Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Kenjiee EJ (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(79 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{
{{Pp-protected}}
{{Pp-vandalism}}
{{Indonesia infobox}}
'''Indonesia''', dengan nama resmi '''Negara Kesatuan Republik Indonesia''',{{efn|name=fn1|Republik Indonesia adalah nama resmi yang paling sering digunakan, meskipun nama [[Sejarah nama Indonesia|Negara Kesatuan Republik Indonesia]] (NKRI) juga tampil dalam beberapa dokumen resmi.}} adalah sebuah [[negara kepulauan]] di [[Asia Tenggara]] yang dilintasi garis [[khatulistiwa]] dan berada di antara daratan benua [[Asia]] dan [[Oseania]] sehingga dikenal sebagai [[negara lintas benua]], serta antara [[Samudra Pasifik]] dan [[Samudra Hindia]].
Indonesia merupakan [[daftar negara menurut luas wilayah|negara terluas ke-14]] sekaligus [[daftar negara kepulauan|negara kepulauan terbesar di dunia]] dengan luas wilayah sebesar 1.904.569 km²,<ref>{{Cite web|first=United Nations - Department of Economic and Social Affairs|title=Demographic Yearbook 72nd Issue|url=https://unstats.un.org/unsd/demographic-social/products/dyb/dybsets/2021.pdf|website=United Nations - Department of Economic and Social Affairs|access-date=30 Januari 2023|archive-date=2023-01-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20230130110720/https://unstats.un.org/unsd/demographic-social/products/dyb/dybsets/2021.pdf|dead-url=no}}</ref> serta negara dengan pulau terbanyak ke-6 di dunia, dengan jumlah 17.504 pulau.<ref>{{cite web|date=5 Oktober 2020|title=Which Countries Have The Most Islands?|url=https://www.worldatlas.com/articles/which-countries-have-the-most-islands.html|website=World Atlas|language=en-US|access-date=23 April 2022|archive-date=2022-01-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20220124203917/https://www.worldatlas.com/articles/which-countries-have-the-most-islands.html|dead-url=no}}</ref> Nama alternatif yang dipakai untuk kepulauan Indonesia disebut [[Nusantara]].<ref name="Kroef">{{cite journal|author=Justus M. van der Kroef|date=1951|title=The Term Indonesia: Its Origin and Usage|url=http://links.jstor.org/sici?sici=0003-0279%28195107%2F09%2971%3A3%3C166%3ATTIIOA%3E2.0.CO%3B2-5|dead-url=no|journal=Journal of the American Oriental Society|volume=71|issue=3|pages=166–171|doi=10.2307/595186|archive-url=https://web.archive.org/web/20200410201834/http://links.jstor.org/sici?sici=0003-0279%28195107%2F09%2971%3A3%3C166%3ATTIIOA%3E2.0.CO%3B2-5|archive-date=10 April 2020|access-date=2 Agustus 2008}}</ref> Selain itu, Indonesia juga menjadi [[daftar negara menurut jumlah penduduk|negara berpenduduk terbanyak ke-4 di dunia]] dengan penduduk mencapai
Indonesia adalah [[negara kesatuan]] dengan bentuk pemerintahan republik berdasarkan konstitusi yang sah, yaitu [[Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945]] (UUD 1945).<ref>[https://web.archive.org/web/20220813023812/https://jdih.mkri.id/mg58ufsc89hrsg/UUD_1945_Perubahan.pdf Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam ''Satu Naskah''].</ref> Berdasarkan UUD 1945 pula, [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|Dewan Perwakilan Rakyat]] (DPR), [[Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia|Dewan Perwakilan Daerah]] (DPD), dan [[Presiden Indonesia|Presiden]] dicalonkan lalu dipilih dalam [[pemilihan umum]]. Ibu kota Indonesia saat ini adalah [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Pada tanggal 18 Januari 2022, pemerintah Indonesia menetapkan [[Nusantara (ibu kota terencana)|Ibu Kota Nusantara]] yang berada di Pulau Kalimantan, yang menempati wilayah [[Kabupaten Penajam Paser Utara]], untuk menggantikan Jakarta sebagai ibu kota yang baru.<ref>{{cite news|date=18 Januari 2022|title=RUU Ibu Kota Negara Sah Jadi Undang-Undang|url=https://www.republika.co.id/berita/r5w6fc428/ruu-ibu-kota-negara-sah-jadi-undangundang|work=Republika|language=id|access-date=18 Januari 2022|archive-date=2022-04-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20220413104427/https://www.republika.co.id/berita/r5w6fc428/ruu-ibu-kota-negara-sah-jadi-undangundang|dead-url=no}}</ref> Hingga tahun 2022, proses peralihan ibu kota masih berlangsung.
[[Sejarah Indonesia]] banyak dipengaruhi oleh bangsa-bangsa pendatang dan penjajah. Kepulauan Indonesia menjadi wilayah perdagangan penting sejak abad ke-7, yaitu sejak berdirinya [[Sriwijaya]], kerajaan bercorak Hinduisme-Buddhisme yang berpusat di [[Kota Palembang|Palembang]]. Kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan agama dan perdagangan dengan [[Tionghoa|bangsa Tionghoa]], [[orang India|India]], dan juga [[bangsa Arab|Arab]]. Agama dan kebudayaan Hinduisme-Buddhisme tumbuh, berkembang, dan ber[[asimilasi (sosial)|asimilasi]] di kepulauan Indonesia pada awal abad ke-4 hingga abad ke-13 Masehi. Setelah itu, para pedagang sufi dan Islam sunni membawa agama dan kebudayaan Islam sekitar abad ke-8 hingga abad ke-16. Pada akhir abad ke-15, bangsa-bangsa Eropa datang ke kepulauan Indonesia dan berperang untuk memonopoli perdagangan [[rempah-rempah]] di [[Maluku]] semasa [[Abad Penjelajahan|Zaman Penjelajahan]]. Setelah berada di bawah [[Sejarah Nusantara (1800–1942)|kolonial Belanda]], Indonesia yang saat itu bernama [[Hindia Belanda]], [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|memproklamasikan kemerdekaan]] di akhir [[Perang Dunia II]], tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945. Selanjutnya, Indonesia mendapat berbagai tantangan dan persoalan berat, mulai dari [[bencana alam]], praktik korupsi yang masif, konflik sosial, gerakan [[separatisme]], proses [[demokratisasi]], dan periode pembangunan, perubahan dan perkembangan sosial–ekonomi–politik, serta [[modernisasi]] yang pesat.
Baris 22:
== Sejarah ==
{{utama|Sejarah Indonesia|Sejarah Nusantara}}
=== Periode prasejarah ===
{{utama|Prasejarah Indonesia}}
[[Berkas:Map of Sunda and Sahul.svg|jmpl|300x300px|Peta wilayah ''[[Sundaland]]'', [[Paparan Sahul|Sahul]], dan [[Wallacea]] pada kala [[Pleistosen]].|kiri]][[Daftar pulau di Indonesia menurut provinsi|Kepulauan Indonesia]] terbentuk melalui berbagai aktivitas [[Tektonisme|tektonis]] yang sangat kompleks sejak awal [[Masa (geologi)|masa]] [[Senozoikum]] (sekitar 66 juta tahun lalu) dan mulai mencapai bentuknya yang sekarang ketika memasuki [[Kala (geologi)|kala]] [[Pleistosen]] (sekitar 2,58 juta tahun lalu).<ref>{{cite book|last=MacKinnon|first=Kathy|year=1986|title=Alam Asli Indonesia|location=Jakarta|publisher=Penerbit PT Gramedia|page=8}}</ref> Pada kala tersebut, [[permukaan laut]] global saat itu rata-rata lebih rendah 130 meter daripada permukaan laut global sekarang,<ref>{{Cite journal|last=Ludt|first=William B.|last2=Rocha|first2=Luiz A.|date=2015-01|editor-last=Ali|editor-first=Jason|title=Shifting seas: the impacts of Pleistocene sea‐level fluctuations on the evolution of tropical marine taxa|url=https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/jbi.12416|journal=Journal of Biogeography|language=en|volume=42|issue=1|pages=25–38|doi=10.1111/jbi.12416|issn=0305-0270}}</ref> sehingga muncul [[Sundaland|Daratan Sunda]] (''Sundaland'') yang terhubung dengan daratan utama [[Asia]] dan saat ini mencakup [[Sumatra]], [[Jawa]], [[Kalimantan]], dan [[Laut|lautan-lautan]] di antaranya,<ref name="sunda-shelf">{{Cite journal|last=Heaney|first=Lawrence R.|date=1984|title=Mammalian Species Richness on Islands on the Sunda Shelf, Southeast Asia|jstor=4217198|journal=Oecologia|volume=61|issue=1|pages=11–17|pmid=28311380|doi=10.1007/BF00379083|bibcode=1984Oecol..61...11H|citeseerx=10.1.1.476.4669|s2cid=4810675}}</ref><ref>{{cite web|last=Irwanto|first=Dhani|date=29 September 2015|title=Sundaland|url=https://atlantisjavasea.com/2015/09/29/sundaland/|website=Atlantis in the Java Sea}}</ref> serta [[Paparan Sahul|Benua Sahul]] yang saat ini mencakup [[Pulau Papua]], [[Australia (benua)|Australia]], dan [[Laut Arafura]].<ref name="Dating the First Australians">{{cite journal|last1=Gillespie|first1=Richard|date=January 2002|title=Dating the First Australians|journal=Radiocarbon|volume=44|issue=2|pages=455–472|doi=10.1017/S0033822200031830|doi-access=free}}</ref><ref>{{cite book|last1=Kennett|first1=B. L. N.|last2=Chopping|first2=R.|last3=Blewett|first3=R.|date=2018|url=https://books.google.com/books?id=YxFxDwAAQBAJ|title=The Australian continent: a geophysical synthesis|location=Canberra|publisher=Australian National University Press|isbn=9781760462475}}</ref> Kedua daratan tersebut diantarai oleh [[Wallacea|Kepulauan Wallacea]] yang saat ini mencakup [[Sulawesi]], [[Kepulauan Nusa Tenggara|Nusa Tenggara]], dan [[Kepulauan Maluku|Maluku]].<ref name="Myers-etal">{{Cite journal|last1=Myers|first1=N.|last2=Mittermeier|first2=R. A.|last3=Mittermeier|first3=C. G.|last4=Da Fonseca|first4=G. A|last5=Kent|first5=J.|year=2000|title=Biodiversity hotspots for conservation priorities|url=http://wedocs.unep.org/bitstream/handle/20.500.11822/18446/Biodiversity_hotspots_for_conservation_priorit.pdf|journal=Nature|volume=403|issue=6772|pages=853–857|bibcode=2000Natur.403..853M|doi=10.1038/35002501|pmid=10706275|access-date=15 September 2019|s2cid=4414279}}</ref> Sekitar 74.000 tahun yang lalu, [[Letusan gunung|letusan dahsyat]] berskala [[Indeks Daya Ledak Vulkanik|VEI-8]] terjadi pada [[Teori bencana Toba|Gunung Toba]] (sekarang menjadi [[Danau Toba]]). Letusan tersebut konon menjadi letusan [[gunung berapi]] terbesar yang berhasil diteliti. [[Perubahan iklim]] yang ditimbulkannya diperkirakan menjadi penyebab populasi [[Manusia modern anatomis|manusia modern]] dunia hampir seluruhnya musnah dan pergerakan [[Migrasi awal manusia|migrasi]] manusia sempat terhenti pada [[Sub-kala (geologi)|subkala]] [[Pleistosen Akhir]].<ref>Michael R. Rampino, Stanley H. Ambrose, 2000. [[doi:10.1130/0-8137-2345-0.71|"Volcanic winter in the Garden of Eden: The Toba supereruption and the late Pleistocene human population crash"]], Volcanic Hazards and Disasters in Human Antiquity, Floyd W. McCoy, Grant Heiken</ref><ref name="chesner1991">{{en}} {{Cite journal|author1=Chesner, C.A.|author2=Westgate, J.A.|author3=Rose, W.I.|author4=Drake, R.|author5=Deino, A.|date=March 1991|title=Eruptive history of Earth's largest Quaternary caldera (Toba, Indonesia) clarified|url=http://www.geo.mtu.edu/~raman/papers/ChesnerGeology.pdf|dead-url=no|journal=Geology|publisher=Michigan Technological University|volume=19|issue=3|pages=200–203|bibcode=1991Geo....19..200C|doi=10.1130/0091-7613(1991)019<0200:EHOESL>2.3.CO;2|archive-url=https://web.archive.org/web/20120226052643/http://www.geo.mtu.edu/~raman/papers/ChesnerGeology.pdf|archive-date=2012-02-26|accessdate=2018-06-20}}</ref> Lalu pada akhir [[periode glasial terakhir]] (sekitar 12.000 tahun lalu), permukaan laut naik setinggi 60 meter hanya dalam kurun waktu lima [[milenium]].<ref>{{cite journal|date=July 2011|title=The early Holocene sea level rise|journal=Quaternary Science Reviews|volume=30|issue=15–16|pages=1846–1860|bibcode=2011QSRv...30.1846S|doi=10.1016/j.quascirev.2011.04.019|quote=The rise, of ca 60m, took place over most of the Earth as the volume of the oceans increased during deglaciation and is dated at 11,650–7000 cal. BP. The EHSLR was largely driven by meltwater release from decaying ice masses and the break up of coastal ice streams. [...] The impact of the EHSLR on climate is reviewed and it is maintained that the event was a factor in the 8200 BP cooling event, as well as in changes in ocean current patterns and their resultant effects. The EHSLR may also have enhanced volcanic activity, but no clear evidence of a causal link with submarine sliding on continental slopes and shelves can yet be demonstrated. The rise probably influenced rates and patterns of human migrations and cultural changes.|author-first1=D.E.|author-last1=Smith|author-first2=S.|author-last2=Harrison|author-first3=C.R.|author-last3=Firth|author-first4=J.T.|author-last4=Jordan}}</ref> Akibatnya, [[daratan]] yang lebih rendah terendam dan membentuk perairan dangkal, sementara daratan yang lebih tinggi terpisah-pisah menjadi pulau-pulau yang lebih kecil. Pulau-pulau tersebut membentuk kepulauan Indonesia seperti sekarang ini.<ref name="sunda-shelf-2">{{Cite journal|last=Hanebuth|first=Till|last2=Stattegger|first2=Karl|last3=Grootes|first3=Pieter M.|date=2000|title=Rapid Flooding of the Sunda Shelf: A Late-Glacial Sea-Level Record|journal=Science|volume=288|issue=5468|pages=1033–1035|bibcode=2000Sci...288.1033H|doi=10.1126/science.288.5468.1033|jstor=3075104}}</ref>
[[Berkas:Java Man.jpg|jmpl|Ilustrasi "[[Manusia Jawa]]" oleh J. H. McGregor.]]
Dari kumpulan [[fosil]] [[manusia purba]] ''[[Homo erectus]]'' (atau [[manusia Jawa]]) dan ''[[Homo floresiensis]]'' ("manusia Flores") yang pernah menetap di Indonesia, kuat dugaan bahwa kepulauan Indonesia telah dihuni oleh [[manusia purba]] tersebut sekurang-kurangnya antara dua juta sampai 500.000 tahun yang lalu. Manusia purba tersebut kemudian berangsur-angsur [[Kepunahan|punah]] seiring dengan kedatangan [[Manusia modern anatomis|manusia modern]] (''[[Manusia|Homo sapiens]]'') di kepulauan Indonesia.<ref name="Herries">{{cite journal|display-authors=6|date=April 2020|title=Contemporaneity of ''Australopithecus'', ''Paranthropus'', and early ''Homo erectus'' in South Africa|journal=Science|volume=368|issue=6486|pages=eaaw7293|doi=10.1126/science.aaw7293|pmid=32241925|vauthors=Herries AI, Martin JM, Leece AB, Adams JW, Boschian G, Joannes-Boyau R, Edwards TR, Mallett T, Massey J, Murszewski A, Neubauer S, Pickering R, Strait DS, Armstrong BJ, Baker S, Caruana MV, Denham T, Hellstrom J, Moggi-Cecchi J, Mokobane S, Penzo-Kajewski P, Rovinsky DS, Schwartz GT, Stammers RC, Wilson C, Woodhead J, Menter C|doi-access=free}}</ref><ref name="Revised date Nature">{{cite journal|last1=Sutikna|first1=Thomas|last2=Tocheri|first2=Matthew W.|display-authors=etal|date=30 March 2016|title=Revised stratigraphy and chronology for ''Homo floresiensis'' at Liang Bua in Indonesia|url=https://ro.uow.edu.au/smhpapers/3778|journal=Nature|volume=532|issue=7599|pages=366–9|bibcode=2016Natur.532..366S|doi=10.1038/nature17179|pmid=27027286|s2cid=4469009}}</ref>
[[Migrasi awal manusia|Gelombang migrasi manusia modern]] pertama kali sampai di kepulauan Indonesia melalui jalur darat sekitar 60.000 tahun yang lalu. Gelombang pertama ini menjadi nenek moyang dari [[Orang Melanesia|bangsa Melanesia]].<ref name="melanesia">{{Cite web|last=Thamrin|first=Mahandis Yoanata|date=2019-06-06|title=Migrasi Manusia dan Perjalanan Sejarah Melanesia di Indonesia|url=https://nationalgeographic.grid.id/read/131736895/migrasi-manusia-dan-perjalanan-sejarah-melanesia-di-indonesia|website=National Geographic|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20220821160425/https://nationalgeographic.grid.id/read/131736895/migrasi-manusia-dan-perjalanan-sejarah-melanesia-di-indonesia|archive-date=2022-08-21|dead-url=no|access-date=2022-08-21}}</ref><ref name="PosthC">{{cite journal|display-authors=6|year=2016|title=Pleistocene Mitochondrial Genomes Suggest a Single Major Dispersal of Non-Africans and a Late Glacial Population Turnover in Europe|journal=Current Biology|volume=26|issue=6|pages=827–833|doi=10.1016/j.cub.2016.01.037|pmid=26853362|vauthors=Posth C, Renaud G, Mittnik M, Drucker DG, Rougier H, Cupillard C, Valentin F, Thevenet C, Furtwängler A, Wißing C, Francken M, Malina M, Bolus M, Lari M, Gigli E, Capecchi G, Crevecoeur I, Beauval C, Flas D, Germonpré M, van der Plicht J, Cottiaux R, Gély B, Ronchitelli A, Wehrberger K, Grigorescu D, Svoboda J, Semal P, Caramelli D, Bocherens H, Harvati K, Conard NJ, Haak W, Powell A, Krause J|hdl=2440/114930|s2cid=140098861|hdl-access=free}}</ref> Kemudian sekitar 3.500–1.500 [[Masehi|SM]], [[Suku-suku Austronesia|bangsa Austronesia]] yang berasal dari [[Taiwan]] tiba melalui jalur laut dan menetap di kepulauan Indonesia. Sebagian bangsa Melanesia yang telah ada lebih dahulu terdesak ke wilayah-wilayah timur jauh, sementara sebagian lagi [[Asimilasi (sosial)|berasimilasi]] dengan pendatang tersebut.<ref name="melanesia" />{{sfn|Taylor|2003|pp=5–7}}<ref>{{Cite news|last=Avisena|first=M Ilham Ramadhan|date=2021-08-17|title=Tiga Teori Asal Usul Nenek Moyang Indonesia|url=https://mediaindonesia.com/humaniora/403046/tiga-teori-asal-usul-nenek-moyang-indonesia|work=[[Media Indonesia]]|language=id|access-date=2022-08-21|archive-date=2022-08-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20220821160533/https://mediaindonesia.com/humaniora/403046/tiga-teori-asal-usul-nenek-moyang-indonesia|dead-url=no}}</ref> Manusia yang menetap tersebut kemudian mengembangkan budaya [[Budi daya|bercocok tanam]] dan [[Pelayaran|melaut]].{{sfn|Taylor|2003|pp=8–9}}
=== Periode monarki ===
Baris 118 ⟶ 36:
==== Kerajaan Hindu-Buddha ====
{{utama|Sejarah Nusantara pada era kerajaan Hindu-Buddha}}
[[Berkas:Candi Batujaya.jpg|jmpl|250x250px|Situs [[Percandian Batujaya]] yang berada di [[Kabupaten Karawang]], [[Jawa Barat]]. Candi-candi yang ada di dalamnya merupakan sisa-sisa peninggalan [[Tarumanagara]].|kiri]]
[[Kerajaan Kandis|Kandis]] diduga merupakan kerajaan tertua di [[Nusantara]] ([[kepulauan Indonesia]]) yang berdiri pada abad ke-1 [[Masehi|SM]] dan terletak di daerah yang saat ini menjadi wilayah Provinsi [[Riau]], tetapi keberadaannya masih sering diperdebatkan oleh para [[sejarawan]], karena tidak adanya bukti yang jelas atas kerajaan ini.<ref name="kandis-salakanagara" /> Keberadaan [[Kerajaan Salakanagara|Salakanagara]] yang berdiri pada abad ke-1 [[Masehi]] di daerah sekitar [[Cianjur]], [[Jawa Barat]] juga masih menjadi perdebatan oleh para ahli karena kurangnya bukti-bukti [[sejarah]], meskipun kerajaan ini merupakan cikal bakal [[Tarumanagara]].<ref name="kandis-salakanagara">{{cite web|url=https://attoriolong.com/2019/03/kandis-dan-salakanagara-adalah-kerajaan-tertua-di-nusantara/|title=Kandis dan Salakanagara adalah Kerajaan Tertua di Nusantara?|language=id|author=Hariansah, Erik|publisher=Attoriolong|date=19 March 2019|access-date=26 November 2020|archive-date=2022-09-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20220913094025/https://attoriolong.com/2019/03/kandis-dan-salakanagara-adalah-kerajaan-tertua-di-nusantara/|dead-url=no}}</ref>
Dua kerajaan tertua Nusantara yang memiliki bukti-bukti sejarah adalah [[Kerajaan Kutai Martapura|Kutai Martapura]] di wilayah [[Kalimantan Timur|Kalimantan Selatan]] saat ini dan [[Tarumanagara]] di wilayah barat Pulau Jawa, yang sama-sama berdiri pada abad ke-4 Masehi.<ref>{{Cite journal|last=Vogel|first=J. Ph.|date=1918|title=The Yupa Inscription of King Mulawarman, from Koetei (East Borneo)|url=|journal=BKI|volume=74|issue=|pages=|doi=}}</ref> Kedua kerajaan tersebut dibuktikan memiliki corak Hindu-Buddha, sehingga dapat dipastikan bahwa [[Agama Hindu]] dan [[Agama Buddha]] telah berkembang di [[Nusantara]] sekurang-kurangnya dari abad ke-4 M.<ref>{{Cite book|last=Aris Munandar|first=Agus|date=2011|url=|title=Indonesia Dalam Arus Sejarah 2: Kerajaan Hindu - Buddha|location=Jakarta|publisher=Ichtiar Baru van Hoeve|isbn=|pages=60|url-status=live}}</ref> Banyak kerajaan bercorak Hindu-Buddha lainnya yang kemudian terbentuk setelah itu.
[[Berkas:Srivijayan Expansion.gif|jmpl|255x255px|Perkembangan wilayah kekuasaan [[Sriwijaya]] sejak berdiri hingga keruntuhannya.]]
[[Sriwijaya]], yang berbentuk [[kedatuan]] dan bercorak Buddha, berdiri di Nusantara pada abad ke-7 Masehi, kemudian berkembang menjadi salah satu [[Kekaisaran|kemaharajaan]] terbesar di Nusantara, serta negara [[monarki]] dengan masa berdiri terlama di [[Asia Tenggara]].<ref>{{cite journal|last=Cœdès|first=George|authorlink=George Cœdès|year=1930|title=Les inscriptions malaises de Çrivijaya|url=https://www.persee.fr/doc/befeo_0336-1519_1930_num_30_1_3169|journal=Bulletin de l'Ecole français d'Extrême-Orient (BEFEO)|volume=30|issue=1-2|pages=29-80|access-date=2022-09-13|archive-date=2022-09-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20220908180145/https://www.persee.fr/doc/befeo_0336-1519_1930_num_30_1_3169|dead-url=no}}</ref> Pada masa kejayaannya, Sriwijaya melingkupi [[Sumatra]], [[Semenanjung Malaya|Malaya]], [[Tanah Genting Kra|Kra]], [[Jawa]], [[Kalimantan]], [[Kamboja]], dan [[Vietnam]],{{sfn|Taylor|2003|pp=22–26}}{{sfn|Ricklefs|1991|p=3}} serta berkuasa dalam mengendalikan aktivitas pelayaran dan perdagangan di [[Selat Malaka]] yang merupakan jalur pelayaran penting di dunia. Banyak budaya asing yang mempengaruhi dan berasimilasi dengan budaya-budaya lokal.<ref name="end">{{cite book|last=Munoz|first=Paul Michel|year=2006|url=https://archive.org/details/earlykingdomsofi0000muno|title=Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula|location=Singapore|publisher=Editions Didier Millet|doi=|id=ISBN 981-4155-67-5}}</ref> Sejak diperintah oleh [[Balaputradewa]] pada pertengahan abad ke-9, Sriwijaya juga berada di bawah kekuasaan [[Wangsa Sailendra]].<ref>[[Slamet Muljana]]. 2006. ''Sriwijaya'' (terbitan ulang 1960). Yogyakarta: LKIS</ref> Nama Sriwijaya diperkirakan mulai meredup dan runtuh pada awal abad ke-11 dan digantikan oleh [[Dharmasraya]], lalu oleh [[Kerajaan Pagaruyung|Pagaruyung]] pada abad ke-14.<ref>Anonim. 1822. Malayan Miscellanies, Vol II: The Geneology of Rajah of Pulo Percha. Printed And Published at Sumatra Mission Press. Bencoolen</ref>
[[Medang]], yang diperintah oleh [[Wangsa Sailendra]], berdiri di wilayah [[Jawa Tengah]] saat ini pada abad ke-8.<ref>George Coedes. 1934. ''On the origins of the Sailendras of Indonesia''. Journal of the Greater India Society I: 61–70.</ref><ref name="sejnas">Marwati Poesponegoro & Nugroho Notosusanto. 1990. ''Sejarah Nasional Indonesia Jilid II''. Jakarta: Balai Pustaka.</ref> Pada abad ke-10, pusat pemerintahannya dipindahkan ke [[Jawa Timur]] dan [[Penguasa monarki|para penguasa]] setelah kepindahan tersebut dikelompokkan dalam [[Wangsa Isyana]].<ref name="negarakertagama">[[Slamet Muljana]]. 1979. ''Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya''. Jakarta: Bhratara.</ref> Pada tahun 1016, Medang runtuh akibat pemberontakan yang menewaskan raja terakhir beserta banyak kerabatnya.<ref name="lacak">{{cite book|author=Boechari|date=2012|url=|title=Melacak Sejarah Kuno Indonesia lewat Prasasti|location=Jakarta|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|pages=|doi=|id=ISBN 978-979-91-0520-2}}</ref> [[Airlangga]], menantu raja tersebut, membangun ulang kerajaan dan mendirikan negara [[Kerajaan Kahuripan|Kahuripan]] pada tahun 1019,<ref>{{Cite book|last=Aizid|first=Rizem|date=2022-03-25|url=https://books.google.com/books?id=OyeyEAAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA69&dq=kahuripan+kelanjutan+medang&hl=en|title=Pasang Surut Runtuhnya Kerajaan Hindu-Buddha dan Bangkitnya Kerajaan Islam di Nusantara|publisher=Anak Hebat Indonesia|isbn=978-623-400-541-7|pp=69-75|language=id}}</ref> yang kemudian terpecah menjadi [[Kerajaan Kadiri|Kadiri]] dan [[Kerajaan Janggala|Janggala]] pada tahun 1042. Janggala lalu ditaklukkan oleh Kadiri pada tahun 1135. [[Ken Arok]] dari [[Wangsa Rajasa]] kemudian menaklukkan Kadiri dan mendirikan [[Kerajaan Singasari|Singasari]] pada tahun 1222. Singasari runtuh pada tahun 1292 akibat pemberontakan yang dipimpin oleh [[Jayakatwang]] (sisa Wangsa Isyana), tetapi berhasil ditumpas setahun kemudian oleh Raden Wijaya.<ref name="sejnas" /><ref name="negarakertagama" />
[[Berkas:Majapahit Expansion.gif|jmpl|300x300px|Perkembangan wilayah kekuasaan [[Majapahit]] sejak berdiri hingga keruntuhannya.|kiri]]
[[Raden Wijaya]] dari [[Wangsa Rajasa]] mendirikan [[Majapahit]] yang bercorak [[Ajaran Siwa-Buddha|Syiwa-Buddha]] pada tahun 1293, yang kemudian berkembang menjadi [[Kekaisaran|kemaharajaan]] terbesar di Nusantara dan juga di Asia Tenggara, serta menjadi negara [[Pertanian|agraris]] dan jalur [[perdagangan]] dunia.<ref name="JPMajapahit" /> Majapahit mencapai masa kejayaannya pada masa kejayaannya pemerintahan [[Hayam Wuruk]] dengan [[Patih|patihnya]], [[Gajah Mada]] (terkenal dengan sunpahnya yang bernama [[Sumpah Palapa]]),<ref name="JPMajapahit">{{cite news|author=Sita W. Dewi|date=9 April 2013|title=Tracing the glory of Majapahit|url=http://www.thejakartapost.com/news/2013/04/09/tracing-glory-majapahit.html|newspaper=The Jakarta Post|accessdate=5 February 2015|archive-date=2022-07-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20220711235400/https://www.thejakartapost.com/news/2013/04/09/tracing-glory-majapahit.html|dead-url=no}}</ref> dengan wilayah kekuasaan meliputi [[Sumatra]], [[Semenanjung Malaya|Malaya]], [[Kalimantan]], [[Sulawesi]], [[Nusa Tenggara]], [[Maluku]], hingga [[Papua]].<ref name="negarakertagama" /> Majapahit mengalami kemunduran seiring menguatnya pengaruh Islam di Nusantara, lalu akhirnya runtuh setelah ditaklukkan oleh [[Kesultanan Demak|Demak]] pada tahun 1527.
