Pengepungan Bagdad: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(48 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox military conflict
| conflict = Pengepungan BaghdadBagdad (1258)
| partof = <!--[[Expedition of Hulegu]]-->[[Invasi dan penaklukan Mongol]]
| image = Bagdad1258.jpg
| image_size = 300px
| caption = Penggambaran tentarapasukan Hulegu yang mengepung kota tersebut, {{circa| 1430}}
| alt = Lukisan manuskrip pasukan mengepung kota bertembok besar.
| date = {{nowrap|29/30 Januari – 10 Februari 1258}}<br />(13 hari)
| place = [[BaghdadBagdad]], kini [[Irak]]
| coordinates = {{Coord|33|20|51|N|44|20|06|E|region:IQ-BG|display=inline,title}}
| result = Kemenangan Mongol
| territory = Aneksasi [[Mesopotamia]] oleh [[Hulegu Khan]]
| combatant1 = [[Ilkhanat]] ([[Kekaisaran Mongol]])
| combatant2 = [[Kekhalifahan Abbasiyah]]
| commander1 = {{Plain list|
* [[Hulegu Khan]]
* [[Baiju Noyan|Baiju]]
Baris 21:
* [[Pangeran Pŕosh Khaghbakian|Pŕosh Khaghbakian]]
}}
| commander2 = {{plainlist |
*[[Al-Musta'sim]]{{Executed}}
*[[Muhammad ibnbin al-Alqami]]
}}
| strength1 = 138.000–300.000{{efn|name=Mongol numbers}}
| strength2 = 50.000
| casualties3 = 200.000 tewas (menurut Hulegu)<br>800.000–2.000.000 tewas (sumber-sumber Muslim)
}}
'''Pengepungan BaghdadBagdad''' terjadi pada awal tahun 1258 di [[BaghdadBagdad]], bekas ibukotaibu kota dari [[Kekhalifahan Abbasiyah]]. UsaiPasca serangkaian provokasi dari penguasanyapenguasa Bagdad, Khalifah [[al-Musta'sim]], sebuahsatu tentarapasukan besar di bawah [[Hulegu Khan|Hulegu]], seorang pangeran dari [[Kekaisaran Mongol]], akhirnya menyerang kota tersebutBagdad. Dalam beberapa pekan, BaghdadBagdad pun jatuh dan dijarah oleh pasukan Mongol—alMongol, dengan al-Musta'sim tewas bersama dengan ratusan ribu warganya. Kejatuhan kotaJatuhnya tersebutBagdad secara tradisional dipandang sebagai penandaantanda akhirberakhirnya [[Zaman Keemasan Islam]]., Parawalaupun pada kenyataannya, dampaknyadampak dari jatuhnya Bagdad belum takdapat pastidipastikan.
 
UsaiSetelah saudaranya, [[Möngke Khan]], mendudukinaik takhtatahta di Mongol pada tahun 1251, Hulegu, seorang cucu dari [[GenghisJenghis Khan]], bergerakdiutus ke arah barat menuju Persia untuk mengamankan wilayah tersebut. Pasukan masifnyaHulegu yang terdiri dari 138.000 orang menjalanipun membutuhkan waktu selama bertahun-tahun untuk mencapai wilayah tersebut, namuntetapi kemudian dengan cepat [[kampanye Mongol melawan Nizari|menyerang dan mengalahkan]] [[negara Nizari Ismaili|Hassasin Nizari Ismaili]] pada tahun 1256. Mongol memerintahkanberharap al-Musta'sim untukdapat menyediakanmemperkuat pengerahanpasukan ulangmereka, terhadaptetapi pasukanal-Musta'sim mereka—kegagalangagal khalifahmelakukan mempengaruhinya,hal berpadutersebut. Dikombinasikan dengan arogansinyaarogansi al-Musta'sim dalam negosiasibernegosiasi, mendakwaakhirnya Hulegu menggulingkannyayakin untuk menggulingkan al-Musta'sim pada akhir tahun 1257. Menginvasi [[Mesopotamia]] dari segalasemua sudutsisi, pasukan Mongol kemudianlalu menyerbu BaghdadBagdad, mengerahkanmengadakan sebuah [[sortie]] pada tanggal 17 Januari 1258 dengan membanjiri kamp mereka. MerekaPasukan Mongol kemudian merangsekimengepung BaghdadBagdad, yang ditinggalkanpasukannya dengan sekitartinggal 30.000 pasukanorang.
 
Serangan pun dimulai pada akhir bulan Januari. Mesin-[[mesin kepung|Mesin-mesin kepung]] Mongol dipasangkanlalu padaberhasil benteng-bentengmenembus pertahanan Bagdad hanya Baghdaddalam selamawaktu duabeberapa hari, dan [[Militer Kekaisaran Mongol|pasukan Hulegu yang sangat terlatih]] daripun Huleguberhasil menguasai tembok timur pada tanggal 4 Februari. Peningkatan tekanan membuat alAl-Musta'sim berniatyang makin putus asa kemudian berupaya untuk bernegosiasi, namuntetapi Hulegu bersikukuhtetap bertekad untuk terhadapmeraih kemenangan penuh, dan bahkan membunuh parapasukan prajurital-Musta'sim yang berniat untuk menyerahmenyerahkan diri. KhalifahAl-Musta'sim kemudianakhirnya mengelilingimenyerahkan kota tersebut pada tanggal 10 Februari, dan Mongol mulai menjarah kota tersebut tiga hari kemudian. Jumlah orang yang tewas tidak diketahui, karena jumlahnya nampakkemungkinan meningkatbertambah lewatakibat [[epidemi]] padayang masakemudian berikutnyamelanda kota tersebut. Hulegu kemudianlalu memperkirakan bahwa jumlah orang yang tewas adalah sekitar 200.000. Setelah menyerukan [[amnesti]] atas penjarahan pada tanggal 20 Februari, Hulegu mengeksekusi khalifahmati al-Musta'sim. BerseberanganBerbeda dengan halpernyataan yang dilebih-lebihkanberlebihan dari para sejarawan Muslim padadi masakemudian berikutnyahari, BaghdadBagdad mengalamijustru kemakmuranmakin makmur di bawah [[Ilkhanat]] pimpinan Hulegu, meskipun memang mengalami penurunan jika dibandingkan dengan ibukotaibu kota baru, [[Tabriz]].
 
