Pertempuran Mu'tah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gelar Nabi sebagai pengakuan atas kenabiannya
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(16 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 28:
| casualties2 = Tidak diketahui
}} {{Pertempuran Muhammad}}
'''Pertempuran Mu'tah''' adalah sebuah [[pertempuran]] yang terjadi di Mu'tah pada bulan Jumadil Awal 8 H atau 629 M. Pihak yang terlibat dalam pertempuran ini ialah pasukan Muslim yang diutus oleh Muhammad, dan pasukan [[Kekaisaran Romawi Timur|Kekaisaran Bizantium]] serta Ghassanuiyah yang merupakan [[vasal|vasalnya]]. Pertempuran ini terjadi di desa Mu'tah di Palaestina Salutaris di sebelah timur Sungai Yordan dan Karak modern.
 
Dalam sumber sejarah Islam, pertempuran itu biasanya digambarkan sebagai upaya kaum Muslim untuk membalas dendam terhadap seorang kepala suku Ghassanid karena telah merenggut nyawa seorang utusan. Menurut sumber Bizantium, kaum Muslim berencana untuk melancarkan serangan mereka pada hari raya. Vicarius Bizantium setempat mengetahui rencana mereka dan mengumpulkan garnisun benteng-benteng. Melihat banyaknya pasukan musuh, kaum Muslim mundur ke selatan tempat pertempuran dimulai di desa Mu'tah dan mereka dikalahkan atau mundur tanpa memberikan hukuman kepada kepala suku Ghassanid.[14][4][2] Menurut sumber Muslim, setelah tiga pemimpin mereka terbunuh, komando diberikan kepada Khalid ibn al-Walid dan ia berhasil menyelamatkan sisa pasukan.[4]
== Penyebab ==
Selama masa [[gencatan senjata]] antara Kaum Quraisy dan Kaum Muslimin, Nabi [[Muhammad]] sebagai pemimpin Kaum Muslimin di Madinah mengadakan pengiriman utusan dan surat ke beberapa kepala negara dan kepala pemerintahan di negeri-negeri lain. Pengutusan dan pengiriman surat ini ditujukan untuk mengajak para kepala negara dan kepala pemerintah untuk menerima ajaran Islam.{{Sfn|Nasution|2013|p=51-52}}
 
Tiga tahun kemudian umat Islam kembali mengalahkan pasukan Bizantium dalam Ekspedisi Usama bin Zayd.
Pengiriman utusan dan surat-surat dakwah diadakan pada akhir tahun keenam Hijriah. Salah satu surat ditujukan kepada [[amir]] di Bushra. Utusan yang dikirim ialah Al-Harits bin Umair Al-Azadi. Namun, Al-Harits dibunuh di Mu'tah sebelum Amir Bushra menerima surat dakwah.{{Sfn|Chalil|2001|p=483}} Al-Harits dibunuh oleh Syurahbil bin Amr al-Ghassani. Syurahbil merupakan salah satu pembesar negara di Mu'tah.{{Sfn|Chalil|2001|p=484}} Atas perlakuan ini, Nabi Muhammad mempersiapkan pasukan Muslimin untuk berperang dengan pasukan Ghassaniyah di Mu'tah pada tahun ke-8 Hijriah.{{Sfn|Nasution|2013|p=52}}
 
== LokasiLatar Belakang ==
Selama masa [[gencatan senjata]] antara Kaum Quraisy dan Kaum Muslimin, Nabi [[Muhammad]] sebagai pemimpin Kaum Muslimin di [[Madinah]] mengadakan pengiriman utusan dan surat ke beberapa kepala negara dan kepala pemerintahan di negeri-negeri lain. Pengutusan dan pengiriman surat ini ditujukan untuk mengajak para kepala negara dan kepala pemerintah untuk menerima ajaran Islam.{{Sfn|Nasution|2013|p=51-52}}
Pertempuran Mu'tah terjadi di sebuah perkampungan bernama Mu'tah. Lokasi Mu'tah berada di wilayah sebelum memasuki [[Syam]]. Perjalanan dari Mu'tah menuju ke Baitul Maqdis ditempuh selama dua hari bila berjalan kaki.{{Sfn|Zulyadain dan Sugiarto|2021|p=127}}
 
Pengiriman utusan dan surat-surat dakwah diadakan pada akhir tahun keenam Hijriah. Salah satu surat ditujukan kepada [[amir]] di Bushra. Utusan yang dikirim ialah Al-Harits bin Umair Al-Azadi. Namun, Al-Harits dibunuh di Mu'tah sebelum Amir Bushra menerima surat dakwah.{{Sfn|Chalil|2001|p=483}} Al-Harits dibunuh oleh Syurahbil bin Amr al-Ghassani. Syurahbil merupakan salah satu pembesar negara di Mu'tah.{{Sfn|Chalil|2001|p=484}} Atas perlakuan ini, Nabi Muhammad mempersiapkan pasukan Muslimin untuk berperang dengan pasukan Ghassaniyah di Mu'tah pada tahun ke-8 Hijriah.{{Sfn|Nasution|2013|p=52}}
== Waktu ==
Pertempuran Mu'tah terjadi pada bulan September 629 M. Kejadiannya bertepatan dengan bulan [[Jumadilawal|Jumadil Awal]] 8 H.{{Sfn|Ridha|2021|p=4}}
 
