Subduksi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RHKt (bicara | kontrib)
Zona subduksi di Indonesia: Penambahan pranala
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android App section source
k Mengembalikan suntingan oleh 182.4.68.98 (bicara) ke revisi terakhir oleh RHKt
Tag: Pengembalian
 
(16 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 26:
Melihat Cincin Api Pasifik mengungkapkan hubungan antara zona subduksi dan gunung berapi. Pedalaman setiap zona subduksi adalah rantai gunung berapi menyembur yang disebut busur vulkanik, seperti [[Kepulauan Aleut]] Alaska. Letusan [[Gunung Toba|gunung api Toba]] di Indonesia, letusan gunung berapi terbesar dalam 25 juta tahun terakhir, berasal dari gunung berapi zona subduksi.<ref name=":1" />
 
== Gempa bumi Megathrust ==
{{Lihat|Gempa bumi berskala besar}}
Zona Subduksi pada bagian laut dangkal berpotensi melahirkan gempa besar atau sering disebut megathrust (tumbukan besar). Dalam hal ini, lempeng samudra yang menunjam ke bawah lempeng benua membentuk medan tegangan (stress) pada bidang kontak antar lempeng yang kemudian dapat bergeser secara tiba-tiba memicu gempa. Jika terjadi gempa, maka bagian lempeng benua yang berada di atas lempeng samudrs bergerak terdorong naik (''thrusting''). Namun, dibanding gempa akibat [[patahan]] atau sesar, gempa jenis megathrust memiliki siklus lebih lambat karena periode akumulasi energi yang besar.<ref name=":0" /><ref name=":3">{{Cite web|title=Apa Itu Gempa Megathrust? dan Apa Itu Zona Megathrust? Berikut Penjelasannya Supaya Kita Waspada - Mantra Sukabumi|url=https://mantrasukabumi.pikiran-rakyat.com/nasional/amp/pr-20778774/apa-itu-gempa-megathrust-dan-apa-itu-zona-megathrust-berikut-penjelasannya-supaya-kita-waspada|website=mantrasukabumi.pikiran-rakyat.com|access-date=2020-10-07}}</ref>
Zona Subduksi pada bagian laut dangkal berpotensi melahirkan [[Gempa bumi berskala besar|gempa bumi besar]] atau sering disebut gempa bumi megathrust (tumbukan besar). Dalam hal ini, lempeng samudra yang menunjam ke bawah lempeng benua membentuk medan tegangan (stress) pada bidang kontak antar lempeng yang kemudian dapat bergeser secara tiba-tiba memicu gempa. Jika terjadi gempa, maka bagian lempeng benua yang berada di atas lempeng samudrs bergerak terdorong naik (''thrusting''). Namun, dibanding gempa akibat [[patahan]] atau sesar, gempa jenis megathrust memiliki siklus lebih lambat karena periode akumulasi energi yang besar.<ref name=":0" /><ref name=":3">{{Cite web|title=Apa Itu Gempa Megathrust? dan Apa Itu Zona Megathrust? Berikut Penjelasannya Supaya Kita Waspada - Mantra Sukabumi|url=https://mantrasukabumi.pikiran-rakyat.com/nasional/amp/pr-20778774/apa-itu-gempa-megathrust-dan-apa-itu-zona-megathrust-berikut-penjelasannya-supaya-kita-waspada|website=mantrasukabumi.pikiran-rakyat.com|access-date=2020-10-07}}</ref>
 