==Latar belakang==
[[File:Talisman Gate, Sarre, Friedrich Paul Theodor, 1911.jpg|thumb|alt=Foto hitam-putih dari menara benteng besar|[[:Commons:Category:Bab Al-Talsim|Gerbang Talisman]], yang dibangun pada tahun 1220–1221 oleh [[al-Nasir]], melindungi tembok timur BaghdadBagdad pada masasaat pengepungan.]]
[[BaghdadBagdad]] dibangundidirikan pada tahun 762&nbsp;Masehi oleh [[al-Mansur]], [[khalifah]] kedua dari [[dinasti Abbasiyah]] kedua, yang menggulingkan [[Kekhalifahan Umayyah]]. Al-Mansur percaya bahwa [[Kekhalifahan Abbasiyah]] baru membutuhkan [[ibukota|ibu kota]] baru, yang terletak jauh dari potensi ancaman potensial dan dekat dengan basis kekuatan dinasti Abbasiyah di [[Persia]]. MeningkatkanSangat kekayaankaya lewatberkat [[rute dagang]] dan pengendalian pajak yang mereka kendalikan, BaghdadBagdad pun dengan cepat menjadi [[kota dunia]] dan episentrumpusat dari [[Zaman Keemasan Islam]]., Parakarena penyair, penulis, ilmuwan, filsuf, musisi, dan cendekiawan dari segala bidang timbultumbuh di kota tersebut. BerisiMemiliki pusat-pusat pembelajaran seperti [[Baitul Hikmah]] dan [[Astronomi Islam pada abad pertengahan#Observatorium|observatorium-observatorium astronomi]], yang memanfaatkan [[Sejarah kertas|teknologi kertas yang baru didatangkanterbaru]] dan pengumpulanmengumpulkan [[teknologi kuno|ajaran-ajaran kuno]] dari seluruh belahanseantero Eurasia, BaghdadBagdad pun menjadi "ibukotaibu kota cendekiawan dunia", ujarmenurut sejarawan [[Justin Marozzi]].{{sfn|Marozzi|2014|loc=chapters 1, 3}}
 
PadaSelama abad kesepuluhke-10, Abbasiyah secara bertahap mengalami penurunan kekuatan., Iniyang kemudian berpuncak pada penaklukan BaghdadBagdad, mula-mulaawalnya oleh [[dinasti Buwaihi|Buwaihi]] pada tahun 945 dan kemudian oleh [[Kekaisaran Seljuk|Seljuk]] pada tahun 1055, yang pada masa itusehingga khalifah hanya menjadi satu-satunya otoritas lokal. MerekaBuwaihi dan Seljuk memfokuskan perhatian mereka kepada Baghdad sendiriBagdad, yang mempertahankantetap pendiriannya sebagaimenjadi salah satu kota menonjolterkemuka di dunia—yangdunia, hanyadengan sebandingmenjadi dengansalah [[Kaifeng]]satu dandari [[Hangzhou]]hanya dalamtiga halkota di dunia yang memiliki [[daftar kota terbesar sepanjang sejarah|lebih dari satu juta penduduk antara tahun 1000 dan 1200]], selain [[Kaifeng]] dan [[Hangzhou]].{{sfnm|Marozzi|2014|1loc=bab 4|Modelski|2007}} KekhalifahanAbbasiyah menghimpunkemudian kembali muncul sebagai sebuah kekuatan signifikan di bawah naungankepemimpinan dari [[al-Nasir]] ({{reign|1180|1225}}), yang menyorotimenangkal ancaman dari [[dinasti Seljuk|penguasa Seljukpemimpin terakhir Seljuk]] dan penerussuksesor mereka, [[Kekaisaran Khwarazmia|Khwarazmia]]. Invasi terhadap Abbasiyah tahun 1217 yang dilakukan oleh [[Muhammad II dari Khwarazm]] pada tahun 1217 mengalami kegagalan, dan kerajaannya kemudian diinvasi oleh pasukan [[GenghisJenghis Khan]], penguasapemimpin pertama dari [[Kekaisaran Mongol]].{{sfnm|Boyle|1968|1pp=200–202|Atwood|2004|2p=1}}
 
UsaiSetelah [[invasi Mongol ke Kekaisaran Khwarazmia]] berakhir pada akhir tahun 1221, mereka taktidak kembali ke wilayah tersebut sampaihingga tahun 1230. Pada tahun tersebut, [[Chormaqan]], seorang panglimajenderal utamaterkemuka di bawah penerussuksesor GenghisJenghis [[Ögedei Khan]], datangtiba kedi [[Azerbaijan (toponim)|Azerbaijan]] untuk menyingkirkan pangeran Khwarazmia [[Jalal al-Din Mangburni|Jalal al-Din]], yang akhirnya dibunuh padasetahun tahun berikutnyakemudian.{{sfnm|Jackson|2017|1pp=81–82|Atwood|2004|2p=2|Boyle|1968|3pp=334–335}} Setelah itu, Chormaqan mulai menghimpunmembangun hegemoni Mongol di [[Iran barat laut]] dan [[Transkaukasus]]. Usai merekaSetelah merebut [[Isfahan]] pada tahun 1236, Mongol mulai menguji otoritaskepemimpinan khalifah di [[Mesopotamia]], dengan mengepung [[Irbil]] pada tahun 1237 dan menyerbu tembok BaghdadBagdad sendirisetahun pada tahun berikutnyakemudian.{{sfnm|Jackson|2017|1pp=82–83|Atwood|2004|2p=2}} Setelah itu, Chormaqan dan penggantinya pada tahun 1241 [[Baiju Noyan|Baiju]] kemudian menyerbu wilayah tersebut nyarishampir setiaptiap tahun. KalaWalaupun kekuasaan Mongol mengamankanberhasil diamankan di wilayah lain di [[Timur Dekat]]—kemenangan mereka pada tahun 1243 dalam [[Pertempuran Köse Dağ]] membuat [[Kesultanan Rum]] Seljuk hanya menjadi [[negara klien]]—Baghdad—Bagdad masih belum ditaklukandapat ditaklukkan, dan bahkan dapat mengalahkan pasukan Mongol pada tahun 1245.{{sfnm|Jackson|2017|1pp=83–85|Atwood|2004|2p=2}} Masalah lainnya adalah [[Negara Nizari Ismaili]], atau juga dikenal sebagai [[Hassasin]], di [[Alborz|Pegunungan Elburz]]. [[NizariMereka Ismaili]]telah membunuh parasejumlah panglima Mongol pada dekade 1240-an dan dituduhdiduga telah mengerahkan 400 orang Hassasin ke ibukotaibu kota Mongol [[Karakorum]] untuk membunuh khan sendiri.{{sfnm|Jackson|2017|1p=125|Atwood|2004|2p=255|Morgan|1986|3p=130|Biran|2012|4pp=78–79}}
 
