Universitas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ghostple (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan VisualEditor
Si Fukuro (bicara | kontrib)
k Penambahan pranala
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android App section source
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Pendidikan di Indonesia}}
'''Universitas''' adalah suatu institusi [[Perguruan tinggi|pendidikan tinggi]] dan [[penelitian]], yang memberikan [[gelar akademik|gelar akademis]] dalam berbagai bidang. Sebuah universitas menyediakan pendidikan [[sarjana]] dan [[Pendidikan pascasarjana|pascasarjana]].
 
Kata ''universitas'' berasal dari [[bahasa Latin]] ''universitas magistrorum et scholarium'', yang berarti "komunitas guru dan [[Akademikus|akademisi]]".<ref>{{Cite book|url=http://books.google.com/?id=5vgGE8_CGOEC&pg=PA748&lpg=PA748&dq=community+of+teachers+and+scholars+universitas+magistrorum+et+scholarium|title=Google eBook of '&#39;'&#39;'Encyclopedia Britannica'&#39;'&#39;'|publisher=Books.google.com|date=2006-09-22|accessdate=2010-05-28}}</ref> Pendahulu universitas sudah ada lama di [[Asia]] dan [[Afrika]],<ref>{{Cite news|url=https://www.britannica.com/topic/university|title=University|newspaper=Encyclopedia Britannica|language=en|access-date=2018-05-13}}</ref> akan tetapi sistem universitas modern berakar pada universitas Abad Pertengahan di [[Eropa,]] yang diciptakan di [[Italia]] dan pada dasarnya berakar pada Sekolah Kristen untuk pendeta pada masa [[Puncak Abad Pertengahan|Abad Pertengahan Tinggi]].<ref>{{Cite journal|last=Haskins|first=Charles H.|date=January 1898|title=The Life of Medieval Students as Illustrated by their Letters|url=http://mr.crossref.org/iPage?doi=10.2307%2F1832500|journal=The American Historical Review|volume=3|issue=2|pages=203|doi=10.2307/1832500|issn=0002-8762}}</ref>
 
== Sejarah ==
Baris 46 ⟶ 45:
 
=== Universitas periode modern awal ===
[[Berkas:Class at Salamanca.jpg|jmpl|upright=0.9|kiri|Ruang kelas abad 17 di [[Universitas Salamanca]]]]
Dalam [[periode modern awal]] (sekitar akhir abad 15 hingga tahun 1800), terdapat pertumbuhan yang besar dalam produktivitas dan riset inovatif di universitas-universitas Eropa. Pada akhir Abad Pertengahan, sekitar 400 tahun setelah pendirian universitas Eropa pertama, terdapat 29 universitas yang tersebar di seluruh Eropa. Di abad ke-15, kembali berdiri 28 universitas baru, dan 18 universitas baru berdiri dalam periode antara 1500 hingga 1625.<ref>Grendler, P. F. (2004). The universities of the Renaissance and Reformation. Renaissance Quarterly, 57, pp. 1-3.</ref> Perkembangan cepat ini terus berlanjut hingga akhir abad ke-18. Pada masa itu terdapat 143 universitas di Eropa, dengan konsentrasi tertinggi pada Imperium Jerman (34), negara-negara Italia (26), [[Prancis|Perancis]] (25), dan [[Spanyol]] (23). Ini menunjukkan perkembangan 500% dalam jumlah universitas di akhir Abad Pertengahan. Angka ini tidak termasuk banyak sekali universitas-universitas yang kemudian menghilang atau bergabung dengan universitas lainnya.<ref>Frijhoff, W. (1996). Patterns. In H. D. Ridder-Symoens (Ed.), Universities in early modern Europe, 1500-1800, A history of the university in Europe. Cambridge [England]: Cambridge University Press, p. 75.</ref> Pada periode modern awal, nama "universitas" memang tidak selalu digunakan karena kata ini baru digunakan pada beberapa institusi saja. Negara-negara di sekitar Laut Mediterania lebih banyak menggunakan kata ''[[studium generale]]'', sementara universitas-universitas di Eropa Utara lebih banyak menggunakan kata "Akademi".<ref>Frijhoff, W. (1996). Patterns. In H. D. Ridder-Symoens (Ed.), Universities in early modern Europe, 1500-1800, A history of the university in Europe. Cambridge [England]: Cambridge University Press, p. 47.</ref>
[[Berkas:Class at Salamanca.jpg|jmpl|upright=0.9|Ruang kelas abad 17 di [[Universitas Salamanca]]]]
 
