Maha Viharaya Anuradhapura: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Faredoka (bicara | kontrib)
Dibuat dengan menerjemahkan halaman "Anuradhapura Maha Viharaya"
Tag: tanpa kategori [ * ] pranala ke halaman disambiguasi Terjemahan Konten Terjemahan Konten v2
 
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Pranala sama dengan teksnya)
 
(5 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 1:
 
[[Berkas:Vatadage-thuparama.jpg|jmpl| Model stupa Thuparama, [[stupa]] pertama Sri Lanka yang merupakan bagian dari kompleks Mahavihara.]]
{{Buddhisme Theravada|Historysejarah}}{{Buddhisme}}
'''Maha Viharaya Anuradhapura''' merupakan mahawihara atau wihara besar yang penting bagi [[Theravāda|Buddhisme Theravāda]] di [[Sri Lanka]]. Raja [[Dewanampiya Tissa|Devanampiya Tissa dari Anuradhapura]] (247–207 SM) mendirikannya di ibu kotanya, [[Anuradhapura]].<ref>Johnston, William M; Encyclopedia of Monasticism, Sri Lanka: History</ref> Para biksu, seperti [[Buddhaghosa]] (abad ke-4 hingga ke-5 M) dan Dhammapala, yang menulis [[Kitab komentar|kitab-kitab ulasan]] untuk [[Tipiṭaka]] dan kitab-kitab seperti [[Visuddhimagga]], yang merupakanberisi rangkuman inti ajaran [[Theravāda|Buddhisme Theravāda]], mendirikan MahavihāranMahāvihāra Theravāda dari ortodoksi [[Tambapaṇṇiya]] ([[Bahasa Pali|Pali]]; [[Bahasa Sanskerta|Sansekerta]]: ''Tāmraparṇīya'' atau ''Tāmraśāṭīya'') di sini. Para biksu yang tinggal di Mahāvihāra disebut sebagai '''Mahāvihāravasin'''.
 
Pada abad ke-5, "Mahāvihāra" mungkin merupakan salah satu universitas paling canggih di Asia bagian selatan atau timur. Banyak ilmuwan internasional yang berkunjung dan mempelajari berbagai disiplin ilmu di bawah instruksi yang sangat terstruktur.<ref>{{Cite journal|last=Andri Yatmo|first=Yandi|last2=Atmodiwirjo|first2=Paramita|date=2023-12-21|title=Revisiting Vitruvius' Town Planning Method in Architectural Education|url=http://dx.doi.org/10.54028/nj202322321|journal=Nakhara: Journal of Environmental Design and Planning|volume=22|issue=3|pages=321|doi=10.54028/nj202322321|issn=2651-2416}}</ref>
Baris 9 ⟶ 8:
 
=== Sejarah awal ===
Tiga subdivisi Buddhisme terdapat di Sri Lanka selama sebagian besar sejarah awal Buddhisme di sana: Mahāvihāra, Vihāra Abhayagiri, dan Jetavana.<ref name="Warder, A.K. 2000. p. 280">Warder, A.K. ''Indian Buddhism''. 2000. p. 280</ref> Mahāvihāra merupakan tradisi pertama yang didirikan, sedangkan para biksu yang telah memisahkan diri dari tradisi Mahāvihāra mendirikan Vihāra Abhayagiri vihāra dan JetavanaVihāra vihāraJetavana.<ref name="Warder, A.K. 2000. p. 280" /> Menurut AK Warder, aliran Mahīśāsaka India juga berdiri di Sri Lanka bersamaan dengan Theravāda, dan kemudian diserap ke dalamnya.<ref name="Warder, A.K. 2000. p. 280" /> Wilayah utara Sri Lanka tampaknya juga merupakan daerah dengan penganut aliran-aliran dari India pada waktu-waktu tertentu.<ref name="Warder, A.K. 2000. p. 280" />
 
Menurut [[Mahāvaṁsa]], Mahavihara Anuradhapura dihancurkan selama konflik sektarian dengan para biksu dari Vihāra Abhayagiri (yang juga menganut [[Mahāyāna]]) selama abad ke-4.<ref>{{Cite web|title=King Mahasena|url=http://lakdiva.org/mahavamsa/chap037.html|website=Mahavamsa|publisher=Ceylon Government|access-date=2008-09-12}}</ref> Para biksu Mahāyāna di wihara tersebut menghasut Mahasena dari Anuradhapura untuk menghancurkan Vihāra Anuradhapura. Akibatnya, raja berikutnya mengusir para penganut Mahāyāna dari [[Sri Lanka|Sri Lanka.]].{{Citation needed|date=June 2007}}
 
