Halusinasi suara: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
tambah konten audible thought |
mengembangkan penyebab |
||
(7 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{multiple issues|
{{Wikify|date=Agustus 2024}}
{{Istilah asing|date=Agustus 2024}}}}
{{Infobox medical condition|name=Auditory hallucination|synonym=Paracusia|image=|caption=|pronounce=|specialty=[[Psychiatry]]|symptoms=|onset=|duration=|causes=|risks=|diagnosis=|differential=|prevention=|treatment=|medication=|prognosis=|frequency=|deaths=}}
[[Berkas:Auditory hallucinations.jpg|jmpl|A type exhibiting hallucinations of hearing]]
Sebuah [[halusinasi]] pendengaran atau suara (inggris:''auditory hallucination'', paracusia<ref>{{cite web|title=Paracusia|url=http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/paracusia|work=Medical dictionary}}</ref>) adalah bentuk halusinasi yang mendengar suara tanpa ada [[Stimulus (psikologi)|stimulus]] atau sumber dari luar. Saat mengalami halusinasi suara, seseorang mendengar suara atau banyak suara yang tidak berasal dari lingkungan sekitar.
Bentuk umum dari halusinasi suara adalah mendengar satu atau lebih suara tanpa ada orang yang bicara, dikenal sebagai ''auditory verbal hallucination''. Hal ini mungkin berhubungan dengan
Ada tiga kategori utama dalam mendengar suara : seseorang mendengar suara berbicara di pikiran/kepala, seseorang mendengar satu atau lebih sedang berdebat, atau seseorang yang mendengar suara bercerita atau bernarasi tentang apa yang di perbuatannya.<ref>{{cite book|vauthors=Semple D|date=2005|title=Oxford Hand Book of Psychiatry|publisher=Oxford Press}}</ref> Tiga kategori ini tidak mencakup semua jenis dari halusinasi pendengaran.
Halusinasi suara yang berupa [[musik]] juga ada, dalam hal ini orang lebih sering adalah mendengar potongan dari lagu yang mereka ketahui, atau mungkin juga original. hal ini mungkin juga muncul kepada orang yang ber-mental sehat tanpa diketahui penyebabnya.<ref name="Deutsch2019">{{cite book|vauthors=Deutsch D|year=2019|title=Musical Illusions and Phantom Words: How Music and Speech Unlock Mysteries of the Brain|publisher=Oxford University Press|isbn=9780190206833|chapter=Hallucinations of music and speech|lccn=2018051786|author-link=Diana Deutsch|chapter-url=https://global.oup.com/academic/product/musical-illusions-and-phantom-words-9780190206833}}</ref> Jenis lain dari halusinasi pendengaran termasuk
Di masa lalu, penyebab halusinasi pendengaran di hubungkan dengan ''cognitive suppression'' yang dikarenakan kegagalan ''executive function'' dari ''frontoparietal sulcus''. Penelitian terbaru menemukan bahwa mereka bekerja secara parallel dengan ''left superior temporal gyrus'', menandakan bahwa mereka lebih baik di hubungkan dengan ''speech misrepresentations''.<ref name="Hugdahl K 20092">{{cite journal|date=May 2009|title=Left temporal lobe structural and functional abnormality underlying auditory hallucinations in schizophrenia|journal=Frontiers in Neuroscience|volume=3|issue=1|pages=34–45|doi=10.3389/neuro.01.001.2009|pmc=2695389|pmid=19753095|vauthors=Hugdahl K, Løberg EM, Nygård M|doi-access=free}}</ref> Hal ini diasumsikan melalui penelitian bahwa ''neural pathways'' terlibat dalam ''speech perception'' dan ''production'' yang normal, dimana l''ateralized left temporal lobe'', juga mendasari halusinasi pendengaran.<ref name="Hugdahl K 20093">{{cite journal|date=May 2009|title=Left temporal lobe structural and functional abnormality underlying auditory hallucinations in schizophrenia|journal=Frontiers in Neuroscience|volume=3|issue=1|pages=34–45|doi=10.3389/neuro.01.001.2009|pmc=2695389|pmid=19753095|vauthors=Hugdahl K, Løberg EM, Nygård M|doi-access=free}}</ref> Halusinasi suara parallel juga dengan ''spontaneous neural activity'' dari ''left temporal lobe'' dan ''subsequent'' ''primary auditory cortex''. Persepsi dari halusinasi pendengaran sama seperti pengalaman mendengar yang sebenarnya meskipun tidak ada suara apapun.<ref name="Ikuta T 20152">{{cite journal|date=December 2015|title=Subcortical modulation in auditory processing and auditory hallucinations|journal=Behavioural Brain Research|volume=295|pages=78–81|doi=10.1016/j.bbr.2015.08.009|pmc=4641005|pmid=26275927|vauthors=Ikuta T, DeRosse P, Argyelan M, Karlsgodt KH, Kingsley PB, Szeszko PR, Malhotra AK}}</ref>▼
