Papua Selatan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
OriginalFixed (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Herryz (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(17 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 36:
|nama sekretaris daerah = [[Apolo Safanpo]]
|nama ketua DPRD =
|luas = 117833,92
|ref luas =
|penduduk = 545861
|tahun populasi = 30 Juni 2024
|populasi ref = <ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=2018 SeptemberOktober 2024|format=visual}}</ref>
|kepadatan = auto
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
Baris 50:
|26,90% [[Islam]] |0,10% [[Hindu]] |0,04% [[Agama Buddha|Buddha]]<ref name="DUKCAPIL"/>}}
|bahasa = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]] <small>(resmi)</small>, [[Bahasa Awyu|Awyu]], [[Bahasa Asmat|Asmat]], [[Bahasa Citak|Citak]], [[Bahasa Jawa|Jawa]], [[Rumpun bahasa Kolopom|Kolopom]], [[Bahasa Korowai|Korowai]], [[Bahasa Marind|Marind]], [[Bahasa Morori|Morori]], [[Bahasa Mombum|Mombum]], [[Bahasa Muyu|Muyu]], [[Bahasa Wambon|Wambon]]
|IPM = {{new}} 68,86 ([[2024]])<br> <span style="background:Yellow;color:#00bfac">&nbsp;sedang&nbsp;</span><ref name="IPM">{{cite web | url =https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MjIwNSMy/-metode-baru--indeks-pembangunan-manusia--umur-harapan-hidup-hasil-long-form-sp2020-.html|title =Indeks Pembangunan Manusia (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020), 2023-2024|website =www.bps.go.id|publisher=[[Badan Pusat Statistik]]|date=(15 November 2024)|accessdate=16 November 2024}}</ref>
|IPM =
|dautotal APBD = Rp =1.661.260.000.000,-
|tahun APBD = [[2024]]<ref name="APBD">{{cite web|url=https://djpk.kemenkeu.go.id/portal/data/apbd?periode=12&tahun=2024&provinsi=35&pemda=00|title=Postur APBD Papua Selatan|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2024)|accessdate=31 Oktober 2024}}</ref>
|DAU = Rp 475.062.162.000,- <small>([[2024]])</small><ref name="DAU2024">{{cite web|url=https://djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2023/09/Rincian-Alokasi-DAU-DBH-TA-2024.pdf|title=Rincian Dana Transfer Umum T.A 2024 Menurut Provinsi/Kabupaten/Kota|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2024)|accessdate=31 Oktober 2024|format=PDF}}</ref>
|DAK = Rp 151.476.463.000,- <small>([[2024]])</small><ref name="DANA">{{cite web|url=https://djpk.kemenkeu.go.id/?portfolio=daftar-alokasi-tkdd-2024-prov-papua-selatan|title=Buku Alokasi dan Rangkuman Kebijakan Transfer Ke Daerah T.A 2024 Provinsi Papua Selatan|website=djpk.kemenkeu.go.id|date=(2024)|accessdate=31 Oktober 2024|page=21}}</ref>
|zona waktu = [[Waktu Indonesia Timur|WIT]]
|utc = +09:00
Baris 211 ⟶ 214:
[[Berkas:A Papuan woman extracts starch sago from the spongy center of the palm stems. (17821831174).jpg|jmpl|220px|ka|Pengolahan sagu, contoh hasil hutan bukan kayu]]
Papua Selatan memiliki perkebunan [[kelapa sawit]] di Merauke dan Boven Digoel yang dikelola perusahaan besar. Salah satunya adalah PT Tunas Sawa Erma (TSE) yang merupakan anak perusahan Korindo asal Korea Selatan. Selain kelapa sawit, Korindo juga bergerak di industri kayu. TSE Group beroperasi di Merauke dan Boven Digoel dan terdiri dari beberapa anak perusahaan seperti PT Tunas Sawa Erma (TSE), PT Dongin Prabawa (DP), PT Berkat Cipta Abadi (BCA) dan PT Papua Agro Lestari (PAL).<ref>{{Cite web|url=https://tsegroup.co.id/|title=TSE Group|access-date=2023-05-17|archive-date=2023-08-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20230802032632/https://tsegroup.co.id/|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.voaindonesia.com/a/hilang-hutan-adat-karena-ekspansi-sawit-di-papua/5502087.html|title=Hilang Hutan Adat Karena Ekspansi Sawit di Papua|date=2020-07-14|last=Sucahyo|first=Nurhadi|publisher=VOA Indonesia|access-date=2023-05-17|archive-date=2023-05-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20230517190517/https://www.voaindonesia.com/a/hilang-hutan-adat-karena-ekspansi-sawit-di-papua/5502087.html|dead-url=no}}</ref> Persebaran kebun kelapa sawit Papua Selatan antara lain di distrik Ngguti, Ulilin, dan Muting di Kabupaten Merauke serta distrik Jair di Kabupaten Boven Digoel.<ref>{{Cite book|title=Atlas Sawit Papua : Dibawah Kendali Penguasa Modal|url=https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2016/09/Atlas-Sawit-Papua.pdf|last=Franky|first=Y. L.|publisher=PUSAKA|isbn=9786029879414|location=Jakarta|last2=Morgan|first2=Selwyn|year=2015|access-date=2023-05-17|archive-date=2023-06-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20230608084740/http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2016/09/Atlas-Sawit-Papua.pdf|dead-url=no}}</ref>
 
