== Sejarah ==
Di Eropa, perkembangan jabatan perwara berkaitan erat dengan perkembangan majelis istana. Pada abad ke-9, sastrawan [[Hinkmar]] memaparkan seluk-beluk rumah tangga istana [[Karl yang Botak|Kaisar Karel Gundul]] dari [[Kekaisaran Karoling|wangsa Karling]] di dalam risalah ''De Ordine Palatii'' yang ia tulis tahun 882. Ia menyebutkan bahwa selain menjalankan titah raja, para pegawai istana juga menjalankan titah permaisuri. Para permaisuri [[Dinasti Meroving|kulawangsa Merowing]] diduga sudah memiliki pelayanbiti-pelayanbiti pribadi, dan dapat dipastikan bahwa para permaisuri kulawangsa Karling pada abad ke-9 diiring serombongan pengawal dari kalangan [[bangsawan]] demi menunjukkan kemuliaan derajatnya, dan beberapa pegawai istana disebut sebagai pegawai permaisuri, alih-alih sebagai pegawai raja.{{sfn|Kolk|2009}}
Dapat dipastikan bahwa pada akhir abad ke-12, para Permaisuri Prancis sudah memiliki badan pengurus rumah tangga sendiri, dan para bangsawati disebutkan sebagai para perwara.{{sfn|Kolk|2009}} Meskipun demikian, badan pengurus rumah tangga permaisuri pada Abad Pertengahan biasanya beranggotakan segelintir orang saja, dan jumlah perwara yang sesungguhnya, bukan istri-istri bangsawan yang kebetulan sedang menemani suami bertugas di istana, sangat sedikit. Pada tahun 1286, Permaisuri Prancis hanya dilayani lima orang perwara, dan baru pada tahun 1316 badan pengurus rumah tangga permaisuri dipisahkan dari badan pengurus rumah tangga anak-anak raja.{{sfn|Kolk|2009}}
== Tugas ==
Tugas perwara berbeda-beda dari satu istana ke istana lain, tetapi fungsi-fungsi yang secara historis dijalankan oleh perwara mencakup luwes dalam ber[[etiket]], berbahasa asing, menari, menunggang kuda, memainkan alat musik, dan melukis; memastikan majikannya mengetahui segala kejadian dan mengenal semua orang penting di istana; menangani urusan tempat tinggal dan [[lemari pakaian]] majikannya; menjalankan tugas-tugas ke[[sekretaris]]an; mengawasi para pelayanbiti-biti, [[anggaran]], dan [[pembelian|belanja]]; membacakan surat-surat kepada majikannya, dan menulis surat-surat mewakili majikannya; serta mengirim pesan rahasia apabila diperintahkan.<ref name=":2" />
== Perwara menurut istana ==
Di Kamboja, ''perwara'' adalah dayang berpangkat tinggi yang bertugas melayani makan minum raja, mengipasi dan mengurut badan raja, dan adakalanya memuaskan berahi raja. Lazimnya perempuan-perempuan tersebut meniti karier di istana mulai dari jenjang [[pekerja rumah tangga|biti-biti]] sampai akhirnya menjadi perwara, [[pergundikan|selir]], bahkan [[permaisuri]]. ''Srey Snom'' ({{lang-km|ស្រីស្នំ}}) adalah sebutan untuk perwara dalam bahasa Kamboja.
Kemungkinan besar enam dayang kesayangan [[Sisowath dari Kamboja|Raja Sri Swasti]] berasal dari jenjang penari istana yang beranggotakan anak-anak gadis rakyat jelata. Raja SisowatSri Swasti diketahui memperselir hampir semua penari istana. Penari kahyangan, [[Apsara]], adalah salah satunya. PraktikKebiasaan memperselir penari istana bermulamula-mula muncul pada zaman kegemilangan Kerajaan Kmer.
