Siebold Mewengkang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PeragaSetia (bicara | kontrib)
PeragaSetia (bicara | kontrib)
Menambah informasi baru
 
(6 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 36:
}}'''Siebold Mewengkang''', kadang juga ditulis '''Mawengkang{{sfn|Hassan|2004|p=218}}''', (lahir 10 September 1904; meninggal tidak diketahui) adalah seorang tokoh buruh dan pejuang yang terkemuka di [[Kalimantan Timur]]. Ia dikenal sebagai ketua [[Serikat Kaum Buruh Minyak]] (SKBM) Kalimantan Timur sekaligus pengurus [[Ikatan Nasional Indonesia]] (INI), organisasi perjuangan yang dominan di Kalimantan Timur semasa [[Revolusi Nasional Indonesia|perang]].
 
Pada tahun 1961, Siebold dipenjara oleh tentara selama setahun atas perintah BrigjenKolonel [[Soehario Padmodiwirio|Soehario]] guna memperkuat posisi [[Persatuan Buruh Minyak]] (Perbum) dan induknya, [[Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia]] (SOBSI), di [[Kota Balikpapan|Balikpapan]]. Setelah dibebaskan dari tahanan penjara, ia dikenakan tahanan kota dan baru benar-benar bebas pada tahun 1965, ketika Soehario digantikan oleh [[Soemitro Sastrodihardjo|Soemitro]] sebagai [[Daftar Panglima Komando Daerah Militer VI/Mulawarman|Pangdam IX/Mulawarman]]. Setelah bebas, ia pensiun dari pekerjaannya sebagai buruh minyak pada tahun 1966 dan mengandalkan hidupnya dari anak cucu serta usaha penggergajian kayu miliknya.{{sfn|Hassan|2004|p=218}}{{sfn|Magenda|1991|p=100}}
 
== Kehidupan dan karir awal ==
Siebold lahir di [[Tompaso, Minahasa|Tompaso]] pada tanggal 10 September 1904.{{sfn|Hassan|2004|p=218}} Setelah lulus dari [[Meer Uitgebreid Lager Onderwijs]] (MULO) di [[Kota Manado|Manado]], ia bekerja sebagai guru [[Hollandsch-Inlandsche School|Hollandsch Inlandsche School]] (HIS). Ia lalu beralih profesi menjadi pegawai kantor pajak [[Sulawesi Tengah]] sebelum pindah ke Balikpapan pada tahun 1926. Di sana, Siebold bekerja di [[Bataafsche Petroleum Maatschappij]] (BPM) sebagai pengawas bagian pembukuan (''boekhouding'').{{sfn|Hassan|2004|p=218}}{{sfn|Magenda|1991|p=100}}
[[Berkas:Tugu Peringatan Peristiwa Demonstrasi Rakyat Balikpapan di Karang Anyar 13 November 1945.JPG|jmpl|Tugu lama peristiwa pengibaran bendera Merah Putih di Karang Anyar sebelum dipindahkan pada tahun 2021.]]
Setelah tersebarnya berita mengenai proklamasi kemerdekaan di Balikpapan yang dibawa oleh para buruh BPM yang datang dari Jawa, beberapa tokoh perjuangan di sana (termasuk Siebold), sepakat untuk mengibarkan bendera merah putih di kawasan Karang Anyar (kini bagian dari Kecamatan [[Balikpapan Tengah, Balikpapan|Balikpapan Tengah]]) pada tanggal 13 November 1945 untuk menyambut berita tersebut.{{sfn|Burhanuddin dkk.|2015|p=411}}

Siebold terlibat dalam berdirinya [[Ikatan Nasional Indonesia]] (INI) pada tanggal 5 Juni 1946 dan duduk sebagai pengurus bidang sosial ekonomi.{{sfn|Hassan|1994|p=63}} Selain itu, ia juga menjadi ketua serikat buruh yang berafiliasi dengan INI, yakni Serikat Kaum Buruh (SKB). Serikat ini kemudian berkembang menjadi SKBM di dekade 1950-an.{{sfn|Magenda|1991|p=39}} Karena perubahan sifat SKB dari yang semula hanya berfokus pada peningkatan kesejahteraan buruh menjadi suatu gerakan politik, pada tanggal 22 Desember 1946, SKB dibubarkan dan dinyatakan sebagai organisasi terlarang oleh pemerintah Belanda.{{sfn|Erman|Saptari|2013|p=157}}
 
Pada awal tahun 1947, Siebold dan beberapa pengurus INI lainnya seperti [[Mahmudin Nata]] dan Mas Sarman, ditangkap oleh Belanda tetapi dibebaskan kembali selang beberapa bulan. Mereka kemudian mendirikan [[Ikatan Nasional Indonesia|Fonds National Indonesia]] (FONI), sebuah organisasi pergerakan yang berkedok sebagai badan amal guna mengumpulkan dana untuk perjuangan bersenjata. Meski demikian, Siebold dan pimpinan INI lainnya kembali ditangkap oleh Belanda pada tahun yang sama.{{sfn|Erman|Saptari|2013|p=157}} Pada tanggal 18 Maret 1948, pengadilan Belanda di Balikpapan memvonis Siebold dengan hukuman satu tahun penjara.{{sfn|Hassan|1994|p=83}} Selama di penjara, ia mengalami berbagai macam siksaan, mulai dari kurungan di kamar mandi selama dua hari, dimasukkan ke dalam kurungan ayam bersama tahanan lainnya selama dua bulan, dan dipukul dengan kayu ulin.{{sfn|Hassan|2004|p=218}}
Baris 52 ⟶ 54:
Di dekade 1950-an, SKBM bersaing sengit dengan Perbum dalam mencari pengaruh di kalangan buruh minyak. Salah satu pemicu utama rivalitas ini adalah perbedaan ideologi yang dianut. Perbum di Kalimantan Timur, meskipun awalnya bukan komunis dan berdiri secara independen, sejak tanggal 17 September 1951 berafiliasi dengan SOBSI dan dengan demikian, menganut ideologi komunis dan berafiliasi dengan [[Partai Komunis Indonesia]] (PKI).{{sfn|Erman|Saptari|2013|p=159}} Adapun SKBM sejak awal bersifat non-komunis dan oleh karenanya, menggabungkan diri ke dalam [[Federasi Buruh Minyak Indonesia]] (FBMI) pada bulan Oktober 1951. FBMI sendiri menjadi wadah organisasi buruh minyak non-komunis dan karenanya bersaing dengan Perbum.{{sfn|Erman|Saptari|2013|p=160}}
 