Jalur subduksi lempeng umumnya sangat panjang dengan kedalaman dangkal mencakup kontak antar lempeng. Dalam perkembangannya zona subduksi diasumsikan sebagai "patahan naik yang besar", yang kini populer disebut Zoma Megathrust.<ref name=":3" />
Baris 54 ⟶ 55:
== Zona subduksi di Indonesia ==
{{Main|Gempa bumi di Indonesia}}
[[File:Plate setting Sunda megathrust.png|thumb|250px|Peta menampilkan [[Zona subduksi Selat Sunda]] (''Sunda Megathurst'')]]
Konsekuensi dari lokasi Indonesia menyebbkan bencana yang datang silih berganti. Di Indonesia sendiri, sebagai tempat bertemunya tiga lempeng dunia yang menyebabkan banyak terbentuknya gunung api, serta beberapa lempeng mikro menyebabkan frekuensi kejadian gempa di berbagai daerah sangat tinggi.<ref>{{Cite journal|last=Yanow|first=Scott|date=2014-05-31|title=Mitchell, Grover|url=http://dx.doi.org/10.1093/acref/9780195301731.013.39612|journal=African American Studies Center|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-530173-1}}</ref><ref>{{Cite web|last=ITB|first=Webmaster Team, Direktorat Sistem dan Teknologi Informasi|title=Ahli Geologi Inggris Robert Hall: Zona Subduksi di Indonesia Timur Memiliki Keunikan untuk Diteliti -|url=https://www.itb.ac.id/news/read/56976/home/ahli-geologi-inggris-robert-hall-zona-subduksi-di-indonesia-timur-memiliki-keunikan-untuk-diteliti|website=Institut Teknologi Bandung|language=en|access-date=2020-10-07}}</ref> Ada enam megathrust di Indonesia yang terbagi lagi menjadi 16 segmen megathrust. Megathrust melingkari nyaris seluruh pulau besar di Indonesia.<ref name=":0" /> [[Subduksi Sunda|Zona subduksi Sunda]], mencakup selatan Jawa yang membentang dari pinggiran Sumatra hingga papua merupakan subduksi panjang yang terbentuk akibat tumbukan [[lempeng Indo-Australia]] dan [[Lempeng Eurasia|Eurasia]] yang membentuk [[busur sunda]].<ref name=":2" /><ref>{{Cite journal|last=Ragil Setiawan|first=Muhammad|last2=Setiawan|first2=Ari|date=2017-07-31|title=Pemodelan Struktur Bawah Permukaan Zona Subduksi dan Busur Gunungapi Jawa Timur berdasarkan Analisis Data Gravitasi|url=http://dx.doi.org/10.22146/jfi.27092|journal=Jurnal Fisika Indonesia|volume=19|issue=57|doi=10.22146/jfi.27092|issn=2579-8820}}</ref> Penelitian [[ITB]] menyebutkan, bahwa zona subduksi tersebut dapat menyebabkan Tsunami hingga 20 meter. Selain itu beberapa subduksi megathrust lainnya lainnya yaitu aktivitas subduksi [[lempeng Filipina]] di Indonesia,<ref>{{Cite news|last=Rinaldo|date=2020-09-07|title=BMKG: Gempa di Melonguane Akibat Subduksi Lempeng Laut Filipina|url=https://www.liputan6.com/news/read/4349453/bmkg-gempa-di-melonguane-akibat-subduksi-lempeng-laut-filipina|work=[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=2020-10-07|editor-last=Rinaldo}}</ref> subduksi Banda, subduksi Lempeng Laut Maluku, dan Subduksi Sulawesi, hingga subduksi Utara Papua.<ref name=":3" />
Konsekuensi dari lokasi Indonesia menyebbkan bencana yang datang silih berganti. Di Indonesia sendiri, sebagai tempat bertemunya tiga lempeng dunia yang menyebabkan banyak terbentuknya gunung api, serta beberapa lempeng mikro menyebabkan frekuensi kejadian gempa di berbagai daerah sangat tinggi.<ref>{{Cite journal|last=Yanow|first=Scott|date=2014-05-31|title=Mitchell, Grover|url=http://dx.doi.org/10.1093/acref/9780195301731.013.39612|journal=African American Studies Center|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-530173-1}}</ref><ref>{{Cite web|last=ITB|first=Webmaster Team, Direktorat Sistem dan Teknologi Informasi|title=Ahli Geologi Inggris Robert Hall: Zona Subduksi di Indonesia Timur Memiliki Keunikan untuk Diteliti -|url=https://www.itb.ac.id/news/read/56976/home/ahli-geologi-inggris-robert-hall-zona-subduksi-di-indonesia-timur-memiliki-keunikan-untuk-diteliti|website=Institut Teknologi Bandung|language=en|access-date=2020-10-07}}</ref> Ada enam megathrust di Indonesia yang terbagi lagi menjadi 16 segmen megathrust. Megathrust melingkari nyaris seluruh pulau besar di Indonesia.<ref name=":0" /> [[Zona subduksi Selat Sunda|Zona subduksi Selat Sunda]], mencakup selatan Jawa yang membentang dari pinggiran Sumatra hingga papua merupakan subduksi panjang yang terbentuk akibat tumbukan [[lempeng Indo-Australia]] dan [[Lempeng Eurasia|Eurasia]] yang membentuk [[busur sunda]].<ref name=":2" /><ref>{{Cite journal|last=Ragil Setiawan|first=Muhammad|last2=Setiawan|first2=Ari|date=2017-07-31|title=Pemodelan Struktur Bawah Permukaan Zona Subduksi dan Busur Gunungapi Jawa Timur berdasarkan Analisis Data Gravitasi|url=http://dx.doi.org/10.22146/jfi.27092|journal=Jurnal Fisika Indonesia|volume=19|issue=57|doi=10.22146/jfi.27092|issn=2579-8820}}</ref> Penelitian [[ITB]] menyebutkan, bahwa zona subduksi tersebut dapat menyebabkan Tsunami hingga 20 meter. Selain itu beberapa subduksi megathrust lainnya lainnya yaitu aktivitas subduksi [[lempeng Filipina]] di Indonesia,<ref>{{Cite news|last=Rinaldo|date=2020-09-07|title=BMKG: Gempa di Melonguane Akibat Subduksi Lempeng Laut Filipina|url=https://www.liputan6.com/news/read/4349453/bmkg-gempa-di-melonguane-akibat-subduksi-lempeng-laut-filipina|work=[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=2020-10-07|editor-last=Rinaldo}}</ref> subduksi Banda, subduksi Lempeng Laut Maluku, dan Subduksi Sulawesi, hingga subduksi Utara Papua.<ref name=":3" />
 