===Kampanye melawan Hassasin===
== Pengepungan ==
{{Main|Kampanye Mongol melawan Nizari}}
Sebelum melaksanakan pengepungan terhadap Baghdad, Hulagu Khan dengan mudahnya menghancurkan [[Lurs]], [[Khwarezm-Shah]] dan [[Bukhara]]. Sebagai tanggapan atas [[Invasi Mongol]], mahaguru [[Hashshashin]] di [[Alamut]], [[Imam ‘Ala al-Din Muhammad]] (1221–1255), mengirim prajuritnya untuk membunuh [[Möngke Khan]] dan [[Kitbuqa]] namaun kedua usaha gagal. [[Hulagu Khan]] dan ratusan ribu [[Bangsa Mongo|pasukan Mongol]] kemudian memulai penyerangan terhadap pegunungan di dekat [[Alamut]]. Setelah menangkap lusinan benteng pengalih perhatian, pasukan Mongol akhirnya menggemput Alamaut dan membunuh [[Imam Rukn al-Din Khurshah]] (1255–1256). [[Hulagu Khan]] dan pasukannya kini tak lagi terancam dan mereka pun memulai serangannya ke Baghdad.
[[File:Hulagu Khan.jpg|thumb|alt=Lukisan pria bersorban duduk bersila di atas karpet|Penggambaran [[Hulagu Khan|Hulegu]] dari sebuah manuskrip abad ke-15 dari ''[[Jami al-tawarikh]]'' karya [[Rashid al-Din Hamadani|Rashid al-Din]]]]
[[Möngke Khan]] diangkat menjadi khan pada tahun 1251 sebagai bagian dari [[Revolusi Toluid]], yang menjadikan keluarga dari putra bungsu Jenghis [[Tolui]], sebagai tokoh paling berkuasa di Kekaisaran Mongol.{{sfnm|May|2018|1pp=144–145|Atwood|2004|2p=363}} Möngke kemudian mengutus adiknya, [[Kublai Khan|Kublai]] dan [[Hulegu Khan|Hulegu]], untuk mengadakan ekspedisi militer masif guna menaklukkan vasal yang memberontak dan musuh yang bermasalah. Kublai diutus untuk menaklukkan [[Kerajaan Dali]] dan meneruskan perang melawan [[Song Selatan]], sementara Hulegu diutus ke arah barat untuk menghancurkan Hassasin Ismaili dan untuk memastikan penyerahan diri dari para khalifah Abbasiyah.{{sfnm|May|2018|1p=159|Jackson|2017|2p=125|Boyle|1968|3p=340|Lane|2003|4p=23}} Untuk tugas tersebut, Hulegu mengerahkan seperlima dari total jumlah pasukan Mongol, yang oleh para cendekiawan modern diperkirakan berjumlah antara 138.000 orang, hampir 200.000 orang, atau 300.000 orang.{{efn|name=Mongol numbers|John Masson Smith memperkirakan 170.000 orang dan ditambah 130,000 orang [[auksilier]] pada tahun 1975;{{sfn|Smith|1975|pp=277–278}} James Chambers memperkirakan hampir 200.000 orang pada tahun 1979;{{sfn|Chambers|1979|pp=142–143}} dan Timothy May memperkirakan sekitar 138.000 orang pada tahun 2007.{{sfn|May|2007|p=27}}}} Pasukan tersebut terdiri dari pasukan dari [[Kerajaan Armenia Kilikia|wilayah pendudukan Armenia]], termasuk rajanya [[Hethum I dari Armenia|Hetoum I]], pasukan [[zeni]] sebanyak seribu orang yang dipimpin oleh [[Guo Kan]], [[auksilier]] dari seantero Mongol, dan para panglima dari semua cabang keluarga kekaisaran Mongol, termasuk tiga pangeran dari [[Gerombolan Emas]], pangeran [[Kekhanan Chagatai|Chagatayid]] [[Teguder (pangeran Chagatai)|Teguder]], dan kemungkinan juga salah satu cucu Jenghis Khan dari putrinya [[Checheikhen]].{{sfnm|Lane|2003|1pp=18–19|Hodous|2020|2p=30|Atwood|2004|3p=255|Jackson|2017|4pp=126–127}}
 
Karena ukuran dari pasukannya, pergerakan Hulegu dari Karakorum pun sangat lambat menurut standar Mongol. Berangkat pada bulan Oktober 1253, ia menghabiskan tahun-tahun berikutnya melewati [[Transoxiana]] dan mendapat penghormatan dari para penguasa lokal, termasuk [[Arghun Aqa]] di [[Shahrisabz|Kish]] pada bulan November 1255. Pada awal tahun berikutnya, ia baru memasuki pusat wilayah Hassasin [[Quhistan|Kohistan]].{{sfnm|Boyle|1968|1p=341|Jackson|2017|2pp=126–127}} Sebuah pasukan pendahulu di bawah panglima [[Kitbuqa]] berhasil merebut sejumlah benteng Ismaili dan menjarah kota [[Ferdows|Tun]] antara tahun 1253 dan 1256, tetapi gagal mengepung benteng di [[Gerdkuh]].{{sfnm|Boyle|1968|1p=342|May|2018|2p=163|Atwood|2004|3p=255}} Pemimpin Hassasin, [[Muhammad III dari Alamut|Ala'ad-Din Muhammad]], meninggal pada bulan Desember 1255, dan Hulegu pun mengirim para utusannya ke suksesornya [[Rukn al-Din Khurshah]]. Rukn al-Din berupaya untuk mengulur waktu, tetapi benteng-bentengnya terus jatuh ke tangan Mongol dan ia akhirnya menyerah dari [[Maymun-Diz]] pada tanggal 19 November 1256.{{sfnm|Atwood|2004|1p=255|Lane|2003|2pp=24–25|Jackson|2017|3p=127|Boyle|1968|4pp=342–344}} Rukn al-Din kemudian juga membujuk benteng [[Alamut]] untuk menyerah pada tanggal 15 Desember.{{sfnm|Boyle|1968|1pp=344–345|Jackson|2017|2p=127}}{{efn|Sejumlah benteng lain menolak untuk menyerah; [[Lambasar]] akhirnya jatuh pada akhir tahun 1257, sementara Gerdkuh dapat bertahan selama 15 tahun, dan baru jatuh pada tahun 1271. Meskipun Hulegu tampak cukup menyukai Rukn al-Din dan menghormati keberadaannya, Möngke memandang pembiaran Rukn al-Din sebagai pemborosan sumber daya dan memerintahkan agar Rukn al-Din dihukum mati.{{sfnm|Lane|2003|1pp=25–26|Atwood|2004|2p=255}}}}
Mongke Khan memerinthakan saudaranya untuk mengampuni Khalifah jika dia menyerah kepada kekuasaan Khan Mongol. Ketika mendekati Baghdad, Hulagu menuntut supaya kota itu menyerah; sang khalifah, [[Al-Musta'sim]], menolak. Dalam banyak sumber, Al-Musta'sim sebenarya tidak bersiap untuk diserang; dia tidak mengumpulkan pasukan dan tidak memperkuat tembok kota. Dia hanya tidak mau menyerahkan kota Baghdad kepada "orang barbar kafir" (Mongol) dan dia percaya bahwa jikapun dia menyerah, pasukan Mongol itu akan tetap membantai penduduk kota. Begitu mendengar penolakan kahlifah, Hulagu sangat marah dan bersumpah bahwa kota itu akan dihancurkan.<ref>Nicolle</ref>
 