▲Di masa lalu, penyebab halusinasi pendengaran di hubungkan dengan ''cognitive suppression'' yang dikarenakan kegagalan ''[[:en:Executive_functions|executive function]]'' dari ''[[:en:Frontoparietal_network|frontoparietal]] sulcus''. Penelitian terbaru menemukan bahwa mereka bekerja secara parallel dengan ''
== Audible thoughts atau pikiran yang terdengar ==
''Audible thoughts'' atau ''sonorisaion<ref name="Kaufmann_2017">{{cite journal|date=May 2017|title=Phenomenal Insights: Extraordinary auditory hallucinations-Thought sonorisation|journal=The Australian and New Zealand Journal of Psychiatry|volume=51|issue=5|pages=538–539|doi=10.1177/0004867417703488|pmid=28415876|vauthors=Kaufmann C, Agalawatta N, Masson M, Malhi GS|s2cid=12954351}}</ref>'' (Indonesia : pikiran yang terdengar) merupakan sejenis halusinasi verbal atau perkataan. Orang dengan halusinasi ini terus menerus mendengar suara yang menyuarakan isi pikirannya dengan keras.
Pasien yang mengalami ''audible thought'' atau pikiran bersuara akan mendengar suara yang
Contoh dari ''thought echo'' atau pikiran gema :<blockquote>Seorang ibu rumah tangga berumur 32 tahun komplain dengan suara laki-laki. Suara itu mengulang hampir semua pemikiran-nya. Pasien wanita tersebut berfikir “aku harus menyalakan ketelnya/ceret” dan setelah berhenti sejenak tidak lama dari satu detik ada suara yang mengatakan “aku harus menyalakan ketelnya/ceret”.''<ref name="Mellor_19704">{{cite journal|date=July 1970|title=First rank symptoms of schizophrenia. I. The frequency in schizophrenics on admission to hospital. II. Differences between individual first rank symptoms|journal=The British Journal of Psychiatry|volume=117|issue=536|pages=15–23|doi=10.1192/S0007125000192116|pmid=5479324|vauthors=Mellor CS|s2cid=26706017}}</ref>''</blockquote>''audible thoughts'' dapat dikategorikan eksternal atau internal jika mengkategorikannya dari perasaan subjektif pasien dari mana suara itu berasal.'''''<ref name="Kaufmann_2017" />'''''<ref name="Nayani_1996" /><ref name="Humpston_2016">{{cite journal|date=September 2016|title=The spectra of soundless voices and audible thoughts: Towards an integrative model of auditory verbal hallucinations and thought insertion.|journal=Review of Philosophy and Psychology|volume=7|issue=3|pages=611–629|doi=10.1007/s13164-015-0232-9|vauthors=Humpston CS, Broome MR|s2cid=143723991}}</ref> Pasien yang mengklaim berasal dari internal atau dari dalam merasakan suara itu berasal dari dalam tubuh atau kepala<ref name="Nayani_1996" /> mereka sedangkan yang mengeklaim berasal dari luar merasakan suara itu berasal dari lingkungan sekitar. Yang berasal dari eksternal di deskripsikan secara beragam oleh pasien : beberapa mendengar suara di depan telinga mereka, beberapa dari suara lingkungan seperti air yang mengalir atau angin.'''''<ref name="Kaufmann_2017" />'''''
▲(Seorang 35 tahun pelukis mendengar suara berbisik dengan ''<nowiki/>'Oxford accent'<nowiki/>''. Volume suara tersebut sedikit pelan dari suara konversasi yang normal dan dapat di dengar sama baiknya dengan kedua telinga. Suara itu mengatakan “aku tidak dapat bertahan dengan orang itu, cara dia memegang kuas-nya seperti orang bodoh”. Dia segera mengalami apapun yang suara itu katakan sebagai pikirannya sendiri, dengan mengesampingkan semua pikiran yang lain).</blockquote>Dan '''jenis yang ke-dua''' adalah suara terdengar setelah pikiran muncul, hal ini disebut ''echo echo de la pensée'' (Prancis) atau dinamakan saja '''''thought echo''''' (Indonesia:pikiran gema).