Pemerintah pusat mencanangkan Papua Selatan sebagai pusat industri [[gula]] dan [[bioetanol]] dengan ratusan ribu hektar lahan direncanakan diubah menjadi perkebunan [[tebu]]. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan gula di dalam negeri yang masih ditopang oleh gula impor. Proyek besar ini dimulai pada Juli 2024 dengan penanaman tebu perdana PT Global Papua Abadi yang juga dihadiri presiden Joko Widodo di Kampung Sermayam, Distrik Tanah Miring, Merauke. Kawasan ini nantinya juga akan dibangun pabrik yang mulai beroperasi tahun 2027 dengan kapasitas produksi 2,6 juta ton gula dan 244 juta liter bioetanol.<ref>{{Cite web|url=https://www.setneg.go.id/baca/index/dukung_papua_selatan_jadi_pusat_industri_gula_wapres_tinjau_kawasan_perkebunan_tebu_di_merauke|title=Dukung Papua Selatan Jadi Pusat Industri Gula, Wapres Tinjau Kawasan Perkebunan Tebu di Merauke|date=2024-06-04|access-date=2024-10-04|website=www.setneg.go.id|publisher=Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.presidenri.go.id/foto/tanam-tebu-perdana-di-merauke-presiden-pemerintah-fokus-kembangkan-ketahanan-pangan/|title=Tanam Tebu Perdana di Merauke, Presiden: Pemerintah Fokus Kembangkan Ketahanan Pangan|date=2024-07-23|access-date=2024-10-04|website=www.presidenri.go.id|publisher=Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden}}</ref>
 
Salah satu produk kehutanan Papua Selatan adalah [[sagu]] yang menjadi salah satu makanan pokok suku di wilayah ini. Suku-suku lainnya memiliki makanan pokok seperti [[pisang]],<ref name="Jumaidi">{{cite news | last1=Jumaidi | first1=Susanto | last2=Indriaqati| first2=Tri| title=Suku-suku di Papua Selatan Halaman all | website=KOMPAS.com | date=2023-03-22 | url=https://www.kompas.com/stori/read/2023/03/22/200000179/suku-suku-di-papua-selatan?page=all | language=id | access-date=2024-05-08}}</ref> ubi kelapa (''[[Dioscorea alata]]''), keladi (''[[Colocasia esculenta]]''), ubi jalar (''[[Ipomoea batatas]]''), dan sukun (''[[Artocarpus incisa]]'' atau ''[[Artocarpus camansi]]'').<ref name="Schoorl 1997">{{cite book | last=Schoorl | first=J.W. | title= Kebudayaan dan Perubahan Suku Muyu Dalam Arus Modernisasi Irian Jaya| publisher=KITLV & Gramedia | date=1997-01-01 | page=112}}</ref>
Baris 222 ⟶ 227:
 