=== Kanada ===
Para wanita istana pada zaman [[dinasti Ming|kulawangsa Ming]] (tahun 1368–1644) juga dibedakan menjadi tiga golongan yang kurang lebih sama dengan penggolongan pada zaman kulawangsa Song.<ref>{{Cite journal|last=Hsieh|first=Bao Hua|date=1999|title=From Charwoman to Empress Dowager: Serving-Women in the Ming Palace|journal=Ming Studies|volume=42| issue=42 |pages=26–80| doi=10.1179/014703799788763371 | pmid=22026040 }}</ref> Meskipun demikian, para pegawai dan jenang perempuan pada zaman kulawangsa Ming digolong-golongkan ke dalam enam lembaga pemerintahan yang disebut Enam Jawatan, yaitu Jawatan Umum, Jawatan Kriya, Jawatan Upacara, Jawatan Papan, Jawatan Sandang, dan Jawatan Pangan.<ref>{{Cite book|title=Concubinage and Servitude in Late Imperial China|last=Hsieh|first=Bao Hua|publisher=Lexington Books|year=2014|location=London|pages=179–208|chapter=Ming Palace Serving-Women}}</ref> Semua lembaga tersebut dipantau oleh Jawatan Pengawasan Pegawai yang dikepalai seorang pegawai perempuan.<ref>{{Cite book|title=Concubinage and Servitude|last=Hsieh|pages=184}}</ref>
Para karyawati di istana kaisar digolongkan menjadi pegawai tetap dan pegawai tidak tetap.<ref name=":0">{{Cite book|title=Concubinage and Servitude|last=Hsieh|pages=180}}</ref> Golongan pegawai tetap terdiri atas pegawai-pegawai perempuan berkepandaian baca tulis lagi terdidik yang berkhidmat di dalam Enam Jawatan, serta para [[ibu susu|inang penyusu]] yang merawat para ahli waris kaisar atau kanak-kanak lain di istana.<ref name=":0" /> Perempuan-perempuan ini mendapatkan kekayaan yang besar dan terpandang di tengah masyarakat jika melaksanakan tugasnya dengan baik.<ref>{{Cite book|title=Concubinage and Servitude|last=Hsieh|pages=181}}</ref> Golongan wanita istana musiman atau tidak tetap terdiri atas para bidan, para tabib perempuan, dan para karyawati berperikatan kerja (biasanya perempuan-perempuan berkhidmat sebagai pelayanbiti-biti para garwa kaisar, para seniwati penghibur, para penatar keterampilan jahit-menjahit, atau para penandu).<ref>{{Cite journal|last=Cass|first=Victoria B|date=1986|title=Female Healers in the Ming and the Lodge of Ritual and Ceremony|journal=Journal of the American Oriental Society|volume=106| issue=1 |pages=233–245| doi=10.2307/602374 | jstor=602374 }}</ref> Perempuan-perempuan ini direkrut untuk dipekerjakan di istana apabila jasa atau keahliannya dibutuhkan dan dibebastugaskan pada akhir masa bakti yang sudah ditetapkan sebelumnya.<ref>{{Cite book|title=Female Healers|last=Cass|pages=236}}</ref>
Selama kulawangsa Ming berkuasa, kerap terjadi pergerakan di antara industri pelayanan istana dan penghuni keputren berpangkat rendah.<ref>{{Cite journal|last=Hsieh|title=From Charwoman to Empress Dowager|journal=Ming Studies|pages=45}}</ref> Meskipun kaisar-kaisar kerap mengangkat pelayanbiti-pelayan perempuanbiti menjadi garwa berpangkat rendah, hanya segelintir perempuan yang mampu mendaki jenjang kepangkatan garwa kaisar atau menjadi tokoh yang cukup kondang.<ref>{{Cite journal|last=Hsieh|title=From Charwoman to Empress Dowager|journal=Ming Studies|pages=46}}</ref>