Hal ini terkadang mempengaruhi perilaku pasien yakni mereka percaya bahwa orang-orang sekitar mereka juga dapat mendengar ''audible thought'' mereka (pasien), karena itu mereka mungkin menghindari acara social dan tampat publik untuk mencegah orang mendengar pikiran mereka.<ref name="Humpston_2016" /> Disamping itu studi menunjukkan bahwa ''locus'' suara mungkin mengalami perubahan selama halusinasi pasien berkembang. Ada kecenderungan untuk meng-internalkan [[persepsi]] eksternal mereka, yang berarti pasien akan melacak lokasi sumber halusinasi yang berasal dari objek eksternal menjadi ke internal seiring waktu berjalan.<ref name="Nayani_1996" />
== Cacing telinga ==
{{Utama|Ohrwurm}}
'''''Ohrwurm''''' (secara harfiah berarti '''cacing telinga'''), kadang dikenal dengan nama '''terngiang-ngiang''', '''cacing otak''',<ref name="Musicophilia">{{cite book|last=Sacks|first=Oliver|year=2007|title=[[Musicophilia]]: Tales of Music and the Brain|publisher=First Vintage Books|isbn=978-1-4000-3353-9|pages=[https://archive.org/details/musicophiliatale0000sack/page/41 41]–48|authorlink=Oliver Sacks}}</ref> '''musik lekat''', '''earworm''', atau '''sindrom lagu dan pembicaraan tersangkut''',<ref name="theworld">{{cite web|date=2012-03-07|title=Earworms: Why songs get stuck in our heads|url=http://www.bbc.com/news/magazine-17105759}}</ref> adalah sebuah kejadian dimana musik atau pembicaraan yang terus terulang-ulang dalam pikiran seseorang meski lagu atau pembicaraan tersebut sudah tidak didengar.<ref>{{cite web|title=Oxford Dictionaries: "earworm"|url=http://oxforddictionaries.com/us/definition/american_english/earworm|publisher=Oxford University Press|archive-url=https://web.archive.org/web/20151114060546/http://www.oxforddictionaries.com/us/definition/american_english/earworm|archive-date=2015-11-14|dead-url=yes|accessdate=July 4, 2013}}</ref>
Vicky Williamson dari [[Universitas London]] melakukan studi tidak terkontrol dan menemukan bahwa ''ohrwurm'' terjadi karena dipicu oleh pengalaman yang yang mengingatkan suatu lagu ([[memori yang tidak disengaja]]) seperti melihat kata yang mengingatkan salah satu lagu, mendengarkan beberapa nada dari lagu, atau merasakan emosi yang dikaitkan dengan lagu tersebut. Lagu yang dipakai dalam studi tersebut pun tidak memiliki pola hubungan selain sama-sama populer.<ref name="theworld2">{{cite web|date=2012-03-07|title=Earworms: Why songs get stuck in our heads|url=https://www.bbc.com/news/magazine-17105759}}</ref>
== Tinitus ==
{{Utama|Tinitus}}
'''Tinitus''' adalah telinga berdering, berdesir, atau jenis suara yang tampaknya berasal di telinga atau kepala. Dalam banyak kasus itu bukan masalah serius, melainkan gangguan yang akhirnya menghilang. Namun jarang, tinitus dapat mewakili kondisi kesehatan yang serius.
