
 
== Ayat ==
{{quote|Dan sungguh, Kami telah memberikan ilmu kepada Dawud dan Sulaiman, dan keduanya berkata, "Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari banyak hamba-hamba-Nya yang beriman."|{{cite quran|27|15|style=inline}}}}{{Quote|Ia berkata: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi".|{{cite quran|38|35|style=inline}}}}
<!--
 
---[https://tafsirweb.com/8521-surat-shad-ayat-35.html surat-shad-ayat-35.html]l{{quote|Raja Salomo melebihi semua raja di bumi dalam hal kekayaan dan hikmat. Seluruh bumi berikhtiar menghadap Salomo untuk menyaksikan hikmat yang telah ditaruh Allah di dalam hatinya.|{{Alkitab|1 Raja-Raja 10:23-24}}}} --bukan ayat Islam-- -->
 
== Kisah ==
Baris 53:
Sulaiman (Salomo) merupakan seorang bangsa Israel dari suku Yehuda. Tanakh dan Alkitab menyebutkan silsilahnya adalah Sulaiman (Salomo) bin Dawud (Daud) bin Isai bin Obed bin Boas bin Salma bin Nahason bin Aminadab bin Ram bin Hezron bin Peres bin [[Yehuda]] bin [[Ya'qub]] (Yakub).<ref>{{Alkitab|1 Tawarikh 2: 1-15}}</ref>
 
Setelah memasuki Palestina dipimpin [[Yusya|Yusya' bin Nun]] (Yosua bin Nun), Bani Israil (Orang Israel) memasuki masa kesukuan. Setelah [[Samuel]] menobatkan Thalut (Saul) sebagai raja, Bani Israil (Orang Israel) memasuki masa kerajaan. Sepeninggal Thalut (Saul), tampuk kekuasaan diwariskan pada menantunya, Dawud (Daud). Sulaiman (Salomo) mewarisi takhta Kerajaan Israel sepeninggal ayahnya, Dawud (Daud).<ref>An-Naml (27):16</ref><ref>{{Alkitab|1 Raja-Raja 2:12}}</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=705}}<ref name='JewEnc'>{{cite encyclopedia|last=Barton |first=George A. |encyclopedia=Jewish Encyclopedia |title=Temple of Solomon|url= http://www.jewishencyclopedia.com/articles/14310-temple-of-solomon|accessdate=2018-10-24 |year=1906 |pages=98–101}}</ref>
 
=== Kebijaksanaan ===
Disebutkan dalam Al-Qur'an bahwa saat Dawud (Daud) masih hidup, ada seorang yang mengadu bahwa kebun anggur miliknya dirusak oleh kambing-kambing. Kemudian disebutkan bahwa Sulaiman (Salomo) memberikan keputusan yang lebih tepat terkait permasalahan tersebut.<ref>Al-Anbiya' (21):78-79</ref> Para ulama memberikan keterangan terkait ayat tersebut bahwa ada pihak yang mengadu pada Dawud (Daud) lantaran kebun anggurnya dirusak dan dimakan oleh kambing-kambing. Dawud (Daud) memberikan keputusan bahwa pemilik kebun akan diberi ganti rugi. Namun Sulaiman (Salomo) berpendapat bahwa pemilik kambing harus menyerahkan kambingnya sementara kepada pemilik kebun, sehingga pemilik kebun tersebut dapat memanfaatkan kambing tersebut, seperti diambil air susunya. Sementara itu, pemilik kambing harus memperbaiki kebun itu sampai seperti sedia kala. Setelah pemilik kambing memperbaiki kebun, maka barulah kambing-kambingnya akan dikembalikan padanya. Dawud (Daud) kemudian sepakat dengan pemikiran putranya.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=722-723}}<ref>''Lives of the Prophets'', L. Azzam, ''David and Solomon'', hlm. 62, Suhail Academy</ref>
 