Seiring bergulirnya waktu, kondisi hidup dan kondisi kerja wanita istana mulai memburuk.<ref>{{Cite book|title=Concubinage and Servitude|last=Hsieh|pages=187}}</ref> Para karyawati rendahan di istana kaisar sering kali diupah kecil dan tidak mampu membeli makanan, sehingga terpaksa mencari penghasilan tambahan dengan menjual sulamannya ke luar istana melalui para [[orang kasim|sida-sida]].<ref>{{Cite journal|last=Hsieh|title=From Charwoman to Empress Dowager|journal=Ming Studies|pages=127}}</ref> Secara keseluruhan, kondisi hidup dan hukuman atas perilaku yang tidak patut kian lama kian memburuk sampai-sampai pernah ada [[Konspirasi istana tahun Renyin|upaya pembunuhan]] [[Kaisar Jiajing]] oleh sekelompok pelayan perempuanbiti-biti.<ref>{{Cite book|title=Biographical Dictionary of Chinese Women, Jilid II: Tang Through Ming 618–1644|last=Lee|first=Lily Xiao Hong|publisher=Taylor and Francis|year=2016|location=Hoboken|pages=543}}</ref> Pada tahun 1542, beberapa orang pelayan perempuanbiti-biti, dipimpin Yang Jinying, mengendap-endap ke dalam bilik peraduan kaisar, dan berusaha mencekik leher kaisar yang sedang pulas tertidur dengan tali pengikat tirai.<ref name=":1">{{Cite book|title=Biographical Dictionary|last=Lee|pages=543}}</ref> Upaya pembunuhan ini pada akhirnya gagal, dan semua perempuan yang terlibat dihukum mati, meskipun pemberontakan disertai tindak kekerasan yang dilakukan oleh perempuanbiti-perempuan pelayanbiti semacam ini sebelumnya tidak pernah terjadi pada zaman kulawangsa Ming.<ref name=":1" />
Akibat warkat-warkat propaganda berisi fitnah yang ditulis dan disebarluaskan oleh para pegawai dan sastrawan Konghucu pria, kekuasaan para pegawai perempuan berpangkat tinggi juga turut melemah pada zaman kulawangsa Ming.<ref>{{Cite book|title=Women in Imperial China|last=Hinsch|first=Bret|publisher=Rowman & Littlefield|year=2016|location=London|pages=147–174}}</ref> Para pegawai lelaki terkemuka ini mulai merendahkan kebijakan pengaryaan perempuan terpelajar sebagai pegawai pemerintah dan pemegang jabatan-jabatan kenegaraan dalam menanggapi pengaruh kaum wanita istana terhadap negara pada masa lampau.<ref>{{Cite book|title=Women in Imperial China|last=Hinsch|pages=148}}</ref> Langkah tersebut mengakibatkan peran-peran yang dipegang perempuan lambat laun dialihkan kepada para sida-sida, yang berlanjut sampai berakhirnya zaman kulawangsa Ming.<ref>{{Cite journal|last=Hsieh|title=From Charwoman to Empress Dowager|journal=Ming Studies|pages=125}}</ref>
=== Denmark ===
Majelis istana Denmar pada Awal Abad Kiwari diatur mengikuti tatanan majelis istana Jerman, yang terinspirasi dari tatanan majelis istana Austria, sejak abad ke-16.<ref name="Persson 1999"/> Pangkat tertinggi istanawati yang berkhidmat kepada seorang sentana putri adalah ''[[Hofmesterinde]]'' (kepala istana perempuan) atau, sejak tahun 1694/1698, ''[[Overhofmesterinde]]'' (ketua istana perempuan), sejajar dengan kepala istana perempuan urusan busana, biasanya dijabat seorang janda sepuh, yang menyelia semua perwara lain.<ref name="Kjølsen 2010, page?">{{harvnb|Kjølsen|2010|p=}}</ref>{{page needed|date=April 2017}} Istanawati selebihnya adalah ''[[Kammerfrøken]]'' (dayang kehormatan senior), disusul sekelompok ''Hofdame'' (perwaraistanawati) dan ''Hoffrøken'' ([[dayang kehormatan]]).<ref name="Kjølsen 2010, page?"/> Di bawah mereka masih ada pelayanbiti-pelayan perempuanbiti bukan ningrat yang tidak berpangkat perwara, misalnya pelayanbiti-biti bilik peraduan.