Universitas tidak berkembang secara stabil karena pada abad 17 banyak sekali hal-hal yang memengaruhi perkembangan universitas secara negatif. Pada saat itu terjadi banyak perang, terutama [[Perang Tiga Puluh Tahun]], yang mengganggu lanskap universitas di seluruh Eropa. Ada pula pengaruh-pengaruh yang bersifat negatif pada dukungan masyarakat terhadap institusi universitas, misalnya perang, penyakit, bencana kelaparan, [[regisida]], serta berbagai perubahan dalam kekuatan dan struktur keagamaan. Kerusuhan internal seperti [[tawuran]] antarmahasiswa dan dosen yang tidak hadir juga mengganggu stabilitas institusi-institusi tersebut. Universitas juga malas mengganti [[kurikulum]] lama, dan buku-buku Aristoteles terus digunakan meskipun telah terjadi perkembangan dalam sains dan seni.<ref>Grendler, P. F. (2004). The universities of the Renaissance and Reformation. Renaissance Quarterly, 57, p. 23.</ref> Dalam periode ini pula berkembanglah konsep [[negara kebangsaan]]. Universitas-universitas semakin berada di bawah kendali negara atau bahkan dibentuk dalam sayap negara; hal ini membuat model pemerintahan fakultas yang dimulai oleh Universitas Paris semakin banyak digunakan. Meskipun universitas gaya lama yang dikendalikan mahasiswa masih ada, universitas-universitas ini juga perlahan mulai bergerak ke arah organisasi struktural yang sama. Universitas juga cenderung masih independen, meskipun kepemimpinannya semakin diambil alih oleh negara.<ref>{{cite journal | last1 = Scott | first1 = J. C. | year = 2006 | title = The mission of the university: Medieval to Postmodern transformations | url = | journal = Journal of Higher Education | volume = 77 | issue = 1| pages = 10–13 | doi=10.1353/jhe.2006.0007}}</ref>
Baris 60 ⟶ 59:
 
