Suku Ogan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Senafal (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Pranala sama dengan teksnya)
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 74:
 
=== Kabupaten Ogan Komering Ulu ===
Kabupaten Ogan Komering Ulu terletak 200 km ke selatan dari Kota Palembang. Kabupaten ini berpusat di Kota Baturaja. Mayoritas penduduk OKU merupakan petani kopi dan karet. Mayoritas Suku Ogan bermukim dan tinggal di kabupaten ini dan merupakan satu-satunya kabupaten mayoritas Suku Ogan di Sumatera Selatan. Suku Ogan sendiri dapat ditemui hampir di semua kecamatan atau [[Marga (Sumatera Selatan)|marga]] di OKU selain Kecamatan Sosoh Buay Rayap dan Lengkiti yang merupakan wilayah Suku Komering dan Daya terutama di pinggiran Sungai Ogan. Beberapa kecamatan dan desa yang merupakan daerah Suku Ogan antara lain:<ref>{{Cite web|last=Densiusman|date=Rabu, 23 Mei 2012|title=densiusman: PENGGUNA BAHASA OGAN|url=http://densi-usman.blogspot.com/2012/05/pengguna-bahasa-ogan.html|website=densiusman|access-date=2022-03-02}}</ref> :
{| class="wikitable sortable"
!'''No'''
Baris 338:
 
== Pembagian ==
Berdasarkan hunian masyarakat sepanjang hulu sungai Ogan, suku Ogan dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu suku Ogan Ulakan dan Ogan Uluan.<ref>{{Cite book|last=FAJRI|first=ZAINAL ARIFIN|last2=SYAFNIL|first2=RAHMAN|url=https://play.google.com/books/reader?id=LcbODwAAQBAJ&pg=GBS.PA18&hl=id&printsec=frontcover|title=BERMUKIM DI TEPIAN SUNGAIETNOGRAFI MASYARAKAT DAN BUDAYA KOMUNITAS OGAN DI PENGANDONAN|publisher=IRDH|isbn=978-623-7343-44-8|language=id}}</ref>.
 
=== Suku Ogan Ulakan (Hilir) ===
Baris 369:
 
=== Marge ===
Marge atau Marga adalah salah satu sistem pemerintahan tradisional di Uluan dengan struktur dan aturan yang berlaku di [[Sumatera Selatan|Sumatera Selatan]]. Pada masyarakat Ogan, Marge sendiri ditentukan berdasarkan ''jurai'' (keturunan), kesamaan bahasa dan lain-lain. Sebuah marge Ogan menaungi beberapa dusun di bawahnya baik secara genealogis maupun kewilayahan. Pada suatu marge Ogan dijabat oleh seorang ''pesirah'' yang dipilih secara demokratis, meskipun status pesirah ini diteruskan jabatannya ke anak cucunya.
 
Suku Ogan memiliki beberapa marge dan sampai sekarang ini masih dijaga sebagai wujud pelestarian identitas dan budaya. Beberapa orang Ogan pun bahkan menyematkan nama marga di belakang namanya seperti marga Samikerian. Marge-marge Ogan tersebut antara lain :
Baris 389:
=== Pernikahan ===
[[Berkas:Tjaunang.jpg|jmpl|Gadis Suku Ogan dari Dusun Batoeradja, Marga Bindung Langit Lawang Kulon, Ogan Ulu Tahun 1910]]
Pada dasarnya terdapat 3 ketentuan adat mengenai Pernikahan dalam masyarakat Suku Ogan yaitu Belaki Bebini, Kambik Anak, dan Senak Anak.<ref>{{Cite web|title=POLA PERKAWINAN ADAT PADA MASYARAKAT OGAN DI DESA SINGAPURA KECAMATAN SEMIDANG AJI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN|url=https://123dok.com/document/4yr1e6vq-perkawinan-masyarakat-singapura-kecamatan-semidang-kabupaten-komering-sumatera.html|website=123dok.com|language=id|access-date=2022-02-14}}</ref>. Belaki atau Bebini merupakan konsep patrilineal Suku Ogan ketika sang istri setelah pernikahan (''payuan'') akan tinggal bersama dengan keluarga suami, biasanya sang suami harus menyediakan daigadaian/uang jujur. Kambik Anak adalah konsep matrilineal Suku Ogan ketika sang suami setelah menikah akan tinggal bersama keluarga istri, biasanya Kambik Anak disebabkan karena sang suami tidak berkecukupan atau bisa karena sang istri merupakan tulang punggung penting dan lebih berpengaruh. Dan Senak Anak merupakan konsep bilateral antar dua keluarga suami dan istri di mana mereka membina rumah tangga sendiri dan meneruskan keturunan kepada anaknya yang akan mewarisi darah kedua jurai.
 