==Kampanye Bagdad==
Hulagu menempatkan pasukannya di kedua sisi [[Sungai Tigris]], membagi mereka untuk membentuk manuver penjepit di sekitar kota. Pasukan Khalifah memukul mundur serangan pertama dari pasukan Mongol yang menghantam pasukan utama dan menyerang dari barat, tetapi mereka dikalahkan pada pertempuran berikutnya. [[Baiju]] menghancurkan beberapa tanggul dan membanjiri tanah di belakang pasukan khalifah, mengepung mereka. Akhirnya banyak pasukan khalifah yang dibantai dan ditenggelamkan.
Hulegu berharap khalifah Abbasiyah [[al-Musta'sim]] dapat menyediakan pasukan untuk kampanye melawan Hassasin. Al-Musta'sim awalnya menyetujuinya, tetapi para menterinya berpendapat bahwa tujuan sebenarnya dari permintaan tersebut adalah untuk mengosongkan Bagdad dari potensi perlawanan, sehingga Al-Musta'sim akhirnya menolaknya.{{sfnm|Jackson|2017|1p=128|Lane|2003|2p=30}} Para penulis [[Sunni]] pada masa berikutnya pun menuduh [[wazir]] Bagdad, seorang [[Syi'ah]] bernama [[Muhammad bin al-Alqami]], telah mengkhianati Al-Musta'sim dengan mengadakan negosiasi rahasia dengan Hulegu. Pada tahun 1256, terjadi [[perpecahan Syiah–Sunni|kekerasan sektarian antara Sunni dan Syi'ah]] pasca sebuah banjir besar, sehingga menempatkan Bagdad dalam posisi yang sulit. Namun, al-Musta‘sim dan para menterinya masih cukup yakin mengenai peluang keberhasilan mereka.{{sfnm|Lane|2003|1pp=31–35|Marozzi|2014|2loc=chapter 5|Atwood|2004|3p=2}}
 
{{quote box
Pasukan utama Mongol tiba dan kemudian mengepung kota mulai dari 29 Januari, membangun palisade dan parit, dan mengerahkan [[mesin kepung]] dan [[katapel tempur]]. Pertempuran ini cukup mudah bagi pasukan Mongol; pada tanggal 5 Februari pasukan Mongol berhasil menembus tembok pertahanan.Al-Musta'sim dipaksa untuk berunding tapi dia tidak mau.
|quote =<poem>...Aku akan membawamu jatuh dari puncak langit,
[[Berkas:Persian painting of Hülegü’s army attacking city with siege engine.jpg|jmpl|Lukisan Persia abad 14, menggambarkan Pasukan Hulagu dengan penrangkat pengepungannya mengepung Kota Baghdad]]
Seperti seekor singa, aku akan melemparmu ke lembah terdalam.
Pada tanggal 10 Februari, Baghdad menyerah. Pasukan Mongol menyerbu ke dalam kota pada tanggal 13 Februari dan dimulailah satu minggu pembantaian dan penghancuran.
Aku tidak akan membiarkan seorang pun hidup di negaramu,
Aku akan mengubah kota, tanah, dan kekaisaranmu menjadi api.</poem>
<poem>Jika kamu memiliki hati untuk menyelamatkan kepalamu dan keluarga kunomu,
Dengarkan nasihat saya baik-baik.
Jika kamu menolak menerimanya, aku akan menunjukkanmu arti dari kehendak Tuhan.</poem>
|source = Akhir surat pertama dari Hulegu kepada al-Musta'sim, September 1257{{sfn|Marozzi|2014|loc=chapter 5}}
}}
 
Hulegu menghabiskan musim panas tahun 1257 di atau di dekat [[Hamadan|dataran Hamadan]]. Di sana, ia bertemu kembali dengan Baiju, yang telah berhasil menaklukkan vasal-vasal yang memberontak di barat laut. Baiju pun membawa vasal-vasal Seljuk, [[Kerajaan Georgia|Georgia]], dan Armenia, termasuk pangeran [[Pangeran Pŕosh Khaghbakian|Pŕosh Khaghbakian]] dan [[Zakare III Zakarian|Zak‘arē]], untuk bergabung dengan pasukan Mongol. Pada bulan September, Hulegu memulai korespondensi dengan al-Musta'sim, yang dideskripsikan oleh sejarawan [[René Grousset]] sebagai "salah satu dialog paling luar biasa dalam sejarah".{{sfnm|Chambers|1979|1p=143|Boyle|1968|2pp=345–346|Bai︠a︡rsaĭkhan|2011|3p=129}} Surat pertama Hulegu menuntut agar al-Musta'sim menyerah dengan damai dan mengutus tiga menteri utamanya—wazir, panglima prajurit, dan ''[[dawatdar]]''—ke pasukan Mongol. Tiga menteri tersebut tampaknya menolak, sehingga akhirnya diutus tiga pejabat yang lebih rendah.{{sfnm|Jackson|2017|1p=128|Lane|2003|2p=30|Boyle|1968|3p=346}}
 
Balasan dari al-Musta'sim terhadap surat tersebut menyebut bahwa Hulegu masih muda dan bodoh, serta menampilkan dirinya sebagai orang yang dapat mengumpulkan pasukan dari dunia Islam. Disertai dengan perilaku tidak sopan terhadap para utusan Hulegu, yang menjadi sasaran ejekan dan hinaan dari masyarakat di jalanan Bagdad, hal tersebut pun menunjukkan sikap antagonistik dari al-Musta'sim, karena [[Kesultanan Mamluk]] di Mesir juga tidak menyukai al-Musta'sim, sementara [[dinasti Ayyubiyah|Ayyubiyah]] di Suriah fokus pada kelangsungan hidup mereka sendiri.{{sfnm|Marozzi|2014|1loc=chapter 5|Chambers|1979|2p=144|Lane|2003|3pp=30–31}} Korespondensi lebih lanjut tidak membawa kemajuan apapun, kecuali kerelaan al-Musta'sim untuk memberi sedikit upeti—al-Alqami menyatakan akan memberi upeti dalam jumlah besar, tetapi ''dawatdar'' menganggap bahwa al-Alqami berupaya untuk mengosongkan harta al-Musta'sim dan memenangkan hati Hulegu.{{sfnm|Jackson|2017|1p=128|Chambers|1979|2p=144}}
 
Kehilangan kesabaran, Hulegu kemudian berkonsultasi dengan para penasehatnya mengenai penyerangan terhadap Bagdad. Astronom Husam al-Din meramalkan malapetaka, dengan menyatakan bahwa semua penguasa yang menyerang Bagdad kemudian kehilangan kerajaan mereka. Hulegu lalu beralih ke [[polimatik]] [[Nasir al-Din al-Tusi]], yang menyatakan bahwa tidak ada bencana yang akan terjadi, dan bahwa Hulegu akan berkuasa menggantikan al-Musta'sim.{{sfnm|Jackson|2017|1p=129|Boyle|1968|2p=346}}
 