Alkitab menyebutkan bahwa datang dua orang perempuan mengadu pada Sulaiman (Salomo). Masing-masingnya memiliki seorang putra yang masih bayi, tapi salah satu bayi tersebut mati. Keduanya kemudian berebut bayi yang masih hidup tersebut dan masing-masingnya menyatakan bahwa itu adalah putranya. Sulaiman (Salomo) kemudian memerintahkan agar bayi tersebut dibelah menjadi dua, sehingga tiap-tiap dari mereka mendapat satu bagian potongan dari bayi tersebut. Mendengar keputusan tersebut, perempuan pertama mengikhlaskan bayi tersebut diberikan pada perempuan kedua, sementara perempuan kedua langsung sepakat dengan keputusan Sulaiman (Salomo) untuk membelah bayi tersebut. Sulaiman (Salomo) kemudian memutuskan bahwa bayi tersebut adalah milik perempuan pertama, karena terlihat rasa keibuannya dan kesediaannya memberikan putranya pada perempuan lain asal putranya bisa hidup.<ref>{{Alkitab|1 Raja-raja 3:16-28}}</ref>
 
=== Kekuasaan ===
Al-Qur'an menyebutkan bahwa Sulaiman (Salomo) memahami bahasa binatang, seperti burung dan semut. Disebutkan bahwa seekor semut memperingatkan kawanannya untuk kembali ke sarang agar tidak diinjak Sulaiman (Salomo) dan bala tentaranya. Sulaiman (Salomo) yang mendengar dan memahami perkataan semut tersebut tersenyum dan tertawa, kemudian memanjatkan syukur kepada Allah swt.<ref>An-Naml (27):18-19</ref> Sulaiman (Salomo) juga mampu bercakap-cakap dengan burung hud-hud<ref>An-Naml (27):20-27</ref> dan berbicara dengan jin.<ref>An-Naml (27):38-39</ref>
 
Sulaiman (Salomo) juga disebutkan menghimpun bala tentaranya yang terdiri dari manusia, jin, dan burung,<ref>An-Naml (27):17</ref> memerintahkan hud-hud membawa pesan dan menguping pembicaraan manusia,<ref>An-Naml (21):28</ref> menawan setan dan memerintahkan mereka untuk membangun dan menyelam,<ref>Al-Anbiya' (21):82</ref><ref>Shad (38):37-38</ref> mencairkan tembaga, memerintahkan bangsa jin untuk membuat hal yang dikehendaki Sulaiman (Salomo), seperti gedung-gedung tinggi, patung-patung, dan piring-piring sebesar kolam.<ref>Saba' (34):12-13</ref>
 
=== Kuda dan angin ===
Al-Qur'an menyebutkan bahwa pada suatu sore, diperlihatkan kuda-kuda yang jinak dan cepat larinya pada Sulaiman (Salomo) dan dia memperhatikan mereka sampai hilang dari pandangan. Setelahnya, Sulaiman (Salomo) memerintahkan agar kuda-kuda itu dibawa padanya dan dia kemudian mengusap leher dan kaki kuda-kuda tersebut.<ref>Shad (38):31-33</ref>
 
Terdapat beberapa tafsiran terkait ayat ini. Tafsiran pertama menyebutkan bahwa yang "hilang dari pandangan" adalah matahari, sedangkan "mengusap leher dan kaki kuda" diartikan sebagai menyembelih atau memotong. Maknanya adalah Sulaiman (Salomo) memperhatikan pertunjukkanpertunjukan kuda-kuda tersebut hingga matahari terbenam. Hal itu membuat Sulaiman (Salomo) terlupa melaksanakan ibadah sore. Setelahnya, Sulaiman (Salomo) memerintahkan agar kuda-kuda tersebut disembelih karena telah melalaikannya dalam beribadah.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=719}} Tafsiran kedua menyatakan bahwa yang "hilang dari pandangan" itu adalah kuda-kuda itu sendiri dan yang dimaksud "mengusap leher dan kaki kuda" adalah mengusap keringat dari kuda-kuda tersebut.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=719-720}}
 