Kisah Theravāda tradisional yang disampaikan dalam Mahāvaṁsa bertentangan dengan tulisan biksu [[Buddhisme Tionghoa|Buddhis Tionghoa]], [[Fa Hsien|Faxian]], yang melakukan perjalanan ke [[India]] dan Sri Lanka pada awal abad ke-5 (antara 399 dan 414 M). Ia pertama kali memasuki Sri Lanka sekitar tahun 406 M dan mulai menulis tentang pengalamannya secara rinci. Ia mencatat bahwa Mahavihara tidak hanya utuh, tetapi juga menampung 3000 biksu. Ia juga memberikan sebuah kisah mengenai kremasi di Mahavihara yang ia hadiri secara pribadi dari seorang [[Sramana|''śramaṇa'']] yang sangat dihormati yang mencapai [[Arahat|tingkat arahat]].<ref>{{Cite book|url=https://www.gutenberg.org/ebooks/2124|title=Chapter XXXIX: The Cremation of an Arhat|work=A Record of Buddhistic Kingdoms|access-date=2010-04-30}}</ref> Faxian juga mencatat keberadaan Vihara Abhayagiri secara bersamaan, dan wihara ini menampung 5.000 biksu.<ref>{{Cite book|url=https://www.gutenberg.org/ebooks/2124|title=Chapter XXXVIII: At Ceylon. Rise of the Kingdom. Feats of Buddha. Topes and Monasteries. Statue of Buddha in Jade. Bo Tree. Festival of Buddha's Tooth.|work=A Record of Buddhistic Kingdoms|access-date=2010-04-30}}</ref> Pada abad ke-7 M, [[Xuanzang]] juga menjelaskan keberadaan kedua wihara di Sri Lanka secara bersamaan. Xuanzang menulis tentang dua divisi utama Theravāda di Sri Lanka, merujuk pada tradisi Abhayagiri sebagai "Sthavira Mahāyāna," dan tradisi Mahāvihāra sebagai "Sthavira [[Hinayana|Hīnayāna]]."<ref>Baruah, Bibhuti. ''Buddhist Sects and Sectarianism.'' 2008. p. 53</ref> Xuanzang lebih lanjut menulis, "Mahāvihāravāsin menolak Mahāyāna dan mempraktikkan Hīnayāna, sementara Abhayagirivihāravāsin mempelajari ajaran Hīnayāna dan Mahāyāna dan menyebarkan ''[[Tripitaka|Tripiṭaka]]''."<ref>Hirakawa, Akira. Groner, Paul. ''[https://scholarspace.manoa.hawaii.edu/handle/10125/23030 A History of Indian Buddhism: From Śākyamuni to Early Mahāyāna].'' 2007. p. 121</ref>
Baris 19 ⟶ 18:
Beberapa ahli berpendapat bahwa penguasa Sri Lanka memastikan bahwa Theravāda tetap tradisional, dan karakteristik ini kontras dengan Buddhisme India.<ref>Randall Collins, ''The Sociology of Philosophies: A Global Theory of Intellectual Change.'' Harvard University Press, 2000, page 187.</ref> Namun, sebelum abad ke-12 M, lebih banyak penguasa Sri Lanka yang memberikan dukungan dan perlindungan kepada Theravādin Abhayagiri, dan pelancong seperti Faxian melihat Theravādin Abhayagiri sebagai tradisi Buddhis utama di Sri Lanka.<ref>Hirakawa, Akira. Groner, Paul. ''A History of Indian Buddhism: From Śākyamuni to Early Mahāyāna.'' 2007. p. 125</ref><ref>{{Citation|last=Sujato|first=Bhante|author-link=Bhante Sujato|title=Sects & Sectarianism: The Origins of Buddhist Schools|publisher=Santipada|year=2012|isbn=9781921842085|page=59}}</ref>
 
Kecenderungan Vihara Abhayagiri menjadi tradisi Theravāda yang dominan berubah pada abad ke-12 M, ketika Mahāvihāra memperoleh dukungan politik dari Raja [[Parakramabahu I|Parakkamabāhu I]] (1153-1186 M), dan sepenuhnya menghapuskan tradisi Abhayagiri dan Jetavana.<ref>Hirakawa, Akira. Groner, Paul. ''A History of Indian Buddhism: From Śākyamuni to Early Mahāyāna.'' 2007. p. 126</ref><ref name="Williams, Duncan 1999. p. 134">Williams, Duncan. Queen, Christopher. ''American Buddhism: Methods and Findings in Recent Scholarship.'' 1999. p. 134</ref> Para biksu Theravāda dari kedua tradisi ini kemudian dicabut statusnya dan diberikan pilihan untuk kembali menjadi umat awam secara permanen, atau mencoba penahbisan ulang di bawah tradisi Mahāvihāra sebagai "''[[sāmaṇera]]''". <ref name="Williams, Duncan 1999. p. 134" /> <ref>Gombrich, Richard. ''Theravāda Buddhism: A Social History From Ancient Benares to Modern Colombo.'' 1988. p. 159</ref> [[Richard Gombrich]] menulis bahwa banyak biksu dari Mahāvihāra juga dipecat:<ref>Gombrich, Richard. ''Theravāda Buddhism: A Social History from Ancient Benares to Modern Colombo.'' 1988. p. 159</ref>
{{Blockquote|Meskipun kronik mengatakan bahwa ia menyatukan kembali Sangha, ungkapan ini mengaburkan fakta bahwa apa yang ia lakukan adalah menghapuskan Abhayagiri dan Jetavana Nikāya. Ia mengangkat banyak biksu dari Mahā Vihāra Nikāya, semua biksu di dua lainnya&ndash;dan kemudian mengizinkan biksu yang lebih baik di antara yang terakhir untuk menjadi samanera di Sangha yang sekarang 'bersatu', yang pada waktunya akan ditahbiskan kembali.}}
 
Baris 29 ⟶ 28:
 
* [http://srimahabodhi.lk/ Situs web resmi Anuradhapura Maha Viharaya]
{{Anuradhapura period topics}}<templatestyles src="Module:Coordinates/styles.css"></templatestyles>{{WikidataCoord|display=title}}