Hierarki semacam inilah yang dipakai sejak abad ke-16 sampai dengan kemangkatan [[Christian IX dari Denmark|Raja Christian IX]] pada tahun 1906.<ref name="Kjølsen 2010, page?" /> Pada abad ke-20, kebanyakan gelar tersebut tidak lagi dipakai, dan semua perwara di istana Kerajaan Denmark sekarang ini hanya disebut ''Hofdame'' (perwaraistanawati).
=== Prancis ===
=== Jerman ===
Istana-istana di Jerman pada Awal Abad Kiwari ditata mengikuti tatanan majelis istana Kekaisaran Austria.<ref name="Akkerman Houben date?, page?"/> Tatanan majelis istana semacam ini memilah para perwara menjadi seorang perwara ketua yang disebut ''Oberhofmeisterin'' (wanita sepuh yang bersemenda atau sudah menjanda) dan bertugas menyelia para ''Hoffräulein'' (Dayang Kehormatan), yang satu atau dua di antaranya dapat dipromosikan menduduki jabatan menengah yang disebut ''Kammerfräulein'' (Dayangdayang-dayang Kehormatanbilik Bilik Peraduanperaduan).<ref name="Akkerman Houben date?, page?"/> Tatanan majelis istana para pangeran Jerman kemudian hari ditiru di Denmark dan Swedia pada abad ke-16.<ref name="Persson 1999"/>
Sesudah riwayat [[Kekaisaran Romawi Suci]] bangsa Jerman tamat pada tahun 1806, dan beberapa kerajaan kecil berdiri di Jerman, jabatan ''Staatsdame'' (perwara bersemenda) dimunculkan di banyak istana kepangeranan maupun kerajaan. Di istana Kekaisaran Jerman, para perwara terdiri atas seorang ''Oberhofmeisterin'' yang membawahi beberapa orang ''Hofstaatsdamen'' atau ''Palastdamen''.{{sfn|Zedlitz-Trützschler|1924|p=}}
=== Italia ===
==== Napoli dan Dua Sisilia ====
Sebelum unifikasi Italia, negara terbesar di Jazirah Italia adalah Kerajaan Napoli, yang kemudian hari disebut [[Kerajaan Dua Sisilia]]. Pada tahun 1842, para perwara Permaisuri Dua Sisilia terdiri atas satu orang ''Dama di Onore'' (Empuan Kehormatan, setingkat di bawah ''Cavaliere di Onore''), tiga orang ''Dama di Compagnia'' (Empuan Pendamping, setingkat di bawah ''Cavalerizzo''), dan banyak ''Dame di Corte'' (Istanawati).<ref>''[https://books.google.com/books?id=UqBjAAAAcAAJ&dq=dama+di+compagnia+dama+di+corte+napoli&pg=PA692 Almanacco reale del regno delle Due Sicilie] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230505032148/https://books.google.com/books?id=UqBjAAAAcAAJ&dq=dama+di+compagnia+dama+di+corte+napoli&pg=PA692 |date=5 May 2023 }}''</ref><!--
==== Kerajaan Italia ====
InPada tahun 1861, thenegara-negara Italiandi PeninsulaJazirah wasItalia uniteddipersatukan in to themenjadi [[KingdomKerajaan of ItalyItalia]]. ThePara ladies-in-waitingperwara ofPermaisuri theItalia Queenterdiri ofatas Italy were headed by the {{lang|it|''Dama d'Onore}},'' followedpada byjenjang theutama, {{lang|it|''Dame di Corte}},'' andpada finallyjenjang themadya, {{lang|it|dan ''Dame di Palazzo}}'' pada jenjang pratama.<ref>Calendario reale per l'anno 1879 {{full citation needed|date=April 2017}}</ref> The {{lang|it|''Dama d'Onore}}'' wasadalah nominallyketua thenominal chiefpara lady-in-waitingperwara, buttetapi inpada practicepraktiknya oftenhanya limitedbertugas herdalam serviceacara-acara to statekenegaraan. occasions; the {{lang|it|''Dame di Corte}}'' wasadalah theperwara regularyang lady-in-waitingsecara whoteratur personallymendampingi attended to the queenpermaisuri, whilesementara the {{lang|it|''Dame