Banten: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →MRT Jakarta: revisi |
Membatalkan 1 suntingan by Juanjuhana (bicara): Kok tiba-tiba PKI? (🚔🚨) Tag: Pembatalan |
||
(57 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
{{Kotakinfo provinsi
|nama = Banten
|nama lain =
|translit_lang1_info3 = Banten▼
|translit_lang1_type3 = [[Alfabet bahasa Sunda|Romanisasi bahasa Sunda]]▼
|translit_lang1_info2 = بنتٓن▼
|translit_lang1_info1 = {{script/Sund|ᮘᮔ᮪ᮒᮨᮔ᮪}}
|translit_lang1_type1
▲|translit_lang1 = bahasa Sunda
▲|
|translit_lang1_type3 = [[Abjad Pegon|Pegon]]
|bendera = Flag of Banten, Indonesia.svg
|dasar hukum = [[s:Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2000|UU No. 23 Tahun 2000]]
|lambang = Coat of arms of Banten.svg
|peta = Banten in Indonesia.svg
| julukan = {{script/Sund|ᮒᮒᮁ ᮝᮠᮔ᮪ᮒᮨᮔ᮪ }}<br/>{{Hlist|Tatar Wahanten}}({{small|[[Bahasa Indonesia]]: Tanah Banten}})
|motto = {{script/Sund|ᮄᮙᮔ᮪ ᮒᮋᮭ}}<br/>"Iman Taqwa"<br>({{small|[[Bahasa Indonesia]]: Iman Taqwa}})
|foto = Banten Pictures.jpg
|caption = '''Dari atas ke bawah''': [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta]], [[Masjid Agung Banten]], [[Pantai Carita]], [[Tanjungjaya, Panimbang, Pandeglang|Tanjung Lesung]], [[Taman Nasional Ujung Kulon]], Desa wisata Sawarna, [[Pelabuhan Merak]], [[Urang Kanekes|Desa Wisata Suku Badui]]
|hari jadi = {{bda|2000|10|4}}
|ibukota = [[Kota Serang]]
|kota besar = *[[Kota Tangerang]]
*[[Kota Tangerang Selatan]]
|kabupaten = 4
|kota = 4
Baris 45 ⟶ 47:
* [[Bahasa Indonesia|Indonesia]] (resmi)
* [[Bahasa Sunda|Sunda]] (daerah)
**— [[Bahasa Sunda Banten|dialek Banten]] (dominan)
**— [[Bahasa Sunda Priangan|dialek Priangan]]
**— [[Bahasa Sunda Serang|dialek Serang]]
**— [[Bahasa Sunda Tangerang|dialek tangerang]]
**— [[Bahasa Sunda Badui|dialek Badui]]
* [[Bahasa Jawa Serang|Jawa Serang]] (daerah)
}}
|TNKB = {{Collapsible list|A (eks-[[Keresidenan Banten]]|B (sebagian [[Kabupaten Tangerang]], [[Kota Tangerang]], dan [[Kota Tangerang Selatan]])}}
Baris 66 ⟶ 74:
}}
'''Banten''' adalah sebuah [[provinsi di Indonesia|provinsi]] yang terletak pada bagian barat [[Pulau Jawa]], [[Indonesia]]. Provinsi ini beribu kota di [[Kota Serang]]. Sebelum terjadi pemekaran daerah, provinsi ini sebelumnya pernah menjadi bagian dari wilayah [[Jawa Barat]] yang kemudian resmi dimekarkan pada tanggal 4 Oktober 2000. Pada pertengahan tahun [[2024]], jumlah penduduk provinsi Banten sebanyak 12.628.199 jiwa.<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=
== Geografi ==▼
Wilayah Banten terletak di antara 5º7'50"-7º1'11" [[Lintang Selatan]] dan 105º1'11"-106º7'12" [[Bujur Timur]], berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun [[2000]] luas wilayah Banten adalah 9.160,70 km². Provinsi Banten terdiri dari 4 [[kota]], 4 [[kabupaten]], 155 [[kecamatan]], 313 [[kelurahan]], dan 1.238 [[desa]].<ref name="DUKCAPIL"/>▼
Provinsi Banten memiliki wilayah laut yang menjadi salah satu jalur laut strategis yaitu [[Selat Sunda]]. Dengan menggunakan [[kapal]]-kapal berukuran besar, Selat Sunda menjadi jalur penghubung antara [[Australia]] dan [[Selandia Baru]] dengan kawasan [[Asia Tenggara]], khususnya [[Thailand]], [[Malaysia]], dan [[Singapura]]. Selain itu, wilayah laut Banten adalah jalur penghubung antara [[Jawa]] dan [[Sumatra]].<ref>{{Cite book|last=BPS Provinsi Banten|date=2019|url=https://dmsppid.bantenprov.go.id/upload/dms/52/buku-pbda-2019-final.pdf|title=Pariwisata Banten dalam Angka Tahun 2019|publisher=Dinas Pariwisata Provinsi Banten|pages=39|url-status=live|access-date=2022-05-17|archive-date=2022-05-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20220530202244/https://dmsppid.bantenprov.go.id/upload/dms/52/buku-pbda-2019-final.pdf|dead-url=no}}</ref>▼
