Keyakinan dalam Buddhisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Faredoka (bicara | kontrib)
-nibbana +nirwana (b indo)
Faredoka (bicara | kontrib)
Mahāyāna: +{{Mahayana}}
 
(2 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{short description|unsur penting dari ajaran Buddha}}
{{abouttentang|kualitas mental dari keyakinan dalam Buddhisme|penjelasan dari praktik bakti Buddhis|Bakti Buddhis|konsep keyakinan Hindu|Sradha|suatu upacara umat Hindu|Sraddha}}
[[Berkas:Buddhist Altar in Indonesia.jpg|jmpl|Altar di Pusdiklat Buddhis Sikkhādama Santibhūmi, [[Tangerang]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]. [[Rupang Buddha]] sebagai simbol [[Buddha]], [[Dharmacakra]] di belakang kepala Buddha sebagai simbol [[Dhamma]], dan dua murid teladan-Nya ([[Sariputta]] dan [[Moggallana]]) di kedua sisi sebagai simbol [[Sangha|Saṅgha]].|300x300px]]
{{Buddhist term|title=''saddhā''
Baris 130:
 
=== Theravāda ===
{{Theravada}}
Pada umumnya, praktik-pratik dalam aliran [[Theravāda]] serupa dengan praktik-praktik dalam [[Buddhisme awal|Buddhisme Awal]]. Akan tetapi, aliran Theravāda juga secara khusus membahas tentang keyakinan dalam [[Aṭṭhakathā|kitab-kitab komentarnya]].
 
Baris 162 ⟶ 163:
=== Mahāyāna ===
[[Berkas:Shakyamuni Buddha with Avadana Legend Scenes - Google Art Project.jpg|jmpl|upright=1.1|[[Buddha Gautama]] dengan adegan-adegan dari legenda [[Awadāna]]]]
{{Mahayana}}
Dalam periode [[Ashoka|kaisar Ashoka]] (abad ke-3 sampai ke-2 SM), umat Buddha banyak menitikberatkan pada keyakinan, karena Ashoka membantu mengembangkan Buddhisme sebagai agama populer untuk menyatukan kekuasaanya. Tren baru ini berujung pada peningkatan pemujaan ''stūpa'' dan bertambah banyaknya sastra berlandaskan keyakinan yaitu [[Awadāna]].{{sfn|Harvey|2013b|p=103}}{{sfn|Swearer|2010|p=77}} Pada abad ke-2 SM, Buddha semakin lumrah digambarkan dalam bentuk lukisan, dan ada peralihan penekanan pada [[Bhakti|bakti emosional]] dalam [[agama India]]. Ini menuntun pada perspektif baru dalam Buddhisme, seperti yang dirangkum oleh Peter Harvey, seorang cendekiawan studi Buddhisme, dia menyatakan bawah "welas asih, keyakinan, dan kebijaksanaan". Perspektif tersebut membuka jalan lahirnya Aliran [[Mahāyāna]].<!--p=105-->{{sfn|Harvey|2013b|pp=103, 105}}{{sfn|Smart|1997|page=282}}