di Palazzo}}'' wereadalah honorarypara courtiersistanawati attachedkehormatan toyang theerat royalkaitannya palacesdengan inkota-kota particulartertentu cities,seperti such as FlorenceFirenze, TurinTurino, anddan so forthlain-lain, anddan onlyhanya servedbertugas temporaryuntuk whensementara thewaktu queenbilamana visitedpermaisuri thesedang citymelawat inkota question:yang amongbersangkutan. these,Hanya only the {{lang|it|''Dame di Palazzo}}'' attacheddari toistana thekerjaan royaldi palaceibu ofkota theRoma capitalyang ofbertugas Romelebih serveddari moresekadar thansementara temporarywaktu.<ref>la Repubblica.it, 2007, 11, 25, La dama di compagnia dell' ultima Regina {{full citation needed|date=April 2017}}</ref>
=== Jepang ===
Di Jepang, jabatan-jabatan pegawai istana kaisar biasanya dipercayakan kepada para bangsawan istana, dan yang menjadi perwara atau 'pramugraha istana' lazimnya berasal dari kalangan bangsawan.<ref name="Lillehoj date? page?">{{harvnb|Lillehoj|p=}}</ref>
Pada [[zaman Heian]] (tahun 794–1185), kaum wanita berpeluang menduduki jabatan-jabatan istana dengan tanggung jawab yang besar, menangani urusan-urusan Kaisar.<ref name="Lillehoj date? page?"/> Pramugraha wanita istana dipilih dari kalangan bangsawan istana untuk bekerja di istana oleh Jawatan Pramugraha Istana Kekaisaran, tetapi mereka harus cukup terdidik dalam bidang sastra klasik Tionghoa untuk dapat diterima.<ref name=" Rowley date? page?">{{harvnb|Rowley|p=}}</ref>{{page needed|date=April 2017}}
In Japan, the imperial court offices was normally reserved for members of the court aristocracy and the ladies-in-waiting or 'palace attendants' were commonly educated members of the nobility.<ref name="Lillehoj date? page?">{{harvnb|Lillehoj|p=}}</ref>{{page needed|date=April 2017}}
Pada [[zaman Sengoku]] (tahun 1467–1603), pangkat tertinggi seorang perwara adalah 'Jenang Penasihat Besar', yang menangani urusan sehari-hari rumah tangga kekaisaran.<ref name="Lillehoj date? page?"/> Jenjang kedua adalah ''Koto No Naishi'', yang bertindak sebagai perantara yang menjembatani kaisar dengan orang-orang yang ingin menghadap, dan mengeluarkan harapan-harapan kaisar secara tertulis.<ref name="Lillehoj date? page?"/> Para perwara bertindak selaku para sekretaris kekaisaran dan mencatat kejadian-kejadian yang berlangsung di istana, para pengunjung, dan hadian-hadiah di dalam buku harian resmi istana.<ref name="Lillehoj date? page?"/>
During the [[Heian period]] (794–1185) women could hold court offices of substantial responsibility, managing the affairs of the Emperor.<ref name="Lillehoj date? page?"/> Female palace attendants were employed by the Imperial Bureau of Palace Attendants from among the court aristocracy, but were required to have sufficient education in Chinese classics to be accepted.<ref name=" Rowley date? page?">{{harvnb|Rowley|p=}}</ref>{{page needed|date=April 2017}}
Berbeda dari Tiongkok, yang mengelola keputren Kaisar Jepang adalah biti-biti, bukan [[orang kasim|sida-sida]], dan biti-biti dapat saja mengemban jabatan-jabatan tinggi dalam badan pengurus rumah tangga kekaisaran.<ref name=" Rowley date? page?"/>
