Yohanes Surya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Federalbord (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(11 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 35:
}}
== Riwayat Hidup ==
== Latar belakang pendidikan dan kecintaan pada fisika ==▼
▲=== Latar belakang pendidikan dan kecintaan pada fisika ===
* [[1968]] – [[1974]]: SD Pulogadung Petang II [[Jakarta Timur]]
* [[1974]] – [[1977]]: SMPN 90 [[Jakarta]]
* [[1977]] – [[1981]]: [[
* [[1981]] – [[1986]]: Drs. - Jurusan Fisika [[Universitas Indonesia]], [[Jakarta]]
* [[1988]] – [[1990]]: M.Sc.- Physics [[:en:College of William & Mary|College of William and Mary]], [[Amerika Serikat]]
* [[1990]] – [[1994]]: Ph.D. - Physics [[:en:College of William & Mary|College of William and Mary]], [[Amerika Serikat]]
Selepas dari SMA, Ia mulai memperdalam [[fisika]] pada jurusan Fisika [[Universitas Indonesia]] hingga tahun [[1986]] dan mengajar di [[Badan Pendidikan Kristen PENABUR|SMAK I Penabur]] [[Jakarta]] hingga tahun [[1988]]. Selanjutnya dengan didorong oleh Para dosen pembimbingnya, ia menempuh program master dan doktornya di [[College of William and Mary]], [[Virginia]], [[Amerika Serikat]]. Program masternya diselesaikan pada tahun [[1990]] dan program doktornya pada tahun [[1994]] dengan predikat [[cum laude]]. Selepas mendapatkan gelar Ph.D., Ia sempat menjadi ''Consultant of Theoretical Physics'' di TJNAF/CEBAF (
=== Karier ===
==== Pelopor TOFI (Tim Olimpiade Fisika Indonesia) ====
Keterlibatan Yohanes Surya dalam Olimpiade Fisika, dimulai ketika ia masih menjadi kandidat doktor [[Fisika]] di College of William and Mary. Ia tertarik ketika melihat pengumuman bahwa akan diadakan Olimpiade Fisika International (IPhO - [[Olimpiade Fisika Internasional|International Physics Olympiad]] ke-24) di kampus William and Mary. Bersama dengan rekannya [[Agus Ananda]], ia meminta bantuan [[Universitas Indonesia]] untuk mengadakan seleksi bagi 5 orang siswa SMA Indonesia. Selanjutnya 5 orang siswa ini diundang untuk dilatih olehnya di [[Amerika Serikat]]. [[Universitas Indonesia]], melalui Fakultas MIPA akhirnya terseleksi 5 orang siswa, yaitu: [[Oki Gunawan]] ([[SMA Negeri 78 Jakarta|SMAN 78 Jakarta]]), Jemmy Widjaja (SMAK 1 Jakarta), Yanto Suryono (SMAK 1 Jakarta), Nikodemus Barli ([[SMA Negeri 5 Surabaya|SMAN 5 Surabaya]]), dan Endi Sukma Dewata ([[SMA Negeri 2 Kediri|SMAN 2 Kediri]]). 5 Orang inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya [[Tim Olimpiade Fisika Indonesia]] (TOFI). Akhirnya mereka berhasil mengikuti IPhO dan berhasil menyabet medali perunggu untuk Indonesia atas nama [[Oki Gunawan]].<ref>{{Cite web |url=http://www.yohanessurya.com/activities.php?pid=101 |title=Artikel:"Tim Olimpiade Fisika Indonesia" di yohanessurya.com |access-date=2012-10-15 |archive-date=2012-10-31 |archive-url=https://web.archive.org/web/20121031103024/http://www.yohanessurya.com/activities.php?pid=101 |dead-url=yes }}</ref>
Tahun [[1994]] akhir, Ia memutuskan untuk pulang ke Indonesia untuk melatih dan memimpin [[Tim Olimpiade Fisika Indonesia]] (TOFI). Selain itu Yohanes Surya juga menjadi pengajar dan peneliti pada program pasca sarjana UI untuk bidang fisika nuklir (tahun 1995–1998). Pada tahun [[1995]], akhirnya Yayasan TOFI resmi berdiri, Yayasan ini merupakan wadah yang melakukan pelatihan dan pencarian tunas-tunas bangsa untuk berlomba di IPhO. Dari tahun [[1993]] hingga [[2007]] siswa-siswa binaannya berhasil mengharumkan nama bangsa dengan menyabet 54 medali emas, 33 medali perak dan 42 medali perunggu dalam berbagai kompetisi Sains/Fisika Internasional.<ref>[http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2002/08/05/PDK/mbm.20020805.PDK79725.id.html 2002-3 emas, 1 perak, 1 perunggu]{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Pada tahun [[2006]] <ref>[http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2006/bulan/07/tgl/17/time/162610/idnews/637316/idkanal/10 "The Absolute Winner"]</ref> seorang siswa binaannya, [[Jonathan Pradana Mailoa]],<ref>[http://www.diknas.go.id/pusaka.php?id=4 Profil Jonathan Pradana Mailoa di Situs web diknas]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> berhasil meraih predikat "The Absolute Winner" (Juara Dunia) dalam [[Olimpiade Fisika Internasional|International Physics Olympiad]] (IPhO) XXXVII di [[Singapura]].
Sejak tahun [[2000]], Yohanes Surya banyak mengadakan pelatihan untuk guru-guru [[fisika]] dan [[matematika]] di hampir semua kota besar di Indonesia, di ibu kota kabupaten/kotamadya, sampai ke desa-desa di seluruh pelosok Nusantara, termasuk pesantren-pesantren. Untuk mewadahi pelatihan-pelatihan ini Yohanes Surya mendirikan [[Surya Institute]].
Pada tahun [[2009]] Surya Institute bekerja sama dengan pemerintah daerah, [[World Vision Internasional]], serta [[Lembaga Nobel Indonesia]] mempersiapkan sejumlah siswa dari beberapa daerah di Provinsi Papua untuk mengikuti olimpiade sains atau matematika di tingkat nasional dan internasional.<ref>[http://edukasi.kompas.com/read/2009/09/30/16430178/Yohannes.Surya.Gembleng.Anak.anak.Papua Kompas.com, Yohanes Surya Gembleng Anak Papua]</ref> Di bawah bimbingannya, tim Indonesia telah meraih 54 ''medali emas'', 33 ''medali perak'', dan 42 ''medali perunggu'' di berbagai kompetisi Fisika dan Matematika internasional<ref>{{cite news|title=Yohanes Surya: Indonesia Berpotensi Jadi Superpower Tahun 2045|url=https://www.liputan6.com/news/read/2852094/yohanes-surya-indonesia-berpotensi-jadi-superpower-tahun-2045|website=Liputan6.com|}}</ref>.
|