Persaingan ini terlihat dalam sebuah insiden yang terjadi sebulan setelah SKBM bergabung dengan FBMI. Pada bulan November 1951, Perbum cabang [[Tanjung, Tabalong|Tanjung]] dan [[Serikat Buruh Minyak]]{{efn|Serbumi merupakannantinya menjadi salah satu anggota [[KesatuanKonsentrasi Buruh Kerakyatan Indonesia]] (KBKI) dan dengan demikian, berafiliasi dengan [[Partai Nasional Indonesia|PNI]].{{sfn|Bureau of International Labor Affairs|1958|p=17-9, 17-10}}}} (Serbumi) cabang [[Sangasanga, Kutai Kartanegara|Sanga-Sanga]] melayangkan protes terhadap Siebold dan SKBM Kalimantan Timur atas tindakan mereka yang menandatangani persetujuan tentang tunjangan keluarga buruh dengan BPM pada tanggal 25 November 1951. Siebold dan SKBM dituduh sebagai reformis yang melemahkan gerakan buruh dan malah memperkuat kaum kapitalis asing. Tindakan ini, oleh Perbum dan Serbumi, dipandang bertentangan dengan kesepakatan Konferensi Buruh Minyak yang diadakan di [[Kota Bandung|Bandung]] pada tanggal 7-13 November 1950 yang menghendaki penyeragaman peraturan, khususnya mengenai upah buruh.{{sfn|Erman|Saptari|2013|p=158, 160}}
 
Pada akhir tahun 1956, Siebold terpilih oleh [[Yayasan Rockefeller]] untuk menjalani studi mengenai bidang perburuhan, seperti manajemen dan hubungan buruh, selama enam bulan di [[Amerika Serikat]] dan [[Eropa]]. Ia berangkat dari Indonesia pada bulan Maret 1957 dan kembali berada di Balikpapan pada tanggal 21 September 1957. Yayasan tersebut memberinya beasiswa untuk menunjang studi yang ia jalani.<ref>{{Cite news|date=10 Oktober 1956|title=Indiase vice-president over bezoek aan Indonesie|url=https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=%22S.+Mewengkang%22&coll=ddd&sortfield=date&identifier=MMKB19:000292101:mpeg21:a00027&resultsidentifier=MMKB19:000292101:mpeg21:a00027&rowid=1|work=Indische courant voor Nederland|access-date=28 Agustus 2024}}</ref><ref>{{Cite news|date=21 September 1957|title=Parkeerverbod: Bekendmaking van de Verkeerspolitie|url=https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=%22S.+Mawengkang%22&coll=ddd&sortfield=date&identifier=ddd:010895873:mpeg21:a0028&resultsidentifier=ddd:010895873:mpeg21:a0028&rowid=1|work=Algemeen Indische Dagblad: De Preangerbode|access-date=28 Agustus 2024}}</ref>{{sfn|Rockefeller Foundation|1957|p=256}} Pada bulan November 1958, SKBM di bawah kepemimpinannya menentang dan memprotes "Inggrisasi" dari BPM yang terjadi ketika aset-asetnya diambil oleh Shell dan pegawai-pegawai berkebangsaan Belanda diganti dengan orang-orang Inggris.<ref>{{Cite news|title=BPM hendak "di-Inggerisasikan"|url=https://khastara.perpusnas.go.id/uploads/opac/1383898_Q6_Sin_Po_1958_11_14_001.pdf|work=Sin Po|access-date=7 Desember 2024}}</ref>
 
=== Dekade 1960-an ===
Memasuki dekade 1960-an, baik pengaruh Siebold maupun SKBM di Kalimantan Timur meredup. Pada tahun 1960, SKBM cabang Kalimantan Timur dibubarkan oleh Pangdam IX/Mulawarman saat itu, Brigjen [[Soehario Padmodiwirio]]. Setahun kemudian1961, Siebold dipenjara oleh tentara atas tuduhan-tuduhan yang lemah. Semuaoleh ini dilakukan olehKolonel Soehario guna memperkuat posisi Perbum di [[Kota Balikpapan|Balikpapan]], yang menjadi saingan terbesar dari SKBM sekaligus salah satu pendukung utama Soehario.{{sfn|Magenda|1991|p=100}} Setelah dipenjara selama setahun lebih, ia dikenakan tahanan kota hingga akhirnya dibebaskan pada tahun 1965 oleh Pangdam yang baru, Brigjen [[Soemitro Sastrodihardjo]].'''{{sfn|Hassan|2004|p=218}}'''{{sfn|Magenda|1991|p=100}}
 
== Kehidupan akhir ==
Baris 84 ⟶ 86:
[[Kategori: Tokoh buruh Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Minahasa]]
[[Kategori:Kelahiran 1904]]