Sejarawan lain menemukan ide ini tidak kongruen. Menurut mereka, aneh sekali bahwa tempat yang menjadi tempat pendidikan para ilmuwan yang pada akhirnya memengaruhi revolusi sains, juga merupakan tempat yang mempersulit riset serta perkembangan sains. Faktanya, lebih dari 80% peneliti Eropa pada tahun 1450-1650 yang masuk ke dalam Kamus Biografi Sains pernah dididik di universitas, dan sekitar 45% dari mereka memegang jabatan di universitas.<ref>Gascoigne, J. (1990). A reappraisal of the role of the universities in the Scientific Revolution. In D. C. Lindberg & R. S. Westman (Eds.), Reappraisals of the Scientific Revolution, pp. 208-209.</ref> Memang, fondasi-fondasi akademis yang berasal dari Abad Pertengahan dianggap stabil dan dapat digunakan sebagai lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan sains. Ada pula kekhawatiran universitas itu sendiri untuk berpindah dari simetri dan kelengkapan yang ada pada sistem Aristotelian, sebuah sistem yang koheren dan efektif untuk memahami dan menginterpretasi dunia. Di sisi lain, dosen-dosen universitas itu juga memiliki otonomi, setidaknya dalam ilmu pengetahuan, untuk memilih dasar-dasar dan metode epistemologis mereka. Misalnya, Melanchthon dan murid-muridnya di Universitas Wittenberg memegang peranan penting untuk mengintegrasikan konstruk matematis Kopernikus ke dalam debat dan pengajaran astronomi.<ref>{{cite journal | last1 = Westman | first1 = R. S. | year = 1975 | title = The Melanchthon circle:, rheticus, and the Wittenberg interpretation of the Copernicantheory | doi = 10.1086/351431| journal = Isis | volume = 66 | issue = 2| pages = 164–193 }}</ref> Contoh lain adalah pengadopsian cepat (dan cepat juga hilangnya) epistemologi dan metodologi Kartesian di universitas-universitas di Eropa serta debat-debat mengenai adopsi tersebut, yang pada akhirnya mengantarkan pada pendekatan penyelesaian masalah sains yang lebih mekanistik dan membuka potensi perubahan. Ada banyak contoh yang melawan anggapan bahwa universitas itu kaku dan sulit berubah.<ref>Gascoigne, J. (1990). A reappraisal of the role of the universities in the Scientific Revolution. In D. C. Lindberg & R. S. Westman (Eds.), Reappraisals of the Scientific Revolution, pp. 210-229.</ref> Meskipun universitas memang kadang lambat untuk menerima ilmu serta metodologi baru, tetapi ketika mereka menerima sebuah ilmu atau [[metodologi]] baru, ilmu atau metodologi itu mendapatkan legitimasi dan rasa hormat. Hal ini bersifat baik bagi perubahan saintifik karena adanya lingkungan stabil untuk pengajaran dan sumber daya material.<ref>Gascoigne, J. (1990). A reappraisal of the role of the universities in the Scientific Revolution. In D. C. Lindberg & R. S. Westman (Eds.), Reappraisals of the Scientific Revolution, pp. 245-248.</ref>
 
[[Berkas:Ur947.jpg|jmpl|kiri|Universitas di Eropa utara biasanya lebih mau menerima ide-ide [[Abad Pencerahan]], serta amat terpengaruh oleh ide-ide tersebut.<ref>{{cite book|last=Eddy|first=Matthew Daniel|title=The Language of Mineralogy: John Walker, Chemistry and the Edinburgh Medical School, 1750-1800|year=2008|publisher=Ashgate|location=Aldershot|url=https://www.academia.edu/1112014/The_Language_of_Mineralogy_John_Walker_Chemistry_and_the_Edinburgh_Medical_School_1750-1800_2008_|deadurl=no|archiveurl=https://web.archive.org/web/20150903230852/http://www.academia.edu/1112014/The_Language_of_Mineralogy_John_Walker_Chemistry_and_the_Edinburgh_Medical_School_1750-1800_2008_|archivedate=3 September 2015|df=dmy-all}}</ref>]]
 
Selain ketegangan antara universitas, ilmuwan individual, serta revolusi sains, ada pula pengaruh langsung pada konstruksi pengajaran di universitas itu sendiri. Epistemologi Aristotelian memberikan wahana yang koheren bagi pengetahuan dan konstruksi pengetahuan, serta untuk pengajaran mahasiswa dalam latar belakang pendidikan tinggi. Penciptaan konstruk-konstruk ilmu baru pada masa revolusi sains serta tantangan-tantangan epistemologi baru yang inheren dalam penciptaan tersebut pada akhirnya membawakan ide otonomi sains dan hierarki disiplin ilmu. Pada masa ini, mahasiswa masuk kampus tidak untuk menjadi "ilmuwan general" yang hendak menjadi ahli dalam semua bidang di kurikulum, tetapi pada akhirnya lahirlah sejenis ilmuwan yang mengedepankan sains dan menganggap sains sebagai suatu pekerjaan. Pemisahan antara orang-orang yang menganggap sains sebagai suatu pekerjaan tersendiri, serta orang-orang yang masih ingin menjadi "ilmuwan general", pada akhirnya memperparah tensi epistemologis yang mulai muncul.<ref>Feingold, M. (1991). Tradition vs novelty: universities and scientific societies in the early modern period. In P. Barker & R. Ariew (Eds.), Revolution and continuity: essays in the history and philosophy of early modern science, Studies in philosophy and the history of philosophy. Washington, D.C: Catholic University of America Press, pp. 53-54.</ref>
 
