Suku Badui: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(4 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 11:
|related =[[Suku Banten|Sunda Banten]]{{•}}[[Suku Sunda|Sunda Priangan]]
|population=|region1=[[Banten]]|pop1={{circa}} 26.000 jiwa}}
'''Suku Badui''' {{aka}} '''Sunda Badui''' ([[Bahasa Badui]]: '''''[[Urang Kanékés]]''''', '''''Urang Cibéo''''',{{Efn|Tergantung wilayah yang mereka tinggali.}} atau kadang hanya sering disebut '''Badui''', terkadang ditulis secara tidak baku sebagai '''Baduy''')<ref name="Hasil Pencarian - KBBI Daring">{{Cite web|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Badui|title=Hasil Pencarian - KBBI Daring|website=kbbi.kemdikbud.go.id}}</ref> merupakan sekelompok masyarakat adat [[Suku Sunda|Sunda]] di wilayah pedalaman [[Kabupaten Lebak]], [[Banten|Provinsi Banten]]. Populasi mereka sekitar 26.000 orang, mereka merupakan salah satu kelompok masyarakat yang menutup diri mereka dari dunia luar. Selain itu mereka juga memiliki keyakinan [[tabu]] untuk didokumentasikan, khususnya penduduk wilayah [[Badui Dalam|Badui luar dan dalam]].
 
Suku Badui termasuk sub-suku dari [[suku Sunda]], mereka dianggap sebagai masyarakat [[Suku Sunda|Sunda]] yang belum terpengaruh [[modernisasi]] atau kelompok yang hampir sepenuhnya terasing dari dunia luar.
 
Masyarakat Badui menolak istilah "[[Pariwisata|wisata]]" atau "[[pariwisata]]" untuk mendeskripsikan kampung-kampung mereka. Sejak 2007, untuk mendeskripsikan wilayah mereka serta untuk menjaga kesakralan wilayah tersebut, masyarakat Badui memperkenalkan istilah "[[Saba Budaya Badui]]", yang bermakna "Silaturahmi Kebudayaan Badui".<ref>{{Cite news|date=2020-07-20|title=Saba Budaya Baduy Gantikan Wisata Baduy, Apakah Itu?|url=https://travel.kompas.com/read/2020/07/20/150600227/saba-budaya-baduy-gantikan-wisata-baduy-apakah-itu-|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2021-08-07|editor-last=Cahya|editor-first=Kahfi Dirga}}</ref>
<!-- BUTUH UPDATE KHUSUS
== Demografi ==
Baris 99:
 
== Mata pencaharian dan pemenuhan pangan ==
Sebagaimana yang telah terjadi selama ratusan tahun, maka mata pencaharian utama masyarakat Kanekes adalah bertani [[BudidayaPadi padi lahan keringgogo|padiPadi huma]]. Selain itu mereka juga mendapatkan penghasilan tambahan dari menjual buah-buahan yang mereka dapatkan di hutan seperti [[durian]] dan [[asam keranji]], serta [[madu]] hutan. Bertani merupakan pekerjaan utama masyarakat Badui dan padi adalah tanaman utama yang dibudidayakan. Orang Badui menanam padi ladang atau ''ngahuma''. Mereka pantang menanam di sawah, sehingga tidak pernah menggunakan cangkul untuk mengolah tanah. Alat pertanian yang digunakan yaitu parang dan tunggak untuk memasukkan benih. Di ladang, orang Baduy akan menanam padi satu kali dalam setahun dengan benih lokal. Masa tanam hingga panen membutuhkan waktu selama lima bulan.<ref>{{Cite book|last=Arif|first=Ahmad|date=2021|title=Masyarakat Adat dan Kedaulatan Pangan|location=Jakarta|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|isbn=9786024814809|pages=251|url-status=live}}</ref>
 
== Interaksi dengan masyarakat luar ==