Ini bukan penyakit tunggal, tetapi merupakan gejala dari kondisi yang mendasarinya. Hampir 36 juta orang [[Amerika]] menderita gangguan ini. Dalam hampir semua kasus, hanya pasien yang bisa mendengar kebisingan.<ref>[http://www.medicinenet.com/tinnitus/article.htm www.medicinet.com], Tinnitus (Ringing in the Ears and Other Ear Noise). Diakses pada 13 Agustus 2012.</ref>
== Penyebab ==
Di tahun 2015 sebuah survey<ref>{{cite journal|date=April 2015|title=Experiences of hearing voices: analysis of a novel phenomenological survey|journal=The Lancet. Psychiatry|volume=2|issue=4|pages=323–331|doi=10.1016/S2215-0366(15)00006-1|pmc=4580735|pmid=26360085|vauthors=Woods A, Jones N, Alderson-Day B, Callard F, Fernyhough C}}</ref> kecil melaporkan mendengar suara pada seseorang dengan berbagai ragam diagnosa DSM-5, seperti :
* [[Gangguan bipolar|Bipolar disorder]] : Diperkirakan 34% orang dengan gangguan ini mengalami halusinasi suara.<ref>{{Cite journal|last=Hwang|first=Melissa|last2=Roh|first2=Youkyung S.|last3=Talero|first3=Jessica|last4=Cohen|first4=Bruce M.|last5=Baker|first5=Justin T.|last6=Brady|first6=Roscoe O.|last7=Öngür|first7=Dost|last8=Shinn|first8=Ann K.|date=2021|title=Auditory hallucinations across the psychosis spectrum: Evidence of dysconnectivity involving cerebellar and temporal lobe regions|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S2213158221003375|journal=NeuroImage: Clinical|language=en|volume=32|pages=102893|doi=10.1016/j.nicl.2021.102893|pmid=8636859}}</ref> Meskipun dapat muncul pada fase manic dan depresi, mereka lebih banyak mendengar suara pada fase manic dari pada fase depresi-nya.<ref>{{Cite web|date=2023-10-18|title=Bipolar disorder hallucinations|url=https://www.medicalnewstoday.com/articles/bipolar-hallucinations|website=www.medicalnewstoday.com|language=en|access-date=2024-08-10}}</ref> Halusinasi dapat sejalan dengan mood episode atau berlawanan, pada halusinasi yang sejalan orang mungkin mendengar suara yang gembira, menyemangati atai berbincang-bincang pada fase mania, halusinasi ini dikenal dengan ''Mood congruent psychosis.'' Sedangkan halusinasi yang berlawanan dengan mood atau disebut ''Mood incongruent psychosis'' orang mungkin mendengar suara yang mengatakan bahwa "kamu tidak kelihatan".<ref>{{Cite web|date=2021-09-24|title=Bipolar Hallucinations: Why They Happen and How to Cope|url=https://www.healthline.com/health/bipolar-disorder/bipolar-hallucinations|website=Healthline|language=en|access-date=2024-08-11|quote=Two different types of psychosis can happen with bipolar disorder: Mood congruent psychosis. The symptoms you experience align with the mood episode. You might hear people laughing and talking or cheering you on during an episode of mania, for example. This type is more common. Mood incongruent psychosis. These symptoms conflict with your mood state. In a state of depression, for example, you might believe you’re actually someone famous, or hear a voice telling you that you’re invincible.}}</ref>
* [[Gangguan kepribadian ambang|Borderline personality disorder]] : penelitian menunjukkan 26%-54% mengalami [[psikosis]] seperti halusinasi atau delusi, mereka mendengar suara kata atau kalimat yang diulang-ulang.<ref>{{Cite web|last=Yassin|first=Fiona|date=2023-10-03|title=Experiences of Hallucinations and Delusions Among Young People With BPD|url=https://thewaveclinic.com/blog/hallucinations-delusions-among-young-people-with-bpd/|website=thewaveclinic.com|language=en-GB|access-date=2024-08-11|quote=Research shows that between 26% and 54% of people with BPD experience hallucinations, delusions, or other types of psychosis. They’re most likely to experience auditory hallucinations of repetitive words or whole phrases. Many people say that their hallucinations are connected to previous traumatic experiences.}}</ref>