During the [[Sengoku period]] (1467–1603), the highest rank of a lady-in-waiting was the 'Female Assistant to the Major Counselor', who ran the affairs of the daily life of the Imperial Household.<ref name="Lillehoj date? page?"/> The second rank was {{nihongo3|Female Palace Attendant||Koto No Naishi}}, who acted as intermediary between the Emperor and those seeking an audience and issued his wishes in writing.<ref name="Lillehoj date? page?"/> Ladies-in-waiting acted as imperial secretaries and noted the events at court, visitors and gifts in the official court journals.<ref name="Lillehoj date? page?"/>
Biti-biti terbagi menjadi dua golongan, dan masing-masing golongan terbagi lagi menjadi beberapa jenjang jabatan sesuai dengan tugas yang diembannya.<ref name="Lebra date? page?">{{harvnb|Lebra|p=}}</ref> Golongan pertama beranggotakan para ''nyokan'', yakni para perwara pengemban jabatan-jabatan majelis istana, yaitu ''naishi-kami'' (''shoji''), ''naishi-suke'' (''tenji''), dan ''naishi-no-jo'' (''shoji''). The second class were the female palace attendants: {{transl|ja|myobu}}, {{transl|ja|osashi}}, {{transl|ja|osue}} and {{transl|ja|nyoju}}.<ref name="Lebra date? page?" /> Para perwara bekerja sebagai asisten pribadi, mengurus pakaian kaisar, memandikan kaisar, menyajikan santapan, melaksanakan dan menghadiri upacara-upacara istana.<ref name="Rowley date? page?" /> Perwara dapat saja diangkat kaisar menjadi selir, garwa, bahkan permaisuri.<ref name="Rowley date? page?" /> Fungsi perwara selaku calon selir dihapuskan pada tahun 1924.<ref name="Rowley date? page?" />
In contrast to China, female palace attendants managed the palace of the imperial harem rather than [[eunuch]]s, and could hold high court offices in the Emperor's personal household.<ref name=" Rowley date? page?"/>
Female palace attendants were divided into two classes, which in turn had several ranks, signifying their task.<ref name="Lebra date? page?">{{harvnb|Lebra|p=}}</ref>{{page needed|date=April 2017}} The first class consisted of the {{transl|ja|nyokan}}, or ladies-in-waiting who held court offices: {{transl|ja|naishi-kami}} ({{transl|ja|shoji}}) {{transl|ja|naishi-suke}} ({{transl|ja|tenji}}) and {{transl|ja|naishi-no-jo}} ({{transl|ja|shoji}}). The second class were the female palace attendants: {{transl|ja|myobu}}, {{transl|ja|osashi}}, {{transl|ja|osue}} and {{transl|ja|nyoju}}.<ref name="Lebra date? page?" /> The ladies-in-waiting worked as personal assistants, tending to the Emperor's wardrobe, assisting the emperor's baths, serving meals, performing and attending court rituals.<ref name="Rowley date? page?" /> Ladies-in-waiting could be appointed as concubines, consorts or even Empresses by the Emperor or the heir to the throne.<ref name="Rowley date? page?" /> The function of a lady-in-waiting as potential concubine was abolished in 1924.<ref name="Rowley date? page?" />
=== Korea ===
''[[Gungnyeo]]'' (secara harfiah berarti 'wanita istana') adalah sebutan bagi perempuan-perempuan yang bekerja di istana serta melayani raja dan sentanaraja. ''Gungnyeo'' adalah kependekan dari ''Gungjung Yeogwan'', artinya 'pegawai wanita istana kerajaan'.
''[[Gungnyeo]]'' (literally 'palace women') is a term that refers to women who worked in the palace and waited upon the king and other members of the royal family. It is short for {{transl|ko|Gungjung Yeogwan}}, which translates to 'woman officer of the royal court'.