Salah satu produk perikanan yang berharga adalah [[gelembung renang]] yaitu organ yang mengatur kemampuan mengapung dan berenang ikan. Gelembung ikan yang paling diminati antara lain gelembung ikan kakap dan ikan gulama. Harga gelembung ikan gulama 10 gram per 1&nbsp;kg adalah sekitar 18 juta rupiah dan diproduksi sekitar 15 ribu ton di tahun 2018 untuk diekspor ke negara lain seperti Malaysia dan Singapura. Kegunaan gelembung ikan antara lain untuk kesehatan, makanan mewah dan benang jahit operasi.<ref>{{Cite web|url=https://kkp.go.id/bkipm/artikel/7789-produksi-meningkat-merauke-eskpor-gelembung-ikan-ke-berbagai-negara|title=Produksi Meningkat, Merauke Ekspor Gelembung Ikan ke Berbagai Negara|date=2018-12-05|website=kkp.go.id|publisher=BKIPM Kementerian Kelautan dan Perikanan|access-date=2023-05-18|archive-date=2023-05-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20230518144716/https://kkp.go.id/bkipm/artikel/7789-produksi-meningkat-merauke-eskpor-gelembung-ikan-ke-berbagai-negara|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://news.detik.com/berita/d-3547089/menjala-ratusan-juta-rupiah-dari-gelembung-ikan-di-merauke|title=Menjala Ratusan Juta Rupiah dari Gelembung Ikan di Merauke|date=2017-07-04|website=detik.com|last=Damarjati|first=Danu|access-date=2023-05-18|archive-date=2023-05-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20230518145918/https://news.detik.com/berita/d-3547089/menjala-ratusan-juta-rupiah-dari-gelembung-ikan-di-merauke|dead-url=no}}</ref> Salah satu perusahaan besar di bidang perikanan adalah perusahaan asal Tiongkok PT Dwikarya Reksa Abadi yang beroperasi di Wanam, Distrik Ilwayab, Merauke. Namun, izin usahanya dicabut di tahun 2015 karena melanggar peraturan termasuk peratuan Menteri Perikanan [[Susi Pudjiastuti]] tentang moratorium kapal asing. Hal ini berdampak pada perkampungan di sekitar perusahaan seperti kampung Bibikem. Masyarakat dulunya memanfaatkan fasilitas perusahaan seperti rumah sakit, genset, dan ruang pendingin ikan.<ref>{{Cite web|url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20161005140645-20-163501/distrik-ilwayab-surga-nelayan-yang-mati-perlahan|title=Distrik Ilwayab, 'Surga' Nelayan yang Mati Perlahan|date=2016-10-06|last=Pratiwi|first=Priska Sari|publisher=CNN Indonesia|access-date=2023-05-18|archive-date=2023-05-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20230518183603/https://www.cnnindonesia.com/nasional/20161005140645-20-163501/distrik-ilwayab-surga-nelayan-yang-mati-perlahan|dead-url=no}}</ref>
 
==Deforestasi==
Papua Selatan menghadapi deforestasi signifikan akibat berbagai proyek besar seperti perkebunan, tambang, pengembangan infrastruktur, dan proyek energi.<ref>{{Cite web|last=Ananda|first=Sapta|date=2023-03-09|title=DEFORESTASI DI PAPUA|url=https://storymaps.arcgis.com/stories/169cc945acf543b7be0367fa47f73bb6|website=ArcGIS StoryMaps|language=id|access-date=2024-09-28}}</ref>
Deforestasi di Papua Selatan disebabkan oleh beberapa jenis proyek, antara lain:
 
*Perkebunan Kelapa Sawit
*Perkebunan Tebu
*Tambang (emas, tembaga, nikel)
*Pengembangan Infrastruktur
*Industri Kehutanan dan Kayu
*Pengembangan Lahan Pertanian Skala Besar
*Proyek Energi (PLTA, bendungan)
 
Proyek-proyek ini menyebabkan hilangnya hutan secara besar-besaran, sering tanpa memperhatikan keberlanjutan dan dampak terhadap masyarakat lokal. Salah satu permasalahan deforestasi utama Papua Selatan adalah proyek swasembada tebu, yang membawa sejumlah kerugian besar, baik secara lingkungan, sosial, maupun ekonomi jangka panjang.<ref>{{Cite web|last=Saturi|first=Sapariah|date=2024-05-06|title=Perkebunan Tebu Jutaan Hektar, Bagaimana Nasib Hutan Papua?|url=https://www.mongabay.co.id/2024/05/06/perkebunan-tebu-jutaan-hektar-bagaimana-nasib-hutan-papua/|website=Mongabay.co.id|language=en-US|access-date=2024-09-28}}</ref> Berikut adalah beberapa dampak negatifnya:
 
*Kehilangan Keanekaragaman Hayati
Hutan Papua Selatan adalah salah satu kawasan dengan keanekaragaman hayati yang tinggi. Deforestasi di area tersebut mengancam ribuan spesies flora dan fauna endemik, termasuk spesies yang mungkin belum sepenuhnya diketahui atau belum dikatalogkan oleh para ilmuwan. Hilangnya habitat secara drastis dapat menyebabkan punahnya spesies-spesies ini.
 