===Pergerakan dan pengepungan===
Didampingi dari sisi kanan oleh para pangeran Gerombolan Emas, yang mendekat melalui [[Shahrizor|dataran Shahrizor]], dan dari sisi kiri oleh Kitbuqa di [[provinsi Khuzestan|Khuzistan]], Hulegu pun memimpin pasukan utama Mongol dan menjarah [[Kermanshah]] pada tanggal 6 Desember. Pasca sebuah [[rapat perang]] pada pertengahan bulan Desember, para panglima Hulegu menyebar untuk melaksanakan tugas yang berbeda.{{sfnm|Boyle|1968|1pp=346–347|Jackson|2017|2p=128}} Baiju kembali ke pasukan pendahulu di [[Irbil]], dan melintasi [[Tigris]] di [[Mosul]] dengan bantuan dari amirnya [[Badr al-Din Lu'lu']], yang juga menyediakan pasokan,<ref>{{harvnb|Bai︠a︡rsaĭkhan|2011|p=129|quote=... knowing that Badr al-Dīn Lu’lu’, the atabeg of Mosul, who had already supported the Mongols, would assist him, Baiju came from Anatolia to the west bank of the Tigris by the Mosul road. (...) Badr al-Dīn Lu’lu’ was obliged to supply provisions, weapons and a bridge of boats over which Baiju ’s army crossed the Tigris (Patton, 1991:60).}}</ref> dan kemudian bergerak ke arah selatan menuju Bagdad. Baiju lalu tiba di [[Terusan Nahr Isa]] pada pertengahan bulan Januari 1258, sementara deputinya Sughunchaq mendorong pasukan pendahulu ke sekitar {{convert|25|mi|km}} dari kota tersebut.{{sfnm|Boyle|1968|1p=347|Atwood|2004|2p=28}} Pada tanggal 16 Januari, Sughunchaq berperang melawan ''dawatdar'' yang mengerahkan 20.000 orang infanteri dan terpaksa menarik diri. Pasukan ''dawatdar'' pun mengejar pasukan Sughunchaq, tetapi pada malam harinya, pasukan Baiju menjebol [[tanggul]] dari [[Terusan Dujayl]] dan membanjiri kamp dari pasukan Sughunchaq yang sedang merayakan kemenangan. Banyak orang hanyut, sementara sisanya berperang melawan pasukan Baiju keesokan paginya. Mereka pun berhasil dikalahkan dan hanya beberapa orang, termasuk ''dawatdar'', yang berhasil kembali ke Bagdad.{{sfnm|Boyle|1968|1p=347|Atwood|2004|2p=28|Chambers|1979|3p=144}}
 
Sementara itu, Kitbuqa telah melintasi Tigris ke arah selatan dan mendekati [[Karkh|suburban Karkh]], sementara Hulegu tiba di suburban bagian timur pada tanggal 22 Januari. Di sana, ia disambut oleh warga Syi'ah lokal. Mongol kemudian mengepung Bagdad dengan membangun [[palisade]] di sekeliling kota dan menggali [[parit (pertahanan)|parit]] di dalam palisade. Pembangunan palisade dan parit tersebut dapat diselesaikan dalam waktu satu hari.{{sfnm|Boyle|1968|1pp=347–348|Chambers|1979|2pp=144–145}} Mereka juga membangun gundukan batu bata untuk [[mangonel]] dan [[ballista]], serta menyiapkan amunisi mereka. Mongol menggunakan pohon kelapa dan batu yang sebelumnya digunakan untuk membangun palisade dan parit sebagai amunisi, hingga mereka menemukan batuan yang cocok di [[Pegunungan Hamrin|pegunungan Jebel Hamrin]], yang membutuhkan waktu tiga hari untuk diangkut. Mereka juga menggunakan [[piroteknik]] seperti membakar [[Nafta (kimia)|nafta]].{{sfnm|Chambers|1979|1p=145|Buell|2003|2pp=51–52|Marozzi|2014|3loc=chapter 5}} Untuk mencegah siapapun menggunakan Tigris untuk kabur, Hulegu juga memerintahkan pembangunan [[jembatan ponton]] di atas sungai Tigris pada kedua sisi kota. Meskipun Bagdad telah melemah—tembok yang rusak akibat banjir tidak diperbaiki dan [[garnisun]], yang paling banyak berisi 50.000 orang sebelum serangan ''dawatdar'', tidak terlatih dan kebanyakan kurang handal—Hulegu tetap merencanakan serangannya dengan cermat untuk menutup semua kemungkinan.{{sfnm|Atwood|2004|1p=28|Chambers|1979|2p=144|Marozzi|2014|3loc=chapter 5}}
 
[[File:Fall Of Baghdad (Diez Albums).jpg|thumb|upright=1.8|alt=Lukisan pasukan mengepung kota besar dengan sungai mengalir di sepanjangnya|Penggambaran dari pengepungan dalam sebuah manuskrip abad ke-15 dari ''[[Jami al-tawarikh]]'' karya [[Rashid al-Din Hamadani|Rashid al-Din]]. Para prajurit di jembatan ponton menghalangi ''dawatdar'' untuk melarikan diri melalui Tigris.]]
Serangan terhadap tembok Bagdad dimulai pada tanggal 29{{sfnm|Atwood|2004|1p=2|Buell|2003|2p=51|Boyle|1968|3p=348}} atau 30 Januari.{{sfnm|Chambers|1979|1p=145|Marozzi|2014|2loc=chapter 5}} Pasukan Mongol juga memanahkan pesan-pesan yang berisi jaminan keselamatan ke kota tersebut—orang-orang yang tercakup dalam jaminan tersebut meliputi umat Kristen, sejumlah tokoh Muslim, dan orang-orang yang tidak pernah berperang melawan Mongol atau telah menyerah kepada Mongol.{{sfnm|Lane|2003|1p=32|Chambers|1979|2p=145}} Pembobolan pertama dapat dilakukan di menara Ajami tenggara, dekat kamp Hulegu, pada tanggal 1 Februari. Namun, Mongol kemudian dipukul mundur. Pembobolan selanjutnya selama dua hari berikutnya lalu memungkinkan Mongol untuk mengakses dan menguasai benteng timur pada tanggal 4 Februari.{{sfnm|Buell|2003|1p=52|Atwood|2004|2pp=28–29|Boyle|1968|3p=348}} Merasa hampir kalah, ''dawatdar'' lalu berupaya untuk kabur dengan berlayar melalui Tigris, tetapi Hulegu berhasil menahan dan memaksanya kembali ke Bagdad.{{sfnm|Atwood|2004|1p=29|Boyle|1968|2p=348|May|2018|3p=166}}
 
Khalifah al-Musta'sim kemudian mengirim sejumlah utusan, termasuk al-Alqami dan [[Makkikha II]], [[Daftar Patriark Gereja dari Timur|Patriark Gereja dari Timur]], selama sepekan berikutnya, tetapi Hulegu tetap bertekad untuk mendapatkan penyerahan tanpa syarat dari al-Musta'sim, terutama setelah salah satu panglimanya terluka akibat dipanah pada sebuah perundingan.{{sfnm|Atwood|2004|1p=28|Chambers|1979|2p=145|Boyle|1968|3p=348}} ''Dawatdar'' dan panglima garnisun Bagdad telah menyerah kepada Mongol pada perundingan tersebut, dan kemudian dihukum mati.{{sfnm|Jackson|2017|1p=128|Boyle|1968|2p=348}} Pada tanggal 7 Februari, muncul banyak penduduk dan prajurit tanpa senjata di kota tersebut, tampaknya dengan harapan bahwa mereka akan dibiarkan hidup dan diperbolehkan untuk menetap di Suriah. Namun, mereka kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok dan dihukum mati.{{sfnm|Jackson|2017|1p=167|Chambers|1979|2p=145}}
 