* [[Gangguan depresi mayor|Depression]] (mixed) dan [[Gangguan depresi mayor|Major depression]]: sama seperti pada bipolar, orang yang mengalami depresi yang parah mengalami halusinasi suara yang umumnya sejalan dengan mood mereka, suara tersebut bersifat sementara dan terbatas pada satu kata atau kalimat pendek dan berbincang dengan pasien langsung.<ref name=":1">{{Cite journal|last=Chaudhury|first=Suprakash|date=2010|title=Hallucinations: Clinical aspects and management|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3105559/|journal=Industrial Psychiatry Journal|volume=19|issue=1|pages=5–12|doi=10.4103/0972-6748.77625|issn=0972-6748|pmc=3105559|pmid=21694785|quote=Severe depression is sometimes accompanied by auditory hallucinations, which are usually transient and limited to single words or short phrases and, generally, saying things consistent with the patient's depressed mood. Auditory hallucinations may also occur in mania. The voices usually talk directly to the patient and the content is congruent with the patient's abnormally elevated mood. Negative hallucinations have been reported in depression.}}</ref>
* [[Gangguan identitas disosiatif|Dissociative identity disorder]] : gejala [[Gangguan identitas disosiatif|Dissociative identity disorder]] mempunyai kemiripan dengan skizofrenia. meskipun mirip, halusinasi suara pada [[Gangguan identitas disosiatif|Dissociative identity disorder]] cenderung berupa suara anak-anak, persekusi , orang berdebat, atau berkomentar dan mulai mendengar suara pada umur 18 tahun.<ref>{{Cite journal|last=Dorahy|first=Martin J.|last2=Nesbit|first2=Amy|last3=Palmer|first3=Rachael|last4=Wiltshire|first4=Bailey|last5=Cording|first5=Jacinta R.|last6=Hanna|first6=Donncha|last7=Seager|first7=Lenaire|last8=Middleton|first8=Warwick|date=2023-09|title=A comparison between auditory hallucinations, interpretation of voices, and formal thought disorder in dissociative identity disorder and schizophrenia spectrum disorders|url=https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/jclp.23522|journal=Journal of Clinical Psychology|language=en|volume=79|issue=9|pages=2009–2022|doi=10.1002/jclp.23522|issn=0021-9762|quote=When comparing DID and schizophrenia on aspects of voice hearing, Dorahy et al. (2009) found that the DID group were more likely to hear voices before age 18, hear voices constantly, hear more than two voices, and hear both child and adult voices. Similarly, Laddis and Dell (2012) found that when compared with SSD, DID participants more frequently heard child voices, persecutory voices, angry voices, and voices arguing and commenting.}}</ref>
* [[Gangguan kecemasan menyeluruh|Generalized anxiety disorder]] : 14% orang dengan anxiety mengalami halusinasi suara.<ref name=":2">{{Cite web|last=Cleveland Clinic|date=2022-10-06|title=Auditory Hallucinations|url=https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/23233-auditory-hallucinations}}</ref> Mendengar suara sering di iringi dengan kecemasan dan sebaliknya kecemasan dapat memicu halusinasi suara dan bahkan memperburuk kondisi halusinasi tersebut.<ref>{{Cite journal|last=Ratcliffe|first=Matthew|last2=Wilkinson|first2=Sam|date=2016-01|title=How anxiety induces verbal hallucinations|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4710580/|journal=Consciousness and Cognition|volume=39|pages=48–58|doi=10.1016/j.concog.2015.11.009|issn=1053-8100|pmc=4710580|pmid=26683229|quote=It has also been hypothesised that increased anxiety both triggers VHs and shapes their content, although the mechanism remains unclear}}</ref>
