Hanacaraka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jacksalemm (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{More citations needed|date=Oktober 2023}}
{{vlindungi}}
'''''Hanacaraka''''' ([[Aksara Jawa|Jawa]]: ꦲꦤꦕꦫꦏ; [[Aksara Bali|Bali]]: ᬳᬦᬘᬭᬓ; [[Aksara Sunda|Sunda]]: ᮠᮔᮎᮛᮊ) adalah sebutan untuk sejumlah aksara serumpun yang terutama digunakan di pulau [[Jawa]] dan [[Bali]].{{Butuh rujukan}} Istilah ini paling umum digunakan untuk merujuk pada [[aksara Jawa]], dan [[aksara Bali]], serta juga digunakan untuk merujuk pada aksara sejenis yang merupakan turunan atau modifikasi dari kedua aksara tersebut seperti [[Aksara Sasak]].{{Butuh rujukan}} ini juga kadang-kadang ditambahkan pada [[Aksara Sunda]].{{butuh rujukan}}
 
== Asal nama ==
Baris 132:
'''Aksara Bali''', adalah salah satu [[aksara Nusantara|aksara tradisional Indonesia]] yang berkembang di Pulau [[Bali]]. Aksara ini terutama digunakan untuk menulis bahasa [[Bahasa Bali|Bali]], [[Sanskerta]], dan [[Bahasa Kawi|Kawi]], tetapi dalam perkembangannya juga digunakan untuk menulis beberapa bahasa daerah lainnya seperti bahasa [[Bahasa Sasak|Sasak]] dan [[Bahasa Melayu|Melayu]] dengan tambahan dan modifikasi. Aksara Bali merupakan turunan dari aksara [[aksara Brahmi|Brahmi]] India melalui perantara [[aksara Kawi]] dan berkerabat dekat dengan [[aksara Jawa]]. Aksara Bali aktif digunakan dalam sastra maupun tulisan sehari-hari masyarakat Bali sejak pertengahan abad ke-15 hingga kini dan masih diajarkan di Bali sebagai bagian dari muatan lokal, meski penerapannya dalam kehidupan sehari-hari telah berkurang.<ref>{{cite journal|url=http://std.dkuug.dk/jtc1/sc2/wg2/docs/n2908.pdf|first1=Michael|last1=Everson|first2=I Made|last2=Suatjana|title=Proposal for encoding the Balinese script in the UCS|journal=ISO/IEC JTC1/SC2/WG2|issue=N2908|date=2005-01-23|publisher=Unicode|access-date=2020-05-23|archive-date=2012-04-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20120407025943/http://std.dkuug.dk/jtc1/sc2/wg2/docs/N2908.pdf|dead-url=no}}</ref>
 
Dalam masyarakat Bali dan Lombok pra-kemerdekaan, aksara Bali aktif digunakan dalam berbagai lapisan masyarakat untuk menuliskan sastra dengan cakupan yang luas dan beragam. Sastra Bali digubah menggunakan sejumlah bahasa; Sastra umum digubah dengan [[bahasa Bali]] halus yang menggunakan banyak kosakata Kawi, sementara sastra klasik dengan derajat yang tinggi, semisal ''[[kakawin]]'', digubah sepenuhnya dengan bahasa [[Bahasa Kawi|Kawi]] dan [[Sanskerta]]. Dalam perkembangannya, berkembang pula genre sastra seperti ''[[geguritan|gĕguritan]]'' yang dapat digubah menggunakan bahasa Bali sehari-hari dan bahkan [[bahasa Melayu]].{{sfn|Rubenstein|1996|pp=138}}<ref name="creese">{{cite journal|url=http://lib.perdana.org.my/PLF/PLF2/Digital_Content/PLF/000013/OCRed/1006722.pdf|last=Creese|first=Helen|date=August, 2007|title=Curious Modernities: Early Twentieth-Century Balinese Textual Explorations|journal=The Journal of Asian Studies|volume=66|issue=3|page=729}}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Selain itu, sastra Sasak di Lombok juga banyak digubah menggunakan [[Krama|bahasa Jawa halus]], dan beberapa digubah dengan [[bahasa Sasak]].{{sfn|Meij|1996|pp=155-156}}
 
== Rujukan ==