Djoewariah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
AshleyYakan (bicara | kontrib)
Hanya menambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Otrismon (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 12:
}}
'''Djoewariah''' (juga dikenal dengan nama '''Djoeariah'''; [[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]]: '''Juwariah''') adalah aktris Indonesia yang aktif tahun 1940-an dan 1950-an.
 
== Biografi ==
Djoewariah merambah dunia perfilman pada tahun 1940. Ia terlibat dalam film ''[[Bajar dengan Djiwa]]'' buatan Union Film di [[Jakarta|Batavia]], [[Hindia Belanda]] (sekarang Jakarta, Indonesia).{{sfn|Biran|1979|p=145}} Di film perdananya, ia memerankan Djuliah, gadis yang dijual ke [[rentenir]] oleh bapaknya.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Bajar dengan Djiwa}} Kariernya dilanjutkan oleh dua film lainnya yang sama-sama diproduksi tahun 1941.{{sfn|Biran|1979|p=145}} Di ''[[Wanita dan Satria]]'', ia tampil bersama Ratna Djoewita dan Hidajat dalam kisah seorang pemain wanita (''playboy'') yang akhirnya mendapat ganjarannya,{{sfn|Filmindonesia.or.id, Wanita dan Satria}} sementara di ''[[Asmara Moerni]]'', Djoewariah berperan sebagai pembantu yang disukai seorang dokter muda (diperankan [[Adnan Kapau Gani]]).{{sfn|Saeroen|1941|loc=n.a}}
 
Union Film ditutup tahun 1942 setelah [[pendudukan Jepang di Hindia Belanda]]. Produksi film sepanjang tahun 1940-an lebih lambat ketimbang pada masa pemerintahan Belanda.{{sfn|Biran|2009|pp=319, 322}} Waktu itu, Djoewariah menjadi pemeran panggung dan bergabung dengan grup Bintang Soerabaja pimpinan [[Fred Young (sutradara)|Fred Young]]. Ia terlibat dalam lakon panggung ''Sehidup Semati'' pada tahun 1944.{{sfn|Tjahaja 1944, Doenia Sandiwara}} Pendudukan Jepang berakhir tahun 1945 dan Presiden [[Soekarno]] memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Selama [[Revolusi Nasional Indonesia|revolusi nasional]], Djoewariah tetap aktif sebagai aktris panggung dan penyanyi [[keroncong]] yang memenangkan kompetisi vokal pada September 1947. Saat itu ia merupakan anggota grup sandiwara Fifi Young yang namanya diambil dari aktris [[Fifi Young]].{{sfn|Pelita Rakjat 1947, Miss Djoeriah}}
 
Tahun 1949, seiring berakhirnya revolusi, Djoewariah kembali ke industri perfilman melalui film ''Sehidup Semati''. Selama lima tahun berikutnya, ia tampil di beberapa film namun ketenarannya semakin memudar.{{sfn|Biran|1979|p=145}} Dua film terakhirnya diproduksi tahun 1954. Di ''Karina (Gadis Pasaran)'', ia memerankan seorang wanita yang terpaksa menjadi penyanyi radio untuk menghidup keluarganya setelah suaminya diasingkan ke [[Nugini|Papua]].{{sfn|Filmindonesia.or.id, Karina}} Sementara itu, di ''Kantjil Mas (Pedang dari Damascus)'', ia memerankan ratu Basan yang berusaha merebut kekuasaan dari saudarinya sebelum dikalahkan oleh prajurit berpedang dari [[Damaskus]].{{sfn|Filmindonesia.or.id, Kantjil Mas}} Tahun 1954, Djoewariah keluar dari dunia perfilman untuk terlibat dalam pementasan panggung.{{sfn|Biran|1979|p=145}}
 
== Filmografi ==
Djoewariah tercatat tampil di 12 film.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Filmografi}}
{{col-begin}}
{{col-2}}
* ''[[Bajar dengan Djiwa]]'' (1940)
* ''[[Asmara Moerni]]'' (1941)
* ''[[Wanita dan Satria]]'' (1941)
* ''Sehidup Semati'' (1949)
* ''Bintang Surabaja 1951'' (1950)
* ''Irawaty (Aju Kesuma)'' (1950)
{{col-2}}
* ''Musim Bunga di Selabintana'' (1951)
* ''Surjani Mulia'' (1951)
* ''Penjelundup'' (1952)
* ''Tunggal'' (1953)
* ''Kantjil Mas (Pedang dari Damascus)'' (1954)
* ''Karina (Gadis Pasaran)'' (1954)
{{col-end}}
 