* [[Gangguan obsesif kompulsif|Obsessive compulsive disorder]] : tiga dari empat orang dengan OCD mengalami halusinasi atau ''quasi-hallucinations'' yakni kita tahu sesuatu tidak nyata tetapi sangat terasa nyata, seperti membersihkan tangan karena merasa kotor walaupun kita tahu tangan kita bersih.<ref>{{Cite web|date=2016-05-17|title=OCD with Hallucinations|url=https://psychcentral.com/ocd/ocd-and-hearing-voices|website=Psych Central|language=en|access-date=2024-08-11|quote=Many people with OCD also experience quasi-hallucinations. With a quasi-hallucination, you know it’s not real, but the feeling is still strong. For example, you might feel dirt on your skin and have a compulsion to wash it off, even though you know there isn’t really dirt on your skin.}}</ref>
* [[Gangguan stres pascatrauma|Post-traumatic stress disorder]] : 40% orang dengan PTSD mengalami halusinasi suara.<ref name=":2" /> Tentara yang mengalami PTSD mungkin mendengar suara menangis minta tolong atau berbicara tentang perang.<ref name=":1" />
* [[Psikosis|Psychosis]] (NOS) berdasarkan ICD-10 dan DSM-IV halusinasi merupakan gejala utama dari [[psikosis]].
* [[Skizofrenia|Schizophrenia]]<ref>{{Cite web|title=Schizophrenia|url=https://nami.org/Learn-More/Mental-Health-Conditions/Schizophrenia|website=National Alliance on Mental Illness (NAMI)|access-date=November 20, 2019}}</ref> : halusinasi suara merupakan gejala yang paling utama pada schizophrenia<ref>{{Cite book|last=Thakur|first=Tanu|last2=Gupta|first2=Vikas|date=2024|url=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557633/|title=Auditory Hallucinations|location=Treasure Island (FL)|publisher=StatPearls Publishing|pmid=32491565}}</ref>. 75% orang dengan schizophrenia mengalami halusinasi suara.<ref name=":2" />
* Schizoaffective disorder : sama seperti schizophrenia tetapi dengan gangguan [[Mood (Psikologi)|mood]].<ref>{{Cite web|title=Schizoaffective disorder - Symptoms and causes|url=https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/schizoaffective-disorder/symptoms-causes/syc-20354504|website=Mayo Clinic|language=en|access-date=2024-08-11}}</ref>
* [[Psikosis yang diinduksi zat|Substance-induced psychosis]]
* Delusional disorder (non-prominently)
Bagaimanapun, banyak individu yang di survey melaporkan mendengar suara meskipun tanpa ada [[diagnosis]]. Di bukunya ''Hallucinations'' yang popular di tahun 2012, neurologist Oliver Sacks mendeskripsikan bahwa pasien mendengar suara dengan beragam kondisi medis, sama seperti pengalamannya sendiri tentang mendengar suara. Hubungan dengan genetik telah duga sebagai sumber halusinasi pendengaran,<ref name="hugdahl">{{cite journal|year=2008|title=Auditory hallucinations in schizophrenia: the role of cognitive, brain structural and genetic disturbances in the left temporal lobe|journal=Frontiers in Human Neuroscience|volume=1|pages=6|doi=10.3389/neuro.09.006.2007|pmc=2525988|pmid=18958220|vauthors=Hugdahl K, Løberg EM, Specht K, Steen VM, van Wageningen H, Jørgensen HA|doi-access=free}}</ref> tetapi kebanyakan penelitian penyebab halusinasi suara yang dari ''non psychotic'' masih berjalan sampai saat ini.