==== Kesultanan Islam ====
{{utama|Sejarah Nusantara pada era kerajaan Islam}}
[[Berkas:Flag_of_Aceh_Sultanate.svg|kiri|jmpl|Bendera [[Kesultanan Aceh|Aceh]], kesultanan lampau terbesar di Sumatra.]]
[[Islam]] mulai dibawa masuk ke Nusantara oleh para pedagang dan para ulama berkebangsaan [[Bangsa Arab|Arab]], [[Kekaisaran Persia|Persia]], [[Gujarat]], dan [[Tionghoa]] pada abad ke-7 Masehi.<ref>{{Cite web|title=7 Kerajaan Islam Tertua di Indonesia|website=indonesiabaik.id|url=http://indonesiabaik.id/infografis/kerajaan-islam-di-indonesia|access-date=2020-08-26|archive-date=2020-08-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20200814200249/http://indonesiabaik.id/infografis/kerajaan-islam-di-indonesia|dead-url=no}}</ref><ref>*Kong Yuanzhi, [https://web.archive.org/web/20081207180851/http://www.solusihukum.com/resensi.php?id=33 ''Muslim Tionghoa Cheng Ho, Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara.''] Penyunting: HM. Hembing Wijayakusuma. Pustaka Populer Obor, Oktober 2000, xliv + 299 halaman</ref> [[Aceh]] menjadi pusat penyebaran agama Islam pertama di Nusantara,<ref>{{Cite web|title=Aceh Daerah Pertama di Indonesia Menerima Islam|url=https://acehprov.go.id/berita/kategori/jelajah/aceh-daerah-pertama-di-indonesia-menerima-islam|website=acehprov.go.id|publisher=[[Pemerintah Aceh]]|language=|access-date=2022-09-14|archive-date=2022-09-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20220920173040/https://acehprov.go.id/berita/kategori/jelajah/aceh-daerah-pertama-di-indonesia-menerima-islam|dead-url=no}}</ref> serta menjadi lokasi [[Sultan|negara kesultanan]] pertama yang pernah berdiri di Nusantara, yaitu negara [[Kerajaan Jeumpa|Jeumpa]] yang berdiri pada abad ke-7 dan menguasai wilayah [[Kabupaten Bireuen|Kabupaten Bieruen]] saat ini.<ref>{{cite book|last=Kusniah|first=Siti Turmini|date=|year=2018|url=|title=Kiaiku, Guruku, Jaringan Ulama|location=Jakarta|publisher=Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia|isbn=978-602-1289-85-3|pages=|ref={{sfnref|Kusniah|2018}}|url-status=live}}</ref> Setelah Sriwijaya runtuh pada abad ke-11, Islam mulai menyebar ke berbagai daerah di [[Sumatra]] dan membuat beberapa kerajaan Hindu-Buddha di Sumatra beralih menjadi kesultanan Islam. [[Kesultanan Aceh|Aceh]] (berdiri pada tahun 1496) menjadi kesultanan terbesar di [[Sumatra|Pulau Sumatra]] yang mencapai masa kejayaannya di bawah perintah [[Iskandar Muda dari Aceh|Iskandar Muda]] (1607–1636).<ref name=":0">{{cite book|last=Lombard|first=Denys|date=2008|url=|title=Kerajaan Aceh: Zaman Sultan Iskandar Muda (1607-1636)|location=Jakarta|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|pages=|doi=|id=|authorlink=|coauthors=}}</ref>
[[Berkas:Flag of the Mataram Sultanate.svg|jmpl|Bendera [[Kesultanan Mataram|Mataram]], salah satu kesultanan terbesar di Jawa.]]Islam mulai diperkenalkan dan menyebar secara luas di kepulauan Indonesia lainnya pada abad ke-15.<ref>{{cite journal|author=Peter Lewis|year=1982|title=The next great empire|journal=Futures|volume=14|issue=1|pages=47–61|doi=10.1016/0016-3287(82)90071-4}}</ref> Setelah keruntuhan Majapahit, kesultanan-kesultanan [[Islam]] Nusantara mulai berdiri dan berkembang pesat. Lumajang (berdiri pada akhir abad ke-13) diperkirakan merupakan kesultanan Islam yang paling tua meskipun belum ada bukti-bukti pendukung yang cukup.<ref>{{Cite web|title=Lumajang Ternyata Kerajaan Islam Tertua di Tanah Jawa|url=https://www.suarasurabaya.net/jaring-radio/2016/Lumajang-Ternyata-Kerajaan-Islam-Tertua-di-Tanah-Jawa/|website=Suara Surabaya|language=id-ID|archive-url=https://web.archive.org/web/20220920170651/https://www.suarasurabaya.net/jaring-radio/2016/Lumajang-Ternyata-Kerajaan-Islam-Tertua-di-Tanah-Jawa/|archive-date=2022-09-20|dead-url=no|access-date=2022-09-16}}</ref> Kesultanan pertama di [[Jawa|Pulau Jawa]] yang dapat dibuktikan oleh para [[sejarawan]] adalah [[Kesultanan Demak|Demak]] dan [[Kesultanan Cirebon|Cirebon]], yang sama-sama berdiri pada abad ke-15 dan menjadi salah satu negara terbesar di Jawa.<ref>{{Cite web|date=2022-05-19|title=Kesultanan Cirebon Jadi Satu dari Empat Kerajaan Islam Pertama di Pulau Jawa|url=https://www.ayocirebon.com/ikon/pr-943420182/kesultanan-cirebon-jadi-satu-dari-empat-kerajaan-islam-pertama-di-pulau-jawa|website=Ayo Cirebon|language=id|access-date=2022-09-16|archive-date=2022-09-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20220920170809/https://www.ayocirebon.com/ikon/pr-943420182/kesultanan-cirebon-jadi-satu-dari-empat-kerajaan-islam-pertama-di-pulau-jawa|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite news|last=Ratriani|first=Virdita|date=2022-07-28|title=Kerajaan Islam Pertama di Pulau Jawa adalah Kerajaan Demak: Pendiri dan Masa Jayanya|url=https://caritahu.kontan.co.id/news/kerajaan-islam-pertama-di-pulau-jawa-adalah-kerajaan-demak-pendiri-dan-masa-jayanya|work=[[Kontan|Kontan.co.id]]|language=id|access-date=2022-09-16|editor-last=Ratriani|editor-first=Virdita|archive-date=2022-09-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20220920163610/https://caritahu.kontan.co.id/news/kerajaan-islam-pertama-di-pulau-jawa-adalah-kerajaan-demak-pendiri-dan-masa-jayanya|dead-url=no}}</ref> [[Kesultanan Mataram|Mataram]], yang didirikan pada tahun 1586 oleh [[Wangsa Mataram]], juga menjadi salah satu negara berpengaruh di Jawa, sebelum akhirnya terpecah melalui [[Perjanjian Giyanti]].<ref name="Britannica2">{{cite web|title=Mataram, Historical kingdom, Indonesia|url=http://www.britannica.com/EBchecked/topic/368940/Mataram|publisher=Encyclopædia Britannica|accessdate=2024-02-02}}</ref><ref name="Brown63">{{harvnb|Brown|2003|loc=p. 63: "On February 13, 1755, the Treaty of Giyanti was signed, dividing what was left of the kingdom of Mataram into two parts. One part, with its capital in the city of Solo, was headed by Pakubuwana II's son, Pakubuwana III. The other part, with its capital 60 kilometres to the west of Yogyakarta, was ruled by Pakubuwana II's half-brother Mangkubumi, who took the title Sultan Hamengkubuwono I. The treaty was not immediately accepted by all parties to the dispute: fighting went on for another two years. In 1757, though, an uneasy peace settled on Java when Pakubuwana III's territory was divided, with a portion going to his cousin Mas Said, who took the title Mangkunegara I."}}</ref>
[[Berkas:Banjar Sultanate Flag.svg|kiri|jmpl|Bendera [[Kesultanan Banjar|Banjar]], salah satu kesultanan terbesar di Kalimantan.]]
Beberapa kesultanan baru mulai berdiri di [[Kalimantan]] sejak abad ke-14 seiring dengan meningkatnya pengaruh Islam, bahkan beberapa kerajaan Hindu-Buddha beralih menjadi kesultanan. [[Kekaisaran Brunei|Brunei]] berhasil mencapai masa kejayaannya pada abad ke-15 setelah menguasai seluruh pesisir Kalimantan.<ref>Jamil Al-Sufri, Tarsilah Brunei: The Early History of Brunei up to 1432 AD (Bandar Seri Begawan: Brunei History Centre, 2000)</ref> [[Kesultanan Banjar|Banjar]] (berdiri pada tahun 1520) berkembang menjadi salah satu negara terbesar di [[Kalimantan|Pulau Kalimantan]] setelah menguasai pesisir selatan Kalimantan,<ref>{{id}} {{cite book|year=1992|url=http://books.google.com/books?id=HiZvFZbm6sgC&lpg=PA86&ots=OVLQW4MnBZ&dq=ibukota%20indonesia%20banjarmasin&hl=id&pg=PA85#v=onepage&q&f=false|title=Sejarah nasional Indonesia: Jaman pertumbuhan dan perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia|publisher=PT Balai Pustaka|isbn=9794074098|pages=85|authors=Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto}}{{Pranala mati|date=Februari 2023|bot=InternetArchiveBot|fix-attempted=yes}}ISBN 978-979-407-409-1</ref> sebelum akhirnya merosot pada abad ke-18 dan dihapuskan oleh [[Hindia Belanda|pemerintah kolonial]] pada tahun 1905.<ref>{{Cite news|date=2022-07-21|title=Sejarah Perang Banjar: Tokoh, Penyebab, Kronologi, dan Dampak|url=https://regional.kompas.com/read/2022/07/21/225400578/sejarah-perang-banjar-tokoh-penyebab-kronologi-dan-dampak|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2022-09-17|editor-last=Setyaningrum|editor-first=Puspasari|archive-date=2022-09-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20220920172605/https://regional.kompas.com/read/2022/07/21/225400578/sejarah-perang-banjar-tokoh-penyebab-kronologi-dan-dampak|dead-url=no}}</ref>
Islam diperkirakan berkembang di [[Sulawesi]] sejak abad ke-16 dan beberapa kerajaan bercorak [[Agama Hindu|Hindu]]-[[Agama Buddha|Buddha]] atau [[Kepercayaan tradisional di Sulawesi|berkepercayaan tradisional]] berubah menjadi kesultanan.<ref>{{Cite news|last=Prabowo|first=Gama|date=2020-11-05|title=Kerajaan Islam di Sulawesi|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/05/164329269/kerajaan-islam-di-sulawesi|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2022-09-19|editor-last=Gischa|editor-first=Serafica|archive-date=2022-09-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20220920172621/https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/05/164329269/kerajaan-islam-di-sulawesi|dead-url=no}}</ref> Kesultanan terbesar di Pulau Sulawesi adalah persekutuan negara [[Kesultanan Gowa|Gowa–]][[Kesultanan Tallo|Tallo]], yang disebut [[Kesultanan Gowa|Makassar]] oleh para ahli, yang ketika masa kejayaannya mencakup [[Sulawesi]], [[Kalimantan]], [[Kepulauan Nusa Tenggara|Nusa Tenggara]], [[Maluku|Kepulauan Maluku]], hingga [[Australia]].
Dua kesultanan dengan pengaruh besar di [[Kepulauan Maluku]] adalah [[Kesultanan Ternate|Ternate]] dan [[Kesultanan Tidore|Tidore]], yang berpusat di wilayah [[Maluku Utara]] saat ini.<ref>M. Adnan Amal, ''"Maluku Utara, Perjalanan Sejarah 1250 - 1800 Jilid I dan II"'', Universitas Khairun Ternate 2002.</ref> Kedua kesultanan ini mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-16 berkat perdagangan [[rempah-rempah]], tetapi kemudian mengalami kemunduran semenjak diadu domba oleh bangsa asing dan akhirnya runtuh di tangan [[Perusahaan Hindia Timur Belanda|VOC]].<ref>Willard A. Hanna & Des Alwi, ''"Ternate dan Tidore, Masa Lalu Penuh Gejolak"'', Pustaka Sinar Harapan Jakarta 1996.</ref>
Kesultanan-kesultanan Islam mulai merosot ketika bangsa-bangsa asing masuk dan menguasai tanah [[Nusantara]]. [[Belanda]] yang membentuk [[Hindia Belanda]] bahkan membubarkan hampir seluruh [[monarki]] di wilayah kolonialnya.<ref name="KohPh.D.2009">{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=MWlFCQAAQBAJ&pg=PA10|title=Culture and Customs of Singapore and Malaysia|author1=Jaime Koh|first=|author2=Stephanie Ho Ph.D.|date=22 Juni 2009|publisher=ABC-CLIO|isbn=978-0-313-35116-7|location=|page=9|pages=|url-status=live}}</ref>
==== Kerajaan Kristen ====
{{Utama|Sejarah Nusantara pada era kerajaan Kristen}}
[[Kekristenan]] umumnya dibawa oleh [[misionaris|para misionaris]] [[Dunia Barat|Barat]] yang menumpang pada kapal pemerintah kolonial. [[Gereja Katolik Roma|Katolik]] awalnya dibawa ke [[Nusantara]] oleh [[Orang Portugis|bangsa Portugis]], sebelum akhirnya sempat dilarang penyebarannya oleh [[Kerajaan Belanda|Pemerintah Belanda]] yang menguasai [[Hindia Belanda]]. Setelah [[Napoleon Bonaparte|Napoleon]] sempat menguasai Belanda, penyebaran Katolik menjadi lebih leluasa dan [[Gereja Katolik di Belanda|misionaris Katolik Belanda]] melanjutkan [[Misi (Kristen)|misi]] di [[Hindia Belanda]].<ref>Adolf Heuken, 'Archdiocese of Jakarta - a Growing Local Church (1950-2000)' in ''Een vakkracht in het Koninkrijk. Kerk- en zendingshistorie opstellen'' onder redactie van dr. Chr.G.F. de Jong (2005:104-114) ISBN 90-5829-611-3</ref> Sementara itu, [[Protestanisme|Protestantisme]] dibawa oleh misionaris Protestan yang juga berasal dari Belanda.<ref>{{cite book|last=Goh|first=Robbie B.H.|year=2005|title=Christianity in Southeast Asia|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|isbn=981-230-297-2|page=80}}</ref>
Beberapa kerajaan bercorak Kristen muncul sewaktu para misionaris menyebarkan [[Kekristenan]] pada rakyat dan keluarga kerajaan di kawasan tertentu.<ref>{{Cite web|last=Hari|first=Agustinus|date=2019-10-13|title=Mengenal Siau, Kerajaan Kristen di Sulawesi Utara Abad 16|url=https://barta1.com/v2/2019/10/13/mengenal-siau-kerajaan-kristen-di-sulawesi-utara-abad-16/|website=Barta1.com|language=id|access-date=2023-05-03|archive-date=2023-05-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20230503110824/https://barta1.com/v2/2019/10/13/mengenal-siau-kerajaan-kristen-di-sulawesi-utara-abad-16/|dead-url=no}}</ref> Kerajaan-kerajaan Kristen yang terbentuk di Nusantara adalah [[Kerajaan Bolaang Mongondow|Bolaang Mongondow]], [[Kerajaan Manganitu|Manganitu]], [[Kerajaan Manado|Manado]], [[Kerajaan Moro|Moro]], [[Kerajaan Siau|Siau]], [[Kerajaan Soya|Soya]], dan [[Kerajaan Tagulandang|Tagulandang]], serta [[Kerajaan Amanatun|Amanatun]], [[Kerajaan Larantuka|Larantuka]], dan [[Kerajaan Sikka|Sikka]] yang bercorak [[Gereja Katolik Roma|Katolik]].<ref>Karel Steenbrink, ''Catholics in Indonesia, 1808-1942: a documented history''. Leiden:KITLV Press ISBN 90-6718-141-2</ref><ref>{{Cite journal|last=Ahmad|first=I.|date=2014|title=Agama Sebagai Perubahan Sosial: Kristenisasi di Tobelo 1866-1942|url=https://jurnal.ugm.ac.id/lembaran-sejarah/article/download/23785/15663|journal=Lembaran Sejarah|volume=11|issue=1|pages=83-98|doi=|issn=2620-5882|ref={{sfnref|Ahmad|2014}}|access-date=2023-05-03|archive-date=2023-02-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20230207141740/https://jurnal.ugm.ac.id/lembaran-sejarah/article/download/23785/15663|dead-url=no}}</ref>
=== Periode kolonial ===
==== Upaya kolonisasi oleh Portugal ====
{{utama|Imperium Portugal di Nusantara}}[[Berkas:AtlasMiller BNF Insulindia Malucos.jpg|250px|jmpl|Peta buatan tahun 1519 yang menunjukkan pulau-pulau di [[Maluku Utara]], yang dipasangkan dengan bendera Portugal saat itu.|kiri]]
Demi mencari rempah-rempah yang sulit didapatkan setelah jalur perdagangannya terputus akibat jatuhnya [[Konstantinopel]] ke tangan [[Turki Utsmani|bangsa Turki Utsmani]] pada tahun 1453,<ref>{{Cite book|last=Pradjoko|first=Didik|date=2008|title=Modul I Sejarah Indonesia|location=Depok|publisher=Universitas Indonesia Press|pages=5}}</ref> armada [[Bangsa Portugis|Portugis]] di bawah kepemimpinan [[Afonso de Albuquerque]] melakukan ekspedisi ke timur [[Eropa]] hingga sampai di negara [[Kesultanan Melaka|Melaka]] dan memulai sejarah [[kolonialisme]] di [[Nusantara]] dengan menyerang dan menduduki negara itu.<ref name="Winstedt">{{cite book|last= Winstedt|first= Richard|title= A History of Malaya|url= https://archive.org/details/historyofmalaya0000wins|publisher= Marican|year= 1962 }}</ref><ref name="tirto-portugis" /> [[Kesultanan Demak|Demak]] yang merasa terancam lalu mengirim armada laut ke Melaka pada tahun 1453 untuk menyerang balik armada Portugis, tetapi usahanya gagal.<ref name="tirto-portugis">{{Cite web|last=Suntama|first=Permadi|date=2022-08-29|title=Sejarah Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia: Proses & Rute|url=https://tirto.id/sejarah-kedatangan-bangsa-portugis-ke-indonesia-proses-rute-gjCF|website=Tirto|language=id|access-date=2022-09-23|archive-date=2023-03-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20230325005606/https://tirto.id/sejarah-kedatangan-bangsa-portugis-ke-indonesia-proses-rute-gjCF|dead-url=no}}</ref> Pada tahun 1512, Albuquerque mengirimkan armada laut yang dipimpin oleh [[António de Abreu]] dan [[Francisco Serrão]] menuju [[Kepulauan Maluku]] demi memonopoli perdagangan [[cengkih]] dan [[pala]]<ref name="detik-portugis">{{Cite web|date=2021-08-18|last=Kristina|title=Sejarah Mendaratnya Portugis di Indonesia, Pendatang Pertama dari Eropa|url=https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5684923/sejarah-mendaratnya-portugis-di-indonesia-pendatang-pertama-dari-eropa|website=DetikEdu|language=id-ID|access-date=2022-09-22|archive-date=2023-03-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20230325005609/https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5684923/sejarah-mendaratnya-portugis-di-indonesia-pendatang-pertama-dari-eropa|dead-url=no}}</ref> [[Bayanullah dari Ternate|Bayanullah]] (sultan [[Kesultanan Ternate|Ternate]] saat itu) mengizinkan armada Portugis untuk membangun [[Benteng Kastela]] dan memonopoli perdagangan rempah-rempah di Ternate dengan imbalan bantuan militer, karena Ternate pada saat itu sedang bermusuhan dengan [[Kesultanan Tidore|Tidore]].<ref name="tirto-portugis" />
Armada Spanyol yang melakukan ekspedisi ke barat [[Eropa]] melanjutkan ekspedisi di bawah kepemimpinan [[Juan Sebastián Elcano]] setelah kehilangan banyak pasukan di [[Filipina]] dan akhirnya tiba di Kepulauan Maluku pada tanggal 8 November 1521, tetapi kedatangannya ditentang oleh armada Portugis yang terlebih dahulu ada di sana dan menganggap Spanyol melanggar [[Perjanjian Tordesillas]]. Bangsa Spanyol bersekutu dengan [[Kesultanan Tidore|Tidore]] untuk melawan Ternate dan Portugal.<ref>{{Cite web|last=Efendi|first=Ahmad|title=Tujuan Kedatangan Bangsa Spanyol ke Indonesia dan Latar Belakangnya|url=https://tirto.id/tujuan-kedatangan-bangsa-spanyol-ke-indonesia-dan-latar-belakangnya-gjoD|website=tirto.id|language=id|access-date=2023-03-03|archive-date=2023-03-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20230325005606/https://tirto.id/tujuan-kedatangan-bangsa-spanyol-ke-indonesia-dan-latar-belakangnya-gjoD|dead-url=no}}</ref> Persaingan kubu Ternate–[[Imperium Portugal|Portugal]] vs. Tidore–[[Imperium Spanyol|Spanyol]] berujung pada meletusnya [[perang]] antarkubu, yang berakhir dengan kekalahan kubu Tidore–Spanyol dan penandatanganan [[Perjanjian Zaragoza]] pada tanggal 22 April 1529, yang membuat armada Spanyol harus angkat kaki dari Maluku dan kembali ke Filipina.<ref name="ternate-tidore">{{Cite web|last=Ahsan|first=Ivan Aulia|title=Keruwetan Perang Ternate-Portugis vs Tidore-Spanyol|url=https://tirto.id/keruwetan-perang-ternate-portugis-vs-tidore-spanyol-czsX|website=tirto.id|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230814132141/https://tirto.id/keruwetan-perang-ternate-portugis-vs-tidore-spanyol-czsX|archive-date=2023-08-14|dead-url=no|access-date=2023-03-03}}</ref>[[Berkas:Southeast Asia Portuguese Empire 1.png|jmpl|350x350px|Peta kolonisasi [[bangsa Portugis]] di Nusantara.]]
