Kota Semarang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Membatalkan 1 suntingan oleh 36.73.38.52 (bicara) ke revisi terakhir oleh Herryz()
Tag: Pembatalan
Herryz (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
 
(32 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 39:
|penduduk = 1699585
|penduduktahun = 30 Juni [[2024]]
|pendudukref = <ref name="DUKCAPIL">{{Cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan Indonesia Dukcapil 2024|website=gis.dukcapil.kemendagri.go.id|access-date=151 SeptemberDesember 2024|format=Visual}}</ref>
|kepadatan = auto
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
|8785,5925% [[Islam]]
|{{Tree list}}
* 1113,7374% [[Kekristenan]]
** 67,8005% [[Protestan]]
** 46,9369% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|0,58% [[Agama Buddha|Buddha]] |0,07% [[Hindu]] |0,03% Lainnya<ref name="DUKCAPIL"/>}}
|bahasa = [[Bahasa Indonesia]], [[bahasa Jawa Semarang|Jawa]]
|IPM = {{increase}} 84,08 ([[2022]])<br>{{fontcolor|blue|<small>sangat tinggi</small>}}<ref>{{cite web|url=https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia.html|title=Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2020-2022|publisher=Badan Pusat Statistik|accessdate=22 Februari 2023|archive-date=2021-01-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20210127193437/https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia.html|dead-url=no}}</ref>
|dau = Rp 1.299Rp1.131442.994047.000,-877 ([[2020]]2024)
|dauref = <ref>{{cite document|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020|publisher=Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan|date=(2020)|accessdate=15 Juni 2021}}</ref>
|kode = +62 24
Baris 63:
}}
 
'''Kota Semarang''' ({{lang-jv|[[Hanacaraka]]: {{jav|ꦯꦼꦩꦫꦁ​}}, [[Pegon]]: سماراڠ|Samarang}}) adalah [[ibu kota]] provinsi [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. Kota ini adalah [[Daftar kota di Indonesia menurut jumlah penduduk|kota metropolitan]] terbesar kelima di Indonesia setelah [[Jakarta]]{{efn|Jakarta bukanlah sebuah [[Kota (Indonesia)|kota]], melainkan [[Wilayah administratif khusus di Indonesia#Daerah_Khusus_Ibukota_Jakarta|daerah khusus]] berbasis [[provinsi]] yang terdiri dari 1 kabupaten dan 5 kota administrasi}}, [[Surabaya]], [[Kota Medan|Medan]], dan [[Kota Bandung|Bandung]]. Kota Semarang memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.699.585 jiwa, pada pertengahan tahun [[2024]].<ref name="DUKCAPIL"/>
 
Kawasan ''mega-urban'' Semarang yang tergabung dalam [[wilayah metropolitan]] [[Kedungsepur]] ([[Kabupaten Kendal]], [[Kabupaten Demak]], [[Ungaran]] [[Kabupaten Semarang]], [[Kota Salatiga]], Kota Semarang, dan [[Purwodadi]] [[Kabupaten Grobogan]]) berpenduduk mencapai 7,3 juta jiwa, sekaligus sebagai wilayah metropolitan berpenduduk terbanyak keempat di Indonesia, setelah [[Jabodetabek]] ([[Jakarta]]), [[Gerbangkertosusilo]] ([[Surabaya]]), dan [[Bandung Raya]] ([[Bandung]]).
Baris 133:
Tahun 1946 [[Inggris]] atas nama [[Sekutu]] menyerahkan kota Semarang kepada pihak [[Belanda]]. Ini terjadi pada tanggal 16 Mei 1946. Tanggal 3 Juni 1946 dengan tipu muslihat, pihak Belanda menangkap Mr. Imam Sudjahri, wali kota Semarang sebelum proklamasi kemerdekaan. Selama masa pendudukan [[Belanda]] tidak ada pemerintahan daerah kota Semarang. Namun para pejuang di bidang pemerintahan tetap menjalankan pemerintahan di daerah pedalaman atau daerah pengungsian di luar kota sampai dengan bulan Desember 1948. daerah pengungsian berpindah-pindah mulai dari kota Purwodadi, Gubug, Kedungjati, [[Kota Salatiga|Salatiga]], dan akhirnya di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]]. Pimpinan pemerintahan berturut-turut dipegang oleh R. Patah, R. Prawotosudibyo dan Mr. Ichsan.
 
Pemerintahan pendudukan Belanda yang dikenal dengan Recomba berusaha membentuk kembali pemerintahan Gemeente seperti pada masa kolonial dulu di bawah pimpinan R Slamet Tirtosubroto. Hal itu tidak berhasil, karena dalam masa pemulihan kedaulatan harus menyerahkan kepada Komandan KMKB Semarang pada bulan Februari 1950. tanggal I April 1950 Mayor Suhardi, Komandan KMKB. menyerahkan kepemimpinan pemerintah daerah Semarang kepada Mr KoesbiyonoKoesoebiyono, seorang pegawai tinggi Kementerian Dalam Negeri di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]]. Ia menyusun kembali aparat pemerintahan guna memperlancar jalannya pemerintahan.
 
== Ekonomi ==
Baris 182:
{{See also|Suku Jawa}}
 
Penduduk Semarang umumnya adalah [[suku Jawa]] (94,24%) dan menggunakan [[bahasa Jawa Semarang|Bahasa Jawa]] sebagai bahasa sehari-hari. NamunKemudian ada[[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] pula(3,48%) beberapadan suku-suku dan etnis yang juga mendiami kota Semaranglainnya seperti [[Arab-Indonesia|Arab]], [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]]. [[Suku Melayu|Melayu]], [[Suku Sunda|Sunda]], [[Suku Batak|Batak]], [[Orang Minangkabau|Minangkabau]] dan lainnya(2,28%). Sementara untuk agama yang dianut mayoritas menganut agama [[Islam]]. Adapun banyaknya penduduk kota Semarang menurut agama yang dianut yakni [[Islam]] sebanyak 87(85,5925%), kemudian [[Kekristenan]] sebanyak 11(13,7374%), dengan rincian [[Kristen Protestan]] sebanyak 6(7,8005%) dan [[Kristen Katolik]] sebanyak 4(6,9369%). Penduduk kota Semarang yang beragama [[Agama Buddha|Buddha]] sebanyak (0,58%), kemudian [[Hindu]] sebanyak (0,07%), sebagian kecil lainnya menganut [[Aliran kepercayaan]] dan [[Konghucu]] sebanyak (0,03%).<ref name="DUKCAPIL"/>
 
== APBD ==
Baris 276:
== Referensi ==
{{reflist|2}}
 
== Catatan ==
{{notelist}}
 
== Pranala luar ==