Provinsi Banten secara geografis dan pemerintahan berperan sebagai [[zona penyangga]] bagi Jakarta. Peran ini utamanya berfungsi di wilayah Tangerang Raya yang meliputi [[Kota Tangerang]], [[Kabupaten Tangerang]], dan [[Kota Tangerang Selatan]].<ref>{{Cite book|last=Ridwan, I., dkk.|date=November 2021|url=https://eprints.untirta.ac.id/6638/1/LAYOUT%20BUKU%20STUBAN%20LENGKAP.pdf|title=Studi Kebantenan dalam Catatan Sejarah|location=Tangerang|publisher=Media Edukasi Indonesia|isbn=978-623-6497-50-0|editor-last=Muhibah|editor-first=Siti|pages=5|url-status=live|access-date=2023-05-23|archive-date=2023-07-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20230702225130/https://eprints.untirta.ac.id/6638/1/LAYOUT%20BUKU%20STUBAN%20LENGKAP.pdf|dead-url=no}}</ref> Secara ekonomi wilayah Banten memiliki banyak [[industri]]. Wilayah Provinsi Banten juga memiliki beberapa [[pelabuhan]] laut yang dikembangkan sebagai antisipasi untuk menampung kelebihan kapasitas dari pelabuhan laut di Jakarta dan ditujukan untuk menjadi pelabuhan alternatif selain Singapura.▼
=== Batas wilayah ===▼
{{batas_USBT▼
|utara=[[Laut Jawa]] dan [[Kabupaten Kepulauan Seribu|Kepulauan Seribu]]▼
|selatan=[[Jawa Barat]] dan [[Samudra Hindia]]▼
|timur=[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]] dan [[Jawa Barat]]▼
|barat=[[Selat Sunda]] dan [[Provinsi Lampung|Lampung]]▼
}}▼
=== Topografi ===▼
Kondisi topografi Provinsi Banten adalah sebagai berikut:▼
* Wilayah datar (kemiringan 0-2 %) seluas 574.090 [[hektare]]▼
* Wilayah bergelombang (kemiringan 2-15%) seluas 186.320 hektare▼
* Wilayah curam (kemiringan 15-40%) seluas 118.470,50 hektare▼
Kondisi penggunaan lahan yang perlu dicermati adalah menurunnya wilayah [[hutan]] dari 233.629,77 hektare pada tahun 2004 menjadi 213.629,77 hektare.▼
== Sejarah ==
Baris 100 ⟶ 85:
<br />
"Sang Susuktunggal ialah yang membuat tahta Sriman Sriwacana (untuk) Sri Baduga Maharaja ratu penguasa di Pakuan Pajajaran yang bersemayam di keraton Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati yaitu istana Sanghiyang Sri Ratu Dewata."]]
[[Berkas:Binokasih.JPG|jmpl|220px|
Banten atau dahulu dikenal di dunia barat dengan nama '''Bantam''' pada masa lalu merupakan sebuah daerah dengan kota pelabuhan yang sangat ramai, serta dengan masyarakat yang terbuka dan makmur. Banten pada abad ke-5 merupakan bagian dari Kerajaan [[Tarumanagara]]. Salah satu prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanagara adalah [[Prasasti Cidanghiyang]] atau prasasti Lebak, yang ditemukan di Kampung Lebak di tepi Ci Danghiyang, Kecamatan [[Munjul, Pandeglang]], Banten. Prasasti ini baru ditemukan tahun 1947, dan berisi 2 baris kalimat berbentuk puisi dengan [[huruf Pallawa]] dan [[bahasa Sanskerta]]. Isi prasasti tersebut mengagungkan keberanian Raja [[Purnawarman]]. Setelah runtuhnya Kerajaan [[Tarumanagara]] (menurut beberapa sejarawan ini akibat serangan Kerajaan [[Sriwijaya]]), kekuasaan di bagian barat [[Pulau Jawa]] dari [[Ujung Kulon]] sampai [[Ci Serayu|Ci Sarayu]] dan [[Sungai Pemali|Ci Pamali]] dilanjutkan oleh [[Kerajaan Sunda]]. Seperti dinyatakan oleh [[Tome Pires]], penjelajah [[Portugis]] pada tahun [[1513]], Bantam menjadi salah satu pelabuhan penting dari [[Kerajaan Sunda]]. Menurut sumber Portugis tersebut, Bantam adalah salah satu pelabuhan kerajaan itu selain pelabuhan Pontang, Cigede, Tamgara ([[Tangerang]]), [[Sunda Kelapa|Kalapa]], dan [[Cimanuk]].