Al-Qur'an juga menjelaskan bahwa Allah menundukkan angin yang dapat berhembus ke arah yang Sulaiman (Salomo) inginkan.<ref>Al-Anbiya' (21):81</ref><ref>Shad (38):36</ref> Para ulama memberikan keterangan bahwa Sulaiman (Salomo) memiliki hamparan yang di atasnya terdapat rumah, istana, tenda, kuda, unta, dan berbagai perlengkapan perang. Saat hendak melakukan perjalanan, Sulaiman (Salomo) dapat memerintahkan angin mengangkat hamparan tersebut berikut segala yang ada di atasnya dan mengantarkan ke tempat yang dia inginkan, baik cepat maupun lambat. Disebutkan bahwa mukjizat angin ini dikaruniakan oleh Allah karena Sulaiman (Salomo) telah meninggalkan kuda-kudanya (lihat tafsiran pertama tentang kuda Sulaiman (Salomo)) untuk mencari ridha Allah.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=724}}
 
=== Baitul Maqdis ===
[[Berkas:Jerusalem temple3.jpg|jmpl|Lukisan yang mengilustrasikan Baitul Maqdis (Bait Suci/Bait Allah) yang dibangun Sulaiman (Salomo) sesuai keterangan dalam Tanakh dan Alkitab]]
Sumber Yahudi dan Kristen menyebutkan bahwa Sulaiman (Salomo) adalah orang yang membangun [[Baitul Maqdis]] ({{Lang-ar|بيت المقدس}}, {{lang-he|בית המקדש}} ''Beit HaMikdash'', secara harfiah bermakna "Rumah Suci"), juga disebut Bait Suci, Bait Allah atau [[Bait Salomo]], sebuah bangunan yang diperuntukkan untuk pusat peribadahan Bani Israil (Orang Israel). Al-Qur'an tidak memberikan keterangan mengenai pembangunan Baitul Maqdis. Disebutkan dalam Alkitab bahwa bangunan tersebut memiliki panjang 60 hasta (27 meter), lebar 20 hasta (9 meter), dan tinggi 30 hasta (13,5 meter). Di bagian dalam bangunan tersebut terdapat ruangan khusus yang disebut [[Ruang Mahakudus]] ({{Hebrew|קֹדֶשׁ הַקֳּדָשִׁים}} ''{{unicode|Qṓḏeš HaqQŏḏāšîm}}'') dan menjadi tempat disimpannya [[tabut perjanjian]].<ref>{{Alkitab|1 Raja-Raja 6:2-38}}</ref>
 
Tanakh dan Alkitab memberikan keterangan bahwa Baitul Maqdis (Bait Suci/Bait Allah) dibangun pada tahun keempat masa kekuasaan Sulaiman (Salomo).<ref>{{Alkitab|1 Raja-Raja 6:1}}</ref> Dalam riwayat hadits disebutkan bahwa Baitul Maqdis (Bait Suci/Bait Allah/[[Masjid Al-Aqsha]]) dibangun empat puluh tahun setelah Masjidil Haram.<ref>HR. Bukhari (585)</ref> Berdasar riwayat hadits tersebut, sebagian ulama menyebutkan bahwa Baitul Maqdis (Bait Suci/Bait Allah) sudah dibangun pada masa yang lebih awal dan Sulaiman (Salomo) hanyalah membangun ulang.
 