Pertempuran Mu'tah terjadi di sebuah perkampungan bernama Mu'tah. Lokasi Mu'tah berada di wilayah sebelum memasuki [[Syam]]. Perjalanan dari Mu'tah menuju ke Baitul Maqdis ditempuh selama dua hari bila berjalan kaki.{{Sfn|Zulyadain dan Sugiarto|2021|p=127}} Pertempuran Mu'tah terjadi pada bulan September 629 M. Kejadiannya bertepatan dengan bulan [[Jumadilawal|Jumadil Awal]] 8 H.{{Sfn|Ridha|2021|p=4}}
== Kekuatan tempur ==
[[Muhammad|Nabi Muhammad]] sebagai pemimpin utama pasukan Muslim tidak ikut serta dalam Pertempuran Mu'tah.{{Sfn|Ridha|2021|p=4}} Jumlah pasukan Muslimin yang disiapkan oleh nabi Muhammad untuk berangkat ke Mu'tah sebanyak 3 ribu orang. Pengiriman pasukan dipimpin oleh Zaid bin Haritsah.{{Sfn|Amahzun|2004|p=318}}
 
== Kekuatan tempur ==
Sementara pasukan Ghassaniyah berjumlah 200 ribu orang.{{Sfn|Nasution|2013|p=52}} Sebanyak 100 ribu pasukan berasal dari Kekaisaran Romawi Timur, sedangkan 100 ribu lainnya berasal dari pasukan Ghassaniyah.{{Sfn|Aizid|2015|p=26}}
Muhammad sebagai pemimpin utama pasukan Muslim tidak ikut serta dalam Pertempuran Mu'tah.{{Sfn|Ridha|2021|p=4}} Jumlah pasukan Muslimin yang disiapkan oleh Muhammad untuk berangkat ke Mu'tah sebanyak 3 ribu orang. Panglima perang dari Pasukan Muslimin untuk mengikuti Pertempuran Mu'tah dipilih langsung oleh Nabi Muhammad. Panglima perang yang terpilih ialah [[Zaid bin Haritsah]], Ja'far bin Abu Thalib dan Abdullah bin Rawahah.{{Sfn|Ridha|2021|p=4-5}} Ketiga panglima ini menjadi pemimpin secara berurutan dalam kondisi pemimpin sebelumnya gugur dalam pertempuran. Nabi Muhammad menetapkan bahwa ketika panglima tersebut gugur, maka posisi panglima perang berikutnya dipilih langsung oleh Pasukan Muslimin.{{Sfn|Aizid|2015|p=25}}
 
== Pimpinan perang ==
 
=== Pimpinan perang dari Pasukan Muslimin ===
Panglima perang dari Pasukan Muslimin untuk mengikuti Pertempuran Mu'tah dipilih langsung oleh Nabi Muhammad. Panglima perang yang terpilih ialah [[Zaid bin Haritsah]], Ja'far bin Abu Thalib dan Abdullah bin Rawahah.{{Sfn|Ridha|2021|p=4-5}} Ketiga panglima ini menjadi pemimpin secara berurutan dalam kondisi pemimpin sebelumnya gugur dalam pertempuran. Nabi Muhammad menetapkan bahwa ketika panglima tersebut gugur, maka posisi panglima perang berikutnya dipilih langsung oleh Pasukan Muslimin.{{Sfn|Aizid|2015|p=25}}
 
==== Abdullah bin Rawahah ====
[[Abdullah bin Rawahah]] pada masa Jahiliah adalah seorang penyair. Ia menjadi muslim sebelum terjadinya Baiat Aqabah dan tetapi menekuni pekerjaan sebagai penyair.  Setelah menjadi Muslim, ia mengikuti peperangan bersama Nabi Muhammad.<ref>{{Cite book|last=Wargadinata, W., dan Fitriani, L.|date=2018|url=http://repository.uin-malang.ac.id/7856/1/7856.pdf|title=Sastra Arab: Masa Jahiliyah dan Islam|location=Malang|publisher=UIN-Maliki Press|isbn=978-602-1190-93-7|editor-last=Hamid|editor-first=M. Abdul|pages=250|url-status=live|access-date=2023-09-22|archive-date=2023-06-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20230619140923/http://repository.uin-malang.ac.id/7856/1/7856.pdf|archive-date=2023-06-19|url-status=live|dead-url=no}}</ref>
 