Diawali dengan penguasaan Kota Pelabuhan Banten yang dilanjutkan dengan merebut [[Banten Girang]] dari [[Pucuk Umun]] pada tahun 1527, [[Maulana Hasanuddin]] mendirikan [[Kesultanan Banten]] di wilayah bekas Banten Girang. Pada tahun 1579, Maulana Yusuf, penerus Maulana Hasanuddin, menghancurkan [[Pajajaran|Pakuan Pajajaran]], ibu kota atau pakuan (berasal dari kata pakuwuan)
Dengan dihancurkannya [[Pajajaran]] maka Provinsi Banten mewarisi wilayah Lampung dari Kerajaan Sunda. Hal ini dijelaskan dalam buku The Sultanate of Banten tulisan Claude Guillot pada halaman 19 sebagai berikut: "''From the beginning it was obviously Hasanuddin's intention to revive the fortunes of the ancient kingdom of Pajajaran for his own benefit. One of his earliest decisions was to travel to southern Sumatra, which in all likelihood already belonged to Pajajaran, and from which came bulk of the pepper sold in the Sundanese region.''"<ref name="Claude Guillot">{{cite book|last =Guillot|first =Claude.|publisher= Gramedia Book Publishing Division|title = The sultanate of Banten|date =|year =1990|page =19
Baris 118 ⟶ 103:
Pada 1 Januari 1926 pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan untuk pembaharuan sistem desentralisasi, dan dekonsentrasi yang lebih luas. Di Pulau Jawa dibentuk pemerintahan otonom provinsi. ''[[Jawa Barat|Provincie West Java]]'' adalah provinsi pertama yang dibentuk di wilayah Hindia Belanda yang diresmikan dengan surat keputusan tanggal 1 Januari 1926, dan diundangkan dalam Staatsblad (Lembaran Negara) 1926 No. 326, 1928 No. 27 jo No. 28, 1928 No. 438, dan 1932 No. 507. Banten menjadi salah satu keresidenan yaitu ''Bantam Regentschappen'' dalam Provincie West Java di samping Batavia (Jakarta), Buitenzorg (Bogor), Preanger (Priangan), dan Cheribon (Cirebon).
▲== Geografi ==
▲Wilayah Banten terletak di antara 5º7'50"-7º1'11" [[Lintang Selatan]] dan 105º1'11"-106º7'12" [[Bujur Timur]], berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun [[2000]] luas wilayah Banten adalah 9.160,70 km². Provinsi Banten terdiri dari 4 [[kota]], 4 [[kabupaten]], 155 [[kecamatan]], 313 [[kelurahan]], dan 1.238 [[desa]].<ref name="DUKCAPIL"/>
▲Provinsi Banten memiliki wilayah laut yang menjadi salah satu jalur laut strategis yaitu [[Selat Sunda]]. Dengan menggunakan [[kapal]]-kapal berukuran besar, Selat Sunda menjadi jalur penghubung antara [[Australia]] dan [[Selandia Baru]] dengan kawasan [[Asia Tenggara]], khususnya [[Thailand]], [[Malaysia]], dan [[Singapura]]. Selain itu, wilayah laut Banten adalah jalur penghubung antara [[Jawa]] dan [[Sumatra]].<ref>{{Cite book|last=BPS Provinsi Banten|date=2019|url=https://dmsppid.bantenprov.go.id/upload/dms/52/buku-pbda-2019-final.pdf|title=Pariwisata Banten dalam Angka Tahun 2019|publisher=Dinas Pariwisata Provinsi Banten|pages=39|url-status=live|access-date=2022-05-17|archive-date=2022-05-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20220530202244/https://dmsppid.bantenprov.go.id/upload/dms/52/buku-pbda-2019-final.pdf|dead-url=no}}</ref>
▲Provinsi Banten secara geografis dan pemerintahan berperan sebagai [[zona penyangga]] bagi Jakarta. Peran ini utamanya berfungsi di wilayah Tangerang Raya yang meliputi [[Kota Tangerang]], [[Kabupaten Tangerang]], dan [[Kota Tangerang Selatan]].<ref>{{Cite book|last=Ridwan, I., dkk.|date=November 2021|url=https://eprints.untirta.ac.id/6638/1/LAYOUT%20BUKU%20STUBAN%20LENGKAP.pdf|title=Studi Kebantenan dalam Catatan Sejarah|location=Tangerang|publisher=Media Edukasi Indonesia|isbn=978-623-6497-50-0|editor-last=Muhibah|editor-first=Siti|pages=5|url-status=live|access-date=2023-05-23|archive-date=2023-07-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20230702225130/https://eprints.untirta.ac.id/6638/1/LAYOUT%20BUKU%20STUBAN%20LENGKAP.pdf|dead-url=no}}</ref> Secara ekonomi wilayah Banten memiliki banyak [[industri]]. Wilayah Provinsi Banten juga memiliki beberapa [[pelabuhan]] laut yang dikembangkan sebagai antisipasi untuk menampung kelebihan kapasitas dari pelabuhan laut di Jakarta dan ditujukan untuk menjadi pelabuhan alternatif selain Singapura.