==Karya yang dikutip==
{{refbegin|40em}}
Baris 140 ⟶ 167:
{{refend}}
 
== Biografi ==
Djoewariah merambah dunia perfilman pada tahun 1940. Ia terlibat dalam film ''[[Bajar dengan Djiwa]]'' buatan Union Film di [[Jakarta|Batavia]], [[Hindia Belanda]] (sekarang Jakarta, Indonesia).{{sfn|Biran|1979|p=145}} Di film perdananya, ia memerankan Djuliah, gadis yang dijual ke [[rentenir]] oleh bapaknya.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Bajar dengan Djiwa}} Kariernya dilanjutkan oleh dua film lainnya yang sama-sama diproduksi tahun 1941.{{sfn|Biran|1979|p=145}} Di ''[[Wanita dan Satria]]'', ia tampil bersama Ratna Djoewita dan Hidajat dalam kisah seorang pemain wanita (''playboy'') yang akhirnya mendapat ganjarannya,{{sfn|Filmindonesia.or.id, Wanita dan Satria}} sementara di ''[[Asmara Moerni]]'', Djoewariah berperan sebagai pembantu yang disukai seorang dokter muda (diperankan [[Adnan Kapau Gani]]).{{sfn|Saeroen|1941|loc=n.a}}
 
Union Film ditutup tahun 1942 setelah [[pendudukan Jepang di Hindia Belanda]]. Produksi film sepanjang tahun 1940-an lebih lambat ketimbang pada masa pemerintahan Belanda.{{sfn|Biran|2009|pp=319, 322}} Waktu itu, Djoewariah menjadi pemeran panggung dan bergabung dengan grup Bintang Soerabaja pimpinan [[Fred Young (sutradara)|Fred Young]]. Ia terlibat dalam lakon panggung ''Sehidup Semati'' pada tahun 1944.{{sfn|Tjahaja 1944, Doenia Sandiwara}} Pendudukan Jepang berakhir tahun 1945 dan Presiden [[Soekarno]] memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Selama [[Revolusi Nasional Indonesia|revolusi nasional]], Djoewariah tetap aktif sebagai aktris panggung dan penyanyi [[keroncong]] yang memenangkan kompetisi vokal pada September 1947. Saat itu ia merupakan anggota grup sandiwara Fifi Young yang namanya diambil dari aktris [[Fifi Young]].{{sfn|Pelita Rakjat 1947, Miss Djoeriah}}
 
Tahun 1949, seiring berakhirnya revolusi, Djoewariah kembali ke industri perfilman melalui film ''Sehidup Semati''. Selama lima tahun berikutnya, ia tampil di beberapa film namun ketenarannya semakin memudar.{{sfn|Biran|1979|p=145}} Dua film terakhirnya diproduksi tahun 1954. Di ''Karina (Gadis Pasaran)'', ia memerankan seorang wanita yang terpaksa menjadi penyanyi radio untuk menghidup keluarganya setelah suaminya diasingkan ke [[Nugini|Papua]].{{sfn|Filmindonesia.or.id, Karina}} Sementara itu, di ''Kantjil Mas (Pedang dari Damascus)'', ia memerankan ratu Basan yang berusaha merebut kekuasaan dari saudarinya sebelum dikalahkan oleh prajurit berpedang dari [[Damaskus]].{{sfn|Filmindonesia.or.id, Kantjil Mas}} Tahun 1954, Djoewariah keluar dari dunia perfilman untuk terlibat dalam pementasan panggung.{{sfn|Biran|1979|p=145}}
 
== Filmografi ==
Djoewariah tercatat tampil di 12 film.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Filmografi}}
{{col-begin}}
{{col-2}}
* ''[[Bajar dengan Djiwa]]'' (1940)
* ''[[Asmara Moerni]]'' (1941)
* ''[[Wanita dan Satria]]'' (1941)
* ''Sehidup Semati'' (1949)
* ''Bintang Surabaja 1951'' (1950)
* ''Irawaty (Aju Kesuma)'' (1950)
{{col-2}}
* ''Musim Bunga di Selabintana'' (1951)
* ''Surjani Mulia'' (1951)
* ''Penjelundup'' (1952)
* ''Tunggal'' (1953)
* ''Kantjil Mas (Pedang dari Damascus)'' (1954)
* ''Karina (Gadis Pasaran)'' (1954)
{{col-end}}
 
== Referensi ==