== Orang terkenal yang mendengar suara ==
Baris 50 ⟶ 59:
'''Robert Schumann''', seorang composer music yang terkenal, menghabiskan akhir hidupnya dengan halusinasi pendengaran. Suatu malam dia menyatakan telah di kunjungi hantu dari Schubert dan menulis music yang dia dengar. Setelah itu, dia mulai menyatakan bahwa dia dapat mendengar ''angelic (malaikat) choir'' bernyanyi kepadanya. Dengan kondisinya yang semakin memburuk, suara malaikat berganti dengan suara ''demon'' atau setan.
'''Brian Wilson''', penulis lagu dan ''co-founder the Beach Boys'' mengalami ''[[:en:Schizoaffective_disorder|schizoaffective disorder]]'' yang berbentuk suara tanpa bentuk. Mereka membuat komponen utama dari sebuah biographical film yang ber judul Bill Pohlad's ''Love & Mercy'' (2014), dimana menjelaskan halusinasi dari Wilson adalah sumber inspirasi dari musik. Mengkonstruksi lagu yang sebagian didesain untuk dapat berkonversasi dengan mereka. Wilson barkata pada suara-suara tersebut : : "''Mostly [they're] derogatory. Some of its cheerful. Most of it isn't.''” (kebanyakan menghina. Beberapa ceria). Untuk melawan mereka, psychiatrist menyarankan untuk “bicara humoris ke mereka”, dan dia menjawab bahwa hal tersebut membantu sedikit.
'''Anthony Hopkins''' seorang aktor mengatakan pada interview News of the World “''I’ve always had a little voice in my head, particularly when I was younger and less assured''” (aku selalu mempunyai suara di kepalaku, terutama saat aku masih muda dan kurang percaya diri), dia mengatakan juga:
Baris 69 ⟶ 78:
'''Sigmund Freud''' : ''“During the days when I was living alone in a foreign city … I quite often heard my name suddenly called by an unmistakeable and beloved voice''” (selama aku hidup sendiri di kota yang asing… aku sangat sering tiba-tiba mendengar namaku di panggil oleh suara yang tidak salah lagi dan yang tercinta).<ref name=":0" />
== Pengobatan dan perawatan ==
=== Pengobatan medis ===
Pengobatan utama dalam halusinasi pendengaran adalah [[:en:Antipsychotic|antipsychotic]] yang mempunyai efek ''dopamine metabolism''. Jika diagnosis utama adalah [[:en:Mood_disorder|mood disorder]] (dengan karakteristik psychotic) sering digunakan obat tambahan seperti [[Antidepresan|antidepressants]] atau [[:en:Mood_stabilizer|mood stabilizers]]. Pendekatan medis mungkin dapat membuat seseorang berfungsi normal tetapi tidak meyembuhkan karena tidak menghilangkan sumber gangguan pikiran.<ref>{{cite book|vauthors=Barker P|year=2009|title=Psychiatric and Mental Health Nursing - The craft of caring|location=England|publisher=Hodder Arnold|isbn=978-1-4987-5958-8|edition=2nd}}</ref>
=== Terapi ===
[[Terapi perilaku kognitif]] telah menunjukkan membantu mengurangi timbulnya halusinasi pendengaran dan [[Stres|stress]] yang dialami, terutama saat adanya gejala [[Psikosis|psychotic]] yang lain.<ref name="Penn 2008">{{cite journal|date=April 2009|title=A randomized controlled trial of group cognitive-behavioral therapy vs. enhanced supportive therapy for auditory hallucinations|journal=Schizophrenia Research|volume=109|issue=1–3|pages=52–59|doi=10.1016/j.schres.2008.12.009|pmid=19176275|vauthors=Penn DL, Meyer PS, Evans E, Wirth RJ, Cai K, Burchinal M|s2cid=16144725}}</ref> Ditambah ''supportive therapy'' telah menunjukkan pengurangan munculnya halusinasi pendengaran, melawan dengan keras yang di katakan oleh halusinasi dan secara keseluruhan mengurangi persepsi jahatnya halusinasi.