=== Balqis ===
Al-Qur'an menyebutkan bahwa burung hud-hud mengabarkan pada Sulaiman (Salomo) bahwa dia baru datang dari negeri Saba' (Syeba), menjelaskan bahwa negeri tersebut dipimpin seorang perempuan yang memiliki singgasana besar, sedangkan dia dan kaumnya menyembah matahari.<ref>An-Naml (27):22-26</ref> Al-Qur'an tidak menyebutkan nama dan gelar perempuan yang memerintah Saba' (Syeba) tersebut. Sebagian ulama menyebutkan bahwa dia adalah seorang [[Ratu (gelar)|ratu]] yang bernama Balqis atau Bilqis ({{Lang-ar|بِلْقِيْس}}).{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=711-712}}
 
Sulaiman (Salomo) kemudian mengutus hud-hud menyampaikan sebuah surat pada Balqis yang berisikan agar dia datang padanya dalam keadaan berserah diri. Setelah berunding dengan para pembesar negeri, Balqis memutuskan untuk mengirim utusan yang membawa hadiah pada Sulaiman (Salomo). Namun Sulaiman (Salomo) memerintahkan pada para utusan tersebut untuk kembali dan mengancam akan mengirimkan pasukan yang sangat kuat yang akan mengusir mereka dari negeri mereka.<ref>An-Naml (27):27-37</ref>
 
Setelahnya, Sulaiman (Salomo) berunding dengan para pembesarnya, menanyakan apakah di antara mereka ada yang mampu membawa singgasana Balqis ke tempat Sulaiman (Salomo). Jin ifrit mengajukan diri, menyatakan bahwa dirinya bisa membawa singgasana tersebut sebelum Sulaiman (Salomo) berdiri dari tempat duduknya. Namun ada pihak lain yang mengajukan diri, disebutkan bahwa dia memiliki ilmu dari kitab, mengatakan bahwa dia bisa mendatangkan singgasana tersebut dalam sekejap mata.<ref>An-Naml (27): 38-40</ref> Sebagian menyatakan bahwa dia adalah Ashif bin Barkiya, seorang menteri<ref name="Arabian">Richard F. Burton, ''Book of the Thousand Nights and a Night: vol. I'', Kissinger Publishing Co, 2003, hlm. 42</ref> atau sekretaris dan masih terhitung sepupu Sulaiman (Salomo). Pendapat lain menyebutkan bahwa dia adalah salah seorang ulama Bani Israil (Orang Israel). Ada juga yang berpendapat bahwa dia adalah jin mukmin, dan ada yang mengatakan Jibril (Gabriel).{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=716}}
 
Setelah singgasana tersebut benar-benar didatangkan, Sulaiman (Salomo) memerintahkan agar singgasana tersebut diubah. Saat Balqis tiba dan menghadap Sulaiman, ditanyakan padanya, "Serupa inikah singgasanamu?" Balqis menjawab, "Seakan-akan itulah dia." Saat dipersilakan masuk istana Sulaiman (Salomo), Balqis mengira akan melewati sebuah kolam sehingga dia menjinjing pakaiannya. Sulaiman (Salomo) menjelaskan bahwa itu adalah lantai yang terbuat dari kaca. Balqis kemudian menyatakan bahwa dirinya berserah diri pada Allah, Tuhan seluruh alam.<ref>An-Naml (27): 41-44</ref>
 
Alkitab juga menjelaskan mengenai kedatangan Balqis. Sebagaimana dalam Al-Qur'an, Alkitab juga tidak menyebutkan nama dari perempuan pemimpin negeri Saba' (Syeba) tersebut dan hanya menyebutnya "Ratu Syeba" ({{lang-he-n|מַלְכַּת־ שְׁבָא}},<ref>{{citation | editor=Francis Brown | entry=שְׁבָא | title=Hebrew and English Lexicon | publisher=Oxford University Press | year=1906 | page=985a | url=https://archive.org/details/hebrewenglishlex00browuoft}}</ref> {{transl|he|malkat-šəḇā}}). Disebutkan bahwa saat mendengar kebijaksanaan Sulaiman (Salomo), Ratu Saba' (Syeba) pergi ke istana Sulaiman (Salomo) bersama iring-iringan unta yang membawa rempah-rempah, batu permata, dan emas. Setelah bertemu dengan Sulaiman (Salomo), Ratu Saba' (Syeba) mengajukan beberapa pertanyaan pada Sulaiman (Salomo) dan semuanya dapat dijawab, membuat Ratu Saba' (Syeba) kagum akan kebijaksanaan dan pengetahuan Sulaiman (Salomo).<ref>{{Alkitab|1 Raja-Raja 10:1-13}}</ref> Tradisi Ethiopia menyebutkan nama Ratu Saba' (Syeba) tersebut adalah Makeda.
 