Tercatat ada beberapa tradisi unik dari setiap masyarakat suku Ogan di wilayah manapun mengenai pernikahan. Beberapa diantaranya seperti Hajat Batin, Ngukus, Pengadangan, Ningkuk, dan lain-lain.
Baris 395:
Hajat Batin dan Ngukus merupakan perayaan yang dilakukan oleh masyarakat jelang pernikahan. Hajat Batin adalah acara bagi laki-laki dalam suatu kampung yang utamanya bapak-bapak untuk melakukan kegiatan penunjang jelang upacara pernikahan. kegiatan yang dilakukan adalah bahu membahu mendirikan tenda dilokasi acara. Ada dua jenis tenda yang mereka dirikan. Tenda pertama adalah tenda utama untuk gelaran resepsi atau sedekah. Tenda kedua adalah tenda yang kelak akan dipakai oleh para rebai (hebai/ibu ibu) dalam aktivitas Ngukus. Ngukus sendiri adalah acara bagi perempuan, utamanya bagi ibu-ibu, untuk menyiapkan bahan makanan untuk keluarga besan dan para tetamu yang kelak hadir dalam acara sedekah atau resepsi. Hingga saat ini tradisi ini masih sering ditemukan di beberapa wilayah kediaman suku Ogan, yang tujuannya adalah menjalin erat silaturrahmi sesama warga masyarakat.
[[Berkas:Infografis Beturut Suku Ogan.png|jmpl|402x402px|Infografis ragam tradisi adat Beturut atau Arak-arakan Suku Ogan. Suku Ogan Uluan sangat kental dengan kebudayaan kuno terutama peninggalan Seminung-Pesagi dan Bangkahulu seperti Tari Nyambai, sementara Suku Ogan Ulakan sudah mengadopsi pengaruh dari luar seperti penggunaan ''tanjidur'' yang merupakan peninggalan musik Eropa.]]
[[Berkas:Juli Ogan.jpg|jmpl|Juli atau Jempane, perlengkapan keagungan tradisi Suku Ogan bagian Ulak (hilir) di Peninjauan, Kedaton Peninjauan Raya, dan Muara Kuang.]]
Pengadangan adalah perayaan unik menjelang akad nikah dilangsungkan, yang cara melakukannya adalah dengan berusaha menghalang-halangi pengantin pria dengan menggunakan sebuah selendang panjang. Agar bisa melewati selendang tersebut, mempelai pria beserta rombongannya harus memenuhi apa saja permintaan dari mempelai wanita. Selain sebagi bentuk penghormatan, pengadangan juga dilaksanakan untuk mempererat silaturahmi antar dua keluarga yang akan disatukan dalam suatu pernikahan. Dalam prosesi pengadangan, pihak mempelai pria akan diiringi dengan tetabuhan rebana, dan tidak lupa membawa berbagai barang seserahan yang diinginkan oleh mempelai wanita. Pada saat pengadangan dibutuhkan seorang juru bicara yang berasal dari pemangku adat yang bertugas untuk meyakinkan pihak mempelai wanita. Setelah persetujuan disepakati kedua belah pihak, kemudian dilanjutkan dengan prosesi akad nikah. Setelah akad nikah diucapkan, dan kedua mempelai telah sah secara adat dan hukum negara, pesta pernikahan kemudian dimeriahkan dengan tarian penghibur pengantin.<ref>[https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/pengadangan-tradisi-pernikahan-adat-suku-ogan Indonesia Kaya: Pengadangan, Tradisi Pernikahan Adat Suku Ogan]. Diakses 3 Maret 2019.</ref><ref>[https://majalahteras.com/tradisi-pernikahan-adat-suku-ogan Majalah Teras: Tradisi Pernikahan Adat Suku Ogan]. 14 September 2017. Diakses 4 Maret 2019.</ref>
[[Berkas:Sigukh-ogan.png|jmpl|230x230px|Sigukh Lingkuk Lime. Model lama dari hiasan kepala wanita Suku Ogan wilayah Uluan (Semidang Aji, Pengandonan, Muara Jaya, dan Ulu Ogan) dengan ciri lima lekuk. Dalam beberapa literatur Belanda seperti ''Indische Bij'' dapat disebut juga dengan ''tajook'' atau ''pilis''.]]
Baris 412 ⟶ 413:
 