===Daftar Zona Subduksi di Indonesia===
 
Sumber:
Baris 71 ⟶ 73:
! Laju Pergerakan (cm/tahun)
! Kekuatan Maksimal/Mmax (M<sub>w</sub>)
! Sejarah Gempa (tahun/=M<sub>w</sub>)
|-
| M1
Baris 80 ⟶ 82:
| 4.0
| 9.2
| 1450 = 9.3<ref>{{Cite web|title=~M9.3 - Gempa Sumatra-Andaman 1450|url=https://gempadunia.github.io/ksgi/hgd15b.html|publisher=@gempa.dunia|access-date=05 September 2024}}</ref>, [[Gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004|2004 = 9.1]]
|-
| M2
Baris 95 ⟶ 97:
| Batu
| 70
| 200100
| 4.0
| 7.6
Baris 170 ⟶ 172:
| ?
| 8.5
| 1990 =7.8<ref>{{Cite web|title=M7.8 - Gempa Gorontalo 1990|url=https://gempadunia.github.io/ksgi/hgd262.html|publisher=@gempa.dunia|access-date=05 September 2024}}</ref>, [[Gempa bumi Sulawesi Tengah 1996|1996 = 7.9]], [[Gempa bumi Sulawesi 2008|2008 = 7.4]]
|-
| M12
Baris 179 ⟶ 181:
| ?
| ?
| 1889 = 8.0<ref>{{Cite web|title=~M8.0 - Gempa Sulawesi Utara 1889|url=https://gempadunia.github.io/ksgi/hgd101.html|publisher=@gempa.dunia|access-date=05 September 2024}}</ref>, 1913 = 7.9<ref>{{Cite web|title=M7.9 - Gempa Sulawesi-Mindanao 1913|url=https://gempadunia.github.io/ksgi/hgd88.html|publisher=@gempa.dunia|access-date=05 September 2024}}</ref>
| 1889 = 8.0, 1913 = 7.9
|-
| M13
Baris 292 ⟶ 294:
| Sesar Anjak Tanimbar-Kai
| Tanimbar-Kai 1
| 189190
|
| 0.25
Baris 315 ⟶ 317:
| 7.9
|
|-
|
| Sesar Anjak Tanimbar-Kai
| Tanimbar-Kai 1-2
| 490
|
| 0.25
| 8.6
| 1852 = 8.6<ref>{{Cite web|title=~M8.6 - Gempa Laut Banda 1852|url=https://gempadunia.github.io/ksgi/hgd114.html|publisher=@gempa.dunia|access-date=05 September 2024}}</ref>
|-
|
Baris 322 ⟶ 333:
|
| 1.5
| 8.26
| [[Gempa bumi Laut Banda 1629|1629 = 8.6]]
|
|-
|
Baris 334 ⟶ 345:
|
|}
 