Dengan opsi terbatas, al-Musta'sim pun bersiap untuk menyerah. Setelah mengirim utusan yang dipimpin oleh putra dan pewarisnya Ahmed, yang berhasil meminta jaminan keselamatan untuk keluarganya, al-Musta'sim akhirnya menyerah pada tanggal 10 Februari, bersama keluarganya dan 3.000 orang pejabat. Hulegu lalu meminta al-Musta'sim untuk memerintahkan para penduduk untuk meninggalkan kota tersebut setelah melucuti senjata mereka. Para penduduk yang menaati perintah tersebut kemudian dibunuh.{{sfnm|Boyle|1968|1p=348|Jackson|2017|2p=167|Atwood|2004|3p=29|Marozzi|2014|4loc=chapter 5}} Al-Musta'sim dan keluarganya lalu ditempatkan di dekat pasukan Kitbuqa dekat gerbang selatan.{{sfn|Boyle|1968|p=348}}
 
===Penjarahan dan dampak===
Pada tanggal 13 Februari, penjarahan Bagdad pun dimulai. Penjarahan tersebut bukan merupakan penghancuran yang disengaja, sebagaimana yang umum dinyatakan, tetapi lebih sebagai keputusan yang diperhitungkan untuk menunjukkan konsekuensi dari melawan Kekaisaran Mongol.{{sfnm|Biran|2016|1p=140|Lane|2003|2p=29}} Para [[sayyid]], cendekiawan, pedagang yang berdagang dengan Mongol, dan umat Kristen di kota tersebut atas perantaraan istri Hulegu [[Doquz Khatun]], yang juga Kristen, dianggap berharga dan diperintahkan untuk menandai pintu mereka sehingga rumah mereka akan dibiarkan.{{sfnm|Jackson|2017|1p=167|Atwood|2004|2p=226}} Sementara sisanya menjadi subyek penjarahan dan pembunuhan selama sepekan penuh. Menurut [[Kirakos Gandzaketsi]], seorang sejarawan Armenia abad ke-13, umat Kristen dalam tentara Hulegu sangat senang dalam menjarah Bagdad.{{sfnm|Chambers|1979|1p=145|Marozzi|2014|2loc=bab 5|Biran|2012|3p=79}} Tidak diketahui seberapa banyak penduduk yang dibunuh. Para penulis Muslim pada masa berikutnya memperkirakan antara 800.000 hingga dua juta orang terbunuh, sementara Hulegu sendiri, dalam sebuah surat kepada [[Louis IX dari Prancis]], menyatakan bahwa pasukannya telah membunuh 200.000 orang.{{sfnm|Morgan|1986|1p=133|Buell|2003|2p=117|Atwood|2004|3p=344|Chambers|1979|4p=146}} Jumlah tersebut mungkin membesar akibat adanya [[epidemi]] di kalangan penduduk yang tersisa. Para cendekiawan pun berdebat apakah epidemi tersebut berupa mewabahnya [[pes]], prekursor dari [[Wabah Hitam]].{{sfnm|Jackson|2017|1p=172|2a1=Brack|2a2=Biran|2a3=Amitai|2y=2024}}
 
Pada hari kedua penjarahan, tanggal 15 Februari, Hulegu mengunjungi istana khalifah dan memaksa al-Musta'sim untuk mengungkapkan hartanya, yang kemudian sebagian dibagikan kepada para panglima seperti Guo Kan, tetapi sebagian besar dinaikkan ke atas gerobak dan dibawa ke Möngke Khan di Karakorum atau ke [[Pulau Shahi]] di Azerbaijan, di mana Hulegu akan dimakamkan. Setelah memberikan istana tersebut kepada Makkikha untuk dijadikan gereja, Hulegu lalu mengadakan sebuah jamuan makan, di mana ia berlagak menjadi tuan rumah bagi al-Musta'sim. Nasir al-Din al-Tusi, yang kemungkinan hadir dalam jamuan tersebut, mencatat dialog berikut:{{sfnm|Boyle|1968|1pp=348–349|Chambers|1979|2p=145|Atwood|2004|3p=226|Hodous|2020|4p=35}}
 
{{blockquote|[Hulegu] meletakkan nampan emas di hadapan al-Musta'sim dan berujar: "Makanlah!"
"Ini tidak dapat dimakan," ujar al-Musta'sim.
 
"Lalu kenapa kau menyimpannya," tanya Hulegu, "dan tidak memberikannya kepada para prajuritmu? Dan kenapa kau tidak mengubah pintu-pintu besi ini menjadi anak-anak panah dan memasangnya di tepi sungai agar aku tidak dapat melintasinya?"
 
"Begitulah", jawab al-Musta'sim, "kehendak Tuhan."
"Apapun yang akan terjadi kepadamu," ujar Hulegu, "juga merupakan kehendak Tuhan."}}
 
[[File:HulaguInBagdad.JPG|thumb|upright=1.7|Penggambaran dari sebuah cerita rakyat yang dicatat oleh [[Marco Polo]] dalam [[Livre des merveilles (BNF Fr2810)|''Livre des merveilles'']]: Hulegu ''(kiri)'' memerintahkan agar Khalifah al-Musta'sim dikurung dalam sebuah sel yang diisi dengan hartanya.]]
 
Peristiwa tersebut tampaknya menjadi sumber dari sebuah cerita rakyat, yang direproduksi dalam tulisan dari penulis Kristen seperti [[Marco Polo]], yang menyatakan bahwa Hulegu kemudian mengurung al-Musta'sim dalam sebuah sel yang diisi dengan hartanya, di mana akhirnya ia mati kelaparan empat hari kemudian.{{sfnm|Jackson|2017|1p=129|Morgan|1986|2p=133|Boyle|1968|3p=248|May|2018|4p=166}} Pada kenyataannya, pada tanggal 20 Februari, setelah Hulegu menghentikan penjarahan dan pembunuhan, serta memindahkan kampnya menjauh dari kota tersebut untuk menghindari udara yang makin tercemar, al-Musta'sim dihukum mati bersama seluruh keluarga dan pegawainya. Untuk menghindari pertumpahan darah kerajaan, sebuah hal yang sangat [[tabu]] bagi Mongol, al-Musta'sim dibalut dengan karpet dan diinjak-injak hingga mati oleh sejumlah kuda.{{sfnm|Jackson|2017|1pp=128–129|Atwood|2004|2p=29|Morgan|1986|3p=133}} Hulegu sempat ragu apakah al-Musta'sim harus dihukum mati atau tidak, tetapi ia akhirnya memutuskan untuk melakukannya guna mematahkan mitos bahwa khalifah adalah entitas yang maha kuasa, kebal, dan tidak dapat diganggu gugat.{{sfnm|Biran|2012|1p=79|Jackson|2017|2p=129}}
 