=== Sastra Lisan ===
Masyarakat Ogan memiliki sastra tutur lisan yang sangat kaya, terdapat 3 (tiga) sastra utama asli Suku Ogan antara lain Jelihiman, Rendai dan Jang-Panjang.<ref>{{Cite web|last=Izzah|date=Rabu, 10 Juni 2009|title=IZZAH UNSRI: SASTRA TUTUR SUMATERA SELATAN: MEDIA INOVATIF PEMBELAJARAN MULTIBAHASA|url=http://izzahunsri.blogspot.com/2009/06/sastra-tutur-sumatera-selatan-media.html|website=IZZAH UNSRI|access-date=2022-02-14}}</ref>. Jelihiman merupakan sastra tutur lisan berupa syair yang menceritakan epos-epos, legenda dan kisah-kisah orang-orang hebat di masa lampau, kesenian ini sudah punah di Ogan walau begitu sudah tercatat untuk keperluan penelitian linguistik. Rendai merupakan sastra lisan menyerupai pantun bernada, ciri khas dari Rendai dapat ditemukan pada kalimat pembuka yang berbunyi "''Endeng Endeng''". Kesenian Rendai kini lebih umum ditemukan pada acara pernikahan Suku Ogan yang berada di wilayah Semidang Aji, Baturaja sampai ke Lubuk Batang di Ogan Komering Ulu. Jang-Panjang merupakan sastra tutur berupa syair yang dilantunkan panjang-panjang, biasanya Jang-Panjang dilakukan ketika sedang berkebun untuk melepaskan rasa bosan dan jenuh.
 
Selain tiga sastra lisan di atas, terdapat juga Ungguk-Ungguk atau pantun 4 baris dan Andai-Andai yang berupa dongeng dan kisah legenda yang memiliki makna sejarah dan moral yang dalam.
 
=== Cerita Rakyat ===
Cerita Rakyat dalam budaya Ogan dikenal dengan sebutan ''Andai-Andai''. Di setiap dusun (desa) dan marga Suku Ogan memiliki kekayaan cerita rakyatnya masing-masing. Tujuan terlahirnya Andai-Andai dalam budaya Ogan sendiri adalah sebagai media pengenalan bagi penerus jurai Suku Ogan mengenai budaya dan kearifan lokal di daerahnya. Salah satu yang terkenal adalah kisah Putri Dayang Merindu dan Si Pahit Lidah mengenai asal muasal Gua Puteri di Desa Padang Bindu, Semidang Aji, Ogan Komering Ulu.<ref>{{Cite web|date=2021-12-14|title=Cerita Rakyat Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan: Legenda Goa Putri|url=https://sumsel.inews.id/berita/cerita-rakyat-kabupaten-ogan-komering-ulu-sumatera-selatan-legenda-goa-putri|website=iNews.ID|language=id|access-date=2022-04-08}}</ref>. Cerita Rakyat di Suku Ogan terbagi atas empat cerita utama, yaitu tentang asal muasal daerah atau desa, tokoh-tokoh kepuyangan, asal muasal suatu tradisi dan hewan atau makhluk-makhluk mistis dan ajaib. Ada beberapa dari cerita rakyat Suku Ogan ini memiliki kaitan dengan hal luar angkasa, seperti Andai-Andai Asal Usul Desa Durian yang berkaitan dengan jatuhnya meteor yang disangka sebagai durian raksasa jatuh yang kelak menjadi nama Desa Durian, Kecamatan Peninjauan, Ogan Komering Ulu.<ref>{{Cite web|title=Cerita Rakyat Batu Bintang (Asal Muasal Nama Dusun Durian) – Disparbud OKU (Dinas Pariwisata & Kebudayaan Ogan Komering Ulu)|url=http://disparbud.okukab.go.id/cerita-rakyat-batu-bintang-asal-muasal-nama-dusun-durian/|language=id-ID|access-date=2022-04-08}}</ref>
 
=== Senjata Tradisional ===
Baris 425 ⟶ 426:
=== Tari Tradisional ===
[[Berkas:Ngibing source Afriadi.ogg|jmpl|Tari Ngibing yang dipentaskan Masyarakat Ogan di Desa Kelumpang, Ulu Ogan (Marga Temenggungan), OKU, Sumatera Selatan. Sumber : Afriadi]]
Dalam budaya Suku Ogan, terdapat sebuah tradisi tua yang sangat unik dan melekat pada identitas Suku Ogan, yaitu Ngibing.<ref>{{Cite web|title=Tari Ngibing Asal OKU Ditampilkan Pada Acara Taman Mini Menari|url=http://sriwijayaonline.com/46722-tari-ngibing-asal-oku-ditampilkan-pada-acara-taman-mini-menari.html|website=Lahat Online|access-date=2022-02-20}}</ref>. Ngibing atau ''Nyambai''/ ''Timpungan''/''Tari Undan'' adalah kesenian tari kelompok yang bertujuan untuk menyambut tamu kehormatan dan pelengkap acara pernikahan (payuan) serta Ningkukan. Jumlah para penari Ngibing tidak terbatas dan dapat diikuti oleh semua orang. Pada tari Ngibing para perempuan baik gadis maupun khebai menari dengan gerakan yang gemulai dan konstan sementara para laki-laki baik bujang maupun batin ikut menari dengan mengibaskan selendang atau undan. Durasi tarian tidak memiliki ketentuan dan disesuaikan dengan kondisi acara, tarian ini ditutup dengan pengalungan selendang atau ''undan'' dari pihak laki-laki ke perempuan atau kepada tokoh penting ketika acara penyambutan.
 