Sementara itu, armada Portugis ingin meneruskan ambisi memperbesar [[koloni]] di Nusantara dengan cara menguasai [[Selat Sunda]] dan akhirnya mereka membuat perjanjian dengan [[Surawisesa|Prabu Surawisesa]] (raja [[Kerajaan Sunda|Sunda]] saat itu) pada tahun 1522, yang mengizinkan pendirian [[benteng]] di [[Kota Cilegon|Banten]] dan [[Sunda Kelapa]] bagi armada Portugis dengan imbalan bantuan militer untuk menghadapi Demak dan [[Kesultanan Cirebon|Cirebon]]. Namun, kerja sama tersebut tidak pernah terlaksana, karena armada yang dikirim untuk melaksanakan perjanjian itu terseret dalam [[topan|badai topan]] di [[Teluk Benggala]] dan beberapa pasukan yang tiba di Sunda dengan selamat diserang oleh pasukan [[Fatahillah]] yang sedang menyerbu Sunda, sehingga armada Portugis akhirnya meninggalkan Selat Sunda.<ref name="detik-portugis" />
Setelah kepergian Spanyol, [[bangsa Portugis]] mulai mencoba untuk memperbesar pengaruh mereka, sementara Ternate mulai menyadari bahwa Portugal sudah terlalu banyak ikut campur urusan internal negara, terutama atas suksesi takhta. Tewasnya [[Khairun Jamil dari Ternate|Khairun Jamil]] (sultan Ternate) oleh pasukan Portugis memantik kemarahan rakyat Ternate dan memicu [[Perang Ternate–Portugal]]. Ternate dan sekutunya berhasil memenangkan perang dan mengusir sebagian besar pasukan Portugis yang lari menuju [[Kepulauan Nusa Tenggara|Nusa Tenggara]].<ref name="ternate-tidore" /> Pengaruh bangsa Portugis di Nusantara semakin berkurang setelah [[Orang Belanda|bangsa Belanda]] mulai masuk ke Nusantara dan akhirnya hanya tersisa di wilayah [[Timor Portugis|Pulau Timor bagian timur]] menurut [[Perjanjian Lisboa (1859)|Perjanjian Lisboa]].<ref>{{Cite book|last=Portugal|date=1861|url=https://books.google.com/books?id=4gMMAAAAYAAJ&q=tratado+de+lisboa+de+1859|title=Tratado de demarcação e troca de algumas possessões portuguezas e neerlandezas no Archipelago de Solor e Timor entre sua magestade el-rei de Portugal e sua magestade el-rei dos Paizes Baixos assignado em Lisboa pelos respectivos plenipotenciarios aos 20 de abril de 1859|publisher=Imprensa nacional|language=pt}}</ref>
==== Monopoli VOC ====
{{utama|Perusahaan Hindia Timur Belanda di Nusantara}}[[Berkas:VOC.svg|jmpl|Lambang [[Perusahaan Hindia Timur Belanda|VOC]], suatu [[serikat dagang]] Belanda yang memonopoli perdagangan rempah di Nusantara.|kiri]]Berbekal rute pelayaran armada Portugis sebelumnya, armada kapal [[Republik Belanda|Belanda]] di bawah kepemimpinan [[Cornelis de Houtman]] memulai [[Ekspedisi Pertama Belanda ke Hindia Timur|ekspedisi pertamanya]] untuk mencari rempah-rempah di [[Dunia Timur|Timur]], hingga akhirnya sampai di [[Banten]] pada tanggal 27 Juni 1596, serta berhasil menyusuri pesisir utara [[Jawa]] hingga ke Bali dalam kurun waktu setahun. Tabiat buruk Houtman dan anak buahnya membuat mereka sering berseteru dengan penduduk lokal di sepanjang perjalanan, meskipun mereka akhirnya sukses membawa serta peti-peti berisi rempah dalam jumlah banyak kembali Belanda.<ref name="tirto-belanda">{{Cite web|last=Yahya|first=Rizal Amril|title=Sejarah Kedatangan Bangsa Belanda ke Indonesia & Latar Belakang|url=https://tirto.id/sejarah-kedatangan-bangsa-belanda-ke-indonesia-latar-belakang-gjtz|website=tirto.id|language=id|access-date=2023-03-05|archive-date=2023-03-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20230305165221/https://tirto.id/sejarah-kedatangan-bangsa-belanda-ke-indonesia-latar-belakang-gjtz|dead-url=no}}</ref> Pada tahun 1598–1600, para pedangang Belanda membentuk [[Ekspedisi Kedua Belanda ke Nusantara|rombongan ekspedisi]] yang dipimpin oleh [[Jacob Corneliszoon van Neck]] agar dapat mengulang kesuksesan tersebut. Mereka berusaha menarik hati para penduduk dan penguasa lokal untuk tidak mengulangi kesalahan yang dilakukan armada Portugis dan rombongan Houtman. Setelah itu, berbagai kapal milik para pedagang Belanda lainnya menyusul untuk memperoleh dan menguasai rempah-rempah di Nusantara.<ref name="tirto-belanda" />
[[Berkas:Indonesia by Ibrahim Muteferrika (1674-1745).png|jmpl|300px|Peta [[Asia Tenggara]] yang dibuat sekitar tahun 1674–1745 oleh [[Kâtip Çelebi]], seorang [[ahli geografi]] [[Turki Utsmani]].]][[Dewan Negara Belanda]] membentuk suatu serikat dagang pada tanggal [[20 Maret]] [[1602]]<nowiki/>bernama [[Perusahaan Hindia Timur Belanda]] (VOC) untuk mengurangi persaingan di antara para pedagang rempah Belanda. Dalam piagam "oktroi" (''octrooi''), VOC diperbolehkan untuk memiliki angkatan perang sendiri, mencetak mata uang sendiri, serta memonopoli perdagangan dan menekan penguasa-penguasa lokal di kawasan Nusantara.<ref name="tirto-voc">{{Cite web|last=Prinada|first=Yuda|title=Apa itu Pengertian VOC, Sejarah Kapan Didirikan, dan Tujuannya?|url=https://tirto.id/apa-itu-pengertian-voc-sejarah-kapan-didirikan-dan-tujuannya-gaaG|website=tirto.id|language=id|access-date=2023-03-11|archive-date=2023-03-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20230325005617/https://tirto.id/apa-itu-pengertian-voc-sejarah-kapan-didirikan-dan-tujuannya-gaaG|dead-url=no}}</ref> Pada tahun 1603, VOC mulai membangun pos-pos perdagangan di [[Banten]], [[Ambon]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jayakarta]], dan lain-lain. Sejak tahun 1604, VOC bersaing ketat dengan armada [[Perusahaan Hindia Timur Britania]] (EIC) yang juga tiba di Nusantara demi tujuan yang sama.{{sfn|Ricklefs|1991|p=29}} Pada tanggal 19 Desember 1610, [[Pieter Both]] ditunjuk sebagai [[Daftar Gubernur-Jenderal Hindia Belanda|gubernur jenderal pertama di Nusantara]], yang kemudian menetapkan [[Kota Ambon|Ambon]] sebagai pusat pemerintahan.<ref name="tirto-voc" /> Pada tanggal 30 Mei 1619, [[Jan Pieterszoon Coen]] (gubernur jenderal yang baru) memerintahkan armada kapal VOC untuk menyerang Jayapura dan [[Kesultanan Banten|Banten]], serta mendirikan [[Batavia]] yang kelak menjadi pusat pemerintahan. Pada tahun 1620, VOC dan EIC membuat perjanjian perdagangan rempah-rempah, tetapi hubungan tersebut putus sejak armada Inggris berangsur-angsur meninggalkan wilayah Nusantara setelah terjadinya [[Pembantaian Amboina]] terhadap beberapa [[Bangsa Inggris|orang Inggris]] pada tahun 1623.<ref name="MILLER_XVI">{{cite book |editor-last=Miller |editor-first=George |title=To The Spice Islands and Beyond: Travels in Eastern Indonesia |publisher=Oxford University Press |year=1996 |location=New York|pages=xvi |isbn=967-65-3099-9 |no-pp=true }}</ref> Istilah "[[Hindia Belanda]]" (''Nederlandsch-Indië'') mulai digunakan di dalam dokumen resmi VOC sejak awal tahun 1620-an.<ref>{{cite book|volume=VOC|title=Dagh-register gehouden int Casteel Batavia vant passerende daer ter plaetse als over geheel Nederlandts-India anno 1624–1629. |trans-title=The official register at Castle Batavia, of the census of the Dutch East Indies |year=1624}}</ref> VOC menjadi [[badan usaha]] [[swasta]] yang sangat sukses selama abad ke-17 dan bahkan menjadi perusahaan terkaya di dunia pada tahun 1669. VOC lihai dalam melakukan politik adu domba antarkerajaan kecil dan memaksa para penguasa lokal untuk menandatangani [[Traktat|perjanjian]] damai (misalnya [[Perjanjian Painan]]). VOC saat itu menguasai [[Jawa|Pulau Jawa]], [[Painan, IV Jurai, Pesisir Selatan|Painan]], [[Kota Makassar|Makassar]], [[Kota Manado|Manado]], [[Pulau Seram]], dan [[Pulau Buru]].<ref>{{Cite web |date=31 July 1982 |title=170 tahun kepahlawanan minangkabau |url=http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1982/07/31/BK/mbm.19820731.BK47129.id.html |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20120314193208/http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1982/07/31/BK/mbm.19820731.BK47129.id.html |archive-date=14 March 2012 |access-date=11 March 2012 |website=Majalah Tempo Online |language=indonesian}}</ref>
[[Berkas:Jawa Setelah Perjanjian Giyanti.png|jmpl|300x300px|Pembagian Mataram setelah [[Perjanjian Giyanti]] (1755) dan [[Perjanjian Salatiga|Salatiga]] (1757).|kiri]]Pasukan [[Kesultanan Mataram|Mataram]] pernah merencanakan [[penyerbuan ke Batavia|penyerbuan ke markas VOC di Batavia]] sebanyak dua kali pada tahun 1628 dan 1629, tetapi akhirnya gagal karena kekurangan perbekalan.<ref>Romain Bertrand, ''L‘Histoire à parts égales. Récits d'une rencontre Orient-Occident (XVIe-XVIIe siècles)'', Paris, Seuil, 2011, bab 15, hlm. 420-436.</ref> Sebagai gantinya, VOC beberapa kali mencampuri urusan kerajaan di Mataram berkali-kali, seperti membantu dalam [[Perang Takhta Jawa Pertama|perang takhta]] melawan pasukan [[Amangkurat III]] pada tahun 1704–1708, membantu dalam [[Perang Takhta Jawa Kedua|perang takhta]] melawan kerabat raja yang memberontak pada tahun 1719–1723, serta ikut campur dalam rangkaian [[Perang Takhta Jawa Ketiga|konflik antaranggota keluarga kerajaan Mataram]] pada tahun 1749–1757. [[Perjanjian Giyanti]] (13 Februari 1755) dan [[Perjanjian Salatiga]] (17 Maret 1757) yang ditandatangani bersama pihak VOC membuat negara Mataram terpecah menjadi beberapa negara baru, yaitu [[Kadipatèn Mangkunagaran|Mangkunagaran]], [[Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat|Yogyakarta]], dan [[Kesunanan Surakarta Hadiningrat|Surakarta]].<ref>{{harvnb|Frederick|Worden|1993|loc=''[http://countrystudies.us/indonesia/8.htm The Dutch on Java, 1619–1755]'': "Perang berlangsung hingga tahun 1755, ketika Perjanjian Giyanti disahkan, mengakui Pakubuwana III (memerintah 1749–55) sebagai penguasa Surakarta dan Mangkubumi (yang mengambil gelar sultan dan nama Hamengkubuwana) sebagai penguasa Yogyakarta."}}</ref>
Mulai tahun [[1730]], kejayaan VOC mulai merosot akibat [[korupsi]] di tubuh VOC, ketidaksiapan dalam memenuhi permintaan pasar yang berubah, serta pergolakan yang terus-menerus terjadi di [[Eropa]] dan di Nusantara.<ref>{{cite book | title=The First Modern Economy: Success, Failure, and Perseverance of the Dutch Economy, 1500-1815 | url=https://archive.org/details/firstmodernecono0000devr | publisher=Cambridge University Press |author1=de Vries, Jan |author2=van der Woude, Ad | year=1997 | isbn=0-521-57061-1|pages=[https://archive.org/details/firstmodernecono0000devr/page/449 449]–455}}</ref> Pergolakan di Nusantara, misalnya, yaitu pembantaian orang-orang [[Tionghoa]] di [[Batavia]] pada tahun 1740 yang dikenal dengan peristiwa [[Geger Pacinan]], yang kemudian memicu [[Perang Jawa (1741–1743)|Perang Jawa]] (1741–1743) dan Perang Kuning (1750).<ref>{{cite thesis|last=Dharmowijono|first=W.W.|url=http://dare.uva.nl/document/147345|year=2009|ref=harv|language=Belanda|accessdate=1 December 2011|publisher=Universiteit van Amsterdaam|title=Van koelies, klontongs en kapiteins: het beeld van de Chinezen in Indisch-Nederlands literair proza 1880–1950|degree=Doctorate in Humanities|trans_title=Of Coolies, Klontong, and Captains: The Image of the Chinese in Indonesian-Dutch Literary Prose 1880–1950|archivedate=2012-04-26|archiveurl=https://web.archive.org/web/20120426011624/http://dare.uva.nl/document/147345|deadurl=no}}</ref> Lalu pada tahun 1771–1772, [[Perang Bayu]] pecah di [[Semenanjung Blambangan|Blambangan]] dan memakan korban jiwa yang sangat besar dari penduduk lokal dan pasukan VOC.<ref name="baydejonge">J.K.J. de Jonge, De Opkomst Van Het Nederlansch Gesag Over Java-XI, ML van Deventer, 1883</ref> Setelah [[Perang Inggris-Belanda Keempat|perang melawan Inggris]] (1780-1784) berakhir, VOC mengalami krisis finansial yang sangat buruk yang membuatnya hampir tidak dapat beroperasi. VOC diambil alih oleh [[Republik Batavia|Bataaf]] (penerus [[Republik Belanda|Belanda]]) sejak tanggal [[1 Maret]] [[1796]] untuk mengatasi krisis tersebut, tetapi akhirnya gagal. Pada tanggal 31 Desember 1799, VOC resmi berhenti beroperasi, sementara aset-asetnya (termasuk [[koloni]] VOC) diambil oleh Pemerintah Bataaf,<ref name="tanap">TANAP, The end of the VOC</ref> sebelum akhirnya jatuh ke tangan [[Republik Prancis Pertama|Prancis]] enam tahun kemudian.
====
{{utama|Jeda kekuasaan Prancis dan Britania di Hindia Belanda#Kekuasaan Prancis (1806–1811)}}
[[Berkas:Portrait Governor-General Herman Willem Daendels.jpg
[[Napoleon Bonaparte]] yang menguasai [[Kekaisaran Prancis Pertama|Prancis]] pada saat itu membubarkan Bataaf ([[negara pengekor]] dari [[Kekaisaran Prancis Pertama|Prancis]]) dan mendirikan [[negara boneka]] [[Kerajaan Hollandia|Hollandia]] pada bulan Maret 1806, lalu menunjuk [[Louis Bonaparte|Louis]] (adiknya) sebagai [[Daftar penguasa Belanda|raja]] pada tanggal 5 Juni. Louis mengirimkan [[Herman Willem Daendels]] berkebangsaan [[Orang Belanda|Belanda]] sebagai [[Gubernur Jenderal Hindia Belanda]] dan tiba di [[Batavia]] pada tanggal 5 Januari 1808.<ref name="Britannica">{{cite web| title=The French and the British in Java, 1806–15| publisher=Britannica| author=Asvi Warman Adam| url=http://www.britannica.com/EBchecked/topic/286480/Indonesia/22812/The-French-and-the-British-in-Java-1806-15| access-date=2023-03-13| archive-date=2015-04-30| archive-url=https://web.archive.org/web/20150430090936/http://www.britannica.com/EBchecked/topic/286480/Indonesia/22812/The-French-and-the-British-in-Java-1806-15| dead-url=no}}</ref><ref>{{cite book |author1=H. L. Wesseling |title=The European Colonial Empires 1815-1919 |date=23 October 2015 |publisher=Taylor & Francis |isbn=9781317895077 |pages=104 |url=https://www.google.co.id/books/edition/The_European_Colonial_Empires/PdHMCgAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&dq=herman+willem+daendels+appointed&pg=PA104&printsec=frontcover |access-date=2 September 2022 |language=English}}</ref> Daendels kemudian menerapkan aturan yang sangat keras dan kebijakan bertangan besi di Hindia Belanda sebagai persiapan menghadapi ancaman [[Persatuan Kerajaan Britania Raya dan Irlandia|Britania Raya]]. Daendels membangun banyak fasilitas dan benteng pertahanan, seperti [[Jalan Raya Pos]] [[Anyar, Serang|Anyar]]–[[Panarukan, Situbondo|Panarukan]] yang memakan banyak korban dari [[Kerja paksa|pekerja]] ''[[Heerendiensten]]'',<ref>Pramoedya sheds light on dark side of Daendels' highway. ''The Jakarta Post'' 8 January 2006.</ref> [[Benteng Lodewijk]] di [[Kota Surabaya|Surabaya]], dan ''Paleis van Daendels'' (sekarang [[Gedung AA Maramis]]) di Batavia. Daendels juga keras terhadap para penguasa lokal dan keluarganya, serta menjadi penyebab jatuhnya negara [[Kesultanan Banten|Banten]].<ref>{{cite book |title = Ekspedisi Anjer-Panaroekan, Laporan Jurnalistik Kompas |publisher= Penerbit Buku Kompas, PT Kompas Media Nusantara, Jakarta Indonesia | date= November 2008|pages= 1–2|isbn= 978-979-709-391-4}}</ref> Gaya kepemimpinan tersebut tentu saja menimbulkan kesengsaraan pada penduduk lokal, sehingga pemberontakan yang dipimpin oleh [[Ronggo Prawirodirjo III]] akhirnya pecah di [[Jawa|Pulau Jawa]] pada tanggal 20 November – 17 Desember 1810, tetapi cepat diredam oleh pasukan Hindia Belanda dan [[Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat|Keraton Yogyakarta]].<ref name="anon">{{cite web|last=|authors=anonim|first=|date=16 Januari 2012|year=2012|title=Mengenal Sejarah Tanah Perdikan Madiun|url=http://informasimadiun.blogspot.co.id/2012/01/mengenal-sejarah-tanah-perdikan-madiun.html|publisher=Madiun Info|location=|isbn=|issn=|accessdate=19 September 2015|archive-date=2018-05-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20180520153642/http://informasimadiun.blogspot.co.id/2012/01/mengenal-sejarah-tanah-perdikan-madiun.html|dead-url=no}}</ref> Daendels turun dari jabatannya pada tanggal 15 Mei 1811. Tidak lama kemudian, Britania Raya [[Penyerbuan Jawa (1811)|menyerbu Pulau Jawa]] dan mengambil alih [[Hindia Belanda]].<ref>{{cite web|last=Van Uythoven|first=Geert|year=2013|title=Lieutenant General Jan Willem Janssens|url=http://www.napoleon-series.org/research/biographies/Holland/Generals/c_Janssens.html|publisher=The Napoleon Series|access-date=30 July 2016|archive-date=2016-03-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20160304055302/http://www.napoleon-series.org/research/biographies/Holland/Generals/c_Janssens.html|dead-url=no}}</ref>
==== Kolonisasi singkat Britania Raya ====
{{utama|Jeda kekuasaan Prancis dan Britania di Hindia Belanda#Kekuasaan Britania (1811–1816)}}Armada gabungan [[Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia|Britania Raya]] dan [[Perusahaan Hindia Timur Britania|EIC]] berangkat menuju Hindia Belanda pada tahun 1809 untuk merebut wilayah tersebut dari Prancis dan aknirnya berhasil menguasai [[Kepulauan Maluku]] setahun setelahnya.<ref>{{cite book|last=Fregosi|first=Paul|year=1989|title=Dreams of Empire: Napoleon and the First World War 1792-1815|url=https://archive.org/details/dreamsofempirena0000freg|publisher=Hutchinson|isbn=0-09-173926-8|author-link=Paul Fregosi}}</ref> Pada bulan Agustus 1811, [[Penyerbuan Jawa (1811)|armada Britania mulai menyerbu Pulau Jawa]] dan menduduki satu per satu pos milik Prancis dan Belanda di Jawa, hingga pasukan [[Jan Willem Janssens]] (Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu) yang lari dari Batavia akhirnya takluk di [[Kota Salatiga|Salatiga]]. Pada tanggal 18 September, pihak Belanda menyerahkan kekuasaan atas Hindia Belanda secara resmi kepada armada Britania melalui [[Kapitulasi Tuntang|Perjanjian Tuntang]].<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-08-16|title=Kapitulasi Tuntang: Latar Belakang, Isi Perjanjian, dan Dampaknya Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/16/140000379/kapitulasi-tuntang-latar-belakang-isi-perjanjian-dan-dampaknya|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-05-02|archive-date=2023-05-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20230505101916/https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/16/140000379/kapitulasi-tuntang-latar-belakang-isi-perjanjian-dan-dampaknya|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|title=Menyimak Kisah Sejarah Penjajahan Inggris di Indonesia|url=https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/menyimak-kisah-sejarah-penjajahan-inggris-di-indonesia-20H8JQI0aCC|website=kumparan|language=id-ID|access-date=2023-05-02|archive-date=2023-05-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20230505160142/https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/menyimak-kisah-sejarah-penjajahan-inggris-di-indonesia-20H8JQI0aCC|dead-url=no}}</ref> [[Berkas:George Francis Joseph - Sir Thomas Stamford Bingley Raffles.jpg|ki|jmpl|[[Thomas Stamford Raffles|Sir Thomas Stamford Bingley Raffles]], tokoh sentral kolonialisme Britania Raya di Hindia Belanda.|259x259px]]
[[Thomas Stamford Raffles]] ditunjuk sebagai [[Gubernur Jenderal Hindia Belanda|Letnan Gubernur Jawa]] oleh pihak Britania Raya.<ref>{{cite book |author1=Sir [[Thomas Stamford Raffles]] |title=The History of Java |date=1830 |publisher=J. Murray |pages=xxiii |url=https://books.google.com/books?id=oA8PAAAAYAAJ&q=history+of+java |access-date=12 August 2022 |archive-date=2023-05-02 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230502054202/https://books.google.com/books?id=oA8PAAAAYAAJ&q=history+of+java |dead-url=no }}</ref> Raffles merombak aturan Belanda yang memberatkan penduduk lokal, seperti ''[[Heerendiensten]]'' dan perbudakan, tetapi sebagai gantinya menerapkan sistem ''land tenure'' (pajak sewa tanah yang dibayarkan oleh penduduk lokal kepada pemerintah kolonial sebagai "[[Penguasaan tanah|tuan tanah]]") serta menaikkan pajak perorangan. Raffles membentuk pemerintahan yang lebih terpusat dengan tetap mempertahankan para [[Pegawai negeri sipil|pegawai negeri]] asal Belanda di tubuh pemerintahannya. Raffles juga berusaha bernegosiasi dengan para penguasa lokal sembari mengurangi hak-hak khusus mereka, serta melancarkan [[operasi militer]] kepada penguasa yang membangkang, seperti dalam peristiwa [[Geger Sepehi]] di [[Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat|Keraton Yogyakarta]].<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-02-09|title=Masa Penjajahan Inggris di Indonesia Halaman all|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/11/140000669/masa-penjajahan-inggris-di-indonesia|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-05-02|archive-date=2023-05-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20230502172155/https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/11/140000669/masa-penjajahan-inggris-di-indonesia|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|last=Indonesia|first=C. N. N.|title=Inggris Pernah Menjajah Indonesia, Bagaimana Sejarahnya? - Halaman 2|url=https://www.cnnindonesia.com/internasional/20220915132302-106-848230/inggris-pernah-menjajah-indonesia-bagaimana-sejarahnya|website=internasional|language=id-ID|access-date=2023-05-02|archive-date=2023-05-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20230506174333/https://www.cnnindonesia.com/internasional/20220915132302-106-848230/inggris-pernah-menjajah-indonesia-bagaimana-sejarahnya|dead-url=no}}</ref> Raffles dikenal sebagai peminat [[Sejarah Jawa|sejarah]], [[Budaya Jawa|budaya]], dan [[Suku Jawa|masyarakat Jawa]] yang berhasil menyingkap banyak [[Situs arkeologi|situs kuno]] yang telah terkubur dan dilupakan pada saat itu, seperti [[Candi Prambanan]] ([[Kabupaten Sleman|Sleman]] dan [[Kabupaten Klaten|Klaten]]), [[Borobudur|Candi Borobudur]] ([[Kabupaten Magelang|Magelang]]), dan [[Situs Trowulan|situs-situs Trowulan]],<ref>{{Cite book|last=Miksic|first=John|date=1990|title=Borobudur: Golden Tales of the Buddhas|author1-link=John N. Miksic}}</ref><ref>Carey, Peter, The Power of Prophecy: Prince Dipanagara and the End of an Old Order in Java, 1785-1855, 2008</ref> yang kemudian ditulisnya dalam buku berjudul ''[[Sejarah Pulau Jawa|The History of Java]]'' yang terbit pada tahun 1817.<ref>{{cite journal|date=April 1817|title=Review of ''The History of Java'' by Thomas Stamford Raffles|url=https://babel.hathitrust.org/cgi/pt?id=hvd.32044079408258;view=1up;seq=82|journal=[[The Quarterly Review]]|volume=17|pages=72–96|archive-url=https://web.archive.org/web/20210222062459/https://babel.hathitrust.org/cgi/pt?id=hvd.32044079408258&view=1up&seq=82|archive-date=2021-02-22|access-date=2017-03-17|url-status=live}}</ref><ref>{{cite web|author1=Campbell, Donald Maclaine, 1869-1913; Wheeler, G. C|title=Java: past & present, a description of the most beautiful country in the world, its ancient history, people, antiquities, and products|url=https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=711740|publisher=London : W. Heinemann|page=404|archive-url=https://web.archive.org/web/20210824162608/https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=711740|archive-date=2021-08-24|access-date=24 August 2021|dead-url=unfit}}</ref> Selama pemerintahannya, [[Gunung Tambora]] di [[Pulau Sumbawa]] meletus dengan dahsyat mulai pada tanggal 5 April 1815 dan mencapai puncak erupsi pada tanggal 10–11 April dengan perkiraan skala [[Volcanic Explosivity Index|VEI-7]], kemudian berangsur-angsur mereda hingga tanggal 17 April.<ref name="Stothers1984a">{{cite journal|last=Stothers|first=R. B.|date=1984|title=The Great Tambora Eruption in 1815 and Its Aftermath|journal=[[Science]]|volume=224|issue=4654|pages=1191–1198|doi=10.1126/science.224.4654.1191}}</ref><ref name="Briffa1998">{{cite journal|last=Briffa|first=K.R.|title=Influence of volcanic eruptions on Northern Hemisphere summer temperature over 600 years|url=http://dx.doi.org/10.1038/30943|dead-url=no|journal=[[Nature]]|volume=393|pages=450–455|archive-url=https://web.archive.org/web/20230810201818/https://www.nature.com/articles/30943|archive-date=2023-08-10|access-date=2023-05-17|coauthors=Jones, P.D., Schweingruber, F.H. and Osborn T.J.}}</ref> Erupsi ini menyebabkan 71 ribu korban jiwa,<ref name="Stothers1984a" /> serta mungkin menjadi penyebab [[tahun tanpa musim panas]] (1816) yang memakan korban belasan ribu jiwa.<ref name="EvansRobert">Evans, Robert [https://web.archive.org/web/20210110072743/https://www.smithsonianmag.com/history/blast-from-the-past-65102374/ Blast from the Past], ''Smithsonian Magazine''. July 2002, p. 2</ref>
[[Belanda]] yang keluar dari [[Kekaisaran Prancis Pertama|Kekaisaran Prancis]] menyetujui [[Perjanjian Inggris-Belanda 1814|suatu perjanjian]] bersama [[Orang Britania|pihak Britania]] pada tahun 1814, yang membuat Britania Raya harus mengembalikan [[Imperium kolonial Belanda|koloni milik Belanda]] sebelum tahun 1803. Perjanjian itu berlaku efektif pada tahun 1815 dan diikuti oleh penurunan jabatan Raffles setahun setelahnya. Koloni di Nusantara sejak tahun 1803 tetap milik Britania Raya, termasuk [[Bengkulu|Bencoolen]] (Bengkulu), sehingga Raffles dikirim kembali ke Nusantara sebagai [[:en:Governors_of_Bencoolen|Letnan Gubernur]] [[Bengkulu|Bencoolen]] pada tahun 1818 dan melakukan eksplorasi ke wilayah [[Sumatra]], [[Semenanjung Malaya]], dan [[Pulau Ujong]] ([[Singapura]]), meskipun ia dan pasukannya sering kali berseteru dengan pasukan Belanda yang juga ingin memperluas koloninya.<ref>{{Cite journal|last=Borschberg|first=Peter|date=2019|title=Dutch objections to British Singapore, 1819–1824: law, politics, commerce and a diplomatic misstep|journal=[[Journal of Southeast Asian Studies]]|volume=50|issue=4|pages=540–561|doi=10.1017/S0022463420000053|s2cid=226792993}}</ref>
==== Perluasan wilayah Hindia Belanda ====
{{utama|Hindia Belanda}}[[Berkas:Raden Sarief Bastaman Saleh - Johannes Graaf van den Bosch.jpg|jmpl|200px|[[Johannes van den Bosch]], pencetus ''[[Cultuurstelsel]]''. Lukisan oleh [[Raden Saleh]].]]Pada tanggal 28 Agustus 1814, Belanda membentuk angkatan militer [[Hindia Belanda]] yang bernama [[Tentara Kerajaan Hindia Belanda]] (KNIL).<ref>{{Cite web|last=|first=|date=2 Juni 2016|title=Staatsblad 2016 No. 258|url=https://zoek.officielebekendmakingen.nl/stb-2016-258.pdf|website=Overheid.nl|access-date=2020-12-05|archive-date=2022-04-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20220424070820/https://zoek.officielebekendmakingen.nl/stb-2016-258.pdf|dead-url=no}}</ref> Setelah lepas dari pengaruh [[Kekaisaran Prancis Pertama|Prancis]], [[Kerajaan Belanda|Belanda]] mulai mengklaim koloninya kembali satu per satu dan akhirnya berhasil mengambil alih koloni milik Belanda seperti sedia kala pada tahun 1816. Komisariat Jenderal Hindia Belanda yang dibentuk untuk menata ulang pemerintahan Hindia Belanda kemudian membentuk suatu ''regeringsreglement'' (peraturan pemerintah) yang mengatur struktur pemerintahan selama beberapa dekade ke depan serta menyiratkan pandangan politik ''[[Pax Nederlandica]]'', yaitu cita-cita Belanda untuk mengolonisasi seluruh Nusantara dan melemahkan kekuasaan penguasa lokal.<ref name="wright-ad">H.R.C. Wright, "The Anglo-Dutch Dispute in the East, 1814-1824." ''Economic History Review'' 3.2 (1950): 229-239 [https://web.archive.org/web/20200625203303/https://www.jstor.org/stable/2590770 online].</ref><ref>{{Cite web|title=Pax Nederlandica: Kuasa Politik Apartheid Zaman Hindia Belanda - Semua Halaman - National Geographic|url=https://nationalgeographic.grid.id/read/132507373/pax-nederlandica-kuasa-politik-apartheid-zaman-hindia-belanda|website=nationalgeographic.grid.id|language=id|access-date=2023-05-05|archive-date=2023-05-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20230506153901/https://nationalgeographic.grid.id/read/132507373/pax-nederlandica-kuasa-politik-apartheid-zaman-hindia-belanda|dead-url=no}}</ref> Demi mewujudkan cita-cita tersebut, pemerintah kolonial mulai mengerahkan KNIL ke seluruh kawasan Nusantara demi memperluas wilayah kolonial [[Hindia Belanda]]. Pada tahun 1830, [[Johannes van den Bosch]] ([[Gubernur Jenderal Hindia Belanda]] saat itu) mengakali pengeluaran berlebih yang ditimbulkan oleh ekspedisi KNIL dengan mengeluarkan aturan ''[[Cultuurstelsel]]'', yang memaksa [[pribumi]] (''inlander'') menyediakan 20% tanah pertanian untuk tanaman [[komoditas]] [[ekspor]] Belanda atau bekerja di tanah pertanian milik pemerintah selama 60 hari per tahun.<ref name=":02">{{Cite web|last=Ningsih|first=Widya Lestari|date=2022-07-27|title=Johannes van den Bosch, Penggagas Sistem Tanam Paksa|url=https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/27/140000179/johannes-van-den-bosch-penggagas-sistem-tanam-paksa|website=KOMPAS.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230718181126/https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/27/140000179/johannes-van-den-bosch-penggagas-sistem-tanam-paksa|archive-date=2023-07-18|dead-url=no|access-date=2023-01-15}}</ref> Kebijakan ini terbukti menyelamatkan kas milik pemerintah kolonial, tetapi membuat penduduk lokal semakin sengsara, yang ditambah dengan munculnya bencana [[kelaparan]] hebat dan [[wabah]] penyakit pada tahun 1840-an.<ref>{{Cite book|last1=Schendel|first1=Willem van|date=17 June 2016|url=https://books.google.com/books?id=Ug9qDAAAQBAJ&pg=PA31&lpg=PA31&dq=cultivation+system+java+famine#q=cultivation%20system%20java%20famine|title=Embedding Agricultural Commodities: Using Historical Evidence, 1840s–1940s, edited by Willem van Schendel, from google (cultivation system java famine) result 10|isbn=9781317144977}}</ref> Para penduduk setempat yang merasa sengsara di bawah pemerintahan kolonial mulai melakukan sejumlah pemberontakan dan perlawanan.{{sfn|Ricklefs|1991|pp=271, 297}}
[[Berkas:Partition of the Johor Empire.png|kiri|jmpl|Pemisahan wilayah [[Kesultanan Johor]] yang menjadi titik awal pembagian wilayah [[Nusantara]] menjadi wilayah kolonial [[Malaya Britania Raya]] dan [[Hindia Belanda]].]]