Jika, sebagaimana tuduhan dari para penulis pada masa berikutnya, al-Alqami memang mengkhianati Bagdad untuk Mongol, maka Hulegu juga akan mengeksekusi al-Alqami—sebagaimana kebijakan Mongol terkait pengkhianat. Sebaliknya, berkat upaya al-Alqami dalam mencegah al-Musta'sim mengambil langkah yang salah, ia diangkat kembali menjadi wazir, meskipun ia akhirnya meninggal kurang dari tiga bulan kemudian.{{sfnm|Lane|2003|1pp=34–35|Boyle|1968|2p=349|Chambers|1979|3p=145}} Selain mengangkat seorang ''[[daruyachi]]'' ({{gloss|pejabat pengawas}}) [[Khwarazm]] yang bernama Ali Ba'atar untuk wilayah tersebut dan menempatkan 3.000 orang prajurit di kota tersebut, Hulegu juga memerintahkan pembangunan kembali Bagdad dan membuka [[bazar]]nya. Pada tanggal 8 Maret, Hulegu meninggalkan wilayah tersebut, bergerak ke arah utara menuju [[Hamadan]] dan kemudian Azerbaijan, di mana ia tinggal selama satu tahun.{{sfnm|Boyle|1968|1p=349|Atwood|2004|2p=29}}
 
==Peninggalan==
Jatuhnya Bagdad pun menandai berakhirnya Kekhalifahan Abbasiyah yang telah berusia lima ratus tahun—meskipun seorang anggota dari dinasti tersebut akhirnya pindah ke [[Kairo]], di mana [[Kesultanan Mamluk]] mengangkatnya menjadi [[Al-Mustansir II]], ia dan keturunannya pun menjadi boneka dari Mamluk dan tidak pernah mendapat banyak pengakuan dari dunia Islam yang lebih luas; mereka kemudian digantikan oleh [[Kekaisaran Utsmaniyah|Utsmaniyah]] yang mempertahankan gelar khalifah hingga abad ke-20.{{sfnm|Morgan|1986|1pp=133–134|Jackson|2017|2p=129}} Jatuhnya Bagdad juga menandai peralihan kekuatan dari Bagdad ke kota-kota seperti [[Tabriz]], ibu kota dari [[Ilkhanat]], sebuah [[kekhanan]] yang didirikan oleh Hulegu setelah mengepung Bagdad.{{sfnm|Biran|2012|1p=99|Atwood|2004|2p=2|Lane|2022|3p=283}}
 
Jatuhnya Bagdad tidak menjadi peristiwa yang sangat penting seperti yang diperkirakan, tetapi berakhirnya kekhalifahan memang menandai peristiwa penting bagi dunia Islam.{{sfn|Jackson|2017|p=129}} Penulis Muslim biasanya mengaitkan penurunan [[Zaman Keemasan Islam]], dan kemudian kebangkitan dari [[dunia Barat]] pada masa berikutnya, dengan jatuhnya Bagdad. Namun, argumen semacam itu dikritik karena dianggap terlalu menyederhanakan.{{sfnm|Biran|2019|1p=465|Al-Khalili|2012|2loc=chapter 12: Decline and Renaissance}} Untuk penjelasan yang kerap dikutip dari seorang sejarawan abad ke-16 yang menyatakan bahwa banyak buku dari perpustakaan-perpustakaan di Bagdad dilempar ke Tigris agar "warna dari sungai tersebut berubah menjadi hitam pekat," sejarawan Michal Biran menunjukkan bahwa perpustakaan-perpustakaan besar telah dibuka kembali untuk pembelajaran dan pengajaran dalam waktu dua tahun setelah pengepungan.{{sfn|Biran|2019|pp=470–472}} Hulegu dan penerusnya sebagai penguasa dari [[Ilkhanat]] juga aktif menjaga dan mendorong tradisi musik dan sastra. Justru pengepungan-pengepungan berikutnya seperti yang dilakukan oleh [[Timur Lenk]] pada tahun 1393 dan 1401 serta [[penaklukan Bagdad (1534)|oleh Utsmaniyah pada tahun 1534]] lah yang makin meminggirkan Bagdad dalam jangka panjang.{{sfnm|Biran|2016|1p=150|Biran|2019|2pp=494–495}}
== Penghancuran ==
Banyak sumber sejarah yang mengisahkan kekejaman pasukan Mongol:
* [[Bait al Hikmah|Perpustakaan Agung Baghdad]], yang menyimpan banyak sekali dokumen sejarah dan buku yang sangat berharga dalam berbagai bidang mulai dari pengobatan sampai astronomi, dihancurkan. Orang-orang yang selamat melaporkan bahwa air sungai Tigris menjadi hitam akibat tinta dari banyak sekali buku yang dibuang ke sungai itu dan juga menjadi merah akibat darah dari para ilmuwan dan filsuf yang dibunuh di sana.
* Para penduduk berusaha kabur namun mereka dicegat oleh pasukan mongol dan dibantai. Martin Sicker menyebutkan bahwa hampir sembilan puluh ribu orang mungkin dibantai.<ref>Sicker 2000, hlm.&nbsp;111</ref> Beberapa pekiraan lainnya jauh lebih tinggi. [[Wassaf]] mengklaim bahwa korban jiwa mencapai beberapa ratusan ribu. Ian Frazier dari ''[[The New Yorker]]'' mengatakan bahwa perkiraan korban jiwa bervariasi dari dua ratus ribu hingga satu juta orang.<ref>Ian Frazier, [https://archive.today/20120904014203/www.newyorker.com/fact/content/articles/050425fa_fact4 Annals of history: Invaders: Destroying Baghdad], [[The New Yorker]] 25 April 2005. p.4</ref>
* Pasukan Mongol menjarah dan kemudian menghancurkan masjid, istana, perpustakaan, dan rumah sakit. Bangunan-bangunan besar yang merupakan hasil karya beberapa generasi dibakar sampai habis.
* Khalifah dipaksa menonton ketika penduduknya dibantai dan harta bendanya dirampas. Menurut sebagian besar sumber, khalifah dibunuh dengan cara diinjak-injak oleh kuda. Pasukan mongol menggulung khalifah dalam sebuah karpet, dan mereka lalu menunggang kuda di atas badannya, karena mereka percaya bahwa bumi akan marah jika ada darah penguasa yang ditumpahkan. Semau putraya dibunuh kecuali satu orang, yang kemudian dikirim ke Mongolia, di sana para seajarawan Mongolia melaporkkan bahwa dia menikah dan memiliki anak, tetapi dia tidak terlibat apa-apa lagi dalam perkembangan Islam.
* Hulagu harus memindahkan perkemahannya ke luar dari kota akibat bau busuk yang sangat menyengat di dalam kota.
* Jumlah penduduk Baghdad jauh berkurang dan kota itu menjadi reruntuhan selama beberapa abad berikutnya dan hanya secara perlahan pulih dan memperoleh sedikit dari kejayaan lamanya.
 
