Batavia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Turmadan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Al Asyi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 60:
| footnotes = {{center|1619–1949}} {{Succession links|left={{flagicon image|Flag of the Sultanate of Banten.svg}} [[Jayakarta]]|right={{flagicon image|Flag of Jakarta (vectorised).svg}} [[Jakarta]]}}
}}
 
{{Infobox former country <!--kota Batavia BUKAN "country" AKA negara-->
[[Berkas:Wapen-Coat of Arms of Batavia (1930 - shield).jpgsvg|jmpl|kanan|150px|Detail perisai pada lambang kota Batavia]]
| motto = "''Dispereert Niet''" ([[Bahasa Belanda|Belanda]]: "Jangan berputus asa")
| area_km2 = 182
| area_rank =
| GDP_PPP =
| GDP_PPP_year =
| HDI =
| HDI_year =
| today = {{flag|Indonesia}}
| conventional_long_name = Batavia
| common_name = Batavia
| flag_p1 = Flag of the Sultanate of Banten.svg
| p1 = Jayakarta
| s1 = Jakarta
| flag_s1 = Flag of Jakarta (vectorised).svg
| date_start = 30 Mei
| event_start = Invasi [[VOC]]
| event_end = [[Konferensi Meja Bundar]]
| event1 = [[Jeda kekuasaan Prancis dan Britania di Hindia Belanda|Jeda kekuasaan Prancis dan Inggris]]
| date_event1 = 1806–1816
| event2 = [[Masa Pendudukan Jepang]]
| date_event2 = 1942–1945
| status = [[Imperium Belanda|Koloni Belanda]]<br>Ibu kota
| empire = Belanda
| image_map = Map of Batavia (Baedeker, 1914).jpg
| capital_type = Pemukiman utama
| capital = [[Sawah Besar, Jakarta Pusat|Weltevreden]]
| currency = [[Gulden Hindia Belanda]]
| image_map_caption = Peta Batavia {{circa|1914}}
| coa_size = 116px
| year_end = 1949
| year_start = 1619
| area_footnote = {{efn|Pada tahun 1926 sebagai Stadsgemeente Batavia}}
| flag_size = 125px
| image_coat = Coat of Arms of Batavia (1930).svg
| date_end = 27 Desember
| image_flag = Maritime flag of Batavia.svg
| government_type = Gemeenteraad Batavia
| leader_title1 = Wali kota
| leader_name1 = G. J. Bisschop (pertama)<br>[[Sastromoeljono]] (terakhir)
| flag_width = 100px
| population_estimate_year = 1920
| population_estimate = 253.000
}}
[[Berkas:Wapen-Batavia.jpg|jmpl|kanan|150px|Detail perisai pada lambang kota Batavia]]
'''Batavia''' atau '''Batauia'''<ref>{{nl}} {{cite book|pages=289|url=http://books.google.co.id/books?id=lu4PAAAAYAAJ&dq=Stadt%20Batauia%20In%20't%20Coninckeijck%20Van%20Jaccatra&pg=PA289#v=onepage&q=Stadt%20Batauia%20In%20't%20Coninckeijck%20Van%20Jaccatra&f=false|title=Bijdragen tot de taal-, land- en volkenkunde van Nederlandsch-Indië|volume=3|author=Institut voor taal-, land- en volkenkunde von Nederlandsch Indië, The Hague|publisher=M. Nijhoff, 1855}}</ref> adalah [[ibu kota]] [[Hindia Belanda]], yang wilayahnya kini kurang lebih menjadi [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], ibu kota [[Indonesia]]. Batavia didirikan di pelabuhan bernama Jayakarta yang direbut dari kekuasaan [[Kesultanan Banten]]. Sebelum dikuasai Banten, bandar ini dikenal sebagai Kalapa atau Sunda Kelapa, dan merupakan salah satu titik perdagangan [[Kerajaan Sunda]]. Dari kota pelabuhan inilah [[Vereenigde Oostindische Compagnie|VOC]] mengendalikan [[perdagangan]] dan kekuasaan [[militer]] dan [[politik]]nya di wilayah [[Nusantara]].
 
Baris 122 ⟶ 79:
 
=== Jayakarta ===
Pelabuhan Sunda Kalapa diserang oleh tentara [[Kesultanan Demak]] pada [[1526]], yang dipimpin oleh [[Fatahillah]], Panglima Perang asal [[GujaratPasai]], [[IndiaAceh]], dan jatuh pada [[22 Juni]] [[1527]], dan setelah berhasil direbut, namanya pun diganti menjadi '''Jayakarta'''. Setelah Fatahillah berhasil mengalahkan dan mengislamkan Banten, Jayakarta berada di bawah kekuasaan Banten, yang kini menjadi kesultanan. Orang Sunda yang membelanya dikalahkan dan mundur ke arah [[Bogor]]. Sejak itu, dan untuk beberapa dasawarsa abad ke-16, [[Jayakarta]] dihuni orang [[Banten]] yang terdiri dari orang yang berasal dari Demak dan [[Cirebon]].
 
Sampai [[Jan Pieterszoon Coen]] menghancurkan [[Jayakarta]] ([[1619]]), orang Banten bersama saudagar Arab dan [[Tionghoa]] tinggal di muara [[Ciliwung]]. Selain orang Tionghoa, semua penduduk ini mengundurkan diri ke daerah kesultanan Banten waktu Batavia menggantikan Jayakarta ([[1619]]).