Belanda dan Britania Raya menandatangani [[Perjanjian Britania Raya-Belanda 1824|perjanjian di London]] pada tanggal 17 Maret 1824, yang membuat Belanda menyerahkan seluruh koloni di [[Semenanjung Malaka]], [[Singapura]], dan [[Anak benua India|Anak Benua India]] kepada Britania Raya, sementara Britania Raya menyerahkan koloni di [[Sumatra|Pulau Sumatra]], [[Kesultanan Lingga|Riau-Lingga]] (sekarang [[Kepulauan Riau]]), dan Banka-Biliton (sekarang [[Kepulauan Bangka Belitung]]) kepada Belanda.<ref name="wright-ad" /> Perjanjian tersebut secara praktis membagi wilayah Nusantara menjadi [[Malaya Britania Raya]] (sekarang [[Malaysia]] dan [[Singapura]]) dan [[Hindia Belanda]] (sekarang Indonesia).<ref name="wright-ad" /> [[Perjanjian Sumatra|Perjanjian Siak]], yang menyetujui pengintegrasian wilayah [[Kesultanan Siak Sri Inderapura|Siak Sri Inderapura]] ke dalam Hindia Belanda, disepakati oleh pihak Belanda dan Britania pada tanggal 8 September 1870.<ref name="FCO12">Foreign and Commonwealth Office - [https://web.archive.org/web/20120927180810/http://www.fco.gov.uk/en/treaties/treaties-landing/records/08400/08422 Convention between Great Britain and the Netherlands relative to the treatment of British Subjects in the Kingdom of Siak Sree Indrapoora, in the Island of Sumatra]</ref> Pada tanggal 2 November 1871, Perjanjian Siak diganti dengan [[Perjanjian Sumatra]] yang menambahkan seluruh [[Sumatra|Pulau Sumatra]], termasuk Aceh, ke dalam wilayah Hindia Belanda.<ref name="adhin">{{cite journal|last=Adhin|first=J. H.|year=1961|title=De immigratie van Hindostanen en de afstand van de Goudkust|url=http://www.kitlv-journals.nl/index.php/nwig/article/viewFile/5188/5955|dead-url=no|journal=Nieuwe West-Indische Gids|volume=41|issue=1|pages=4–13|doi=10.1163/22134360-90002334|archive-url=https://web.archive.org/web/20160305082759/http://www.kitlv-journals.nl/index.php/nwig/article/viewFile/5188/5955|archive-date=2016-03-05|access-date=2023-05-24|doi-access=free}}</ref><ref name="FCO4">Foreign and Commonwealth Office - [https://web.archive.org/web/20120928081529/http://www.fco.gov.uk/en/treaties/treaties-landing/records/08400/08427 Convention between Great Britain and the Netherlands, for the Settlement of their Mutual Relations in the Island of Sumatra]</ref>
Pemberontakan oleh rakyat Maluku di bawah komando [[Pattimura]] pecah pada bulan Mei 1817 dan berakhir dengan penangkapan dan penjatuhan [[hukuman gantung]] terhadap Pattimura dan beberapa tokoh pejuang lainnya.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-07-20|title=Sejarah Perang Pattimura: Tokoh, Penyebab, Kronologi, dan Dampak Halaman all|url=https://regional.kompas.com/read/2022/07/20/182128678/sejarah-perang-pattimura-tokoh-penyebab-kronologi-dan-dampak|website=KOMPAS.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230330062752/https://regional.kompas.com/read/2022/07/20/182128678/sejarah-perang-pattimura-tokoh-penyebab-kronologi-dan-dampak|archive-date=2023-03-30|dead-url=no|access-date=2023-05-06}}</ref>
Pasukan KNIL melakukan [[Ekspedisi Palembang Pertama|penyerangan]] untuk menguasai [[Kesultanan Palembang|Palembang]] pada tahun 1819 dan dikalahkan oleh yang pasukan pimpinan [[Mahmud Badaruddin II dari Palembang|Mahmud Badaruddin II]] (Sultan Palembang saat itu), lalu kembali melakukan [[Ekspedisi Palembang II|penyerangan tiba-tiba ke Palembang]] dua tahun kemudian dan akhirnya berhasil melumpuhkan negara tersebut dan mengasingkan Badaruddin dan keluarganya ke [[Kota Ternate|Ternate]].<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-06-12|title=Perang Menteng: Latar Belakang, Kronologi, dan Dampak Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2022/06/12/080000879/perang-menteng--latar-belakang-kronologi-dan-dampak|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-05-06|archive-date=2023-05-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20230506155257/https://www.kompas.com/stori/read/2022/06/12/080000879/perang-menteng--latar-belakang-kronologi-dan-dampak|dead-url=no}}</ref> Lalu, Hindia Belanda mengirimkan tentara KNIL untuk menaklukkan sisa-sisa pengikut negara bekas Palembang pada tahun 1851–1859.<ref name="terwogt">Terwogt WA. [[1900]]. ''Het land van Jan Pieterszoon Coen: Geschiedenis van de Nederlanders in Oost-Indië''. [[Hoorn]]: P. Geerts.</ref> Pada tahun 1864–1868, pasukan KNIL menaklukkan [[suku Basemah]] yang meneror Palembang dan Benkoelen (Bengkulu).<ref>1900. W.A. Terwogt. ''Het land van Jan Pieterszoon Coen. Geschiedenis van de Nederlanders in oost-Indië.'' P. Geerts. Hoorn</ref>
[[Berkas:Naar-beide-zijden-front.jpg|250x250px|jmpl|Lukisan pertempuran Perang Padri.]]
Pada tahun 1821, pemerintah kolonial membantu [[kaum Adat]] (pendukung [[Budaya Minangkabau|tradisi murni Minangkabau]]) dalam [[Perang Padri]] melawan [[kaum Padri]] (pendukung [[syariat Islam]]) yang terjadi sejak tahun 1803 di [[Kerajaan Pagaruyung|Pagaruyung]], tetapi akhirnya kalah karena kekurangan pasukan dan menyepakati [[gencatan senjata]] dengan kaum Padri pada tahun 1825.<ref name="imam-bonjol">Sjafnir Aboe Nain, 2004, ''Memorie Tuanku Imam Bonjol (MTIB), transl., Padang: PPIM.''</ref> Belanda kembali melanjutkan Perang Padri pada tahun 1831, awalnya melawan kaum Padri tetapi kemudian juga melawan kaum Adat yang membelot,<ref>Abdullah, Taufik (1966). ''Adat dan Islam: an Examination of Conflict in Minangkabau''. Indonesia. No. 2, 1-24.</ref> hingga akhirnya berhasil memenangkan perang pada tanggal 28 Desember 1838 dengan merebut benteng-benteng kaum Padri dan meruntuhkan negara [[Kerajaan Pagaruyung|Pagaruyung]].<ref>''Sejarah Untuk SMP dan MTs''. Grasindo. ISBN 978-979-025-198-4.</ref> Pada tahun 1841, penduduk [[Batipuh, Tanah Datar|Batipuh]] dan akhirnya beberapa daerah di [[Pesisir Barat Sumatra]] melakukan [[Pemberontakan di Pantai Barat Sumatra (1841)|pemberontakan]], tetapi berhasil diredam oleh tentara KNIL.<ref>{{Cite web|last=Yuandha|first=Ade|date=2021-11-09|title=Sejarah Cagar Budaya Tapak Rumah Gadang Tuan Gadang Batipuh di Kabupaten Tanah Datar|url=https://halonusa.com/sejarah-cagar-budaya-tapak-rumah-gadang-tuan-gadang-batipuh-di-kabupaten-tanah-datar/|website=Halonusa.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230508145020/https://halonusa.com/sejarah-cagar-budaya-tapak-rumah-gadang-tuan-gadang-batipuh-di-kabupaten-tanah-datar/|archive-date=2023-05-08|dead-url=no|access-date=2023-05-07}}</ref> Pada tahun 1855–1864, Belanda [[Ekspedisi Nias|melancarkan beberapa penyerbuan]] ke [[Pulau Nias]] untuk menaklukkan daerah tersebut.<ref name="terwogt" />
Di [[Kalimantan|Pulau Kalimantan]], [[Pemberontakan di Kalimantan Barat (1823)|pemberontakan di Kalimantan bagian barat]] pada tahun 1823 pecah karena selisih paham antara pemerintah kolonial dengan [[Tionghoa|orang-orang Tionghoa]], tetapi akhirnya berhasil diredam oleh KNIL.<ref>Kepper G. 1900. ''Wapenfeiten van het Nederlands Indische Leger''; 1816-1900. [[Den Haag]]: M.M. Cuvee.</ref> Pasukan KNIL kembali menaklukkan [[Pemberontakan di Kalimantan Barat (1854-1855)|pemberontakan orang-orang Tionghoa]] di [[Kalimantan]] yang menolak membayar pajak dan melawan pemerintah kolonial pada tahun 1850–1854.<ref name="terwogt" /> Penduduk [[Suku Banjar|Banjar]] melakukan [[Perang Banjar|perlawanan terhadap pasukan KNIL]] pada tahun 1859–1862 di bawah pimpinan [[Hidayatullah II dari Banjar|Hidayatullah II]], lalu digantikan oleh [[Pangeran Antasari|Antasari]].<ref>{{cite book|last=Kielstra|first=Egbert Broer|date=1917|url=https://www.dbnl.org/tekst/_onz001191701_01/_onz001191701_01_0061.php|title=Onze Eeuw|location=Haarlem|publisher=Erven F. Bohn|volume=17|pages=12-30|language=nl|trans-title=Our Century|chapter=Het sultanaat van Bandjermasin|trans-chapter=The Sultanate of Bandjermasin|author-link=Egbert Broer Kielstra|access-date=2023-05-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20230509111134/https://www.dbnl.org/tekst/_onz001191701_01/_onz001191701_01_0061.php|archive-date=2023-05-09|dead-url=no}}</ref>
Pada tahun 1824, Bone membatalkan kerja sama dengan Belanda, sehingga pasukan KNIL dikerahkan untuk menduduki Sulawesi, tetapi kemudian kalah karena kekurangan pasukan, meskipun pemerintah kolonial lalu mengirim pasukan besar beserta artileri pada tahun 1925 untuk melakukan [[Perang Bone II|serangan balasan]] kepada keluarga sultan Bone,{{sfn|Ricklefs|1981|p=129}} hingga akhirnya berhasil menundukkan Bone pada tahun 1838.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-06-29|title=Perang Bone: Latar Belakang dan Kronologi Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/29/130000979/perang-bone-latar-belakang-dan-kronologi|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-05-08|archive-date=2023-05-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20230509135004/https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/29/130000979/perang-bone-latar-belakang-dan-kronologi|dead-url=no}}</ref> Pasukan KNIL kembali dikerahkan pada tahun 1859 [[Perang Bone (1859-1860)|untuk menumpas pemberontakan Bone]].<ref name="terwogt" />[[Berkas:Raden Saleh - Diponegoro arrest.jpg|300px|jmpl|Lukisan ''[[Penangkapan Pangeran Diponegoro]]'', oleh [[Raden Saleh]].|kiri]][[Diponegoro]] beserta beberapa bangsawan memimpin rakyat Jawa untuk memberontak melawan Belanda dan Yogyakarta sejak tahun 1825,<ref name="carey">Peter Carey. 2014. ''Takdir: Riwayat Pangeran Diponegoro (1785-1855)''. Penerjemah: Bambang Murtianto. Editor: Mulyawan Karim. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. ISBN 978-979-709-799-8.</ref> meskipun akhirnya pasukan KNIL berhasil menumpas pasukan Jawa dan memaksa Diponegoro menyerah pada tanggal 28 Maret 1830 dan diasingkan ke [[Kota Manado|Manado]], lalu ke [[Kota Makassar|Makassar]].<ref name="carey" /> Pada bagian [[Jawa|Pulau Jawa]] yang lain, para petani Banten yang sengsara akibat bencana dan wabah penyakit memberontak dengan melakukan [[kerusuhan]] pada tahun 1888, tetapi dengan cepat diredam oleh pasukan KNIL dalam waktu beberapa hari.
Pertempuran antara KNIL dan para [[Suku Bali|penduduk Bali]] telah berlangsung beberapa kali melalui [[Perang Bali I|perang tahun 1846 di Buleleng]], [[Perang Bali II|perang tahun 1848 di Buleleng]], [[Perang Bali III|perang tahun 1849 di Bali utara]],<ref name="Pringle">[https://books.google.com/books?id=5TOBKsLvjjkC&pg=PA97 ''A short history of Bali: Indonesia's Hindu realm'' by Robert Pringle]</ref> [[Intervensi Belanda di Bali (1858)|pemberontakan tahun 1858 di Buleleng]],<ref name="Hanna2">{{cite book|last=Hanna|first=Willard A.|year=2004|title=Bali Chronicles: Fascinating People and Events in Balinese History|location=Singapore|publisher=Periplus}}</ref> serta [[Intervensi Belanda di Lombok dan Karangasem|perang dengan orang-orang Sasak]] pada tahun 1894 di [[Bali]] dan [[Pulau Lombok|Lombok]].<ref name="Ooi">{{Cite book|year=2004|url=http://www.ebook3000.com/dictionary/Southeast-Asia--A-Historical-Encyclopedia--From-Angkor-Wat-to-East-Timor--3-Volume-Set-_132751.html|title=Southeast Asia: a historical encyclopedia, from Angkor Wat to East Timor (3 vols)|location=Santa Barbara|publisher=[[ABC-CLIO]]|isbn=978-1576077702|editor1-last=Ooi|editor1-first=Keat Gin|pages=790 ff|oclc=646857823|access-date=2023-05-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20160808051416/http://www.ebook3000.com/dictionary/Southeast-Asia--A-Historical-Encyclopedia--From-Angkor-Wat-to-East-Timor--3-Volume-Set-_132751.html|archive-date=2016-08-08|dead-url=yes}}</ref>
[[Berkas:Teuku_Umar.jpg|jmpl|245x245px|Potret foto Teuku Umar, salah satu [[Daftar pahlawan nasional Indonesia|pahlawan nasional Indonesia]].]]
Belanda melakukan [[Invasi Belanda ke Pantai Barat Sumatra (1831)|penyerangan ke Aceh]] pada tahun 1831,<ref>Terwogt WA. [[1900]]. ''Het land van Jan Pieterszoon Coen: Geschiedenis van de Nederlanders in oost-Indië''. [[Hoorn]]: P. Geerts.</ref><ref>{{cite book|last=Warriner|first=Francis|year=1835|url=http://books.google.com/books?id=1ckCAAAAYAAJ&pg=PA111&lpg=PA111&dq=quallah+battoo&source=web&ots=1rS4K4l2SS&sig=T5cVh6oqOwNiHnWHy7G72CVwuWU&hl=en|title=Cruise of the United States frigate Potomac round the world: during the years 1831-34|location=New York|publisher=Leavitt, Lord & Co.|isbn=|pages=|doi=|id=|authorlink=Francis Warriner|coauthors=}}</ref> kemudian melakukan serangkaian penyerangan panjang demi perluasan wilayah selama tahun 1873–1914 di tanah [[Aceh]] melawan berbagai pasukan rakyat Aceh yang dipimpin oleh beberapa tokoh pejuang, seperti [[Sultan Mahmud Syah|Mahmud Syah]], [[Muhammad Daud Syah dari Aceh|Muhammad Daud Syah]], [[Teuku Umar]], [[Cut Nyak Dhien]], dan [[Teungku Chik di Tiro]].<ref name="Ibrahim1332">Ibrahim, Alfian. "Aceh and the Perang Sabil." ''Indonesian Heritage: Early Modern History''. Vol. 3, ed. [[Anthony Reid (academic)|Anthony Reid]], Sian Jay and T. Durairajoo. Singapore: Editions Didier Millet, 2001. p. 132–133</ref><ref name="acehprov">{{citeweb|title=T. Umar.pdf|url=http://acehprov.go.id/images/stories/file/Pejuang/T%20Umar.pdf|work=[[Pemerintahan Aceh|Pemerintah Provinsi Aceh]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20131008051522/http://www.acehprov.go.id/images/stories/file/Pejuang/T%20Umar.pdf|archive-date=2013-10-08|dead-url=yes|access-date=2011-11-30}}</ref> Pada wilayah [[Sumatra]] lainnya, tentara KNIL dikerahkan untuk menaklukkan tanah [[Suku Batak|Batak]] dan mendapat [[Perang Batak|perlawanan dari rakyat Batak]] di bawah komando [[Sisingamangaraja XII]] pada tahun 1878–1907.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-06-02|title=Sisingamangaraja XII: Kehidupan, Perjuangan, dan Perlawanan Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/02/142206479/sisingamangaraja-xii-kehidupan-perjuangan-dan-perlawanan|website=KOMPAS.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230513101116/https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/02/142206479/sisingamangaraja-xii-kehidupan-perjuangan-dan-perlawanan|archive-date=2023-05-13|dead-url=no|access-date=2023-05-12}}</ref> Pada tahun 1885, penduduk [[Jambi]] melakukan pemberontakan terhadap Belanda, tetapi berhasil diredam tidak lama kemudian oleh armada kapal KNIL.<ref>{{cite book|last=Coenen|first=F.|year=1886|title=Iets over Djambi in 1885|location=Eigen Haard|pages=306–311|language=Dutch}}</ref>
Pada tahun 1883, dimulai dengan [[Gunung Perbuwatan|Puncak Perbuwatan]] yang mulai mengeluarkan asap pada tanggal 20 Mei, [[Krakatau|Gunung Krakatau]] meletus dengan dahsyat selama berbulan-bulan hingga mencapai puncaknya pada tanggal 27 Agustus dan baru dinyatakan selesai pada bulan Oktober.<ref name="thornton">{{cite book|last1=Thornton|first1=Ian W. B.|date=1997|url=https://books.google.com/books?id=IhvoZAQnc1UC&pg=PA10|title=Krakatau: The Destruction and Reassembly of an Island Ecosystem|publisher=Harvard University Press|isbn=978-0-674-50572-8|pages=9–11|language=en}}</ref> Letusan ini menyebabkan bencana hujan abu vulkanik, [[gempa bumi]], [[tsunami]], dan suara bising yang dahsyat, serta mengakibatkan rusaknya [[vegetasi]] di sekitar [[Selat Sunda]] dan jatuhnya korban jiwa akibat bencana yang berjumlah sekitar 36 ribu jiwa, serta diperkirakan menjadi penyebab [[Musim dingin vulkanik|musim dingin vulkanis]] global dalam kurun waktu empat tahun.<ref name="tsunamis">{{Cite news|last=Pararas-Carayannis|first=George|year=2003|title=Near and far-field effects of tsunamis generated by the paroxysmal eruptions, explosions, caldera collapses and massive slope failures of the Krakatau volcano in Indonesia on August 26–27, 1883|url=http://library.lanl.gov/tsunami/ts214.pdf|dead-url=no|publisher=The Tsunami Society|volume=21|issue=4|pages=191–201|issn=8755-6839|archive-url=https://web.archive.org/web/20230713011617/http://library.lanl.gov/tsunami/ts214.pdf|archive-date=2023-07-13|access-date=29 December 2007|periodical=Science of Tsunami Hazards}}</ref><ref>{{Cite web|author=University of Minnesota|title=With a Bang: Not a Whimper|url=http://climate.umn.edu/pdf/mn_winter_1887-1888.pdf|archive-url=https://web.archive.org/web/20100622105435/http://climate.umn.edu/pdf/mn_winter_1887-1888.pdf|archive-date=22 June 2010|url-status=dead}}</ref>
[[Berkas:Dutch East Indies Expansion.gif|jmpl|400x400px|Peta ekspansi wilayah kolonial [[Hindia Belanda]].|kiri]]Memasuki abad ke-20, Belanda berhasil melakukan ekspedisi untuk [[Ekspedisi Kerinci|menguasai wilayah di daerah Kerinci]] (September 1903) serta [[Ekspedisi Sulawesi Selatan|menduduki dan membubarkan]] negara [[Kesultanan Gowa|Gowa]] dan [[Kesultanan Bone|Bone]] (1905).<ref>Michielsen, A. W. A. ''De expeditie naar Zuid-Celebes in 1905–1906''. Indisch militair tijdschrift, vols. 35, 36, 37. Batavia [Jakarta]: Kolff, 1915–16.</ref> Belanda juga meredam beberapa pemberontakan, seperti [[Perang Belasting|pemberontakan di Pesisir Barat Sumatra]] akibat ''belasting'' (pajak) pada tanggal 15 Juni 1908 yang berhasil diredam dalam waktu sehari oleh [[Korps Marechaussee te Voet|korps marsose]] [[Tentara Kerajaan Hindia Belanda|KNIL]].<ref>Amran, R., (1988), ''Pemberontakan pajak 1908, Sumatera Barat. Bag. ke. 1: Perang Kamang'', Gita Karya</ref>
Pada bulan September 1906, Belanda [[Intervensi Belanda di Bali (1906)|mengirimkan armada KNIL]] untuk menduduki [[Kerajaan Bali|kerajaan-kerajaan Bali]] yang masih bertahan dari pengaruh Belanda.<ref name="bali">{{cite book|author=Willard A. Hanna|year=2004|url=https://archive.org/details/balichroniclesli0000hann|title=Bali Chronicles|publisher=Periplus, Singapore|isbn=0-7946-0272-X|author-link=Willard A. Hanna}}</ref> Raja dan para pemangku kerajaan Badung dan Tabanan yang kalah perang melakukan ''[[puputan]]'',<ref>{{cite book|author=Andy Barski, Albert Beaucort and Bruce Carpenter, Barski|year=2007|url=https://archive.org/details/balilombok0000unse_r8y2|title=Bali and Lombok|publisher=Dorling Kindersley, London|isbn=978-0-7566-2878-9}}</ref> sementara [[Dewa Agung]] Jambe II dari Klungkung awalnya menyerahkan diri dan bersedia menyetujui perjanjian dengan Belanda, tetapi kemudian melakukan [[Intervensi Belanda di Bali (1908)|pemberontakan bersama pasukannya]] pada bulan April 1908 yang lalu berhasil ditundukkan oleh armada KNIL.<ref name="bali" /><ref>''Insight Guide: Bali'' 2002 Brian Bell, Apa Publications GmbH&Co {{ISBN|1-58573-288-5}}.</ref>
Pada tahun 1920-an, wilayah barat [[Pulau Papua]] dimasukkan ke dalam koloni Belanda dan sejak saat itu [[Hindia Belanda]] mencakup seluruh wilayah yang saat ini menjadi [[negara berdaulat|negara]] Republik Indonesia.{{sfn|Vickers|2005|pp=10–13}}
==== Pergerakan nasional ====
{{utama|Kebangkitan Nasional Indonesia}}
[[Berkas:1916_Dutch_East_Indies_-_Art.jpg|jmpl|301x301px|Lukisan yang menggambarkan [[Hindia Belanda]] sebagai "permata Belanda yang paling berharga". (1916)]]
Pada tanggal 17 September 1901, [[Wilhelmina dari Belanda|Wilhelmina]], [[Daftar penguasa Belanda|Ratu Belanda]] pada saat itu, mengemukakan [[Politik Etis]], yang menyebutkan bahwa [[Kerajaan Belanda]] memiliki utang budi (''eerschuld'') terhadap [[Pribumi|kaum pribumi]] [[Hindia Belanda]], dan oleh karenanya mengumumkan program kebijakan ''Trias van Deventer'' demi membalas budi kaum pribumi, salah satunya adalah meningkatkan taraf [[pendidikan]] pribumi dengan membuka sekolah-sekolah. Kebijakan tersebut memberi sumbangsih terhadap kemunculan gerakan-gerakan kebangsa di tanah Hindia Belanda.<ref name="etis">{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-07-24|title=Politik Etis: Tokoh, Pengertian, Latar Belakang, dan Dampak Halaman all|url=https://regional.kompas.com/read/2022/07/24/120555078/politik-etis-tokoh-pengertian-latar-belakang-dan-dampak|website=KOMPAS.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230526052337/https://regional.kompas.com/read/2022/07/24/120555078/politik-etis-tokoh-pengertian-latar-belakang-dan-dampak|archive-date=2023-05-26|dead-url=no|access-date=2023-05-26}}</ref>
Pada tanggal 20 Mei 1908, beberapa pelajar dari [[School tot Opleiding van Inlandsche Artsen]] (STOVIA) mendirikan [[Budi Utomo|Boedi Oetomo]], yang menjadi pelopor [[Kebangkitan Nasional Indonesia|gerakan kebangkitan nasional Indonesia]] di Hindia Belanda.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-09-13|title=Latar Belakang Berdirinya Budi Utomo beserta Tujuannya Halaman all|url=https://www.kompas.com/skola/read/2022/09/13/100000569/latar-belakang-berdirinya-budi-utomo-beserta-tujuannya|website=KOMPAS.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230604040413/https://www.kompas.com/skola/read/2022/09/13/100000569/latar-belakang-berdirinya-budi-utomo-beserta-tujuannya|archive-date=2023-06-04|dead-url=no|access-date=2023-05-26}}</ref><ref>{{Cite news|last=Parinduri|first=Alhidayath|date=23 Februari 2021|title=Sejarah Boedi Oetomo: Didirikan Oleh Siapa Saja dan Latar Belakang|url=https://tirto.id/kapan-boedi-oetomo-didirikan-latar-belakang-sejarah-tujuannya-gap1|dead-url=no|work=[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20220422091932/https://tirto.id/kapan-boedi-oetomo-didirikan-latar-belakang-sejarah-tujuannya-gap1|archive-date=2022-04-22|access-date=24 November 2021}}</ref> Pada akhirnya, Boedi Oetomo bergabung dengan beberapa kelompok kedaerahan lain dan membentuk [[Partai Indonesia Raya|Partij Indonesia Raja]].<ref>{{Cite news|last=Parinduri|first=Alhidayath|date=23 Februari 2021|title=Sejarah Boedi Oetomo: Didirikan Oleh Siapa Saja dan Latar Belakang|url=https://tirto.id/kapan-boedi-oetomo-didirikan-latar-belakang-sejarah-tujuannya-gap1|dead-url=no|work=[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20220422091932/https://tirto.id/kapan-boedi-oetomo-didirikan-latar-belakang-sejarah-tujuannya-gap1|archive-date=2022-04-22|access-date=24 November 2021}}</ref>
Pada tanggal 5 April 1909, [[serikat dagang]] bernama [[Sarekat Dagang Islam]] mulai beroperasi dengan membuka cabang di [[Batavia]] (sekarang [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]) dan [[Kota Bogor|Buitenzorg]] (sekarang [[Kota Bogor|Bogor]]).<ref name="si-tirto">{{Cite web|last=Ahsan|first=Ivan Aulia|date=8 Desember 2018|title=Peran Besar Tirto Adhi Soerjo dalam Sejarah Pergerakan Nasional|url=https://tirto.id/peran-besar-tirto-adhi-soerjo-dalam-sejarah-pergerakan-nasional-dbnq|website=tirto.id|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230529181544/https://tirto.id/peran-besar-tirto-adhi-soerjo-dalam-sejarah-pergerakan-nasional-dbnq|archive-date=2023-05-29|dead-url=no|access-date=26 November 2021}}</ref> Namanya diubah pada tahun 1912 oleh [[Oemar Said Tjokroaminoto]] menjadi [[Sarekat Islam]] (SI).<ref>{{Cite web|date=2021-10-13|title=Mengenal Tujuan Sarekat Islam, Lengkap beserta Sejarahnya|url=https://www.merdeka.com/jateng/mengenal-tujuan-sarekat-islam-lengkap-beserta-sejarahnya-kln.html|website=merdeka.com|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20230529181547/https://www.merdeka.com/jateng/mengenal-tujuan-sarekat-islam-lengkap-beserta-sejarahnya-kln.html|archive-date=2023-05-29|dead-url=no|access-date=2023-05-29}}</ref> Pada bulan Oktober 1921, SI menyatakan bahwa anggotanya tidak boleh merangkap keanggotaan pada organisasi lain, menyebabkan anggota-anggota yang menolak melepaskan keanggotaan lainnya terpaksa keluar dari organisasi.<ref>Jarvis, Helen (1991). Notes and appendices for Tan Malaka, From Jail to Jail. Athens, Ohio: Ohio University Center for International Studies.</ref> Pada tahun 1929, namanya diubah lagi menjadi [[Partai Syarikat Islam Indonesia|Partai Sarekat Islam Indonesia]].<ref>[[Nugroho Notosusanto]], ''Sejarah Nasional Indonesia untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas'', 1992.</ref>[[Berkas:Douwes_Dekker,_Tjipto_Mangunkusumo,_and_Suryadi_Suryaningrat_(Ki_Hadjar_Dewantoro),_20_Mei_Pelopor_17_Agustus,_p11.jpg|kiri|jmpl|293x293px|Potret [[Tiga Serangkai]] ketika di pengasingan (1914).]]