▲=== Batas wilayah ===
▲{{batas_USBT
▲|utara=[[Laut Jawa]] dan [[Kabupaten Kepulauan Seribu|Kepulauan Seribu]]
▲|selatan=[[Jawa Barat]] dan [[Samudra Hindia]]
▲|timur=[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]] dan [[Jawa Barat]]
▲|barat=[[Selat Sunda]] dan [[Provinsi Lampung|Lampung]]
▲}}
▲=== Topografi ===
▲Kondisi topografi Provinsi Banten adalah sebagai berikut:
▲* Wilayah datar (kemiringan 0-2 %) seluas 574.090 [[hektare]]
▲* Wilayah bergelombang (kemiringan 2-15%) seluas 186.320 hektare
▲* Wilayah curam (kemiringan 15-40%) seluas 118.470,50 hektare
▲Kondisi penggunaan lahan yang perlu dicermati adalah menurunnya wilayah [[hutan]] dari 233.629,77 hektare pada tahun 2004 menjadi 213.629,77 hektare.
== Pemerintahan ==
===
{{utama|Daftar kabupaten dan kota di Banten|Daftar kecamatan dan kelurahan di Banten}}
{{:Daftar kabupaten dan kota di Banten}}
===
{{utama|Daftar Gubernur Banten}}
Baris 160 ⟶ 168:
== Demografi ==
=== Suku bangsa ===
[[Berkas:Alat pintal benang tradisional baduy.jpg|jmpl|ka|220px|Alat pintal benang tradisional orang [[Suku Badui|
▲[[Berkas:Alat pintal benang tradisional baduy.jpg|jmpl|ka|220px|Alat pintal benang tradisional orang [[Suku Badui|Baduy]].]]
Berdasarkan [[Sensus Penduduk Indonesia 2010|sensus penduduk Indonesia 2010]] dengan jumlah penduduk 10.601.515 jiwa, suku bangsa di provinsi Banten sangat beragam. Etnis [[Suku Sunda|Sunda]] adalah etnis terbesar di Banten dengan jumlah sebanyak 6.724.227 jiwa (63,43%) yang terdiri dari dua sub-suku atau dua kelompok besar dengan rincian suku asli setempat yakni suku [[Suku Banten|Sunda Banten]], yaitu termasuk di dalamnya kelompok kecil [[Suku Badui|Sunda Badui]], sebanyak 4.321.991 jiwa (40,77%), dan kelompok/sub-suku Sunda lainnya adalah orang [[Suku Sunda|Sunda]] asal [[Jawa Barat]] sebanyak 2.402.236 jiwa (22,66%). Suku bangsa dari pulau Jawa lainnya ialah suku [[Suku Jawa|Jawa]] sebanyak 1.699.115 jiwa (16,03%) dan [[Suku Betawi|Betawi]] sebanyak 1.365.614 (12,88%).<ref name="SUKU"/>
Baris 171 ⟶ 177:
[[Berkas:Rampak bedug.jpg|jmpl|ka|220px|Rampak Bedug, tradisi orang [[Suku Banten|Banten]] pada [[Ramadhan|bulan Ramadhan]].]]