==Referensi==
Baris 73 ⟶ 116:
{{sfn whitelist|CITEREFBoyle1968}}
{{refbegin|50em}}
* {{cite book |last=Al-Khalili |first=Jim |author-link=Jim Al-Khalili |date=2012 |title=The House of Wisdom: How Arabic Science Saved Ancient Knowledge and Gave Us the Renaissance |url=https://archive.org/details/houseofwisdomhow00jima_0 |isbn=978-0-1431-2056-8 |publisher=[[Penguin Books]] |location=London |ref=harv}}
* {{cite book |last=Atwood |first=Christopher P. |author-link=Christopher Atwood |date=2004 |title=Encyclopedia of Mongolia and the Mongol Empire |publisher=Facts on File |location=New York |isbn=978-0-8160-4671-3 |url=https://www.academia.edu/8855875 |access-date=2 MarchMaret 2022 |ref=harv}}
* {{cite book |last=Bai︠a︡rsaĭkhan |first=D. |title=The Mongols and the Armenians (1220-1335) |date=2011 |publisher=[[Brill Publishers|Brill]] |location=[[Leiden]] |isbn=978-9-0041-8635-4 |url=https://www.jstor.org/stable/10.1163/j.ctt1w8h10n |ref=harv}}
* {{cite book |last=Biran |first=Michal |title=Genghis Khan |year=2012 |series=Makers of the Muslim World |publisher=[[Oneworld Publications]] |location=London |url=https://www.academia.edu/32453356 |isbn=978-1-7807-4204-5 |ref=harv}}
* {{cite book |last=Biran |first=Michal |date=2016 |chapter=Music in the Mongol Conquest of Baghdad: Ṣafī al-Dīn Urmawī and the Ilkhanid Circle of Musicians |title=The Mongols' Middle East: Continuity and Transformation in Ilkhanid Iran |editor-last1=De Nicola |editor-first1=Bruno |editor-last2=Melville |editor-first2=Charles |editor-link2=Charles P. Melville |series=Islamic History and Civilization |volume=127 |isbn=978-9-0043-1199-2 |location=[[Leiden]] |publisher=[[Brill Publishers|Brill]] |ref=harv}}
* {{cite journal |last=Biran |first=Michal |date=2019 |title=Libraries, Books, and Transmission of Knowledge in Ilkhanid Baghdad |journal=Journal of the Economic and Social History of the Orient |volume=62 |issue=2–3 |pages=464–502 |doi=10.1163/15685209-12341485 |url=https://www.jstor.org/stable/26673137 |ref=harv}}
* {{Cambridge History of Iran |last=Boyle |first=John Andrew |editor-first1=J. A. | editor-last1=Boyle |date=1968 |title=The Cambridge History of Iran |author-link=John Andrew Boyle |chapter=Dynastic and Political History of the Il-khans |volume=5 |pages=303–421 |isbn=978-1-139-05497-3 |ref=harv}}
* {{cite journal |last1=Brack |last2=Biran |last3=Amitai |first1=Jonathan |first2=Michal |first3=Reuven |author-link3=Reuven Amitai |date=2024 |title=Plague and the Mongol conquest of Baghdad (1258)? A reevaluation of the sources |journal=[[Medical History]] |pages=1–19 |doi=10.1017/mdh.2023.38|doi-access=free |ref=harv}}
* {{cite book |last=Buell |first=Paul D. |date=2003 |title=Historical Dictionary of the Mongol World Empire |publisher=[[The Scarecrow Press]] |location=[[Lanham, Maryland|Lanham]] |isbn=978-0-8108-4571-8 |ref=harv}}
* {{cite book |last=Chambers |first=James |date=1979 |title=The Devil's Horsemen: The Mongol Invasion of Europe |url=https://archive.org/details/devilshorsemenmo0000cham |publisher=[[Atheneum Books|Atheneum]] |location=New York |isbn=978-0-6891-0942-3 |ref=harv}}
* {{cite book |last=Hodous |first=Florence |date=2020 |chapter=Guo Kan: Military Exchanges between China and the Middle East |pages=27–43 |title=Along the Silk Roads in Mongol Eurasia: Generals, Merchants, and Intellectuals |editor-last1=Biran |editor-first1=Michal |editor-last2=Brack |editor-first2=Jonathan |editor-last3=Fiaschetti |editor-first3=Francesca |edition=1st |publisher=[[University of California Press]] |location=[[Oakland, California|Oakland]] |chapter-url=https://www.jstor.org/stable/j.ctv125jrx5.7 |ref=harv}}
* {{cite book <!-- Citation bot bypass, adds duplicate --> |last=Jackson |first=Peter |author-link=Peter Jackson (historian) |date=2017 |title=The Mongols and the Islamic World: From Conquest to Conversion |publisher=[[Yale University Press]] |location=[[New Haven, Connecticut|New Haven]] |url=https://www.jstor.org/stable/j.ctt1n2tvq0 |isbn=978-0-3001-2533-7 |ref=harv}}
* {{cite book |last=Lane |first=George |author-link=George A. Lane |date=2003 |title=Early Mongol Rule in Thirteenth-Century Iran: A Persian Renaissance |url=https://archive.org/details/earlymongolrulei0000lane |publisher=[[Routledge]] |isbn=978-0-4152-9750-9 |location=London |ref=harv}}
* {{cite book |last=Lane |first=George |author-link=George A. Lane |date=2022 |chapter=The Ilkhanate |pages=279–297 |title=The Mongol World |editor-last1=May |editor-last2=Hope |editor-first1=Timothy |editor-first2=Michael |publisher=[[Routledge]] |location=[[Abingdon-on-Thames|Abingdon]] |isbn=978-1-3151-6517-2 |ref=harv}}
* {{cite book |last=Marozzi |first=Justin |author-link=Justin Marozzi |date=2014 |title=Baghdad: City of Peace, City of Blood |publisher=[[Penguin Books|Penguin UK]] |location=London |isbn=978-0-1419-4804-1 |ref=harv}}
* {{cite book |last=May |first=Timothy |date=2007 |title=The Mongol Art of War: Chinggis Khan and the Mongol Military System |location=[[Yardley, Pennsylvania|Yardley]] |publisher=Westholme |url=https://archive.org/details/mongolartofwarch0000mayt |isbn=978-1-5941-6046-2 |ref=harv}}
* {{cite book <!-- Citation bot bypass, adds duplicate--> |last=May |first=Timothy |date=2018 |title=The Mongol Empire |url=https://www.jstor.org/stable/10.3366/j.ctv1kz4g68 |location=Edinburgh |publisher=[[Edinburgh University Press]] |isbn=978-0-7486-4237-3 |ref=harv}}
* {{cite web |last=Modelski |first=George |author-link=George Modelski |date=29 September 2007 |title=Central Asian world cities? (XI – XIII century) A discussion paper |archive-url=https://web.archive.org/web/20110430043328/https://faculty.washington.edu/modelski/CAWC.htm |archive-date=30 April 2011 |url=https://faculty.washington.edu/modelski/CAWC.htm |url-status=dead |ref=harv}}
* {{cite book |last=Morgan |first=David |author-link=David O. Morgan |date=1986 |title=The Mongols |series=The Peoples of Europe |publisher=[[Blackwell Publishing]] |location=[[Oxford]] |isbn=978-0-6311-7563-6 |url-access=registration |url=https://archive.org/details/mongolspeoplesof00davi |ref=harv}}
* {{cite journal <!-- Citation bot bypass, adds duplicate-->|last=Smith |first=John Masson |date=1975 |title=Mongol Manpower and Persian Population |journal=Journal of the Economic and Social History of the Orient |volume=18 |issue=3 |pages=271–299 |url=https://www.jstor.org/stable/3632138 |doi=10.2307/3632138 |ref=harv}}
{{refend}}