Pada tanggal 25 Desember 1912, "[[Tiga Serangkai]]" yang terdiri dari [[Ernest Douwes Dekker]], [[Tjipto Mangoenkoesoemo]], dan [[Ki Hadjar Dewantara|Soewardi Soerjaningrat]] (yang mengganti namanya menjadi [[Ki Hadjar Dewantara]] di kemudian hari)<ref>{{Cite web|last=Wulandari|first=Trisna|title=Hari Pendidikan Nasional: Nama Asli Ki Hajar Dewantara dan Alasan Perubahannya|url=https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6699540/hari-pendidikan-nasional-nama-asli-ki-hajar-dewantara-dan-alasan-perubahannya|website=detikedu|language=id-ID|archive-url=https://web.archive.org/web/20230616050859/https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6699540/hari-pendidikan-nasional-nama-asli-ki-hajar-dewantara-dan-alasan-perubahannya|archive-date=2023-06-16|dead-url=no|access-date=2023-06-16}}</ref> mendirikan [[Indische Partij]] dengan tujuan memperjuangkan hak-hak kaum [[Orang Indo|Indo]] dan [[pribumi]] melalui jalur politik, meskipun akhirnya dibubarkan oleh Pemerintah Hindia Belanda.<ref name="dekker">{{cite web|title=PERJUANGAN ERNEST FRANCOIS EUGENE DOUWES DEKKER DARI POLITIK MENUJU PENDIDIKAN 1913-1941|url=https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/view/1102/31613&ved=2ahUKEwj---rwjKn2AhUt8HMBHZcYD1AQFnoECCwQAQ&usg=AOvVaw3cgIVD0hFhALEfZdMKH8t2|publisher=''AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah''|format=Pdf|accessdate=3 Maret 2022}}{{Pranala mati|date=November 2022|bot=InternetArchiveBot|fix-attempted=yes}}</ref><ref>{{Cite web|last=developer|first=mediaindonesia com|title=Mengenal Tokoh Tiga Serangkai, Peranannya dalam Indische Partij|url=https://mediaindonesia.com/humaniora/515196/mengenal-tokoh-tiga-serangkai-peranannya-dalam-indische-partij|website=mediaindonesia.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230605164012/https://mediaindonesia.com/humaniora/515196/mengenal-tokoh-tiga-serangkai-peranannya-dalam-indische-partij|archive-date=2023-06-05|dead-url=no|access-date=2023-06-05}}</ref> Setelahnya, Tiga Serangkai masih tetap memperjuangkan pandangan mereka dengan menulis kritik-kritik kepada pemerintah kolonial melalui [[Koran|koran-koran]], tetapi akibatnya mereka ditangkap dan diasingkan ke [[Belanda]] oleh pemerintah.<ref name="Kenji">{{Cite book|last=Tsuchiya|first=Kenji|date=1992|url=https://www.worldcat.org/oclc/221655803|title=Demokrasi dan kepemimpinan : kebangkitan gerakan Taman Siswa|location=Jakarta|publisher=Balai Pustaka|isbn=979-407-419-5|edition=Cet. 1|others=H. B. Yassin|oclc=221655803}}</ref>
Selain perjuangan politik, beberapa tokoh juga mendirikan sekolah-sekolah demi mencerdaskan kehidupan bangsa dan memperjuangkan [[emansipasi]] kaum wanita. Sekembalinya dari pengasingan, [[Ki Hadjar Dewantara]] mendirikan lembaga pendidikan [[Sekolah Taman Siswa|Taman Siswa]], yang dimulai pada tanggal 3 Juli 1922 di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]] dan lalu menyebar ke seluruh [[Jawa]] dan bahkan ke luar pulau.<ref>{{Cite web|last=Zulfikar|first=Fahri|title=Sekolah Taman Siswa Ki Hajar: Konsep Pendidikan Tanpa 'Perintah dan Sanksi'|url=https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6712276/sekolah-taman-siswa-ki-hajar-konsep-pendidikan-tanpa-perintah-dan-sanksi|website=detikedu|language=id-ID|archive-url=https://web.archive.org/web/20230616103507/https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6712276/sekolah-taman-siswa-ki-hajar-konsep-pendidikan-tanpa-perintah-dan-sanksi|archive-date=2023-06-16|dead-url=no|access-date=2023-06-16}}</ref><ref>{{Cite web|last=SMP|first=Admin|date=2022-05-06|title=Yuk Mengenal Sekolah Taman Siswa Milik Ki Hajar Dewantara|url=https://ditsmp.kemdikbud.go.id/yuk-mengenal-sekolah-taman-siswa-milik-ki-hajar-dewantara/|website=Direktorat SMP|language=id-ID|archive-url=https://web.archive.org/web/20230616103736/https://ditsmp.kemdikbud.go.id/yuk-mengenal-sekolah-taman-siswa-milik-ki-hajar-dewantara/|archive-date=2023-06-16|dead-url=no|access-date=2023-06-16}}</ref> Sakola Istri (kemudian berganti menjadi Sakola Kaoetamaan Isteri) didirikan oleh seorang wanita priayi [[Suku Sunda|Sunda]] bernama [[Dewi Sartika]] pada tahun 1904 demi mencerdaskan kehidupan wanita di [[Tatar Sunda|Tanah Sunda]].<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-05-20|title=Raden Dewi Sartika: Kehidupan, Gagasan, dan Kiprahnya Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/20/173614179/raden-dewi-sartika-kehidupan-gagasan-dan-kiprahnya|website=KOMPAS.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230202190320/https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/20/173614179/raden-dewi-sartika-kehidupan-gagasan-dan-kiprahnya|archive-date=2023-02-02|dead-url=no|access-date=2023-06-16}}</ref> [[Sekolah Kartini|Kartinischool]] yang dibuka sejak tahun 1912 oleh [[Conrad Theodor van Deventer|Conrad van Deventer]] dan Elisabeth Maas terinspirasi dari surat-surat yang ditulis oleh [[Kartini]], seorang wanita [[priayi]] [[Suku Jawa|Jawa]] yang kritis akan masalah-masalah sosial di sekitarnya, termasuk masalah ketimpangan gender.<ref>{{Cite web|last=Anjani|first=Anatasia|title=Mengenal Sekolah yang Didirikan Kartini, Berawal dari Surat-suratnya|url=https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6043754/mengenal-sekolah-yang-didirikan-kartini-berawal-dari-surat-suratnya|website=detikedu|language=id-ID|archive-url=https://web.archive.org/web/20230616160900/https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6043754/mengenal-sekolah-yang-didirikan-kartini-berawal-dari-surat-suratnya|archive-date=2023-06-16|dead-url=no|access-date=2023-06-16}}</ref>
Pada tanggal 23 Mei 1914, [[Henk Sneevliet]] membentuk [[serikat pekerja]] bernama [[Indische Sociaal-Democratische Vereeniging|Indische Sociaal Democratische Vereeniging]] dengan tujuan menyebarkan paham [[komunisme]] dan menentang pemerintah kolonial.<ref>{{Cite web|title=marxist.com|url=http://www.marxist.com/Asia/earlyPKI.html|archive-url=https://web.archive.org/web/20090317064751/http://www.marxist.com/Asia/earlyPKI.html|archive-date=2009-03-17|dead-url=no|access-date=2023-06-16}}</ref> Pada bulan Mei 1920, ISDV berganti nama menjadi [[Partai Komunis Indonesia|Persarekatan Kommunist India]], kemudian mengganti namanya lagi menjadi [[Partai Komunis Indonesia|Partij Kommunist Indonesia]] (PKI) pada tahun 1924.<ref name="sinaga">{{Cite thesis|last=Sinaga|first=Edward Djanner|title=Communism and the Communist Party in Indonesia|type=MA Thesis|chapter=|url=|author=|year=1960|publisher=George Washington University School of Government|accessdate=|docket=|oclc=}}</ref> Paham komunisme kemudian menyebar ke organisasi-organisasi lain, termasuk Sarekat Islam.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-04-06|title=Sarekat Islam: Latar Belakang, Perkembangan, dan Perpecahan Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/06/151727679/sarekat-islam-latar-belakang-perkembangan-dan-perpecahan|website=KOMPAS.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230531073937/https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/06/151727679/sarekat-islam-latar-belakang-perkembangan-dan-perpecahan|archive-date=2023-05-31|dead-url=no|access-date=2023-05-31}}</ref> PKI mengadakan pemberontakan terhadap pemerintah kolonial, yang dimulai di [[Labuan, Pandeglang|Labuan]] pada tanggal 12 November 1926 dengan menyerang para pegawai pemerintah di kediaman masing-masing. Pemberontakan meluas di wilayah Jawa dan Sumatra, hingga akhirnya berhasil diredam seluruhnya oleh pasukan militer [[Tentara Kerajaan Hindia Belanda|KNIL]] pada tanggal 28 Februari 1927.<ref name="pki-1926">{{Cite web|title=Sejarah Pemberontakan Berdarah Pertama PKI pada 1926-1927|url=https://nasional.sindonews.com/read/881243/15/sejarah-pemberontakan-berdarah-pertama-pki-pada-1926-1927-1662761384|website=SINDOnews.com|language=id-ID|archive-url=https://web.archive.org/web/20230608122120/https://nasional.sindonews.com/read/881243/15/sejarah-pemberontakan-berdarah-pertama-pki-pada-1926-1927-1662761384|archive-date=2023-06-08|dead-url=no|access-date=2023-06-07}}</ref><ref>{{Cite web|last=Prinada|first=Yuda|title=Sejarah Pemberontakan PKI 1926-1927 di Sumatera Terhadap Belanda|url=https://tirto.id/sejarah-pemberontakan-pki-1926-1927-di-sumatera-terhadap-belanda-gbx4|website=tirto.id|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230607132029/https://tirto.id/sejarah-pemberontakan-pki-1926-1927-di-sumatera-terhadap-belanda-gbx4|archive-date=2023-06-07|dead-url=no|access-date=2023-06-07}}</ref> Sejak itu, PKI ditetapkan sebagai organisasi terlarang di [[Hindia Belanda]].
[[Berkas:VP_Hatta.jpg|jmpl|225x225px|[[Mohammad Hatta]], tokoh pemimpin [[Perhimpunan Indonesia]] yang kelak menjadi [[Wakil Presiden Indonesia]] pertama.]]Pada tahun 1908, [[Perhimpunan Indonesia|Indische Vereeniging]] dibentuk oleh [[Soetan Kasajangan Soripada]] dan [[Noto Soeroto]] sebagai wadah pemersatu para pelajar Hindia di perantauan [[Belanda]], yang kemudian menjadi wadah pelajar tersebut untuk menyuarakan pandangan politik.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2020-02-12|title=Perhimpunan Indonesia: Organisasi Pertama yang Pakai Istilah Indonesia Halaman all|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/12/200000869/perhimpunan-indonesia-organisasi-pertama-yang-pakai-istilah-indonesia|website=KOMPAS.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230614092143/https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/12/200000869/perhimpunan-indonesia-organisasi-pertama-yang-pakai-istilah-indonesia|archive-date=2023-06-14|dead-url=no|access-date=2023-06-08}}</ref> Pada bulan September 1922, perkumpulan ini mengganti namanya menjadi [[Indonesische Vereeniging]], menjadikannya sebagai organisasi pertama yang menggunakan nama "[[Sejarah nama Indonesia|Indonesia]]". Organisasi ini kemudian berganti nama lagi menjadi [[Perhimpunan Indonesia|Perhimpoenan Indonesia]] (PI) dengan menggunakan versi [[bahasa Melayu]] sebagai nama resmi.<ref>[http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0510/28/opini/2156298.htm Revitalisasi Keindonesiaan], Kompas 28 Oktober 2005</ref> Selama [[Mohammad Hatta]] menjabat sebagai Ketua PI, beliau beserta beberapa tokoh lainnya pernah ditangkap oleh Pemerintah Belanda karena dituduh berkomplot dengan PKI, meskipun akhirnya dibebaskan karena kurangnya bukti.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-12-03|title=“Indonesia Merdeka,” Pidato Pembelaan Hatta Saat Ditahan di Belanda Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2022/12/03/070000379/-indonesia-merdeka-pidato-pembelaan-hatta-saat-ditahan-di-belanda|website=KOMPAS.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230614064155/https://www.kompas.com/stori/read/2022/12/03/070000379/-indonesia-merdeka-pidato-pembelaan-hatta-saat-ditahan-di-belanda|archive-date=2023-06-14|dead-url=no|access-date=2023-06-14}}</ref><ref name="hardjosoediro2">{{cite book|last=Soejitno|first=Hardjosoediro|year=1984|title=Kronologi Pergerakan Kemerdekaan Indonesia|location=[[Jakarta]]|publisher=Pradnya Parmita|ref={{sfnRef|Hardjosoediro|1984}}}}</ref>
Pada tanggal 4 Juli 1927, [[Soekarno]], [[Tjipto Mangoenkoesoemo]], [[Sartono (politikus)|Sartono]], dan [[Iskak Tjokroadisurjo|Iskaq Tjokrohadisoerjo]], mendirikan [[Partai Nasional Indonesia|Persarekatan National Indonesia]], yang kemudian berganti nama menjadi [[Partai Nasional Indonesia|Partij National Indonesia]] (PNI) pada bulan Mei 1928, dengan tujuan memperjuangkan kemerdekaan atas wilayah [[Hindia Belanda]] tanpa kerja sama rezim kolonial Belanda.<ref>{{Cite web|date=2016-07-15|title=Riwayat Berdirinya PNI|url=https://historia.id/politik/articles/riwayat-berdirinya-pni-PGj0V|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|archive-url=https://web.archive.org/web/20230614025110/https://historia.id/politik/articles/riwayat-berdirinya-pni-PGj0V|archive-date=2023-06-14|dead-url=no|access-date=2021-07-27}}</ref> Kepopuleran Soekarno dan PNI membuat pemerintah kolonial merasa terancam, sehingga Soekarno dan beberapa petinggi partai ditangkap pada bulan Desember 1929,<ref name="academia">{{cite web|author=Yance Arizona|title=Indonesia Menggugat|url=http://www.academia.edu/4648293/Indonesia_Menggugat_|archive-url=https://web.archive.org/web/20230613164027/https://www.academia.edu/4648293/Indonesia_Menggugat_|archive-date=2023-06-13|dead-url=no|accessdate=29 Mei 2014}}</ref><ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-08-08|title=Isi Pidato Indonesia Menggugat Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/08/193919879/isi-pidato-indonesia-menggugat|website=KOMPAS.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230613164031/https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/08/193919879/isi-pidato-indonesia-menggugat|archive-date=2023-06-13|dead-url=no|access-date=2023-06-13}}</ref> lalu dijatuhi pidana penjara pada tanggal 22 Desember 1930 atas dalih persekongkolan untuk [[Kudeta|menggulingkan pemerintah kolonial]].<ref>{{Cite web|last=Liputan6.com|date=2020-12-22|title=22 Desember 1930: Indonesia Menggugat dan Vonis 4 Tahun Penjara Bung Karno|url=https://www.liputan6.com/news/read/4438675/22-desember-1930-indonesia-menggugat-dan-vonis-4-tahun-penjara-bung-karno|website=liputan6.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230613164027/https://www.liputan6.com/news/read/4438675/22-desember-1930-indonesia-menggugat-dan-vonis-4-tahun-penjara-bung-karno|archive-date=2023-06-13|dead-url=no|access-date=2023-06-13}}</ref> PNI lalu terpecah menjadi organisasi Pendidikan National Indonesia (PNI "Baru") dan [[Partai Indonesia|Partij Indonesia]] (Partindo). Soekarno yang dibebaskan lebih awal pada tanggal 31 Desember 1931 kemudian memilih masuk ke Partindo dan kemudian menjadi ketua organisasi tersebut pada tanggal 28 Juli 1932.<ref name="Adams 1965">{{cite book|last1=Sukarno|last2=Adams|first2=Cindy|year=1965|title=Sukarno, An Autobiography|publisher=The Bobbs-Merrill Company Inc|pages=79–80}}</ref> Hatta yang pulang dari Belanda pada bulan Juli menjadi anggota PNI Baru dan akhirnya diangkat sebagai ketua pada bulan Agustus 1932.<ref name="Noer 2012">{{cite book|last=Noer|first=Deliar|year=2012|title=Mohammad Hatta:Hati Nurani Bangsa|location=[[Jakarta]]|publisher=Gramedia Pustaka Utama|isbn=978-979-709-633-5|editor=Jaap Erkelens|ref={{sfnRef|Noer|2012}}|authorlink=Deliar Noer}}</ref> Oleh karena tulisan-tulisan mereka yang mendukung dan mendorong kemerdekaan, Soekarno kembali ditangkap dan ditahan pada bulan Agustus 1933, diikuti oleh Hatta dan Sjahrir pada awal tahun 1934, lalu masing-masing diasingkan ke beberapa tempat yang berbeda.<ref>{{Cite web|title=SUKARNO; Dibawah Bendera Revolusi Jilid I. Mentjapai Indonesia Merdeka: hlm. 257-324.|url=https://perpusbungkarno.perpusnas.go.id/index.php/koleksi-pbk/26-koleksi-langka/190-sukarno-dibawah-bendera-revolusi-jilid-i-mentjapai-indonesia-merdeka-hlm-257-324|website=perpusbungkarno.perpusnas.go.id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230618124754/https://perpusbungkarno.perpusnas.go.id/index.php/koleksi-pbk/26-koleksi-langka/190-sukarno-dibawah-bendera-revolusi-jilid-i-mentjapai-indonesia-merdeka-hlm-257-324|archive-date=2023-06-18|dead-url=no|access-date=2023-06-14}}</ref>
[[Berkas:MuseumSumpahPemuda.jpg|jmpl|250x250px|[[Museum Sumpah Pemuda]] (dahulu ''Indonesische Clubhuis'') merupakan lokasi rapat terakhir [[Kongres Pemuda Kedua|Kongres Pemuda II]] sekaligus menjadi tempat lahirnya [[Sumpah Pemuda]].|kiri]]Beberapa gerakan kepemudaan mengadakan [[Kongres Pemuda|Kongres Pemuda I]] yang dipimpin oleh [[M. Tabrani|Mohammad Tabrani]] dan terdiri dari tiga pertemuan pada tanggal 30 April sampai 2 Mei 1926 di Vrijmetselaarsloge (sekarang Gedung [[Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia|Badan Perencanaan Pembangunan Nasional]]). Dalam rapat terakhir, [[Mohammad Yamin|Mohammad Jamin]] dari [[Jong Sumatranen Bond|Jong Sumatranenbond]] mengusulkan [[bahasa Melayu]] menjadi bahasa persatuan, kemudian [[Mohammad Tabrani Soerjowitjirto]] dari [[Jong Java]] mengusulkan penggunaan istilah "[[bahasa Indonesia]]" alih-alih bahasa Melayu.<ref>{{Cite web|date=2019-11-23|title=Mohamad Tabrani: Pelopor Bahasa Indonesia|url=https://republika.co.id/share/q1e9ac257|website=Republika Online|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230618124757/https://republika.co.id/share/q1e9ac257|archive-date=2023-06-18|dead-url=no|access-date=2023-06-09}}</ref> Dua tahun kemudian, [[Kongres Pemuda Kedua|Kongres Pemuda II]] yang terdiri dari tiga rapat dan diketuai oleh [[Sugondo Djojopuspito|Soegondo Djojopoespito]] diadakan pada tanggal 27–28 Oktober dan diikuti oleh beberapa perhimpunan kepemudaan, gerakan [[nasionalisme]] dan [[agama]], serta kelompok belajar dari sekolah-sekolah tertentu.<ref name="kongres-ii">{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-04-09|title=Kongres Pemuda II, Lahirnya Sumpah Pemuda Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/12/29/110000979/kongres-pemuda-ii-lahirnya-sumpah-pemuda|website=KOMPAS.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230609122934/https://www.kompas.com/stori/read/2021/12/29/110000979/kongres-pemuda-ii-lahirnya-sumpah-pemuda|archive-date=2023-06-09|dead-url=no|access-date=2023-06-09}}</ref> Di sela-sela rapat terakhir, lagu "[[Indonesia Raya|Indonesia Raja]]" diperdengarkan di hadapan hadirin, awalnya berupa [[instrumental]] [[biola]] oleh sang [[Komponis|penggubah]] [[Wage Rudolf Soepratman]] dan diulang dengan iringan nyanyian [[Dolly Salim]], putri sulung [[Agus Salim|Agoes Salim]].<ref>{{Cite web|last=Haryanto|first=Alexander|title=Sejarah Lirik Lagu Indonesia Raya dalam Hari Sumpah Pemuda|url=https://tirto.id/sejarah-lirik-lagu-indonesia-raya-dalam-hari-sumpah-pemuda-ekvL|website=tirto.id|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230612170125/https://tirto.id/sejarah-lirik-lagu-indonesia-raya-dalam-hari-sumpah-pemuda-ekvL|archive-date=2023-06-12|dead-url=no|access-date=2023-06-12}}</ref> Pada akhir kongres, suatu naskah resolusi yang dibuat oleh Jamin dibacakan oleh Soegondo di depan hadirin dan menjadi ikrar bagi seluruh peserta kongres. Ikrar tersebut kini dikenal sebagai [[Sumpah Pemuda]].<ref>{{Cite web|title=Museum Sumpah Pemuda|url=http://www.museumsumpahpemuda.go.id/index_files/Page525.htm|archive-url=https://web.archive.org/web/20090625190339/http://www.museumsumpahpemuda.go.id/index_files/Page525.htm|archive-date=2009-06-25|dead-url=yes|access-date=2009-09-27}}</ref>
Menyadari maraknya gerakan-gerakan [[nasionalisme]] yang menuntut kemerdekaan dari [[kolonialisme]] [[Belanda]], pemerintah kolonial mulai melarang dan menutup beberapa organisasi serta menangkap sejumlah tokoh pergerakan.{{sfn|Ricklefs|1991|pp=14–15}}
=== Periode pendudukan ===
==== Pendudukan Jepang ====
{{utama|Sejarah Nusantara (1942–1945)}}
[[Berkas:Exeter sinking.jpg|jmpl|275x275px|Kapal HMS ''Exeter'' yang tenggelam pada saat [[Pertempuran Laut Jawa II]].|kiri]]
Pecahnya [[Perang Dunia II]] benar-benar melemahkan kekuatan [[Pertahanan militer|pertahanan]] Belanda, terutama ketika [[Pertempuran Belanda|Belanda jatuh]] ke tangan [[Jerman Nazi]] pada tanggal 14 Mei 1940.<ref>{{citation|editor1-first=Herman|editor1-last=Amersfoort|editor2-first=Piet|editor2-last=Kamphuis|year=2005|title=Mei 1940 — De Strijd op Nederlands grondgebied|language=nl|location=Den Haag|publisher=Sdu Uitgevers|isbn=90-12-08959-X}}</ref> Pada bulan Januari 1942, [[Jepang]] menggunakan kesempatan tersebut dengan mulai memasuki teritori [[Hindia Belanda]] dan melancarkan operasi militer melawan pasukan gabungan [[ABDACOM]] (Komando [[Amerika Serikat]]–[[Britania Raya]]–[[Belanda]]–[[Australia]]) yang menjaga kawasan tersebut, terutama di area [[Pertempuran Kalimantan (1941–1942)|Kalimantan bagian barat]], [[Pertempuran Tarakan (1942)|Tarakan]], [[Pertempuran Manado|Manado]], [[Pertempuran Balikpapan (1942)|Balikpapan]], [[Pertempuran Kendari|Kendari]], [[Pertempuran Samarinda|Samarinda]], [[Pertempuran Banjarmasin|Banjarmasin]], [[Pertempuran Ambon|Ambon]], [[Pertempuran Selat Makassar|Selat Makassar]], [[Invasi Sumatra (1942)|Pulau Sumatra]] (terutama [[Pertempuran Palembang|Palembang]]), [[Pertempuran Selat Badung|Selat Badung]], [[Pertempuran Timor|Pulau Timor]], [[Pertempuran Laut Jawa|Laut Jawa]], [[Pertempuran Selat Sunda|Selat Sunda]], serta beberapa titik di [[Pertempuran Jawa (1942)|Pulau Jawa]], seperti di [[Pertempuran Kalijati|Kalijati]], [[Pertempuran Leuwiliang|Leuwiliang]], dan [[Pertempuran Perlintasan Ciater|Ciater]].<ref>{{Cite journal|last=Benda|first=Harry S.|date=1956|title=The Beginnings of the Japanese Occupation of Java|journal=The Far Eastern Quarterly|volume=14|issue=4|pages=541–560|doi=10.2307/2941923|jstor=2941923|s2cid=155352132}}</ref> Strategi militer Jepang berhasil memojokkan lawannya, hingga seluruh pasukan ABDACOM berhasil dilumpuhkan pada [[Pertempuran Laut Jawa II|Pertempuran Laut Jawa terakhir]] tanggal 1 Maret.<ref>Eric Groves: Sea Battles in Close-Up WWII Vol 2 (1993) {{ISBN|0-7110-2118-X}}</ref> Setelah memegang kendali, Jepang memecah [[Hindia Belanda]] menjadi daerah [[Sumatra]] (dan awalnya [[Malaya Britania Raya|Malaya]]) di bawah komando [[Angkatan Darat ke-25 (Jepang)|Angkatan Darat XXV]] yang berpusat di [[Kota Bukittinggi|Bukittinggi]] (sebelumnya di [[Singapura]]), daerah [[Jawa]] dan [[Pulau Madura|Madura]] di bawah komando [[Angkatan Darat ke-16 (Jepang)|Angkatan Darat XVI]] yang berpusat di [[Batavia]] (kemudian menjadi [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]), serta wilayah Hindia lainnya di bawah [[Angkatan Laut Kekaisaran Jepang]] yang berpusat di [[Kota Makassar|Makassar]].{{sfn|Ricklefs|2008|p=325}}
[[Berkas:Gerakan 3a.jpeg|jmpl|228x228px|Poster propaganda [[Gerakan propaganda Jepang 3A|Gerakan 3A]].]]