== Berlangsungnya pertempuran ==
Baris 60 ⟶ 53:
 
=== Penunjukan Khalid bin Walid sebagai panglima perang ===
Kaum Muslim bertempur melawan pasukan Bizantium di perkemahan mereka yang dekat dari desa Musharif dan kemudian mundur menuju Mu'tah. Di sinilah kedua pasukan bertempur. Beberapa sumber Muslim melaporkan bahwa pertempuran itu terjadi di sebuah [[lembah]] di antara dua [[dataran tinggi]], yang meniadakan keunggulan jumlah pasukan Bizantium. Selama pertempuran, ketiga pemimpin Muslim gugur satu demi satu saat mereka mengambil alih komando pasukan: pertama, [[Zaid bin Haritsah]], lalu [[Ja'far bin Abi Thalib]], lalu [[Abdullah bin Rawahah]]. Setelah kematian Abdullah bin Rawahah, tentara Muslim berada dalam bahaya untuk dikalahkan. [[Tsabit bin Aqram]] mengangkat panji dan mengumpulkan rekan-rekannya, sehingga menyelamatkan pasukan dari kehancuran total. Setelah pertempuran, Tsabit bin Aqram mengambil panji, sebelum meminta [[Khalid bin Walid]] untuk memimpin.{{Cn}}
Khalid bin Walid dipilih oleh pasukan Muslim sebagai panglima perang ketika ketiga panglima perang yang dipilih oleh Muhammad tewas saat Pertempuran Mu'tah sedang berlangsung.{{Sfn|Aizid|2015|p=26}}
 
== Dampak ==
Baris 69 ⟶ 62:
=== Pengislaman ===
Salah seorang komandan [[Kekaisaran Romawi Timur]] yang bernama Farwah bin Amr memilih untuk menjadi muslim setelah Pertempuran Mu'tah berakhir. Farwah adalah penguasa di wilayah-wilayah Jazirah Arab yang menjadi bagian dari Kekaisaran Romawi Timur. Ia berasal dari Banu Judzam. Setelah menerima ajaran Islam, Farwah mengirimkan utusan serta hadiah kepada Muhammad. Hadiah yang diberikannya berupa bagal dengan kulit berwarna putih. Namun Farwah akhirnya ditangkap dan dipenjara oleh penguasa Kekaisaran Romawi Timur setelah keislamannya diketahui. Ia akhirnya disalib di sebuah mata air yang bernama Afra' di Palestina. Hukuman mati yang diberikan kepada Farwah adalah pemenggalan leher.<ref>{{Cite book|last=Tahir|first=Muhammad Suaib|url=https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/476/1/Naskah%20Buku.pdf|title=Pidato Terakhir Sang Nabi: Menyelami Makna-makna Universal dan Kemanusiaan dalam Pidato Terakhir Rasulullah Muhammad Saw.|publisher=Yayasan Bumi Suci Indonesia|isbn=978-623-9727-20-8|editor-last=Gunawan|editor-first=Roland|pages=14-15|url-status=live|access-date=2023-09-22|archive-date=2023-06-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20230608023838/https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/476/1/Naskah%20Buku.pdf|dead-url=no}}</ref>
 
== Historiografi ==
Menurut al-Waqidi (w. 823) dan Ibn Ishaq (w. 767), kaum Muslim diberitahu bahwa sekitar 200 ribu pasukan musuh berkemah di Balqa'.{{Sfn|Nasution|2013|p=52}} Sebanyak 100 ribu pasukan berasal dari Kekaisaran Romawi Timur, sedangkan 100 ribu lainnya berasal dari pasukan Ghassaniyah.{{Sfn|Aizid|2015|p=26}} Beberapa sejarawan modern menyatakan bahwa angka tersebut dibesar-besarkan. Menurut Walter Emil Kaegi, profesor sejarah Bizantium di Universitas Chicago, jumlah seluruh pasukan Bizantium selama abad ke-7 mungkin berjumlah 100.000, bahkan mungkin setengah dari jumlah tersebut. Sementara pasukan Bizantium di Mu'tah tidak mungkin berjumlah lebih dari 10.000.
 
Catatan Muslim tentang pertempuran tersebut berbeda-beda mengenai hasilnya. Menurut David S. Powers, sumber-sumber Muslim paling awal seperti al-Waqidi mencatat pertempuran tersebut sebagai kekalahan yang memalukan (''hazīma''). Akan tetapi, Montgomery Watt mencatat bahwa al-Waqidi juga mencatat sebuah catatan di mana pasukan Bizantium melarikan diri. Powers berpendapat bahwa sejarawan Muslim di kemudian hari mengolah kembali materi sumber awal untuk mencerminkan pandangan Islam tentang rencana Tuhan. Sumber-sumber berikutnya menyajikan pertempuran tersebut sebagai kemenangan Muslim karena sebagian besar prajurit Muslim kembali dengan selamat.
 
== Referensi ==