Suku lainnya dari luar suku asli pulau Jawa, yang terbesar adalah [[Orang Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] sebanyak 183.689 jiwa (1,73%), [[Suku Melayu-Indonesia|Melayu]] sebanyak 154.246 jiwa (1,45%), kemudian [[Suku Batak|Batak]] sebanyak 139.259 jiwa (1,31%), [[Orang Minangkabau|Minangkabau]] sebanyak 95.845 jiwa (0,91%), suku [[Suku Lampung|asal Lampung]] 69.885 jiwa (0,66%), dan suku lainnya 1,60%.<ref name="SUKU">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.html|title=Kewarganegaraan Suku Bangsa, Agama dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia|website=www.bps.go.id|accessdate=9 September 2021|pages=36-41|format=pdf|archive-date=2021-05-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20210508052427/https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.html|dead-url=no}}</ref>
{| class="wikitable sortable" style="font-size:90%;"
Baris 233 ⟶ 239:
=== Bahasa ===
Bahasa utama di Banten merupakan bahasa [[Bahasa
Penduduk asli yang hidup di Provinsi Banten, terutama di [[Kabupaten Lebak|kabupaten Lebak]], [[Kabupaten Pandeglang|kabupaten Pandeglang]], [[Kabupaten Serang|kabupaten Serang]] bagian selatan, dan [[Kabupaten Tangerang|kabupaten Tangerang]] bagian selatan berbicara menggunakan suatu dialek [[Bahasa Sunda|bahasa Sunda]] yang disebut sebagai [[Bahasa Sunda|bahasa Sunda Banten]] yang masih mempertahankan banyak kosakata dari [[Bahasa Sunda Kuno|bahasa Sunda Kuno]]. Dialek tersebut tidak memiliki [[Tatakrama bahasa Sunda|tingkatan bahasa]] seperti halnya dialek [[Bahasa Sunda Priangan|bahasa Sunda yang dituturkan di wilayah
Sedangkan di wilayah [[Kota Serang|kota Serang]], [[Kota Cilegon|kota Cilegon]], [[Kabupaten Tangerang|kabupaten Tangerang]] bagian utara, dan [[Kabupaten Serang|kabupaten Serang]] bagian utara selalu berkomunikasi menggunakan [[Bahasa Jawa Serang|bahasa Jawa Banten]] (atau yang biasa disebut bahasa Jawa Serang lalu masyarakat setempat menyingkatnya dengan sebutan ''Jaseng'') yang digunakan oleh suku Jawa Banten/Jawa Serang yakni sub-suku Jawa di Banten yang ada di sekitar Serang-Cilegon. Selain itu, di [[kabupaten Tangerang|kabupaten Tangerang]], [[kota Tangerang|kota Tangerang]] serta [[Tangerang Selatan|kota Tangerang Selatan]], [[Bahasa Betawi|bahasa Betawi]] juga digunakan oleh etnis Betawi. Di samping [[Bahasa Sunda|bahasa Sunda]], [[Bahasa Jawa|Jawa]], [[Bahasa Tionghoa|Tionghoa]], dan [[Bahasa Betawi|Betawi]], [[Bahasa Indonesia|bahasa Indonesia]] juga lazim digunakan sehari-hari terutama oleh pendatang dari luar Banten atau daerah lain Indonesia.
Baris 242 ⟶ 248:
[[Berkas:Golok naga indonesia.jpg|jmpl|220px|ki|Golok]]
[[Golok]] adalah senjata tradisional asli Banten dan juga sama seperti senjata tradisional Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Potensi, dan kekhasan budaya masyarakat Banten, antara lain seni bela diri yang berasal dari budaya [[Suku Banten|Sunda Banten]] yaitu [[Pencak silat]], [[Debus (seni)|Debus]], Rudad, Umbruk, tari Saman, tari Topeng, tari Cokek, Dog-dog, Palingtung, dan Lojor. Di samping itu juga terdapat peninggalan warisan leluhur antara lain masjid agung Banten Lama, makam Keramat Panjang, dan masih banyak peninggalan lainnya.
=== Rumah adat ===
Baris 311 ⟶ 317:
Semenjak kereta api antarkota terakhir yang melayani Provinsi Banten adalah [[kereta api Krakatau]] dengan relasi {{sta|Merak}}–{{sta|Blitar}} melalui lintas tengah Jawa yang diubah menjadi kereta api {{KA|Singasari}} dengan relasi {{sta|Pasar Senen}}–Blitar melalui jalur tengah Pulau Jawa, seluruh stasiun kereta api di Banten terutama segmen Rangkasbitung–Merak tidak melayani kereta api antarkota sehingga Provinsi Banten tidak melayani kereta api antarkota dan hanya melayani kereta api lokal beserta komuter [[KRL Commuter Line]].
=== Transportasi laut ===
|