Berbekal propaganda [[Gerakan propaganda Jepang 3A|Gerakan 3A]], Jepang awalnya diterima sangat baik oleh sebagian besar penduduk lokal [[Hindia Belanda]] yang mengalami kekerasan oleh pemerintah kolonial.<ref>{{Cite web|last=Harbani|first=Rahma Indina|date=30 Agustus 2021|title=Semboyan 3A, Jurus Jepang dalam Menarik Simpati Rakyat Indonesia|url=https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5701876/semboyan-3a-jurus-jepang-dalam-menarik-simpati-rakyat-indonesia|website=detikEdu|archive-url=https://web.archive.org/web/20220322200511/https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5701876/semboyan-3a-jurus-jepang-dalam-menarik-simpati-rakyat-indonesia|archive-date=2022-03-22|dead-url=no|access-date=2021-12-27}}</ref> Namun kenyataannya, Jepang merekrut paksa banyak penduduk lokal untuk dijadikan [[Kerja paksa|pekerja paksa]] ([[Rōmusha|''rōmusha'']]) dan [[Pelacuran|wanita penghibur]] (''[[ianfu]]'') untuk menyokong pasukan mereka yang sedang berperang melawan [[Blok Sekutu dalam Perang Dunia II|Blok Sekutu]], menyebabkan banyaknya penderitaan dan kematian akibat [[kekerasan]], [[kecelakaan kerja]], [[bencana kelaparan]], dan [[penyakit kelamin]].<ref>{{cite book|last=Dower|first=John. SW|year=1986|url=https://books.google.com/books?id=rlBaxUX7QhYC|title=War Without Mercy: Race and Power in the Pacific War|publisher=Pantheon|isbn=0-394-75172-8}}</ref><ref>{{cite journal|last1=Narayanan|first1=Arujunan|date=2002|title=Japanese war crimes and Allied crimes trials in Borneo during World War II|url=http://journalarticle.ukm.my/404/1/1.pdf|journal=JEBAT|volume=29|issue=|pages=10, 11|doi=|archive-url=https://web.archive.org/web/20230404043656/http://journalarticle.ukm.my/404/1/1.pdf|archive-date=4 April 2023|access-date=23 August 2023|url-status=dead}}</ref> Beberapa pemberontakan melawan pendudukan Jepang dilancarkan oleh penduduk setempat, tetapi dapat diredam dengan cepat oleh pasukan Jepang,<ref>{{cite book|last=Friend|first=Theodore|date=2014|url=https://books.google.com/books?id=UQMABAAAQBAJ&dq=kenpeitai+executed&pg=RA1-PA176|title=The Blue-Eyed Enemy: Japan against the West in Java and Luzon, 1942-1945|location=|publisher=Princeton University Press|isbn=978-1400859467|page=175,176}}</ref> misalnya dua pemberontakan [[Kota Cirebon|Tjirebon]] (Cirebon) dan satu pemberontakan [[Sukamanah, Cigalontang, Tasikmalaya|Sukamanah]] yang dapat diredam oleh pasukan Jepang, insiden [[Peristiwa Mandor]] dan rangkaian [[Perang Dayak Desa]],<ref>{{cite book|last=Heidhues|first=Mary F. Somers|year=2003|url=https://books.google.com/books?id=4WK2s2ogHEAC|title=Golddiggers, Farmers, and Traders in the "Chinese Districts" of West Kalimantan, Indonesia|publisher=SEAP Publications|isbn=978-0-87727-733-0|edition=illustrated|volume=34 of Southeast Asia publications series|access-date=10 March 2014|issue=Issue 34 of Studies on Southeast Asia}}</ref><ref>{{cite journal|last=Davidson|first=Jamie S.|date=August 2003|title="Primitive" Politics: The Rise and Fall of the Dayak Unity Party in West Kalimantan, Indonesia"|url=https://ari.nus.edu.sg/wp-content/uploads/2018/10/wps03_009.pdf|journal=Asia Research Institute Working Paper Series (ARI Working Paper)|publisher=Asia Research Institute of the National University of Singapore|access-date=13 July 2021|number=9}}</ref> serta pemberontakan rakyat [[Aceh]] melawan pasukan Jepang dan Sekutu sekaligus.<ref>{{Cite journal|last=Reid|first=Anthony|date=October 1971|title=The Birth of the Republic of Sumatra|url=https://ecommons.cornell.edu/bitstream/handle/1813/53522/INDO_12_0_1107125075_21_46.pdf?sequence=1&isAllowed=y|journal=Indonesia|volume=12|issue=12|pages=21–4|doi=10.2307/3350656|jstor=3350656}}</ref>
Sejak tahun 1944, gempuran yang tiada habisnya dari Blok Sekutu makin melemahkan pertahanan pasukan Jepang. Pasukan gabungan [[Belanda]] dan [[Britania Raya]], yang dibantu oleh [[Amerika Serikat]] dan [[Australia]], mulai melancarkan serangkaian operasi militer untuk merebut kembali wilayah koloni mereka dari Jepang di [[Kampanye Nugini Barat|Pulau Papua bagian barat]] sejak tanggal 22 April 1944 dan [[Kampanye Kalimantan (1945)|Pulau Kalimantan]] (terutama di [[Pertempuran Tarakan (1945)|Tarakan]] dan [[Pertempuran Balikpapan (1945)|Balikpapan]]) sejak tanggal 1 Mei 1945.<ref>{{cite book|last=Keogh|first=Eustace|year=1965|title=South West Pacific 1941–45|location=Melbourne, Victoria|publisher=Grayflower Publications|oclc=7185705|authorlink=Eustace Graham Keogh}}</ref><ref>{{cite book|last=Pfennigwerth|first=Ian|year=2009|title=Royal Australian Navy & MacArthur|publisher=Rosenberg Publishing|isbn=978-1-922013-21-7}}</ref> Rangkaian operasi tersebut berakhir ketika [[Menyerahnya Jepang|Jepang menyerah]] dan [[Perang Pasifik]] berakhir.
==== Persiapan kemerdekaan ====
{{Utama|Proklamasi Kemerdekaan Indonesia}}
[[Berkas:Sidang BPUPKI - 1.jpg|jmpl|275x275px|Suasana sidang BPUPK yang kedua pada tanggal 10–17 Juli 1945.|kiri]]
Demi menggalang dukungan dari penduduk lokal, Jepang mulai menjanjikan kemerdekaan kepada tokoh-tokoh pergerakan. Pemerintah militer [[Angkatan Darat ke-16 (Jepang)|AD XVI]] mengumumkan pembentukan [[Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan]] (BPUPK) pada tanggal 1 Maret 1945 dan diresmikan pada tanggal 29 April dengan anggota berjumlah 67 orang dan ketua [[Radjiman Wedyodiningrat]].<ref>{{Cite web|last=Khairally|first=Elmy Tasya|title=Berapa Jumlah Anggota BPUPKI? Ini Jawabannya|url=https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7447257/berapa-jumlah-anggota-bpupki-ini-jawabannya|website=detikedu|language=id-ID|access-date=2024-08-28}}</ref> Sidang pertama pada tanggal 28 Mei hingga 1 Juni di Gedung [[Chuo Sangi-In|Tyuuoo Sangi-in]] (sekarang [[Gedung Pancasila]]) mendiskusikan tentang ideologi negara. Pada hari terakhir, [[Soekarno]] berpidato mengenai lima dasar negara merdeka yang dinamakan "[[Pancasila]]".<ref>{{Citation|last=Nasution|first=Adnan Buyung|author-link=Adnan Buyung Nasution|title=''Aspirasi Pemerintahan Konstitutional di Indonesia: Studi Sosio-Legal atas Konstituante 1956-1956'' (''The Aspiration for Constitutional Government in Indonesia: A Socio-Legal Study of the Indonesian Konstituante 1956-1959'')|language=id|publisher=Pustaka Utama Grafiti|location=Jakarta|year=1995|isbn=978-979-444-384-2}}</ref> Oleh karena sidang ini belum memberikan kata [[Musyawarah|mufakat]], [[Panitia Sembilan|Panitia Kecil]] dibentuk untuk merumuskan dasar negara, tetapi dirombak menjadi [[Panitia Sembilan]] pada tanggal 18 Juni,<ref>{{cite journal|last1=Elson|first1=R. E.|date=2009|title=Another Look at the Jakarta Charter Controversy of 1945|url=https://ecommons.cornell.edu/bitstream/handle/1813/54483/INDO_88_0_1255982649_105_130.pdf?sequence=1&isAllowed=y|journal=Indonesia|volume=88|issue=88|pages=105–130|access-date=21 December 2018}}</ref> dan akhirnya menghasilkan rumusan yang bernama [[Piagam Jakarta]] pada tanggal 22 Juni.<ref>{{citation|last=Boland|first=B.J.|title=The Struggle of Islam in Modern Indonesia|publisher=Martinus Nijhoff|location=Den Haag|year=1971}}</ref> Sidang kedua pada tanggal 10–17 Juli membahas segala permasalahan mendasar suatu negara, hingga mencapai kata [[Musyawarah|mufakat]] akan bentuk [[negara kesatuan]] [[republik]], wilayah [[Indonesia Raya (politik)|Indonesia Raya]], dan [[Undang-Undang Dasar 1945]] (UUD 1945) sebagai [[Konstitusi|konstitusi negara]].<ref>{{cite book|last=Kusuma|first=A.B|year=2004|title=Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945 : memuat salinan dokumen otentik badan oentoek menyelidiki oesaha2 persiapan kemerdekaan|location=Depok, Indonesia|publisher=Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia|isbn=979-8972-28-7|language=Indonesian|trans-title=The Birth of the 1945 Constitution: including copies of the authentic documents of the Investigating Committee for Preparatory Work for Independence}}</ref> Di [[Sumatra]], BPUPK serupa juga dibentuk oleh pemerintah AD XXV pada tanggal 25 Juli, tetapi tidak pernah sempat mengadakan sidang.{{sfn|Kahin|1952|p=121-122}}
[[Berkas:Indonesia declaration of independence 17 August 1945.jpg|jmpl|Pembacaan deklarasi kemerdekaan oleh [[Soekarno]].|275x275px]]
{{Dengar|filename=Indonesia declaration of independence 1945.ogg|title=Deklarasi kemerdekaan Indonesia|format=[[Ogg]]|type=speech|description=Reka ulang oleh [[Soekarno]] pada tahun 1950 atau 1951.}}
Jepang mengumumkan pembentukan [[Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia]] (PPKI) pada tanggal 7 Agustus.<ref name="anderson">{{cite book|last=Anderson|first=Benedict|year=1972|url=https://archive.org/details/javaintimeofrevo0000ande|title=Java in a Time of Revolution: Occupation and Resistance, 1944–1946|location=Ithaca, N.Y.|publisher=Cornell University Press|isbn=0-8014-0687-0|author-link=Benedict Anderson|url-access=registration}}</ref> [[Menyerahnya Jepang|Jepang menyerah kepada Blok Sekutu]] pada tanggal 15 Agustus, tetapi berita itu tidak diumumkan secara resmi di [[Hindia Belanda]], meskipun akhirnya diketahui oleh para pemuda [[Menteng 31]] melalui siaran [[BBC Radio]], yang kemudian berpendapat bahwa kemerdekaan harus dideklarasikan sesegera mungkin dan tanpa melibatkan PPKI yang dianggap sebagai "boneka" Jepang.<ref>{{Cite web|last=Novianti|first=Devi|title=Radio yang menyiarkan kekalahan Jepang pada sekutu hingga sampai di Indonesia, ternyata.. - Bicara Berita|url=https://www.bicaraberita.com/nasional/pr-424038177/radio-yang-menyiarkan-kekalahan-jepang-pada-sekutu-hingga-sampai-di-indonesia-ternyata|website=Radio yang menyiarkan kekalahan Jepang pada sekutu hingga sampai di Indonesia, ternyata.. - Bicara Berita|language=id|access-date=2024-08-29}}</ref> Pada tanggal 16 Agustus dini hari, Soekarno dan Hatta yang tidak setuju akan pendapat itu [[Peristiwa Rengasdengklok|diculik dan dibawa]] ke [[Rengasdengklok, Karawang|Rengasdengklok]].<ref name="BBC Rengasdengklok">{{Cite web|date=16 Agustus 2015|year=2015|editor-last=Lestari|editor-first=Sri|title=Singgah ke rumah 'penculikan' Sukarno-Hatta di Rengasdengklok|url=http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2015/08/150812_majalah_rengasdengklok|website=bbc.com|access-date=1 december 2016}}Singgah ke rumah 'penculikan' Sukarno-Hatta di Rengasdengklok</ref> Setelah perundingan yang alot, Soekarno dan Hatta yang akhirnya setuju lalu kembali ke Jakarta, kemudian berkumpul bersama beberapa tokoh lain pada besok dini hari di kediaman [[Tadashi Maeda]] (sekarang [[Museum Perumusan Naskah Proklamasi]]) untuk merumuskan deklarasi kemerdekaan. Naskah deklarasi ditik oleh [[Sayuti Melik|Sajuti Melik]] sesuai rancangan yang telah disepakati, serta ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta.<ref>{{cite news|last=Pamungkas|first=M. Fazil|date=2019-08-17|title=Lima Hal Menarik Seputar Malam Perumusan Naskah Proklamasi|url=https://historia.id/politik/articles/lima-hal-menarik-seputar-malam-perumusan-naskah-proklamasi-P1Rx2/page/1|work=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id|access-date=2024-07-04}}</ref> [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]] dilaksanakan di kediaman Soekarno (sekarang menjadi [[Tugu Proklamasi|Taman Proklamasi]]) pada tanggal 17 Agustus 2605 [[tahun Jepang]], sekitar pukul 10.00 [[Waktu Standar Jepang|waktu Jepang]].<ref group="lower-alpha">Format waktu tersebut digunakan pada masa [[Pendudukan Jepang di Hindia-Belanda|pendudukan Jepang]]. Waktu ini setara dengan tanggal 17 Agustus 1945 [[Masehi]], sekitar pukul 8.00 waktu [[UTC+07:00|UTC+7:00]] (patokan [[Waktu Indonesia Barat]] yang digunakan saat ini).</ref><ref>{{Cite book|last=Anderson|first=Benedict|year=1961|url=https://babel.hathitrust.org/cgi/pt?id=coo.31924006545622&view=1up&seq=3|title=Some Aspects of Indonesian Politics under the Japanese occupation, 1944–1945|location=Ithaca, N.Y.|publisher=Cornell University|isbn=|series=Cornell University. Dept. of Far Eastern Studies. Modern Indonesia Project. Interim reports series|pages=|author-link=Benedict Anderson}}</ref> Setelah pidato proklamasi Soekarno, upacara pengibaran [[Sang Merah Putih]] pertama (kelak menjadi [[Bendera Pusaka]]) dilaksanakan di halaman rumah dan diiringi nyanyian [[Indonesia Raya]] oleh hadirin.<ref>{{Cite web|last=Wulandari|first=Trisna|title=Peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945 Kemerdekaan RI|url=https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6865523/peristiwa-proklamasi-17-agustus-1945-kemerdekaan-ri|website=detikedu|language=id-ID|access-date=2024-08-29}}</ref>
=== Periode republik ===
==== Revolusi nasional ====
{{utama|Sejarah Indonesia (1945–1949)|Revolusi Nasional Indonesia}}
[[Berkas:PPKI.jpg|kiri|jmpl|275x275px|Suasana sidang pertama [[Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia]] pada tanggal 18 Agustus 1945.]]
Sehari setelah proklamasi, [[Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia|PPKI]] mengadakan sidang pertama di gedung bekas [[Dewan Hindia]] (sekarang [[Gedung BP7]]) dan memutuskan pengesahan UUD 1945 serta pengangkatan [[Soekarno]] dan [[Mohammad Hatta|Hatta]] sebagai pasangan [[Presiden Indonesia|Presiden]] dan [[Wakil Presiden Indonesia|Wakil Presiden]].<ref>{{Cite web|title=3 Hasil Sidang Pertama PPKI pada 18 Agustus 1945|url=https://kumparan.com/berita-terkini/3-hasil-sidang-pertama-ppki-pada-18-agustus-1945-22712U9yv4C|website=kumparan|language=id-ID|access-date=2024-08-30}}</ref> Sidang kedua keesokan harinya menghasilkan pembentukan [[Provinsi di Indonesia#Era revolusi nasional|provinsi]] dan pengangkatan [[menteri]].<ref>{{Cite web|title=3 Hasil Sidang Kedua PPKI 19 Agustus 1945|url=https://kumparan.com/berita-terkini/3-hasil-sidang-kedua-ppki-19-agustus-1945-1znOaZOnc3r|website=kumparan|language=id-ID|access-date=2024-08-30}}</ref> Pada tanggal 22 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang terakhir dan memutuskan pembentukan [[Komite Nasional Indonesia Pusat]] (KNIP), [[Partai Nasional Indonesia]] (PNI) dan [[Badan Keamanan Rakyat]] (BKR).<ref>{{Cite web|last=Fandy|title=Hasil Sidang PPKI Pertama, Kedua dan Ketiga - Gramedia Literasi|url=https://www.gramedia.com/literasi/hasil-sidang-ppki-2/|language=id-ID|access-date=2024-08-30}}</ref> PPKI dibubarkan pada tanggal 29 Agustus.{{sfn|Kahin|1961|p=139}}
Selama sebulan, berita mengenai deklarasi kemerdekaan Indonesia tersebar luas hingga ke luar [[Jawa|Pulau Jawa]], sehingga banyak penduduk "pro Republik" yang mulai menyerang orang-orang asing dan orang-orang "pro Belanda" demi merebut segala aset mereka.<ref>{{Cite book|last=Reid|first=Anthony|year=1974|title=The Indonesian National Revolution 1945–1950|location=Melbourne|publisher=Longman|isbn=0-582-71046-4}}</ref> Pada bulan September 1945, militer [[Britania Raya]] datang terlebih dahulu ke Indonesia, terutama ke [[Jawa]], untuk mengamankan wilayah dengan dibantu oleh beberapa pasukan [[Jepang]]. Perang antara militer Britania melawan pasukan pro Republik pun pecah di berbagai tempat, seperti dalam peristiwa [[Penyerbuan Kotabaru Yogyakarta|Penyerbuan Kotabaru]], [[Pertempuran Bojong Kokosan|Pertempuran Bojongkokosan]], [[Pertempuran Lima Hari|Pertempuran Lima Hari di Semarang]], dan [[Palagan Ambarawa]].{{sfn|Ricklefs|1991|p=216}} Sementara itu, militer [[Belanda]] di bawah [[Pemerintahan Sipil Hindia Belanda]] (NICA) secara bertahap masuk untuk menempati kembali pos-pos Belanda di Indonesia. Pada tanggal 10 November (sekarang menjadi [[Hari Pahlawan (Indonesia)|Hari Pahlawan]]), tentara Britania Raya memulai [[Pertempuran Surabaya]] yang berlangsung selama bebeberapa hari dan menyebabkan belasan ribu korban jiwa berjatuhan.{{sfn|Vickers|2005|p=98}} Pertempuran tersebut menyadarkan pihak Britania Raya dan Belanda bahwa pemerintahan Republik didukung secara luas oleh rakyat setempat.{{sfn|Ricklefs|1991|p=217}} Britania Raya mulai mengambil sikap netral setelahnya, tetapi NICA dan para pendukung Belanda tetap melancarkan serangan terhadap pasukan pro republik pada akhir tahun 1945, seperti pada [[Pertempuran Medan Area]], [[Peristiwa 19 November|Peristiwa 19 November di Kolaka]], [[Perang Cumbok|Perang Cumbok di Pidie]], [[Perang Dayak Desa]], dan [[Pertempuran Kumai]].
[[Berkas:LinggadjatiPlan.jpg|jmpl|300x300px|Pembagian wilayah yang disepakati dalam [[Perundingan Linggarjati|Perjanjian Linggarjati]].]]
Akibat situasi [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] yang semakin tidak kondusif, Soekarno dan Hatta beserta beberapa [[Kementerian Indonesia|menteri]] dan staf, dengan keluarga masing-masing, pindah ke [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]] pada tanggal 3–4 Januari 1946 untuk mendirikan [[ibu kota]] di sana,{{sfn|Friend|2003|p=420}} tetapi [[Sutan Sjahrir]] ([[Daftar Perdana Menteri Indonesia|Perdana Menteri]] pada saat itu) dan beberapa petinggi tetap tinggal di Jakarta untuk mengadakan negosiasi dengan pihak Belanda.<ref>{{Cite web|title=War for Independence: 1945 to 1950|url=http://www.gimonca.com/sejarah/sejarah08.shtml|website=www.gimonca.com|access-date=2024-09-23}}</ref> Sepanjang tahun 1946, para pendukung Republik tetap melakukan berbagai penyerangan dan pertahanan melawan militer Belanda dan pasukan pendukungnya, terutama di luar [[Jawa|Pulau Jawa]] yang memiliki sentimen dukungan yang lebih rendah, seperti dalam peristiwa [[Pertempuran Lengkong]], [[Bandung Lautan Api]], [[Revolusi Sosial Sumatera Timur|Revolusi Sosial di Sumatera Timur]], dan [[Pertempuran Selat Bali]].{{sfn|Kahin|1952|pp=355, 357}} Pada tanggal 15 November 1946 di kediaman [[Keluarga Kwee dari Ciledug|keluarga Kwee]] (sekarang [[Gedung Perundingan Linggarjati]]), pihak Republik (dipimpin oleh [[Sutan Sjahrir|Sjahrir]]) dan pihak Belanda (dipimpin oleh [[Willem Schermerhorn]]) menyepakati [[Perundingan Linggarjati|Perjanjian Linggarjati]] yang mengakui kekuasaan ''de facto'' [[Republik Indonesia (1949–1950)|Republik Indonesia]] atas [[Sumatra]], [[Jawa]], dan [[Pulau Madura|Madura]] sebagai [[negara konstituen]] di dalam [[federasi|negara federasi]] yang akan dibentuk, yang kemudian [[Ratifikasi|diratifikasi]] oleh Belanda pada tanggal 19 Desember dan oleh Indonesia pada tanggal 25 Maret 1947.{{sfn|Ricklefs|2008|p=361}}<ref>{{Cite web|last=Rosa|first=Nikita|title=Perjanjian Linggarjati: Kronologi, Tokoh, Isi, dan Dampaknya|url=https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6606235/perjanjian-linggarjati-kronologi-tokoh-isi-dan-dampaknya|website=detikedu|language=id-ID|access-date=2024-09-23}}</ref> Ketidakpuasan yang muncul akibat perjanjian ini menyebabkan beberapa insiden pun terjadi, seperti dalam peristiwa [[Puputan Margarana]], [[Kampanye Sulawesi Selatan|Pembantaian Westerling di Sulawesi Selatan]], [[Peristiwa Tiga Maret|Peristiwa Tiga Maret di Sumatera Barat]], [[Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang]], [[Pertempuran Laut Cirebon]], dan [[Pertempuran Laut Sibolga]].
[[Berkas:Van Mook.png|kiri|jmpl|325x325px|Peta kekuasaan Republik Indonesia (merah) dan Belanda (krem) di Pulau Jawa menurut Perjanjian Renville. ]]
Pada tanggal 21 Juli hingga 5 Agustus 1947, Belanda melanggar Perjanjian Linggarjati dengan melancarkan ''Operatie Product'' (Operasi Produk) atau [[Agresi Militer Belanda I]] demi merebut area-area produktif yang dikuasai oleh Republik, tetapi berdalih sedang melakukan ''politionele actie'' ("[[Aksi Polisionil|aksi polisionil]]") demi memulihkan keamanan dan ketertiban yang kacau, seperti pada [[Tragedi Mergosono]].{{Sfn|Ricklefs|1991|p=225}} Belanda nyatanya berhasil merebut sebagian besar daerah tersebut, tetapi operasi tersebut mendapat kecaman dari [[Dunia|dunia internasional]].<ref>{{Cite web|last=Raditya|first=Iswara N.|date=2018-07-21|title=Agresi Militer I: Saat Belanda Mengingkari Perjanjian Linggarjati|url=https://tirto.id/agresi-militer-i-saat-belanda-mengingkari-perjanjian-linggarjati-cs8T|website=tirto.id|language=id|access-date=2024-09-23}}</ref> [[Resolusi 27 Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa|Resolusi 27]] [[Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa]] (DK PBB) yang [[s:Resolusi_Dewan_Keamanan_PBB_27|menyerukan gencatan senjata bagi pihak Belanda dan pihak Indonesia]] menyebabkan Belanda terpaksa menyanggupinya.<ref>{{Cite web|last=Sitoresmi|first=Ayu Rifka|date=2023-08-23|title=Tugas Pokok Komisi Tiga Negara Adalah Menyelesaikan Konflik Indonesia dan Belanda|url=https://www.liputan6.com/hot/read/5377860/tugas-pokok-komisi-tiga-negara-adalah-menyelesaikan-konflik-indonesia-dan-belanda|website=liputan6.com|language=id|access-date=2024-09-24}}</ref> Mulai pada tanggal 8 Desember di geladak kapal [[USS Renville|USS ''Renville'']], pihak Indonesia (dipimpin oleh [[Amir Sjarifoeddin]]) dan pihak Belanda (dipimpin oleh [[Abdulkadir Widjojoatmodjo]]) melakukan perundingan ulang. Meskipun beberapa insiden terjadi selama perundingan (seperti pada [[Pembantaian Rawagede]]), kedua pihak berhasil menyepakati dan meratifikasi [[Perjanjian Renville]] pada tanggal 17 Januari 1948, yang berisi pengakuan atas garis demarkasi yang dijuluki ''Status Quo Lijn'' (Garis ''Status Quo'') atau "[[Garis Van Mook|Garis van Mook]]", yang membagi sepertiga wilayah [[Jawa]] dan sebagian besar [[Sumatra]] yang dikuasai oleh Republik Indonesia dengan wilayah lain yang dikuasai oleh Belanda.{{Sfn|Kahin|1952|p=226–228}}<ref>{{Cite web|title=Mengenal Batas Van Mook|url=https://kumparan.com/taufiq-sudjana/mengenal-batas-van-mook-1uztt1IE4pJ|website=kumparan|language=id-ID|access-date=2024-09-24}}</ref>
[[Berkas:Lukisan Sudirman Ditandu.jpg|jmpl|275x275px|Lukisan [[Soedirman]] yang sedang ditandu sembari memimpin pasukan gerilya. Dilukis oleh Hardjanto.]]
Para tokoh [[Oposisi (politik)|oposisi]] [[Front Demokrasi Rakyat]] (FDR) mulai melakukan [[Peristiwa Madiun|pemberontakan di Madiun]] pada tanggal 18 September 1948 dan sebagian besar dari mereka berhasil ditangkap dan dieksekusi dalam waktu tiga bulan oleh [[Tentara Nasional Indonesia]] (TNI).<ref>{{cite journal|last=Sugiyama|first=Akiko|year=2011|title=Remembering and forgetting Indonesia's Madiun Affair: personal narratives, political transitions, and historiography, 1948–2008|url=http://cip.cornell.edu/seap.indo/1319755160|journal=Indonesia|volume=92|pages=19–42|ref=harv}}</ref> Namun, kejadian tersebut menjadi peluang bagi Belanda untuk melancarkan ''Operatie Kraai'' (Operasi Gagak) atau [[Agresi Militer Belanda II]] pada tanggal 19 Desember demi membubarkan Republik.{{Sfn|Ricklefs|1993|p=223}} Dalam waktu singkat, pasukan Belanda berhasil menguasai [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]] serta membuang Soekarno, Hatta, dan beberapa petinggi lain ke [[Pulau Bangka|Bangka]], sementara pasukan TNI yang tersisa melancarkan pertempuran [[gerilya]] di bawah komando [[Soedirman]] selama beberapa bulan. [[Syafruddin Prawiranegara]] yang mendengar berita tersebut ketika di [[Kota Bukittinggi|Bukittinggi]] segera membentuk [[Pemerintahan Darurat Republik Indonesia]] (PDRI),{{sfn|Kahin|Kahin|2003|p=94}} sementara dunia internasional sekali lagi mengecam tindakan Belanda, hingga DK PBB mengeluarkan [[Resolusi 63 Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa|Resolusi 63]] yang menyerukan penghentian pertikaian dan menuntut pembebasan [[tawanan perang]].<ref>{{Cite thesis|title=The United Nations and national independence: the Indonesian question: A peaceful settlement; the Algerian problem: A case study in evolution study in evolution|date=1961|publisher=Graduate Student Theses, Dissertations, & Professional Papers|last=Agha|first=Issam Abdul|degree=Thesis|url=https://scholarworks.umt.edu/etd/8652}}</ref> Demi menampik tuduhan bahwa Indonesia telah bubar, pasukan TNI melancarkan [[Serangan Umum 1 Maret 1949|serangan umum terhadap pasukan Belanda]] di Yogyakarta pada tanggal 1 Maret 1949 dan nyatanya berhasil menguasai kota tersebut selama enam jam.<ref>{{Cite web|title=Serangan Umum 1 Maret 1949 - Ensiklopedia|url=https://esi.kemdikbud.go.id/wiki/Serangan_Umum_1_Maret_1949|website=esi.kemdikbud.go.id|access-date=2024-09-24}}</ref> Pada tanggal 7 Mei, pihak Indonesia (dipimpin oleh [[Mohamad Roem]]) dan pihak Belanda (dipimpin oleh [[Jan Herman van Roijen]]) menyepakati [[Perjanjian Roem-Roijen|Perjanjian Roem–van Roijen]], yang pada intinya menyetujui pengembalian [[Status quo|''status quo'']] sebelum Agresi II dan kesediaan Indonesia untuk ikut dalam konferensi pembentukan [[federasi]].<ref>{{Cite web|last=Isnanto|first=Bayu Ardi|title=Sejarah Perjanjian Roem-Royen: Latar Belakang, Isi, dan Tokohnya|url=https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7164441/sejarah-perjanjian-roem-royen-latar-belakang-isi-dan-tokohnya|website=detikedu|language=id-ID|access-date=2024-09-24}}</ref> Pasukan TNI kembali melakukan [[Serangan Umum Surakarta|serangan umum terhadap tentara Belanda]] di [[Kota Surakarta|Surakarta]] pada tanggal 7 Agustus dan berhasil menduduki kota tersebut hingga tanggal 10 Agustus.<ref name="pertempuran">{{cite journal|authors=Sri Bulan Rahmawati, Abdul Muntholib, Romadi|year=2016|title=Pertempuran Empat Hari di Kota Surakarta Tahun 1949|url=https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jih/article/view/19726|journal=Journal of Indonesian History|volume=5|page=66-67|issn=2252-6633|number=1}}</ref>
[[Berkas:Ronde Tafel Conferentie , slotzitting in Ridderzaal, duplikaat overzicht, Bestanddeelnr 903-6872.jpg|kiri|jmpl|275x275px|Sesi terakhir [[Konferensi Meja Bundar]] (KMB) di [[Ridderzaal]], [[Den Haag]] pada tanggal 2 November 1949.]]