<ref name="Penn 2008" /> [[Terapi perilaku kognitif]] yang lain digunakan dengan keberhasilan yang beragam.<ref name="hayashi">{{cite journal|date=December 2007|title=Auditory hallucination coping techniques and their relationship to psychotic symptomatology|journal=Psychiatry and Clinical Neurosciences|volume=61|issue=6|pages=640–645|doi=10.1111/j.1440-1819.2007.01741.x|pmid=18081625|vauthors=Hayashi N, Igarashi Y, Suda K, Nakagawa S|s2cid=24562332|doi-access=free}}</ref><ref name="Shergill 1998">{{cite journal|date=August 1998|title=Auditory hallucinations: a review of psychological treatments|journal=Schizophrenia Research|volume=32|issue=3|pages=137–150|doi=10.1016/S0920-9964(98)00052-8|pmid=9720119|vauthors=Shergill SS, Murray RM, McGuire PK|s2cid=44717839}}</ref>
Kunci lain dari terapi adalah untuk membantu pasien melihat bahwa mereka tidak perlu mematuhi suara yang mereka dengar. Hal ini sudah terlihat dalam pasien [[Skizofrenia|schizophrenia]] dan halusinasi pendengaran bahwa terapi mungkin membantu memberi wawasan dalam mengenali dan memilih untuk tidak mengikuti suara yang mereka dengar.<ref name="Chadwick_19942">{{cite journal|date=February 1994|title=The omnipotence of voices. A cognitive approach to auditory hallucinations|journal=The British Journal of Psychiatry|volume=164|issue=2|pages=190–201|doi=10.1192/bjp.164.2.190|pmid=8173822|vauthors=Chadwick P, Birchwood M|s2cid=6659161}}</ref>
Antara 25% dan 30% penderita schizophrenia tidak merespon pengobatan dengan [[antipsikotik]]<ref>{{cite journal|date=February 2011|title=Deep transcranial magnetic stimulation for the treatment of auditory hallucinations: a preliminary open-label study|journal=Annals of General Psychiatry|volume=10|issue=1|pages=3|doi=10.1186/1744-859X-10-3|pmc=3045391|pmid=21303566|vauthors=Rosenberg O, Roth Y, Kotler M, Zangen A, Dannon P|doi-access=free}}</ref> yang mana telah mengarahkan peneliti untuk melihat sumber alternative untuk menolong mereka. Dua metode yang umum untuk menolong mereka adalah [[terapi elektrokonvulsif]] and repetitive [[:en:Transcranial_magnetic_stimulation|transcranial magnetic stimulation]] (rTMS).<ref>{{cite journal|date=May 2010|title=Quality assessment and comparison of evidence for electroconvulsive therapy and repetitive transcranial magnetic stimulation for schizophrenia: a systematic meta-review|journal=Schizophrenia Research|volume=118|issue=1–3|pages=201–210|doi=10.1016/j.schres.2010.01.002|pmid=20117918|vauthors=Matheson SL, Green MJ, Loo C, Carr VJ|s2cid=205066500}}</ref> [[Terapi elektrokonvulsif]] telah memperlihatkan penurunan gejala psikosis yang berhubungan dengan [[Skizofrenia|schizophrenia]],<ref name="pmid23499244">{{cite journal|display-authors=6|date=May 2013|title=Indications for electroconvulsive treatment in schizophrenia: a systematic review|journal=Schizophrenia Research|volume=146|issue=1–3|pages=1–9|doi=10.1016/j.schres.2013.02.005|pmid=23499244|vauthors=Pompili M, Lester D, Dominici G, Longo L, Marconi G, Forte A, Serafini G, Amore M, Girardi P|hdl=11567/691409|s2cid=23937445}}</ref> [[mania]] dan [[Depresi (psikologi)|depression]] dan sering digunakan di rumah sakit jiwa.
== Referensi ==
|