Sebagian ulama menyebutkan bahwa kemudian Sulaiman (Salomo) dan Balqis menikah. Balqis masih tetap diakui sebagai penguasa Saba' (Syeba) dan Sulaiman (Salomo) sendiri mengunjunginya sekali dalam setiap bulan dan mereka tinggal bersama selama tiga hari sebelum Sulaiman (Salomo) kembali lagi ke Palestina. Sulaiman (Salomo) kemudian memerintahkan bangsa jin untuk membangunkan tiga istana untuk Balqis di Yaman: Ghumdan, Salihin, dan Biniyun. Sebagian ulama menyebutkan bahwa Balqis tidak menikah dengan Sulaiman (Salomo), tetapi dengan raja dari Bani Hamdan dan Balqis tetap menjadi penguasa Saba' (Syeba). Sulaiman kemudian menundukkan Zauba'ah (raja jin di Yaman) yang kemudian membangunkan tiga istana bagi Balqis.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=718}}
 
=== Penyembahan berhala ===
Dalam Tanakh dan Alkitab disebutkan bahwa Sulaiman (Salomo) memiliki tujuh ratus istri dari kaum bangsawan dan tiga ratus gundik, banyak dari mereka adalah perempuan asing. Di hari tua, istri-istrinya ini mencondongkan hati Sulaiman (Salomo) pada dewa-dewa sesembahan para istrinya, membuat Sulaiman (Salomo) membangun tempat pemujaan dan mempersembahkan korban untuk dewa-dewa tersebut.<ref>{{Alkitab|1 Raja-Raja 11:1-8}}</ref>
 
Tidak ada keterangan dalam Al-Qur'an dan hadits mengenai Sulaiman (Salomo) yang melakukan penyembahan berhala dan pada umumnya tradisi Islam menolak keterangan tersebut. Namun keterangan dalam Al-Qur'an mengenai Sulaiman (Salomo) yang "tergeletak di atas kursinya"<ref>Shad (38):34</ref> dikaitkan dengan penyembahan berhala dalam beberapa tafsiran. Disebutkan bahwa Allah menganugerahkan cincin pada Sulaiman (Salomo) yang memiliki kekuatan untuk mengendalikan bangsa jin dan binatang. Namun suatu hari, setan bernama [[Asmodeus|Shakhr]] ({{lang-ar|صخر}}, secara harfiah bermakna "batu") menyamar menjadi Sulaiman (Salomo) dan mengambil cincin tersebut, sehingga Sulaiman (Salomo) terusir dari istana dan hidup terlunta-lunta selama empat puluh hari. Setan tersebut kemudian membuang (atau menjatuhkan) cincin tersebut ke laut, ikan memakan cincin tersebut, nelayan menangkap ikan tersebut, dan nelayan tersebut menghidangkan ikan itu pada Sulaiman (Salomo) untuk makandimakan. Setelah mendapat kembali cincinnya, Sulaiman (Salomo) mendapat kekuatan dan kekuasaannya kembali. Terusirnya Sulaiman (Salomo) selama empat puluh hari disebabkan karena ada istrinya yang melakukan penyembahan berhala di kediamannya selama empat puluh hari, meski Sulaiman (Salomo) sendiri tidak mengetahuinya.<ref name=Ath-Thabari>[[Ibnu Jarir ath-Thabari|Ath-Thabari]], ''History of al-Tabari Vol. 3, The: The Children of Israel'' SUNY Press 2015 {{ISBN|978-0-791-49752-4}} hlm. 170</ref>
 
