}}
'''Republik Romawi''' ([[bahasa Latin]]: ''Res Publica Romana'') adalah sebuah pemerintahan republik yang berdiri di [[semenanjung Italia]] dari tahun 509 SM hingga 27 SM. Republik ini menggantikan [[Kerajaan Romawi|sistem monarki Romawi]] setelah penggulingan [[Tarquinius Superbus|Raja Tarquinius Superbus]], raja ketujuh sekaligus yang terakhir dari [[Roma]]. Republik Romawi dikenal sebagai salah satu negara paling berpengaruh dalam sejarah dunia, yang pada puncaknya menguasai sebagian besar kawasan [[Mediterania]]. Pemerintahan Republik Romawi didasarkan pada sistem checks and balances, yang melibatkan lembaga-lembaga seperti [[Senat Romawi|Senat]], Majelis Rakyat, dan para [[magistratus]] yang dipimpin oleh dua [[Konsul Romawi|konsul]]. Sistem ini bertujuan untuk mencegah kekuasaan absolut di tangan satu orang.
'''Republik Romawi''' adalah periode [[Romawi Kuno|peradaban klasik Romawi]] yang dimulai dengan kejatuhan [[Kerajaan Romawi]] (secara tradisional pada tahun 509 SM) dan berakhir pada tahun 27 SM dengan berdirinya [[Kekaisaran Romawi]] setelah [[Pertempuran Actium]]. Selama periode ini, kendali [[Roma]] meluas dari wilayah sekitarnya hingga mencapai hegemoni atas seluruh dunia [[Mediterania]].
Republik Romawi berkembang melalui berbagai fase, dimulai dengan konsolidasi kekuasaan di [[Italia]]. Melalui serangkaian peperangan, termasuk [[Perang Punisia]] melawan [[Kartago]], Republik memperluas wilayahnya hingga mencakup wilayah [[Eropa Barat]], [[Afrika Utara]], dan [[Asia Kecil]]. Perekonomian Romawi pada masa ini sangat bergantung pada pertanian, perdagangan, dan perbudakan. Perluasan wilayah ini diiringi dengan reformasi militer yang dipelopori oleh tokoh-tokoh seperti [[Gaius Marius]], yang memberikan kesempatan bagi warga negara Romawi dari golongan bawah untuk masuk dalam angkatan bersenjata.
Pada masa Republik Romawi, masyarakat Romawi merupakan campuran budaya yang mencakup unsur-unsur [[Orang Latin|Latin]] dan [[Etruskan|Etruska]], serta elemen-elemen budaya [[Sabini]], Oscan, dan [[Yunani]], yang terlihat terutama dalam agama [[Romawi Kuno]] dan [[Daftar dewa-dewi Romawi|Panteon-nya]]. Organisasi politik Romawi berkembang pada waktu yang hampir bersamaan dengan demokrasi langsung di [[Yunani Kuno]], dengan lembaga-lembaga kolektif dan tahunan, yang diawasi oleh senat. Pemilihan umum tahunan diadakan, tetapi sistem republik ini adalah oligarki elektif, bukan demokrasi; sejumlah kecil keluarga berkuasa secara dominan memonopoli jabatan-jabatan publik. Lembaga-lembaga Romawi mengalami banyak perubahan selama masa Republik untuk menyesuaikan diri dengan tantangan yang dihadapi, seperti pembentukan promagistrasi untuk memerintah provinsi-provinsi yang ditaklukkan atau perubahan komposisi senat.
Namun, perkembangan ini juga membawa tantangan yang signifikan bagi stabilitas politik Republik. Ketimpangan sosial, korupsi, dan konflik internal di antara para elit Romawi memicu ketegangan yang menyebabkan terjadinya beberapa perang saudara. Meskipun beberapa upaya reformasi dilakukan, seperti [[reformasi agraria]] oleh Tiberius dan [[Gaius Gracchus]], ketidakstabilan politik semakin meningkat, terutama dengan munculnya tokoh militer yang memiliki kekuasaan besar seperti [[Julius Caesar]]. Konflik yang melibatkan Caesar dan rival politiknya memuncak pada akhir Republik, dengan Caesar mendeklarasikan dirinya sebagai [[Diktator Romawi|diktator]] seumur hidup pada 44 SM.