*Kerusakan Ekosistem
Hutan tropis seperti yang ada di Papua memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem global, seperti menyerap karbon dioksida dan memproduksi oksigen. Penggundulan hutan mengganggu ekosistem ini, mengurangi kemampuan hutan untuk menyerap karbon dan memperburuk perubahan iklim global.
 
*Dampak Terhadap Masyarakat Adat
Proyek swasembada tebu ini akan berdampak langsung pada masyarakat adat di wilayah tersebut, yang kehidupannya sangat bergantung pada hutan untuk bertani, berburu, dan kegiatan tradisional lainnya. Penghancuran hutan tanpa persetujuan dan keterlibatan mereka dapat menyebabkan pemindahan paksa, hilangnya tanah adat, serta krisis identitas budaya.
 
*Peningkatan Risiko Bencana Alam
Deforestasi besar-besaran dapat mengakibatkan peningkatan risiko bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Hutan yang biasanya menyerap air hujan dan menahan erosi tanah akan hilang, meningkatkan kemungkinan terjadinya bencana alam di wilayah tersebut.
 
*Degradasi Kualitas Tanah
Pembukaan hutan untuk lahan pertanian sering kali diikuti dengan degradasi tanah karena metode pertanian intensif, yang dalam jangka panjang justru merusak lahan tersebut. Tanah bisa menjadi kurang subur, rentan terhadap erosi, dan memerlukan input kimiawi tinggi untuk mempertahankan produktivitasnya.
 
*Dampak Sosial dan Ekonomi Jangka Panjang
Walaupun proyek ini bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan produksi gula, dampak negatifnya dalam jangka panjang bisa lebih besar. Penghilangan sumber daya alam yang berkelanjutan dapat memperburuk kemiskinan, meningkatkan ketimpangan, dan mengurangi mata pencaharian masyarakat lokal yang tergantung pada hutan.<ref>[https://www.benarnews.org/indonesian/berita/swasembada-gula-papua-06052024153446.html Proyek swasembada gula di Papua ditanggapi kecemasan warga atas eksploitasi - Benar News]</ref>
 
Dengan kata lain, proyek swasembada tebu di Papua Selatan ini dapat membawa konsekuensi jangka panjang yang merugikan secara ekologi dan sosial, meskipun terlihat memberikan manfaat ekonomi dalam jangka pendek.
 
== Pendidikan ==
Baris 288 ⟶ 259:
=== PLBN Sota dan Titik 0 Kilometer ===
[[Berkas:PLBN Sota.jpg|jmpl|200px|ka|Pos Lintas Batas Negara Sota, Merauke]]
 
Sota adalah sebuah distrik di Merauke yang merupakan salah satu titik perbatasan negara Indonesia dengan [[Papua Nugini]]. Jarak Sota dengan pusat Kota Merauke sekitar 80&nbsp;km melewati Taman Nasional Wasur. Pos perbatasan di wilayah ini mulai ditingkatkan menjadi [[Pos lintas batas negara di Indonesia|Pos Lintas Batas Negara (PLBN)]] sejak tahun 2018 dan selesai di tahun 2021. PLBN tidak hanya bertujuan sebagai gerbang perbatasan antar negara tetapi juga sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru sehingga mampu menyejahterakan masyarakat perbatasan. Sehingga untuk mewujudkan hal itu, PLBN Sota juga dilengkapi oleh pasar dan fasilitas umum lainnya serta dijadikan destinasi pariwisata Merauke.<ref>{{Cite web|url=https://www.pu.go.id/berita/resmikan-plbn-terpadu-sota-di-merauke-presiden-jokowi-kawasan-perbatasan-representasi-kemajuan-bangsa|title=Resmikan PLBN Terpadu Sota di Merauke, Presiden Jokowi: Kawasan Perbatasan Representasi Kemajuan Bangsa|date=2021-10-04|access-date=2023-04-08|website=pu.go.id|publisher=Kementerian PUPR Indonesia|archive-date=2023-04-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20230410082534/https://www.pu.go.id/berita/resmikan-plbn-terpadu-sota-di-merauke-presiden-jokowi-kawasan-perbatasan-representasi-kemajuan-bangsa|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://pu.go.id/berita/pembangunan-kawasan-perbatasan-sota-merauke-dimulai-juni-2018|title=Pembangunan Kawasan Perbatasan Sota, Merauke Dimulai Juni 2018|date=2018-03-17|access-date=2023-04-08|website=pu.go.id|publisher=Kementerian PUPR Indonesia|archive-date=2023-04-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20230408163513/https://pu.go.id/berita/pembangunan-kawasan-perbatasan-sota-merauke-dimulai-juni-2018|dead-url=no}}</ref>