Pada pelaksanaan Ngibing, biasanya tari ini diiringi dengan lagu atau tembang ''Sarawak'' yang mengandung rasa suka cita, nasihat dan juga petatah petitih. Perlengkapan instrumen musik yang digunakan antara lain burdah raksasa (gendang khas Suku Ogan), terbangan (rebana), ''piane'' (akordion), ''bendi'' (gong besar) dan ''tawak-tawak'' (gong kecil). Pakaian yang dipakai para penari Ngibing tidak terlalu kaku, sekurangnya para perempuan memakai songket atau ''sampang'', memakai kuku tanggai dan sunting khas Ogan, sementara para laki-laki memakai ''kepiah'' (songkok) atau tanjak dan tidak lupa memakai ''undan.''
Baris 431 ⟶ 432:
Kesenian Ngibing ini sangat umum ditemukan dalam semua acara adat Suku Ogan walaupun kini mulai terbatas dan lebih dipentaskan pada acara penyambutan dan pernikahan di [[Ulu Ogan, Ogan Komering Ulu|Kecamatan Ulu Ogan]], [[Pengandonan, Ogan Komering Ulu|Pengandonan]] dan [[Muara Jaya, Ogan Komering Ulu|Muara Jaya]] di [[Kabupaten Ogan Komering Ulu|Ogan Komering Ulu]].
 
Berdasarkan catatan C.F.G Praetorius, selain Ngibing, kesenian tari Ogan juga mencakup kesenian Nyambai, Begandai dan Ngigal yang khusus dipentaskan oleh laki-laki.<ref>{{Cite book|last=Praetorius|first=C. F. E.|date=1843|url=https://books.google.co.id/books/about/Eenige_bijzonderheden_omtrent_Palembang.html?id=E6R5bQALYr8C&redir_esc=y|title=Eenige bijzonderheden omtrent Palembang|publisher=Hazenberg en Comp|language=nl}}</ref>.
 
=== Rumah Adat ===
Baris 450 ⟶ 451:
 
=== Masakan Khas ===
Suku Ogan memiliki beragam sekali masakan khas. Salah satu masakan khas yang terkenal dari Suku Ogan adalah ''Lepat'' atau ''Kasuran''.<ref>{{Cite web|date=2021-05-14|title=Kasuran Menu Khas OKU, Hanya Ada Saat Lebaran|url=https://sumeks.co/kasuran-menu-khas-oku-hanya-ada-saat-lebaran/|website=SUMEKS.CO|language=id-ID|access-date=2022-04-08}}</ref>. Lepat atau Kasuran sangat umum ditemui pada saat Hari Raya Idulfitri (''Riaye Agung'') sebagai pengganti ketupat pada tiap-tiap sajian rumah Suku Ogan. Selain Kasuran, Suku Ogan mengenal beragam masakan [[Pindang Palembang|Pindang]] seperti Pindang Tulang, Pindang Daging dan Pindang Ikan.
 
Masakan khas Ogan lainnya yang dapat ditemui antara lain ''Asam'' (sejenis [[Tempoyak]]), gumak, kecepul, hokbus, lempuk, rendang, dan lain-lain.
 
=== Lain-lain ===
Selain pernikahan, aspek lain dari budaya suku Ogan adalah sistem kepercayaan, sistem pengetahuan, sistem peralatan dan perlengkapan, sistem kemasyarakatan, sistem ekonomi, bahasa, dan kesenian. Dari bidang seni, terdapat beberapa seni tari asli yang berasal suku Ogan, yaitu Tari Ngibing atau Tari Undan dan Rudat Ogan.<ref>{{Cite web|title=Planet Agape: Orang Ogan Katolik di Batu Putih Sumatera Selatan|url=http://planetagafe.blogspot.com/2012/08/orang-ogan-katolik-di-batu-putih.html|website=Planet Agape|access-date=2022-02-14}}</ref>.
 
== Lihat pula ==