Tidak seperti ''[[Pax Romana]]'' pada masa [[Kekaisaran Romawi]], selama era republik, [[Roma]] berada dalam keadaan perang yang hampir terus-menerus. Musuh-musuh awalnya adalah tetangga [[Orang Latin|Latin]] dan [[Etruskan|Etruska]], serta suku [[Galia]] yang menjarah [[Roma]] pada tahun 387 SM. Setelah penjarahan oleh suku [[Galia]], [[Roma]] menaklukkan seluruh [[Semenanjung Italia]] dalam waktu satu abad dan menjadi kekuatan utama di [[Mediterania]]. Rival strategis terbesar [[Roma]] adalah [[Kartago]], melawan yang mereka berperang dalam tiga perang. [[Roma]] mengalahkan [[Kartago]] dalam [[Pertempuran Zama]] pada tahun 202 SM, menjadikannya kekuatan dominan di dunia Mediterania kuno. Setelah itu, [[Roma]] memulai serangkaian penaklukan yang sulit, mengalahkan [[Filipus V]] dan Perseus dari Makedonia, [[Antiokhus III]] dari [[Kekaisaran Seleukia]], Viriathus dari [[Lusitania]], [[Jugurtha]] dari [[Numidia]], [[Mithridates VI dari Pontus]], [[Vercingetorix]] dari suku [[Arverni]] di [[Galia]], dan ratu Mesir, [[Kleopatra]].
Republik Romawi secara resmi berakhir pada tahun 27 SM, ketika [[Augustus]] (''Oktavianus'') dinyatakan sebagai ''princeps'', atau pemimpin pertama, oleh [[Senat Romawi]], menandai awal dari [[Kekaisaran Romawi]]. Perubahan ini menandai transisi dari sistem pemerintahan republik ke sistem pemerintahan kekaisaran, di mana kekuasaan yang sebelumnya terdesentralisasi di bawah Republik kini berpusat di tangan satu orang penguasa.
Di dalam negeri, selama '''''Konflik Ordo''''', para [[patricius]], yaitu elit oligarki tertutup, berkonflik dengan kaum [[plebs]] yang jumlahnya lebih banyak; konflik ini diselesaikan dengan damai, dengan kaum [[plebs]] mencapai kesetaraan politik pada abad ke-4 SM. Republik akhir, dari tahun 133 SM dan seterusnya, mengalami kerusuhan domestik yang signifikan, seringkali dipandang secara anakronistik sebagai konflik antara '''optimates''' (politisi konservatif) dan '''populares''' (politisi reformis). '''Perang Sosial''' antara Roma dan sekutu-sekutu [[Italia]] atas kewarganegaraan dan hegemoni Romawi di [[Italia]] memperluas cakupan kekerasan sipil. Perbudakan massal juga berkontribusi pada tiga '''Perang Budak'''. Ketegangan di dalam negeri dan ambisi di luar negeri menyebabkan lebih banyak perang saudara. Yang pertama melibatkan [[Gaius Marius|Marius]] dan [[Sulla]]. Setelah satu generasi, Republik jatuh ke dalam perang saudara lagi pada tahun 49 SM antara [[Julius Caesar]] dan [[Pompeius]]. Meskipun Caesar menang dan diangkat sebagai diktator seumur hidup, ia dibunuh pada tahun 44 SM. Ahli waris Caesar, [[Octavianus]], dan letnannya, [[Markus Antonius]], mengalahkan para pembunuh Caesar pada tahun 42 SM, tetapi mereka akhirnya berpisah. Kekalahan Antonius bersama sekutunya dan kekasihnya [[Kleopatra]] dalam [[Pertempuran Actium]] pada tahun 31 SM, serta pemberian kekuasaan luar biasa oleh Senat kepada [[Octavianus]] sebagai ''[[Augustus (gelar)|Augustus]]'' pada tahun 27 SM, yang secara efektif menjadikannya [[kaisar Romawi]] pertama, menandai berakhirnya Republik.
== Sejarah ==
|