Para petinggi yang telah dilepaskan dari pengasingan tiba di Yogyakarta pada tanggal 6 Juli, kemudian menyetujui Perjanjian Roem–van Roijen dan sekaligus mengambil kembali mandat pemerintahan dari PDRI pada tanggal 13 Juli. [[Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo]] yang sejak awal menolak Republik Indonesia akhirnya mendirikan [[Negara Islam Indonesia]] (NII) dan membentuk [[Tentara Islam Indonesia]] (TII) pada tanggal 7 Agustus.<ref name="DI">{{cite web|author=Andrea HP|title=The History of Darul Islam (DI) and Kartosuwiryo|url=https://www.academia.edu/8303411|work=academia.edu|accessdate=16 May 2015}}</ref> Pada tanggal 23 Agustus, pihak Belanda, pihak Republik, dan utusan [[Majelis Permusyawaratan Federal]] (BFO, beranggotakan [[Negara boneka|negara-negara boneka]] bentukan Belanda) memulai [[Konferensi Meja Bundar]] (KMB) di [[Den Haag]], [[Belanda]]. Pada tanggal 2 November, semua pihak menandatangani [[Konferensi Meja Bundar|Perjanjian Meja Bundar]], yang menyetujui pembentukan [[negara]] [[Republik Indonesia Serikat]] (RIS) dan [[Konstitusi Republik Indonesia Serikat|konstitusinya]] serta menjanjikan penyerahan kedaulatan tanpa syarat dari Belanda kepada RIS.{{sfn|Agung|1973|p=70}} Perjanjian tersebut diratifikasi oleh [[Komite Nasional Indonesia Pusat|KNIP]] pada tanggal 14 Desember dan [[Dewan Negara Belanda]] pada tanggal 21 Desember.{{sfn|Kahin|1961|p=443-444}} Akhirnya pada tanggal 27 Desember, [[Juliana dari Belanda|Juliana]] ([[Daftar penguasa Belanda|Ratu Belanda]]) dari pihak Belanda bersama Mohammad Hatta dari pihak Indonesia menandatangani Akta Penyerahan Kedaulatan (''Akte van Soevereiniteitsoverdracht'') di [[Istana Raja Amsterdam|Istana Kerajaan Amsterdam]], [[Belanda]].<ref>{{Cite web|title=Soevereiniteitsoverdracht aan Indonesië in 1949|url=https://www.parlement.com/id/vhm0l02igvut/soevereiniteitsoverdracht_aan_indonesie|website=www.parlement.com|language=nl|access-date=2024-09-25}}</ref> Upacara serupa diadakan pada hari yang sama di Istana Rijswijk (sekarang [[Istana Negara]]), dengan [[Antonius Hermanus Johannes Lovink|Antonius Lovink]] ([[Daftar Gubernur-Jenderal Hindia Belanda|Komisaris Tinggi Hindia Belanda]]) dari pihak Belanda dan [[Hamengkubuwana IX]] dari pihak Indonesia.<ref>{{Cite web|last=Basmatulhana|first=Hanindita|title=Pengakuan Belanda atas Kedaulatan Indonesia di Forum KMB|url=https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6235991/pengakuan-belanda-atas-kedaulatan-indonesia-di-forum-kmb#:~:text=Belanda%20Mengakui%20Kedaulatan%20Indonesia&text=Penyerahan%20dilakukan%20oleh%20Ratu%20Belanda,kepada%20Sri%20Sultan%20Hamengkubuwono%20IX.|website=detikedu|language=id-ID|access-date=2024-09-25}}</ref>
==== Demokrasi federal ====
{{utama|Republik Indonesia Serikat}}
[[Berkas:Map of the United States of Indonesia-id.svg|jmpl|400x400px|Pembagian administratif di [[Republik Indonesia Serikat]] (RIS).]]
Sebagai akibat dari [[Konferensi Meja Bundar|Perjanjian Meja Bundar]], [[Republik Indonesia Serikat]] (RIS) terbentuk secara resmi pada tanggal 27 Desember 1949, dengan [[Republik Indonesia (1949–1950)|Republik Indonesia]] (RI) sebagai salah satu [[Republik Indonesia Serikat#Negara bagian|negara bagian RIS]]. Namun akibat anggapan bahwa konsep [[Federasi|negara federal]] merupakan bentuk lain dari [[kolonialisme]] dan kurang mumpuni dalam menyatukan rakyat Indonesia yang sangat majemuk, negara RIS tidak dapat bertahan lama.{{sfn|Kahin|1970|p=450}} Pada tanggal 22–23 Januari 1950, [[Angkatan Perang Ratu Adil]] (APRA) di bawah pimpinan [[Raymond Westerling]] menyerang pasukan [[Tentara Nasional Indonesia]] (TNI) di [[Kota Bandung|Bandung]] dan [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] demi [[Kudeta APRA|menggulingkan Pemerintahan RIS]], meskipun akhirnya gagal.<ref>{{cite book|last=Westerling|first=Raymond Paul Pierre|year=1952|title=Mes aventures en Indonesie|language=fr|url-status=live}}</ref> Di saat yang sama, [[Negara Islam Indonesia|Tentara Islam Indonesia]] (TII) di bawah kepemimpinan [[Amir Fatah]] juga melancarkan aksi pemberontakan di [[Tegal Raya]].<ref>{{cite web|date=|title=Gerakan DI/TII Amir Fatah 1949-1950 : suatu pemberontakan kaum Santri di Daerah Tegal-Brebes|url=http://lib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-71599.pdf|publisher=University of Indonesia Library|accessdate=28 November 2014}}</ref> Pada bulan Maret–April 1950, hampir seluruh entitas konstituen dalam RIS membubarkan diri secara sukarela, hingga tersisa RI, [[Negara Sumatera Timur|Sumatera Timur]], dan [[Negara Indonesia Timur|Indonesia Timur]].{{sfn|Simanjuntak|2003|pp=99–100}} Pada tanggal 19 Mei, Pemerintah RIS mengumumkan piagam persetujuan yang berisi kesepakatan bersama ketiga negara bagian untuk "membentuk negara kesatuan sebagai penjelmaan dari negara Republik Indonesia yang berdasarkan pada Proklamasi 17 Agustus 1945".{{sfn|Agung|1995|p=786}}<ref>{{Cite news|last=Arum Sutrisni|first=Putri|date=2020-03-12|title=Kembali ke Negara Kesatuan|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/12/173000869/kembali-ke-negara-kesatuan|work=Kompas.com|access-date=2024-09-26}}</ref> Setelah dilakukan sejumlah persiapan, [[Soekarno]] secara resmi membubarkan RIS dan melanjutkan entitas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).{{sfn|Ricklefs|2008|pp=373–374}}
==== Demokrasi liberal ====
{{utama|Sejarah Indonesia (1950–1959)}}
[[Berkas:Presiden Sukarno.jpg|jmpl|[[Soekarno]], presiden pertama Indonesia.|251x251px]][[Berkas:Soevereiniteitsoverdracht Indonesie-2000px Foto Jan Zweerts.jpg|thumb|Piagam Penyerahan Kedaulatan Indonesia oleh Belanda]]
Pada tahun 1950-an dan 1960-an, pemerintahan Soekarno mulai mengikuti sekaligus merintis [[Gerakan Non-Blok|gerakan non-blok]] pada awalnya, kemudian menjadi lebih dekat dengan blok [[sosialisme|sosialis]], misalnya [[Tiongkok|Republik Rakyat Tiongkok]] dan [[Yugoslavia]].
==== Demokrasi terpimpin ====
{{utama|Sejarah Indonesia (1950–1959)}}
Tahun 1960-an menjadi saksi terjadinya konfrontasi militer terhadap negara tetangga, [[Malaysia]] ("''[[Konfrontasi Indonesia–Malaysia|Konfrontasi]]''"),<ref>van der Bijl, Nick. ''Confrontation, The War with Indonesia 1962–1966'', (London, 2007) ISBN 978-1-84415-595-8</ref> dan ketidakpuasan terhadap kesulitan ekonomi yang semakin besar. Selanjutnya pada tahun 1965 meletus peristiwa [[G30S]] yang menyebabkan kematian 6 orang [[jenderal]] dan sejumlah [[perwira]] menengah lainnya. Muncul kekuatan baru yang menyebut dirinya [[Orde Baru]] yang segera menuduh [[Partai Komunis Indonesia]] sebagai otak di belakang kejadian ini dan bermaksud menggulingkan pemerintahan yang sah serta mengganti ideologi nasional menjadi berdasarkan paham [[sosialisme|sosialis]]-[[komunisme|komunis]]. Tuduhan ini sekaligus dijadikan alasan untuk menggantikan pemerintahan lama di bawah Presiden Soekarno.
==== Transisi ====
{{Utama|Sejarah Indonesia (1965–1966)}}
==== Orde baru ====
{{utama|Orde Baru}}
[[Berkas:President Suharto, 1993.jpg|jmpl|Potret resmi [[Soeharto]], [[Presiden Indonesia]] ke-2, pada tahun 1993.|kiri|224x224px]]
Jenderal [[Soeharto]] menjadi Pejabat Presiden pada tahun 1967 dengan alasan untuk mengamankan negara dari ancaman [[komunisme]]. Sementara itu kondisi fisik Soekarno sendiri semakin melemah. Setelah Soeharto berkuasa, ratusan ribu warga Indonesia yang dicurigai terlibat pihak komunis dibunuh, sementara masih banyak lagi warga Indonesia yang sedang berada di luar negeri, tidak berani kembali ke tanah air, dan akhirnya dicabut [[kewarganegaraan]]nya. Tiga puluh dua tahun masa kekuasaan Soeharto dinamakan [[Orde Baru]], sementara masa pemerintahan Soekarno disebut [[Orde Lama]].
Baris 390 ⟶ 217:
Soeharto menerapkan ekonomi [[neoliberalisme|neoliberal]] dan berhasil mendatangkan [[investasi]] luar negeri yang besar untuk masuk ke Indonesia dan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar, meski tidak merata. Pada awal [[rezim]] Orde Baru kebijakan ekonomi Indonesia disusun oleh sekelompok ekonom lulusan Departemen Ekonomi [[Universitas California, Berkeley]], yang dipanggil "[[Mafia Berkeley]]".<ref>Wibowo, Sigit, Sjarifuddin. ''[https://web.archive.org/web/20080616191928/http://www.sinarharapan.co.id/berita/0606/05/sh02.html Ekonomi Indonesia Gagal karena Mafia Berkeley]'', Harian Umum Sore Sinar Harapan. Copyright © Sinar Harapan 2003. Diakses: Selasa, 6 Agustus 2008.</ref> Namun, Soeharto menambah kekayaannya dan keluarganya melalui praktik [[korupsi]], [[kolusi]], dan [[nepotisme]] yang meluas dan dia akhirnya dipaksa turun dari jabatannya setelah aksi [[demonstrasi]] besar-besaran dan kondisi ekonomi negara yang memburuk pada tahun 1998.
==== Reformasi ====
{{utama|Sejarah Indonesia (1998–sekarang)}}
Masa Peralihan ''Orde Reformasi'' atau [[Sejarah Indonesia (1998–sekarang)|Era Reformasi]] berlangsung dari tahun 1998 hingga 2001, ketika terdapat tiga masa [[Daftar presiden Indonesia|presiden]]: [[B. J. Habibie|Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie]], [[Abdurrahman Wahid]] dan [[Megawati Soekarnoputri]]. Pada tahun 2004, diselenggarakan [[Pemilihan umum Indonesia 2004|Pemilihan]] Umum satu hari terbesar di dunia<ref>{{cite press release
|publisher
|pages
|year
|title
|url
|format
|accessdate
|
}} {{Cite web |url=http://www.cartercenter.org/documents/2161.pdf |title=Salinan arsip |access-date=2008-07-29 |archive-date=2007-06-14 |archive-url=https://web.archive.org/web/20070614025148/http://www.cartercenter.org/documents/2161.pdf |dead-url=unfit }}</ref> yang dimenangkan oleh [[Susilo Bambang Yudhoyono]], sebagai presiden terpilih secara langsung oleh rakyat, yang menjabat selama dua periode. Pada tahun 2014, [[Joko Widodo]], yang lebih akrab disapa Jokowi, terpilih sebagai presiden ke-7.
Baris 436 ⟶ 262:
=== Geologi ===
{{main|Geologi Indonesia}}
{{main|Daftar gempa bumi di Indonesia|Daftar gunung berapi di Indonesia}}
[[Berkas:Map indonesia volcanoes.gif|
[[File:Merapi mountain.jpg|thumb|270px|[[Gunung Merapi]] gunung berapi paling aktif di Indonesia]]
[[File:JogjaEarthquake27Mei2006-3.jpg|thumb|270px|Kehancuran pada [[Gempa bumi Yogyakarta 2006]]]]
Secara [[Tektonika lempeng|tektonik]], sebagian besar wilayah Indonesia sangat tidak stabil karena lokasinya menjadi pertemuan dari beberapa lempeng tektonik, seperti [[lempeng Indo-Australia]], [[Lempeng Pasifik]], dan [[Lempeng Eurasia]]. Negara ini terletak di antara [[Cincin Api Pasifik]] dan [[Sabuk alpida]] sehingga memiliki banyak [[Daftar gunung berapi di Indonesia|gunung berapi]] dan sering mengalami [[Daftar gempa bumi di Indonesia|gempa bumi]].<ref name="bbc-volcanoid">{{cite web|date=5 November 2015|title=Indonesia: Volcano nation|url=https://www.bbc.com/news/world-asia-26167897|publisher=BBC|archive-url=https://web.archive.org/web/20171128105714/http://www.bbc.com/news/world-asia-26167897|archive-date=28 November 2017|access-date=28 November 2017|url-status=live}}</ref> [[Busur vulkanik]] berjajar mulai dari Sumatra, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, dan kemudian ke [[Kepulauan Banda]] di Maluku hingga ke timur laut Sulawesi.{{sfn|Witton|2003|p=38}} Dari sekitar 400 gunung berapi, kurang lebih 130 di antaranya masih aktif.<ref name="bbc-volcanoid" />
Sebuah letusan [[supervulkan]] pada sekitar 77.000 SM yang [[Teori bencana Toba|membentuk Danau Toba]] dipercaya mengakibatkan musim dingin vulkanik dan penurunan suhu dunia selama bertahun-tahun.<ref>{{cite magazine|url=https://www.forbes.com/sites/davidbressan/2017/08/11/early-humans-may-have-lived-through-a-supervolcano-eruption/|title=Early Humans May Have Lived Through A Supervolcano Eruption|last=Bressan|first=David|magazine=Forbes|date=11 Agustus 2017|access-date=11 Oktober 2017|url-status=live|archive-url=https://web.archive.org/web/20170811205248/https://www.forbes.com/sites/davidbressan/2017/08/11/early-humans-may-have-lived-through-a-supervolcano-eruption/|archive-date=11 Agustus 2017}}</ref> [[Letusan Tambora 1815|Letusan Tambora]] pada tahun 1815 dan [[Letusan Krakatau 1883|letusan Krakatau]] pada 1883 juga termasuk letusan gunung terbesar yang tercatat sepanjang sejarah.<ref>{{cite web|date=29 Mei 2016|title=Tambora|url=https://www.volcanodiscovery.com/tambora.html|publisher=Volcano Discovery|archive-url=https://web.archive.org/web/20161220181832/https://www.volcanodiscovery.com/tambora.html|archive-date=20 Desember 2016|access-date=20 December 2016|url-status=live}}</ref><ref>{{cite magazine|url=https://www.forbes.com/sites/davidbressan/2016/08/31/the-eruption-of-krakatoa-was-the-first-global-catastrophe/|title=The Eruption of Krakatoa Was the First Global Catastrophe|last=Bressan|first=David|magazine=Forbes|date=31 Agustus 2016|access-date=2 September 2017|url-status=live|archive-url=https://web.archive.org/web/20160902143003/https://www.forbes.com/sites/davidbressan/2016/08/31/the-eruption-of-krakatoa-was-the-first-global-catastrophe/|archive-date=2 September 2016}}</ref>
Gempa bumi terjadi hampir setiap hari di Indonesia dimana sebagian besar tidak dirasakan manusia. Peristiwa gempa bumi besar di Indonesia baru-baru ini adalah [[Gempa bumi dan tsunami Sulawesi 2018]] menewaskan setidaknya 4.300 jiwa. Guncangan mematikan juga terjadi [[Gempa bumi Yogyakarta 2006|gempa bumi Yogyakarta pada 27 Mei 2006]], menewaskan setidaknya 5.700 jiwa, dan menghancurkan ratusan ribu rumah. Peristiwa [[Gempa bumi berdorongan besar]] yang berdampak ke Indonesia dan terjadi belum lama ini adalah [[gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004]], dan menyebabkan tsunami besar yang juga berdampak pada negara lain.<ref>{{cite web|date=19 Mei 2005|title=Analysis of the Sumatra-Andaman Earthquake Reveals Longest Fault Rupture Ever|url=https://www.nsf.gov/news/news_summ.jsp?cntn_id=104179|publisher=National Science Foundation|access-date=15 Desember 2016|archive-date=2021-08-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20210812205404/https://www.nsf.gov/news/news_summ.jsp?cntn_id=104179|dead-url=no}}</ref> Indeks resiko dunia menempatkan Indonesia, sebagai negara paling rentan terhadap [[Bencana alam#Negara dengan resiko bencana alam tertinggi|bencana alam]] ke-tiga di dunia dengan skor 43 persen. === Lingkungan hidup ===
Baris 574 ⟶ 407:
|archive-url = https://web.archive.org/web/20171114103917/http://www.etan.org/et2005/may/22/19susilo.htm
|dead-url = no
}}</ref> Satu hal baik dari reformasi sejalan dengan mundurnya Suharto adalah mundurnya TNI dari parlemen setelah bubarnya [[Dwifungsi ABRI|Dwi Fungsi ABRI]], walaupun pengaruh militer dalam bernegara masih tetap kuat.
|title = Indonesia flashpoints: Aceh
|work = BBC News
Baris 700 ⟶ 533:
{{Location map~|Indonesia|lat_deg=0.8500|lon_deg =116.7000| lat_dir =S| lon_dir = E|label=[[Ibu Kota Nusantara|Nusantara]]}}
}}
Hingga saat ini, [[Ibu kota Indonesia|ibu kota negara]] Republik Indonesia berkedudukan di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]].<ref>{{Cite act|title=Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia|url=https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/39922/uu-no-29-tahun-2007|type=Undang-Undang|index=29|year=2007}} {{Cite web |url=https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/39922/uu-no-29-tahun-2007 |title=Salinan arsip |access-date=2022-08-21 |archive-date=2022-09-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220910094246/https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/39922/uu-no-29-tahun-2007 |dead-url=unfit }}</ref> Namun sejak tahun 2019, [[Pemerintah Indonesia]] melaksanakan proses [[Pemindahan Ibu kota Indonesia|pemindahan ibu kota Indonesia]] ke [[Nusantara (ibu kota terencana)|Ibu Kota Nusantara]], yang direncanakan akan diresmikan pada tahun 2024.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=2022-01-18|title=Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Ibu Kota Negara|url=http://www.dpr.go.id/dokakd/dokumen/PANSUS-RJ-20211214-125732-5084.pdf|website=www.dpr.go.id|work=[[Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia]]|publisher=[[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia]]|language=id|access-date=2022-01-18|archive-date=2022-01-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20220118053636/https://www.dpr.go.id/dokakd/dokumen/PANSUS-RJ-20211214-125732-5084.pdf|dead-url=no}}</ref>
Semenjak [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|kemerdekaan Indonesia]] pada tanggal 17 Agustus 1945, ibu kota negara Indonesia secara ''de facto'' berkedudukan di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Ibu kota negara sempat dipindahkan ke [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]] pada tanggal 4 Januari 1946 ketika pasukan [[Pemerintahan Sipil Hindia Belanda]] (NICA) menduduki Jakarta,<ref>Wiharyanto, A.K. 2009. Sejarah Indonesia Baru II. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma</ref> kemudian ke [[Kota Bukittinggi|Bukittinggi]] pada tanggal 19 Desember 1948 ketika pemerintah pusat lumpuh karena ditawannya [[Soekarno|Presiden Soekarno]] dan [[Mohammad Hatta|Wakil Presiden Hatta]] oleh pasukan militer [[Belanda]] dan tampuk pemerintahan dipegang sementara oleh [[Pemerintahan Darurat Republik Indonesia]] (PDRI),<ref>[https://web.archive.org/web/20150703050605/http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/295-pahlawan/3799-presiden-pemerintah-darurat-republik-indonesia''Presiden Pemerintah Darurat Republik Indonesia''] Tokohindonesia.com. Diakses 8 September 2013.</ref> lalu kembali lagi ke Yogyakarta pada tanggal 6 Juli 1949 setelah kembalinya Soekarno-Hatta dari penawanan. Pada masa [[Republik Indonesia Serikat]] (RIS), ibu kota [[Republik Indonesia (1949–1950)|Negara Bagian Republik Indonesia]] berkedudukan di Yogyakarta sementara ibu kota federal RIS berada di Jakarta. Setelah kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1950, ibu kota negara kembali berkedudukan di Jakarta. Pada tanggal 28 Agustus 1961, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 1961 yang mengukuhkan status Jakarta sebagai ibu kota negara.<ref>{{Cite act|title=Pemerintahan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya|url=https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt530c1132af33e/node/656/penetapan-presiden-nomor-2-tahun-1961|type=Penetapan Presiden|index=2|year=1961}} {{Cite web |url=https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt530c1132af33e/node/656/penetapan-presiden-nomor-2-tahun-1961 |title=Salinan arsip |access-date=2022-08-21 |archive-date=2022-07-06 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220706025303/https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt530c1132af33e/node/656/penetapan-presiden-nomor-2-tahun-1961 |dead-url=unfit }}</ref>
Pada tahun 2019, [[Joko Widodo|Presiden Joko Widodo]] melalui Pemerintah Pusat membuat kajian rancangan,<ref>{{Cite web|last=Post|first=The Jakarta|title=Indonesia studies new sites for capital city|url=https://www.thejakartapost.com/news/2017/04/10/indonesia-studies-new-sites-for-capital-city.html|website=The Jakarta Post|access-date=2022-08-21|archive-date=2022-05-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20220531013835/https://www.thejakartapost.com/news/2017/04/10/indonesia-studies-new-sites-for-capital-city.html|dead-url=no}}</ref> melakukan pencanangan,<ref>{{Cite news|date=16 Agustus 2019|editor-last=Persada|editor-first=Syailendra|title=Pidato Kenegaraan, Jokowi Sebut Pindahkan Ibu Kota ke Kalimantan|url=https://nasional.tempo.co/read/1236663/pidato-kenegaraan-jokowi-sebut-pindahkan-ibu-kota-ke-kalimantan|work=[[Tempo.co]]|language=id|access-date=19 Januari 2022|last=Nurita|first=Dewi|archive-date=2022-09-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20220912141453/https://nasional.tempo.co/read/1236663/pidato-kenegaraan-jokowi-sebut-pindahkan-ibu-kota-ke-kalimantan|dead-url=no}}</ref> dan menentukan letak wilayah dari ibu kota baru, yaitu sebagian dari wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan [[Kabupaten Kutai Kartanegara|Kutai Kartanegara]].<ref>{{Cite news|author=Ihsanuddin|date=26 Agustus 2019|editor-last=Galih|editor-first=Bayu|title=Jokowi: Ibu Kota Baru di Sebagian Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kaltim|url=https://www.kompas.com/nasional/read/2019/08/26/13351161/jokowi-ibu-kota-baru-di-sebagian-penajam-paser-utara-dan-kutai-kartanegara|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=19 Januari 2022|last=Ihsanuddin|archive-date=2022-12-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20221210041248/https://www.kompas.com/nasional/read/2019/08/26/13351161/jokowi-ibu-kota-baru-di-sebagian-penajam-paser-utara-dan-kutai-kartanegara|dead-url=no}}</ref> Pemerintah bahkan sempat membentuk tim-tim pelaksana pemindahan ibu kota pada bulan Januari 2020,<ref>{{Cite news|author=Andhika Prasetyo|date=13 Januari 2020|title=Putra Mahkota Abu Dhabi Jadi Dewan Pengarah Ibu Kota Baru|url=https://m.mediaindonesia.com/ekonomi/283012/putra-mahkota-abu-dhabi-jadi-dewan-pengarah-ibu-kota-baru|work=[[Media Indonesia]]|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230107143503/https://m.mediaindonesia.com/ekonomi/283012/putra-mahkota-abu-dhabi-jadi-dewan-pengarah-ibu-kota-baru|archive-date=7 Januari 2023|access-date=19 Januari 2022}}</ref><ref>{{Cite news|last=Hamdani|first=Trio|date=7 Februari 2020|title=Pemerintah Bentuk Tim Khusus Kebut Pemindahan Ibu Kota|url=https://finance.detik.com/properti/d-4890112/pemerintah-bentuk-tim-khusus-kebut-pemindahan-ibu-kota|work=[[Detik.com|detikcom]]|language=id|publisher=Detik Finance|archive-url=https://web.archive.org/web/20230107143048/https://finance.detik.com/properti/d-4890112/pemerintah-bentuk-tim-khusus-kebut-pemindahan-ibu-kota|archive-date=7 Januari 2023|access-date=20 Januari 2022}}</ref> yang akan melaksanakan pembangunan pada pertengahan tahun 2020, tetapi harus ditunda akibat [[pandemi Covid-19]].<ref>{{Cite news|date=9 September 2020|title=Covid-19, Pemerintah Tunda Pembangunan Ibu Kota Baru|url=https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200909061259-532-544254/covid-19-pemerintah-tunda-pembangunan-ibu-kota-baru|work=[[CNN Indonesia]]|language=id|access-date=19 Januari 2022|archive-date=2022-09-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20220912140643/https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200909061259-532-544254/covid-19-pemerintah-tunda-pembangunan-ibu-kota-baru|dead-url=no}}</ref> Pada tanggal 18 Januari 2022, [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|Dewan Perwakilan Rakyat]] mengesahkan Undang-Undang Ibu Kota Negara, yang berisi pembentukan dan garis besar rencana pembangunan ibu kota baru, yang diberi nama [[Nusantara (ibu kota terencana)|Ibu Kota Nusantara]], yang kemudian diundangkan pada tanggal 15 Februari 2022.<ref>{{Cite act|title=Ibu Kota Negara|url=https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/198400/uu-no-3-tahun-2022|type=Undang-Undang|index=3|year=2022}} {{Cite web |url=https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/198400/uu-no-3-tahun-2022 |title=Salinan arsip |access-date=2022-08-21 |archive-date=2022-08-28 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220828145129/https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/198400/uu-no-3-tahun-2022 |dead-url=unfit }}</ref> Upacara simbolis penyatuan tanah [[Provinsi di Indonesia|ketiga puluh empat provinsi di Indonesia]] saat itu dilakukan oleh Presiden Jokowi bersama [[Daftar gubernur dan wakil gubernur petahana di Indonesia|para gubernur dan wakil gubernur se-Indonesia]] pada tanggal 14 Maret 2022 di [[Titik Nol Ibu Kota Nusantara]].<ref>{{cite news|date=14 Maret 2022|title=Tiba di Titik Nol Kilometer IKN, Presiden Satukan Tanah dan Air Nusantara|url=https://www.presidenri.go.id/siaran-pers/tiba-di-titik-nol-kilometer-ikn-presiden-satukan-tanah-dan-air-nusantara/|language=id|publisher=[[Presiden Republik Indonesia]]|access-date=15 Maret 2022|archive-date=2022-09-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20220912140121/https://www.presidenri.go.id/siaran-pers/tiba-di-titik-nol-kilometer-ikn-presiden-satukan-tanah-dan-air-nusantara/|dead-url=no}}</ref>
== Ekonomi ==
Baris 1.015 ⟶ 848:
{{utama|Agama di Indonesia}}
[[Berkas:Masjid Istiqlal - Panoramio.jpg|jmpl|300x300px|[[Masjid Istiqlal]] di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], yang merupakan masjid nasional terbesar di Indonesia.]]