Tensi epistemologis antara ilmuwan dan universitas juga diperparah dengan realita ekonomi penelitian pada masa ini. Ilmuwan-ilmuwan individual, asosiasi, serta universitas, semuanya bersaing untuk mendapatkan pendanaan yang terbatas. Ada pula persaingan dari pembangunan kolese-kolese baru yang didirikan oleh pihak-pihak swasta yang didesain untuk memberikan pendidikan gratis kepada masyarakat umum, atau diciptakan pemerintah lokal untuk memenuhi permintaan pengetahuan sebagai pengganti universitas-universitas tradisional.<ref>Feingold, M. (1991). Tradition vs novelty: universities and scientific societies in the early modern period. In P. Barker & R. Ariew (Eds.), Revolution and continuity: essays in the history and philosophy of early modern science, Studies in philosophy and the history of philosophy. Washington, D.C: Catholic University of America Press, pp. 46-50.</ref> Meskipun universitas biasanya mendukung penelitian-penelitian saintifik baru dan menyediakan pelatihan serta otoritas dasar untuk melakukan riset dan membuat kesimpulan, universitas-universitas itu biasanya tidak dapat bersaing dengan sumber daya yang tersedia secara swasta.<ref>{{cite journal | last1 = See | first1 = | last2 = Baldwin | first2 = M | year = 1995 | title = The snakestone experiments: an early modern medical debate | url = https://archive.org/details/sim_isis_1995-09_86_3/page/394 | doi = 10.1086/357237 | journal = Isis | volume = 86 | issue = 3| pages = 394–418 }}</ref>
 
[[Berkas:Ur947.jpg|jmpl|kiri|Universitas di Eropa utara biasanya lebih mau menerima ide-ide [[Abad Pencerahan]], serta amat terpengaruh oleh ide-ide tersebut.<ref>{{cite book|last=Eddy|first=Matthew Daniel|title=The Language of Mineralogy: John Walker, Chemistry and the Edinburgh Medical School, 1750-1800|year=2008|publisher=Ashgate|location=Aldershot|url=https://www.academia.edu/1112014/The_Language_of_Mineralogy_John_Walker_Chemistry_and_the_Edinburgh_Medical_School_1750-1800_2008_|deadurl=no|archiveurl=https://web.archive.org/web/20150903230852/http://www.academia.edu/1112014/The_Language_of_Mineralogy_John_Walker_Chemistry_and_the_Edinburgh_Medical_School_1750-1800_2008_|archivedate=3 September 2015|df=dmy-all}}</ref>]]
 
Pada akhir periode modern awal, struktur dan organisasi pendidikan tinggi sudah jauh berubah, lebih mirip dengan struktur serta organisasi yang ada dalam konteks modern. Aristoteles tidak lagi digunakan sebagai fokus epistemologis dan metodologis perguruan tinggi. Selain itu, ada pula orientasi sains yang lebih mekanistik. Peran pengetahuan teologis telah digantikan dan ilmu humaniora telah menjadi bidang ilmu baru. Ada pula semacam keterbukaan baru untuk mengonstruksi dan mendiseminasi pengetahuan yang kemudian menjadi hal yang diperlukan bagi pendirian negara modern.
 