=== Wafat ===
[[Berkas:Mausoleum of Nabi Suleman.JPG|jmpl|Makam Sulaiman (Salomo) di [[Masjid Al-Aqsha]], [[Kota Lama Yerusalem]]]]
Al-Qur'an menyebutkan bahwa tidak ada yang mengetahui kematian Sulaiman (Salomo), sampai tongkat penyangganya keropos dimakan [[rayap]] dan membuat tubuh Sulaiman (Salomo) jatuh tersungkur.<ref>Saba'(34): 14</ref> Para ulama memberikan keterangan bahwa Sulaiman (Salomo) meninggal saat di ruang ibadah, sementara bangsa jin yang bekerja untuknya biasa masuk-keluar ruang ibadah. Saat tubuh Sulaiman (Salomo) tersungkur, mereka langsung keluar dan mengabarkan pada manusia bahwa Sulaiman (Salomo) telah wafat. Dalam keterangan lain disebutkan bahwa bangsa jin langsung melarikan diri dari tugas-tugas mereka. Sebagian ulama menyebutkan bahwa Sulaiman (Salomo) wafat saat berusia kisaran lima puluh tahun lebih, sebagian ulama menyebutkan angka 52 tahun.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=731-733}} Alkitab menyebutkan bahwa Sulaiman (Salomo) berkuasa selama empat puluh tahun.<ref>{{Alkitab|1 Raja-Raja 11:42}}</ref><ref>{{Alkitab|2 Tawarikh 9:30}}</ref>
 
=== Perpecahan ===
Alkitab menyebutkan bahwa setelah Sulaiman (Salomo) mangkat, takhta [[Kerajaan Israel (kerajaan bersatu)|Kerajaan Israel]] diwariskan kepada [[Rehabeam]]. Namun rakyat-rakyat di sebelah utara khawatir Rehabeam akan melanjutkan memberikan pajak yang berat pada mereka seperti pada masa Sulaiman (Salomo). Keluhan rakyat utara disampaikan pada Rehabeam, tetapi dia lebih memilih mempertahankan kebijakan lama dan memperberat pajak dan hukuman untuk mereka. Suku-suku Bani Israil (Orang Israel) di sisi utara kemudian menolak Rehabeam sebagai raja mereka dan memilih [[Yerobeam bin Nebat]] dari suku Efraim bin Yusuf sebagai raja mereka. Kerajaan Israel di sisi utara ini disebut [[Kerajaan Israel (Samaria)|Kerajaan Israel]], tapi kerap disebut Kerajaan Utara atau Kerajaan Samaria untuk membedakan dengan Kerajaan Israel lama yang wilayahnya mencakup keseluruhan wilayah suku-suku Bani Israil (Orang Israel). Suku Yehuda dan Benyamin tetap setia pada Rehabeam dan kerajaan mereka disebut [[Kerajaan Yehuda]].<ref>{{Alkitab|1 Raja-Raja 12:1-24}}</ref>
 
== Kedudukan ==
Baris 120:
 
=== Islam ===
Sulaiman (Salomo) dipandang sebagai nabi dalam Islam.<ref>An-Nisa' (4): 163</ref> Dalam Al-Qur'an, dia disebut sebagai sosok yang diberi petunjuk,<ref>Al-An'am (6): 84</ref> pemahaman akan hukum, kebijaksanaan, dan ilmu,<ref>Al-Anbiya' (21): 79</ref><ref>An-Naml (27): 15</ref> sebaik-baik hamba, sangat taat pada Allah,<ref>Shad (38): 30</ref> dan memiliki tempat kembali yang baik dan kedudukan yang tinggi di sisi Allah.<ref>Shad (38): 40</ref>
 