==Daftar Gempa Bumi Subduksi di Indonesia==
{| class="wikitable sortable" style="font-size:90%;"
|-
!Tanggal
!Lokasi
!Kekuatan (M<sub>w</sub>)
!Kedalaman (km)
!Segmen Subduksi
![[Skala intensitas Mercalli yang dimodifikasi|MMI]]
! data-sort-type="number"|Korban Jiwa
! data-sort-tipe="number"|Luka-luka
!Keterangan
|-
| 2023-04-25
| [[Sumatera Barat]]
| 7.1
| 34
| Megathrust Mentawai-Siberut
| VIII
| 0
| 0
| [[Gempa bumi Kepulauan Mentawai April 2023]]
|-
| 2010-10-25
| [[Kabupaten Kepulauan Mentawai|Mentawai]]
| 7.8
| 33
| Megathrust Mentawai-Pagai
| VII
| 408
| 498
| [[Gempa bumi dan tsunami Kepulauan Mentawai 2010]]
|-
|rowspan="2"| 2009-01-03
|rowspan="2"| [[Papua Barat]]
| 7.7
| 17
|rowspan="2"| Segmen Manokwari
|rowspan="2"| VIII
|rowspan="2"| 4
|rowspan="2"| 13
|rowspan="2"| [[Gempa bumi Papua Barat 2009]]
|-
| 7.4
| 23
|-
| 2008-11-17
| [[Gorontalo]]
| 7.7
| 21
| Megathrust Utara Sulawesi
| VII
| 0
| 64
| [[Gempa bumi Sulawesi 2008]]
|-
| 2007-09-13
|rowspan="2"| [[Sumatra]]
| 7.9
| 30
|rowspan="2"| Megathrust Mentawai
|rowspan="2"| VII-VIII
|rowspan="2"| 25
|rowspan="2"| 50
|rowspan="2"| [[Gempa bumi Sumatra September 2007]]
|-
| 2007-09-12
| 8.4
| 30
|-
| 2006-07-17
| [[Jawa Barat]]
| 7.7
| 12
| Megathrust Jawa Barat-Tengah
| VI
| 668
| 9,299
| [[Gempa bumi dan tsunami Jawa 2006]]
|-
| 2005-03-28
| [[Sumatra]]
| 8.6
| 30
| Megathrust Nias-Simeuleu
| VIII-IX
| 1,315
| 1,146
| [[Gempa bumi Sumatra 2005]]
|-
| 2004-12-21
| [[Sumatra]]
| 9.1-9.3
| 35
| Megathrust Aceh-Andaman
| IX
| 227,898
| 280,000
|[[Gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004]]
|-
| 2000-06-04
| [[Bengkulu]]
| 7.9
| 30
| Megathrust Enggano
| X
| 103
| 2,585
| [[Gempa bumi Bengkulu 2000]]
|-
| 1996-02-27
| [[Papua]]
| 8.2
| 20
| Megathrust Papua
| IX
| 166
| 423
| [[Gempa bumi Biak 1996]]
|-
| 1996-01-01
| [[Sulawesi Tengah]]
| 7.9
| 24
| Megathrust Utara Sulawesi
| X
| 9
| 30
| [[Gempa bumi Sulawesi Tengah 1996]]
|-
| 1994-06-03
| [[Jawa Timur]]
| 7.8
| 18
| Megathrust Jawa Timur
| VII
| 250
| 423
| [[Gempa bumi dan tsunami Jawa Timur 1994]]
|-
| 1990-04-18
| [[Gorontalo]]
| 7.8
| 25
| Megathrust Utara Sulawesi
| VIII
| 3
| 25
|
|-
| 1907-01-04
| [[Sumatra]]
| 8.2
| 25
| Megathrust Aceh-Andaman dan Nias-Simeuleu
| VIII-IX
| 2,188
|
|
|-
| 1861-03-14
| [[Sumatra]]
| 8.5
| 10
| Megathrust Nias-Simeuleu
| VIII-IX
| 1000+
|
| [[Gempa bumi Sumatra 1861]]
|-
| 1852-11-26
| [[Maluku]]
| 8.6
| 10
| Sesar Anjak Tanimbar-Kai
| VIII-IX
| 60+
|
|
|-
| 1833-11-25
| [[Sumatra]]
| 9.0
| 10
| Megathrust Mentawai-Siberut dan Mentawai-Pagai
| VIII-IX
| >700
|
| [[Gempa bumi Sumatra 1833]]
|-
| 1797-02-10
| [[Sumatra]]
| 8.7
| 10
| Megathrust Mentawai-Siberut dan Mentawai-Pagai
| VIII-IX
| ~300
|
| [[Gempa bumi Sumatra 1797]]
|}
 
== Lihat pula ==
{{Portal|Ilmu kebumian}}
 
* [[Cincin Api Pasifik]]
* [[Daftar gempa bumi di Indonesia]]
* [[Daftar gempa bumi terkuat sepanjang sejarah]]
 
== Referensi ==