Meskipun menjamin kebebasan beragama dalam konstitusi,{{sfn|UUD 1945|loc=Pasal 29 ayat (2)}} pemerintah hanya mengakui enam agama yaitu: [[Islam]], [[Protestanisme|Protestan]], [[Katolik Roma|Katolik]], [[Agama Hindu|Hindu]], [[Agama Buddha|Buddha]], dan [[Agama Konghucu|Konghucu]]: sementara itu, penganut [[Agama asli Nusantara|agama tradisional ataupun agama-agama lainnya]] hanya mendapatkan pengakuan terbatas sebagai "penghayat kepercayaan".<ref>{{Cite journal|last=Marshall|first=Paul|date=2018|title=The Ambiguities of Religious Freedom in Indonesia|url=https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/15570274.2018.1433588|journal=The Review of Faith & International Affairs|volume=16|issue=1|pages=85–96|doi=10.1080/15570274.2018.1433588|issn=1557-0274|access-date=2021-08-08|archive-date=2021-08-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20210808221412/https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/15570274.2018.1433588|dead-url=no}}</ref><ref>{{cite conference|surname=Siregar|given=Rospita Adelina|editor1=Dr. Lamhot Naibaho|editor2=Demsy Jura|title=Kebijakan Publik bila Mencantumkan Aliran Kepercayaan dalam Admininistrasi Kependudukan sebagai Bentuk Revitalisasi Pancasila|book-title=Seminar Nasional "Revitalisasi Indonesia melalui Identitas Kemajemukan Berdasarkan Pancasila", diselenggarakan oleh Pusat Sudi Lintas Agama dan Budaya—Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Kristen Indonesia. Jakarta, 22 November 2018|place=Jakarta|publisher=[[Universitas Kristen Indonesia|UKI Press]]|date=2018|pages=173–177|url=http://repository.uki.ac.id/842/1/Rospita.pdf|isbn=978-979-8148-96-5|ref=harv|access-date=2021-08-08|archive-date=2021-08-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20210808221414/http://repository.uki.ac.id/842/1/Rospita.pdf|dead-url=no}}</ref> . Dengan 231 juta penganut pada tahun 2018, Indonesia adalah negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar kedua di dunia. Sebanyak sekitar hampir 30 juta penduduk Indonesia atau lebih tepatnya 28,6 juta jiwa menganut agama [[Kristen]], di mana 20,2 juta penduduk merupakan penganut aliran Kristen Protestan sedangkan 8,3 juta penganut [[Gereja Katolik Roma|Kristen Katolik]], 4,7 juta penganut Hindu, 2 juta penganut Buddha, 81 ribu penganut Konghucu, dan 108 ribu penganut aliran kepercayaan lainnya (''terutama agama tradisional/lokal'').<ref name="data-agama-id" /> Agama Islam dipeluk oleh hampir seluruh warga Indonesia (sekitar 86,70%), Agama Kristen (Protestan & Katolik) kebanyakkan dipeluk oleh beberapa suku, yakni: [[Suku Batak|Batak]], [[Suku Toraja|Toraja]], [[Suku Dayak|Dayak]], [[Suku Nias|Nias]], [[Suku Minahasa|Minahasa]], [[Suku Ambon|Ambon]], dan lainnya. Kebanyakan pemeluk Hindu adalah [[Suku Bali]] dan [[India-Indonesia|Orang keturunan India di Indonesia]]<ref>{{Cite book|last=Oey|first=Eric|date=1995|url=https://www.worldcat.org/oclc/60286689|title=Bali|publisher=Periplus|isbn=962-593-028-0|oclc=60286689|url-status=live}}</ref> serta kebanyakan pemeluk Buddha dan Konghucu adalah orang [[Tionghoa-Indonesia]].<ref>{{Cite book|last=|date=2008|url=https://www.worldcat.org/oclc/469069147|title=Ethnic Chinese in Contemporary Indonesia|location=Singapore|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|isbn=9789812308351|editor-last=Suryadinata|editor-first=Leo|oclc=469069147|url-status=live}}</ref>
[[Berkas:Besakih Bali Indonesia Pura-Besakih-02.jpg|kiri|jmpl|300x300px|[[Pura Besakih]] di [[Kabupaten Karangasem|Karangasem]], [[Bali]], yang merupakan [[pura]] terbesar di Indonesia.]]
Penduduk asli Indonesia pada awalnya mempraktikkan [[animisme]], [[paganisme]] dan [[dinamisme]] lokal, yang merupakan kepercayaan umum bangsa Austronesia. Mereka menyembah roh leluhur dan percaya bahwa roh gaib ([[hyang]]) mungkin menghuni tempat-tempat tertentu, seperti pohon besar, batu, hutan, gunung, atau tempat keramat.<ref name="Ooi">{{Cite book|year=2004|url=http://www.ebook3000.com/dictionary/Southeast-Asia--A-Historical-Encyclopedia--From-Angkor-Wat-to-East-Timor--3-Volume-Set-_132751.html|title=Southeast Asia: a historical encyclopedia, from Angkor Wat to East Timor (3 vols)|location=Santa Barbara|publisher=[[ABC-CLIO]]|isbn=978-1576077702|editor1-last=Ooi|editor1-first=Keat Gin|pages=790 ff|oclc=646857823|access-date=2023-05-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20160808051416/http://www.ebook3000.com/dictionary/Southeast-Asia--A-Historical-Encyclopedia--From-Angkor-Wat-to-East-Timor--3-Volume-Set-_132751.html|archive-date=2016-08-08|dead-url=yes}}</ref> Contoh kepercayaan asli Indonesia di antaranya [[Sunda Wiwitan]], [[Kaharingan]], dan [[Kejawen]]. Mereka memberikan dampak yang signifikan pada penerapan agama-agama lain, seperti [[abangan]] Jawa, [[Agama Hindu Bali|Hindu Bali]], dan Kristen Dayak, yang dipraktikkan sebagai bentuk agama yang kurang [[Ortodoksi|ortodoks]] dan [[Sinkretisme|sinkretis]].<ref>{{Cite book|last=Magnis-Suseno|first=Franz|date=1997|url=https://www.worldcat.org/oclc/38466385|title=Javanese Ethics and World-View: The Javanese Idea of the Good Life|location=Jakarta|publisher=Gramedia Pustaka Utama|isbn=979-605-406-X|oclc=38466385|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite web|date=2003|title=2003 International Religious Freedom Report: Indonesia|url=https://2009-2017.state.gov/j/drl/rls/irf/2003/23829.htm|website=U.S. Department of State|access-date=13 Januari 2012.|archive-date=2021-08-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20210809081448/https://2009-2017.state.gov/j/drl/rls/irf/2003/23829.htm|dead-url=no}}</ref>
Pengaruh [[Hindu di Indonesia|agama Hindu]] mencapai Nusantara pada awal abad pertama Masehi.<ref>{{Cite book|last=Gonda|first=Jan|date=1975|url=https://books.google.co.id/books?id=X7YfAAAAIAAJ|title=Handbook of Oriental Studies. Section 3 Southeast Asia, Religions|publisher=Brill|chapter=The Indian Religions in Pre-Islamic Indonesia and their survival in Bali|url-status=live}}</ref> [[Kerajaan Salakanagara]] di Jawa Barat sekitar tahun 130 merupakan kerajaan terkait [[India Raya]] pertama yang tercatat dalam sejarah Nusantara.<ref>Darsa, Undang A. 2004. "Kropak 406; Carita Parahyangan dan Fragmen Carita Parahyangan", Makalah disampaikan dalam Kegiatan Bedah Naskah Kuna yang diselenggarakan oleh Balai Pengelolaan Museum Negeri Sri Baduga. Bandung-Jatinangor: Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran: hlm. 1–23.</ref> [[Buddhisme di Indonesia|Agama Buddha]] tiba sekitar abad ke-6,<ref>{{cite web|year=2005|title=Buddhism in Indonesia|url=http://www.buddhanet.net/e-learning/buddhistworld/indo-txt.htm|work=Buddha Dharma Education Association|publisher=|archive-url=https://web.archive.org/web/20190510074118/http://www.buddhanet.net/e-learning/buddhistworld/indo-txt.htm|archive-date=10 Mei 2019|access-date=3 Oktober 2006}}</ref> dan sejarahnya di Indonesia berhubungan erat dengan agama Hindu karena kedua agama ini dianut oleh beberapa kerajaan pada periode yang sama. Nusantara mengalami kebangkitan dan kejatuhan kerajaan Hindu dan Buddha yang kuat dan berpengaruh, seperti [[Majapahit]], [[Wangsa Sailendra|Sailendra]], [[Sriwijaya]], dan [[Medang]]. Meski tidak lagi menjadi mayoritas, agama Hindu dan Buddha tetap memiliki pengaruh besar pada budaya Indonesia.<ref>{{Cite journal|last=Rahman|first=Taufiq|date=2013|title='Indianization' of Indonesia in an Historical Sketch|url=http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/ijni/article/view/26|journal=International Journal of Nusantara Islam|volume=1|issue=2|pages=56–64|doi=10.15575/ijni.v1i2.26|issn=2355-651X|access-date=2021-08-09|archive-date=2021-08-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20210809133309/https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/ijni/article/view/26|dead-url=no}}</ref><ref>{{cite web|author=Sedyawati|first=Edi|date=19 Desember 2014|title=Influence of Hinduism and Buddhism on Indonesian culture|url=https://www.sanskritimagazine.com/india/global-influence-of-hinduism/influence-hinduism-buddhism-indonesian-culture/|publisher=Sanskriti Magazine|archive-url=https://web.archive.org/web/20170415194440/https://www.sanskritimagazine.com/india/global-influence-of-hinduism/influence-hinduism-buddhism-indonesian-culture/|archive-date=15 April 2017|access-date=6 Desember 2020|url-status=live}}</ref>
Baris 1.027 ⟶ 860:
Jumlah penganut [[Yahudi di Indonesia|agama Yahudi]] cukup besar di Nusantara setidaknya sampai tahun 1945, yang kebanyakan merupakan orang Belanda dan orang Yahudi Baghdadi. Sebagian besar di antara mereka meninggalkan Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan dan agama Yahudi tidak pernah mendapatkan status resmi. Saat ini hanya sejumlah kecil orang Yahudi di Indonesia, yang kebanyakan berada di Jakarta dan Surabaya.<ref>{{cite web|author=Klemperer-Markman|first=Ayala|title=The Jewish Community in Indonesia|url=https://www.bh.org.il/jewish-community-indonesia/|website=Beit Hatfutsot|publisher=|archive-url=https://web.archive.org/web/20190804011540/https://www.bh.org.il/jewish-community-indonesia/|archive-date=4 Agustus 2019|access-date=12 Maret 2020|translator=Julie Ann Levy|url-status=live}}</ref>
Pada tingkat nasional dan regional, kepemimpinan dalam politik dan kelompok masyarakat sipil di Indonesia telah memainkan peran penting dalam hubungan antaragama, baik secara positif maupun negatif. Sila pertama Pancasila yang merupakan landasan filosofis Indonesia, yaitu Ketuhanan yang Maha Esa, sering menjadi pengingat toleransi beragama,<ref>{{Cite journal|last=Madjid|first=Nurcholish|date=1994|title=Islamic Roots of Modern Pluralism: Indonesian Experience|url=http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/studia-islamika/article/view/866|journal=Studia Islamika|volume=1|issue=1|doi=10.15408/sdi.v1i1.866|issn=2355-6145|access-date=2021-08-09|archive-date=2021-08-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20210809133302/http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/studia-islamika/article/view/866|dead-url=no}}</ref> meskipun kasus-kasus intoleransi juga telah terjadi.<ref name="RIP">{{cite book|author=Harsono|first=Andreas|date=Mei 2019|url=https://www.google.co.id/books/edition/Race_Islam_and_Power/WQ-tvgEACAAJ|title=Race, Islam and Power: Ethnic and Religious Violence in Post-Suharto Indonesia|publisher=Monash University Publishing|isbn=978-1-925835-09-0|url-status=live|access-date=2021-08-09|archive-date=2023-01-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20230120071728/https://www.google.co.id/books/edition/Race_Islam_and_Power/WQ-tvgEACAAJ|dead-url=no}}</ref>
Walaupun Indonesia merupakan [[negara sekuler]] (bukan negara yang berlandaskan hukum agama), tetapi sebagian besar orang Indonesia menganggap agama sebagai hal yang esensial dan bagian integral dari kehidupan mereka.<ref>{{cite web|date=13 Juni 2018|title=How religious commitment varies by country among people of all ages|url=http://www.pewforum.org/2018/06/13/how-religious-commitment-varies-by-country-among-people-of-all-ages/|website=Pew Research Center|archive-url=https://web.archive.org/web/20180827174002/http://www.pewforum.org/2018/06/13/how-religious-commitment-varies-by-country-among-people-of-all-ages/|archive-date=27 Agustus 2018|access-date=23 November 2018|url-status=live}}</ref><ref>{{cite web|author=Pearce|first=Jonathan M.S.|date=28 Oktober 2018|title=Religion in Indonesia: An Insight|url=https://www.patheos.com/blogs/tippling/2018/10/28/religion-in-indonesia-an-insight/|website=Patheos|publisher=|archive-url=https://web.archive.org/web/20181028170242/https://www.patheos.com/blogs/tippling/2018/10/28/religion-in-indonesia-an-insight/|archive-date=28 Oktober 2018|access-date=23 November 2018|url-status=live}}</ref> === Pendidikan dan kesehatan ===
Baris 1.043 ⟶ 877:
Perbedaan IPM yang dilaporkan UNDP melalui [[Laporan Pembangunan Manusia|''Human Development Report'']] (HDR) dengan BPS terletak pada besarnya angka IPM dan perincian. Selama ini, memang perbedaan angka IPM sudah dianggap lazim. Namun, sejak sekitar tahun 2011, perbedaan angka IPM UNDP dan BPS meningkat secara signifikan. Dalam perihal perincian, karena UNDP melaporkan dalam tingkat internasional, laporan IPM Indonesia tidak dilaporkan hingga tingkat yang lebih rendah. Sebaliknya, karena BPS hanya melaporkan di tingkat nasional, BPS lebih memerinci, bahkan hingga IPM di tingkat kota/kabupaten dalam laporan beberapa tahun (laporan IPM hingga tingkat kota/kabupaten jarang). Namun, yang selalu dilaporkan di bawah tingkat nasional tentunya adalah laporan IPM di tingkat provinsi/daerah.
Berikut ini adalah daftar provinsi Indonesia menurut IPM tahun
{|class=wikitable
!Peringkat
!Provinsi
!IPM 2023
!Perubahan (%)
|-
Baris 1.055 ⟶ 889:
|1 {{steady}}
|{{flag|Daerah Khusus Ibukota Jakarta}}
|
|{{increase}} 0,
|-
|2 {{steady}}
|{{flag|Daerah Istimewa Yogyakarta}}
|
|{{increase}} 0,
|-
! colspan=4 | {{fontcolor|green|Pembangunan Manusia Tinggi}}
|-
|3 {{steady}}
|{{flag|
|
|{{increase}} 0,
|-
|4 {{steady}}
|{{flag|
|
|{{increase}} 0,
|-
|5 {{steady}}
|{{flag|Bali}}
|
|{{increase}} 0,
|-
|6 {{steady}}
|{{flag|
|
|{{increase}} 0,
|-
|7 {{steady}}
|{{flag|
|
|{{increase}} 0,
|-
|8 {{steady}}
|{{flag|
|
|{{increase}} 0,
|-
|9 {{steady}}
|{{flag|
|
|{{increase}} 0,
|-
|10 {{steady}}
|{{flag|
|
|{{increase}} 0,
|-
|11 {{
|{{flag|Aceh}}
|
|{{increase}} 0,
|-
|
|{{flag|
|
|{{increase}} 0,
|-
|
|{{flag|Jawa Timur}}
|
|{{increase}} 0,
|-
|
|{{flag|
|
|{{increase}} 0,
|- style="background-color: #ccf;"
|
|'''{{flag|Indonesia}}'''
|74,39 (0,743)
|{{increase}} 0,62
|-
|15 {{steady}}
|{{flag|Bengkulu}}
|74,30 (0,730)
|{{increase}} 0,62
|-
|16 {{steady}}
|{{flag|
|
|{{increase}} 0,
|-
|17 {{steady}}
|{{flag|
|
|{{increase}} 0,
|-
|18 {{steady}}
|{{flag|
|
|{{increase}} 0,
|-
|19 {{steady}}
|{{flag|
|
|{{increase}} 0,
|-
|20 {{
|{{flag|
|
|{{increase}} 0,
|-
|21 {{
|{{flag|
|
|{{increase}} 0,
|-
|22 {{
|{{flag|
|
|{{increase}} 0,
|-
|23 {{steady}}
|{{flag|
|
|{{increase}} 0,
|-
|24 {{steady}}
|{{flag|
|
|{{increase}} 0,
|-
|25 {{steady}}
|{{flag|
|
|{{increase}} 0,
|-
|26 {{steady}}
|{{flag|
|
|{{increase}} 0,
|-
|27 {{steady}}
|{{flag|
|
|{{increase}} 0,
|-
|28 {{steady}}
|{{flag|
|
|{{increase}} 0,
|-
|29 {{steady}}
|{{flag|
|
|{{increase}} 0,
|-
|30 {{steady}}
|{{flag|Kalimantan Barat}}
|
|{{increase}} 0,
|-
! colspan=4 | {{fontcolor|#f90|Pembangunan Manusia Sedang}}
|-
|31 {{steady}}
|{{flag|Sulawesi Barat}}
|
|{{increase}} 0,
|-
|32 {{steady}}
|{{flag|Nusa Tenggara Timur}}
|
|{{increase}} 0,
|-
|33 {{steady}}
|{{flag|Papua Barat}}
|
|{{increase}} 0,
|-
|34 {{steady}}
|{{flag|Papua}}
|
|{{increase}} 0,
|}
Baris 1.385 ⟶ 1.219:
|work= [[Kompas.com]]
}}</ref> meskipun kepopulerannya berkurang pada awal tahun 1990-an. Antara tahun 2000 hingga 2005, jumlah film Indonesia yang dirilis setiap tahun meningkat.<ref name="kompasmovies" /> Film [[Laskar Pelangi]] (2008) yang diangkat dari novel karya [[Andrea Hirata]] menjadi film terlaris Indonesia dengan jumlah penonton terbanyak sepanjang sejarah perfilman Indonesia hingga tahun 2016.<ref>{{Cite news|date=30 Maret 2017|title=Menengok 10 Film Indonesia Terlaris Dalam 10 Tahun Terakhir|url=https://kumparan.com/kumparanhits/menengok-10-film-indonesia-terlaris-dalam-10-tahun-terakhir|work=[[Kumparan (situs web)|Kumparan]]|language=id-ID|access-date=2022-01-15|last=Pramantie|first=Caroline|archive-date=2022-01-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20220116012323/https://kumparan.com/kumparanhits/menengok-10-film-indonesia-terlaris-dalam-10-tahun-terakhir|dead-url=no}}</ref>
=== Kesusastraan ===
[[Berkas:Chairil Anwar.jpg|al=Sastrawan ternama di Indonesia|jmpl|[[Chairil Anwar]]]]
{{utama|Sastra Indonesia}}
Bukti tulisan tertua di Indonesia adalah berbagai prasasti berbahasa [[Sanskerta]] pada abad ke-5 [[Masehi]].<ref>{{Cite book|date=2000|url=https://books.google.com/books?id=w8NhAAAAMAAJ&newbks=0&hl=en|title=Literacy and Writing Systems in Asia|publisher=Department of Linguistics, University of Illinois at Urbana-Champaign|pages=137|language=en|url-status=live}}</ref> Figur penting dalam sastra modern Indonesia termasuk: pengarang Belanda [[Multatuli]] yang mengkritik perlakuan Belanda terhadap Indonesia selama zaman penjajahan Belanda; [[Muhammad Yamin]] dan [[Hamka]] yang merupakan penulis dan politikus pra-kemerdekaan;
|last = Czermak
|first = Karen
Baris 1.442 ⟶ 1.277:
* [[Mafilindo]]
* [[Daftar provinsi Indonesia menurut IPM]]
== Catatan ==
{{notelist}}
== Referensi ==
{{reflist}}
== Kepustakaan ==
* {{Cite book | surname = Agung | given = Ide Anak Agung Gde| author-link = Ide Anak Agung Gde Agung | title = Twenty Years Indonesian Foreign Policy: 1945–1965 | publisher = Mouton & Co | year = 1973 | isbn = 979-8139-06-2 |ref=harv}}
* {{cite book |ref=harv | given = Ide Anak Agung Gde | surname = Agung |translator-last1= Owens|translator-first1= Linda|year= 1996|orig-year= 1995|title= From the Formation of the State of East Indonesia Towards the Establishment of the United States of Indonesia|publisher= Yayasan Obor |isbn= 979-461-216-2}}
* {{cite book|last=Badan Pusat Statistik|year=2020|title=Statistik Indonesia 2020|url=https://www.bps.go.id/publication/2020/04/29/e9011b3155d45d70823c141f/statistik-indonesia-2020.html|publisher=Badan Pusat Statistik|location=Jakarta|ref={{sfnref|BPS|2020}}}}
* {{cite book|last=Badan Pusat Statistik|year=2021|title=Statistik Indonesia 2021|url=https://www.bps.go.id/publication/2021/02/26/938316574c78772f27e9b477/statistik-indonesia-2021.html|publisher=Badan Pusat Statistik|location=Jakarta|archive-url=https://web.archive.org/web/20210810123515/https://www.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=OTM4MzE2NTc0Yzc4NzcyZjI3ZTliNDc3&xzmn=aHR0cHM6Ly93d3cuYnBzLmdvLmlkL3B1YmxpY2F0aW9uLzIwMjEvMDIvMjYvOTM4MzE2NTc0Yzc4NzcyZjI3ZTliNDc3L3N0YXRpc3Rpay1pbmRvbmVzaWEtMjAyMS5odG1s&twoadfnoarfeauf=MjAyMS0wOC0xMCAxOToxMDo1Nw%3D%3D|archive-date=10 Agustus 2021|ref={{sfnref|BPS|2021}}}}
* {{cite book |last=Djiwandono |first=Soedjati |year=1996 |title= Konfrontasi Revisited: Indonesia's Foreign Policy Under Soekarno|location=Jakarta |publisher=[[Centre for Strategic and International Studies]] |ref=harv}}
* {{cite book|editor-surname1=Frederick|editor-given1=William H.|editor-surname2=Worden|editor-given2=Robert L.|year=2011|title=Indonesia: A Country Study|series=Area handbook series, 39|others=[[Library of Congress]], Federal Research Division|edition=6|place=Washington, DC|publisher=U.S. Government Printing Office|url=https://books.google.com/books?id=6dgmXWMgWcwC|isbn=978-0-8444-0790-6|lang=en|ref=Frederick; Worden}}
* {{cite book|surname=Friend|given=T.|title=Indonesian Destinies|url=https://archive.org/details/indonesiandestin00theo|publisher=[[Harvard University Press]]|year=2003|isbn=0-674-01137-6|language=en|ref=harv}}
* {{Cite book|surname=Kahin|given=George McTurnan|year=1952|title=Nationalism and Revolution in Indonesia|url=https://archive.org/details/nationalismrevol0000kahi|location=Ithaca, New York|publisher=Cornell University Press|author-link=George McTurnan Kahin|ref=harv}}
* {{Cite book|surname=Kahin|first=George McTurnan|year=1961|title=Nationalism and Revolution in Indonesia|location=Ithaca, New York|publisher=Cornell University Press|author-link=George McTurnan Kahin|orig-year=1952|ref=harv}}
* {{Citation | surname = Kahin | given = George McTurnan|author-link = George McTurnan Kahin | title = Nationalism and Revolution in Indonesia | publisher = Cornell University Press | year = 1970 |orig-year=1952| isbn = 9780801491085 | ref=harv}}
* {{cite book |last1=Kahin |first1=George McTurnan |last2=Kahin |first2=Audrey |title=Southeast Asia: A Testament |publisher=Routledge Curzon |location=London |year=2003 |isbn=0-415-29975-6|ref=harv}}
* {{cite web|last1=Na'im|first1=Akhsan|last2=Syaputra|first2=Hendry|date=2010|title=Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia|url=http://www.bps.go.id/website/pdf_publikasi/watermark%20_Kewarganegaraan%2C%20Suku%20Bangsa%2C%20Agama%20dan%20Bahasa_281211.pdf|publisher=[[Badan Pusat Statistik]] (BPS)|archive-url=https://web.archive.org/web/20150923194534/http://www.bps.go.id/website/pdf_publikasi/watermark%20_Kewarganegaraan%2C%20Suku%20Bangsa%2C%20Agama%20dan%20Bahasa_281211.pdf|archive-date=23 September 2015|dead-url=no|access-date=23 September 2015|ref=harv}}
* {{cite book |surname=Ricklefs |given=Merle Calvin |title=A History of Modern Indonesia: c.1300 to the Present |publisher=MacMillan |year=1981 |location=London |language=en |ref=harv}}
* {{cite book |surname=Ricklefs |given=Merle Calvin |title=A History of Modern Indonesia Since c.1300 |edition=2 |publisher=MacMillan |year=1991 |location=London |language=en |isbn=0-333-57689-6 |ref=harv}}
* {{cite book |surname=Ricklefs |given=Merle Calvin |title=A History of Modern Indonesia Since c. 1300 |publisher=Stanford University Press |location=San Francisco, CA |year=1993 |ref=harv}}
* {{cite book|surname=Ricklefs|given=Merle Calvin|authorlink=Merle Ricklefs|year=2001|title=A history of modern Indonesia since c. 1200|url=https://books.google.com/books?id=0GrWCmZoEBMC |edition=3|place=Basingstoke; Stanford, CA|publisher=Palgrave; [[Stanford University]] Press|isbn=978-0-8047-4480-5|language=en|ref=harv}}
*{{Cite book|
* {{citation|last=Pemerintah Indonesia|year=1945|title=Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945|url=https://id.wikisource.org/wiki/Undang-Undang_Dasar_Negara_Republik_Indonesia_Tahun_1945|ref={{sfnref|UUD 1945}}}}
* {{cite book|surname=Schwarz|given=A.|year=1994|title=A Nation in Waiting: Indonesia in the 1990s|url=https://archive.org/details/nationinwaitingi00schw|publisher=Westview Press|isbn=1-86373-635-2|language=en|ref=harv}}
* {{Cite book | given = P. N. H. | surname = Simanjuntak | title = Kabinet-Kabinet Republik Indonesia: Dari Awal Kemerdekaan Sampai Reformasi | publisher = Djambatan | place = Jakarta | year = 2003 | language = id | isbn = 979-428-499-8 |ref=harv}}
* {{cite book|surname=Taylor|given=Jean Gelman|title=Indonesia: Peoples and Histories|url=https://archive.org/details/indonesiapeoples0000tayl|publisher=Yale University Press|year=2003|place=New Haven and London|isbn=0-300-10518-5|language=en|ref=harv}}
* {{cite book|surname=Vickers|given=Adrian|title=A History of Modern Indonesia|url=https://archive.org/details/historyofmoderni00adri|publisher=[[Cambridge University Press]]|year=2005|isbn=0-521-54262-6|language=en|ref=harv}}
|