Sebagaimana para nabi yang lain, pesan ketauhidan (mengesakan Allah) dalam kisah Sulaiman juga sangat menonjol, seperti saat Sulaiman mengajak Balqis berserah diri kepada Allah. Tradisi Islam biasanya tidak menerima pernyataan bahwa Sulaiman (Salomo) menjadi penyembah berhala sebagaimana dalam tradisi Yahudi dan Kristen. Al-Qur'an sendiri menyatakan bahwa Sulaiman tidak kafir, tetapi setanlah yang kafir dan mengajarkan sihir.<ref>Al-Baqarah (2): 102</ref>
 
Disebutkan bahwa pada hari kiamat kelak, Allah menjadikan Sulaiman (Salomo) sebagai ''[[hujjah]]'' (alasan) bagiuntuk para penguasa dan orang kaya.<ref>''Tarikh Dimasq'' (10/82)</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=395}} Maknanya adalah orang-orang di hari kiamat kelak tidak bisa beralasan bahwa mereka tidak bisa beribadah karena disibukkan dengan kekayaan dan kekuasaan, lantaran Sulaiman (Salomo) yang kekuasaannya lebih besar dan kekayaannya lebih banyak saja tetap taat beribadah kepada Allah.<ref>{{Cite web|url=https://islam.nu.or.id/post/read/114412/4-hamba-yang-akan-jadi-hujjah-allah-di-akhirat-|title=Hamba yang Menjadi Hujjah Allah|last=Wijaya|first=M. Tatam|date=11 Desember 2019|website=NU Online|access-date=9 April 2020}}</ref>
 
== Dinasti Salomo ==
Baris 133:
 
=== Cincin ===
Cincin atau Segel Sulaiman ({{lang-ar|خاتم سليمان}} ''{{transl|ar|Khātam Sulaymān}})'' adalah sebuah cincin meterai atau cincin cap yang dikaitkan dengan Sulaiman dalam tradisi Yahudi, Islam, dan [[Esoterisme Barat]]. Tidak ada keterangan tersurat mengenai cincin ini dalam Al-Qur'an ataupun Tanakh. Dalam sebuah riwayat hadits disebutkan bahwa satu dari tanda besar kiamat adalah munculnya hewan melata ([[Dabbat al-Ard|dabbah]]) dan hewan tersebut membawa tongkat Musa dan cincin Sulaiman (Salomo). Hewan tersebut memberi tanda pada hidung orang kafir dengan cincin dan mencerahkan wajah orang beriman dengan tongkat.<ref>HR. Ahmad dan Tirmidzi</ref>
 
Legenda mengenai cincin Sulaiman (Salomo) utamanya dikembangkan oleh penulis Arab Abad Pertengahan. Cap segel atau stempel pada cincin tersebut biasanya digambarkan dengan bentuk bintang lima atau bintang enam menyerupai [[Bintang Daud]]. Disebutkan bahwa cincin ini diturunkan langsung dari langit, terbuat dari kuningan dan besi, dan memberikan kekuatan pada Sulaiman untuk mengendalikan bangsa jin dan berbicara dengan binatang.<ref name=Ath-Thabari/>
 
=== seribuSeribu satu malam ===
Dalam satu dari kisah [[Seribu Satu Malam]] disebutkan bahwa ada jin yang membuat Sulaiman (Salomo) tidak berkenan. Sulaiman (Salomo) kemudian memasukkannya ke dalam botol dan membuangnya ke laut. Lantaran botol tersebut disegel dengan cap Sulaiman (Salomo), jin tersebut tidak bisa keluar selama berabad-abad sampai seorang nelayan menemukan botol tersebut.<ref>[http://www.bartleby.com/16/201.html "The Story of the Fisherman", ''Stories from the Thousand and One Nights'', The Harvard Classics, 1909–14]</ref>
 
=== Kunci Sulaiman (Salomo) ===
Baris 144:
 
== Lihat pula ==
* [[Mukjizat SulaymanSulaiman]]
* [[Nabi dan Rasul|Nabi-nabi]], di antaranya:
** [[Dawud]]