=== Universitas modern ===
[[Berkas:Strand102.jpg|jmpl|kiri|[[King's College London]], yang didirikan dengan Undang-undang Royal oleh [[Raja George IV]] dan [[Duke of Wellington]] pada tahun 1829, adalah salah satu kolese pendiri [[Universitas London]].]]
[[Berkas:Uni KA Portal.jpg|jmpl|[[Institut Teknologi Karlsruhe]], universitas teknis Jerman, didirikan pada abad ke-19]]
 
Baris 78 ⟶ 77:
 
Pada awal abad ke-21, terdapat kekhawatiran mengenai berkembangnya managerialisasi dan standardisasi universitas di seluruh dunia. Dalam hal ini, model manajemen neoliberal dikritik karena dianggap telah menciptakan "universitas korporat yang memindahkan kekuasaan dari fakultas kepada para manajer, didominasi oleh justifikasi ekonomi, dan 'modal' menjadi lebih penting daripada kepentingan-kepentingan pedagogis atau intelektual".<ref>Maggie Berg & Barbara Seeber. The Slow Professor: Challenging the Culture of Speed in the Academy, p. x. Toronto: Toronto University Press. 2016.</ref>
 
[[Berkas:Cornell University, Ho Plaza and Sage Hall.jpg|jmpl|kakiri|Model universitas kampus, dengan bangunan yang berdekatan, mulai dikenal sejak tahun 1850an. Dalam gambar ini adalah [[Universitas Cornell]].]]
 
=== Universitas negeri ===
Baris 83 ⟶ 84:
 
=== Universitas antarpemerintah ===
[[Berkas:Cornell University, Ho Plaza and Sage Hall.jpg|jmpl|ka|Model universitas kampus, dengan bangunan yang berdekatan, mulai dikenal sejak tahun 1850an. Dalam gambar ini adalah [[Universitas Cornell]].]]
Ada pula universitas yang didirikan dengan perjanjian bilateral atau multilateral antarpemerintah. Salah satu contoh adalah [[Akademi Hukum Eropa]], yang melatih hukum Eropa kepada calon pengacara, hakim, jaksa, serta akademisi.
 
== Universitas di Indonesia ==
{{Pendidikan di Indonesia}}
Universitas dalam [[pendidikan di Indonesia]] merupakan salah satu bentuk [[perguruan tinggi]] selain [[akademi (Indonesia)|akademi]], [[institut]], [[politeknik]], dan [[sekolah tinggi]]. Universitas terdiri atas sejumlah [[fakultas]] yang menyelenggarakan [[pendidikan akademik|pendidikan akademis]] dan/atau [[pendidikan vokasi]] pada sejumlah [[ilmu pengetahuan]], [[teknologi]], dan/atau [[seni]] dan jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan [[pendidikan profesi]].<ref>
[http://zkarnain.tripod.com/DIKNAS.HTM Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional]</ref><ref>{{Cite web |url=http://www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf |title=Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional |access-date=2011-09-09 |archive-date=2011-05-13 |archive-url=https://web.archive.org/web/20110513051314/http://www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf |dead-url=yes }}</ref>
Baris 108 ⟶ 109:
* [http://www.esn.org/ ESN - Erasmus Student Network]
* [http://www.eu-student.eu/ Study in Europe]
* [httpshttp://wwwblog.unisayogyaumy.ac.id/nuansadunia/50-universitas-terbaik-di-indonesia-2012/ Daftar Universitas Terbaik Indonesia 4ICU 2012] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120127055918/http://blog.umy.ac.id/nuansadunia/50-universitas-terbaik-di-indonesia-2012/ |date=2012-01-27 }}
* Indonesia:
** [https://dikti.kemdikbud.go.id/ Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia]
** [http://www.pdk.go.id/ Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20041229154134/http://www.pdk.go.id/ |date=2004-12-29 }}
** [http://www.dikti.go.id/ Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (dikti)]
** [http://www.ban-ptbanpt.or.id/ Badan Akreditasi Nasional - Perguruan Tinggi (BAN-PT)– BANPT] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070423144219/http://www.ban-pt.or.id/ |date=2007-04-23 }}
** [http://dikti.org/linkPT.html Daftar pranala situs perguruan tinggi Indonesia (di situs dikti.org)]
** [http://dikti.org/dirPTS Direktori perguruan tinggi swasta (di situs dikti.org)]
 
[[Kategori:Perguruan tinggi| ]]