''Gungnyeo'' consistedterdiri ofatas thepara ladies-in-waiting—bothperwara, baik highdayang-rankingdayang courtmaupun ladies and the ordinary maidsbiti-biti (known asdisebut ''nain'') responsibleyang forbertanggung mostjawab ofatas thesebagian labourbesar work—whopekerjaan wererumah dividedtangga. into''Gungnyeo'' menempati [[Naemyeongbu|ranksjenjang]] from 9 tosampai 5 (the ranks fromjenjang 4 tosampai 1 werediduduki thepara officialselir concubinesresmi), ofdan themasing-masing king),peringkat withterbagi twolagi levelsmenjadi eachdua tingkat (seniorsepuh anddan junioranom),. theJenjang highesttertinggi attainableyang rankdapat beingdicapai adalah ''[[sanggung]]'' (seniorjenjang 5th5 tingkat sepuh),.<ref>{{cite web |title=상궁(尙宮), Sanggung |url=http://www.aks.ac.kr/glossary/glossary_detail.asp?g_code=15278&page=1&c_code=&search_field=g_korean&keyword=%EC%83%81%EA%B6%81&order=g_korean&kanada= |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20160303183543/http://www.aks.ac.kr/glossary/glossary_detail.asp?g_code=15278&page=1&c_code=&search_field=g_korean&keyword=%EC%83%81%EA%B6%81&order=g_korean&kanada= |archive-date=3 MarchMaret 2016 |access-date=9 September 2016 |publisher=[[The Academy of Korean Studies]] |language=ko, en}}</ref> as''Gungnyeo'' welljuga asmencakup othergolongan-golongan typespekerja ofwanita workingdi womenluar whojenjang were not included in the classificationtersebut, such asmisalnya ''musuri'' (womenperempuan fromdari thegolongan lowestmasyarakat classpaling whorendah didyang oddmelakukan jobsberbagai pekerjaan kasar, suchseperti asmenimba drawingair waterdan andmembagi-bagi distributingkayu firewoodbakar), ''gaksimi'' (alsojuga knowndikenal asdengan sebutan ''bija'' anddan ''bangja'', whoyakni were personal servants ofpelayan apribadi ''sanggung''), ''sonnim'' (literallysecara translatedharfiah toberarti 'guesttamu', wereyakni maidspelayan broughtyang indibawa themasuk palaceke tolingkungan workistana foruntuk themelayani royal concubinesselir, mostsering ofkali thememiliki timehubungan connectederat todengan thekeluarga familiesselir of theyang concubinesdilayaninya), anddan ''uinyeo'' (selecteddipilih fromdari publicantara femalebudak-budak slaves,perempuan milik negara untuk theybekerja workeddi atpanti thehusada royalkerajaan infirmaryatau orbalai publickesehatan clinicsumum, anddan practicedmempraktikkan simplekeahlian medicinepengobatan skillssederhana).
Generally,Pada theumumnya ladies-in-waitingperwara weredipilih chosendari fromantara amonganak-anak thegadis young girls of thegolongan ''[[sangmin]]'' (commonersrakyat jelata) and the private femaledan [[Nobi|slavesbudak]]-budak perempuan ofpribadi thegolongan ''[[Yangban|sadaebu]]'' (governing classpriayi). LaterKemudian hari, theperwara candidatesjuga weredipilih alsodari pickedantara frombudak-budak amongmilik thenegara governmentmaupun slaves,anak-anak togethergadis withyang thelahir daughtersdari ofrahim noblemen'sgundik-gundik concubinespriayi (who werepara formermantan [[Kisaeng|courtesanspramuria]] oratau slavesbudak). The appointment process was different forPara ''nain'', yang associatederat withkaitannya thedengan innerlingkungan quarterskediaman forkhusus thebagi kingraja anddan queenpermaisuri, whodipilih weresendiri recruitedoleh by the high rankedwanita-wanita courtistana ladiesberpangkat themselvestinggi, throughlewat recommendationsrekomendasi anddan connectionskoneksi. ThePara ''nain'' foryang thebekerja departmentsdi withjawatan-jawatan specificdengan skillskemahiran suchkhusus assemisal sewingjahit-menjahit anddan embroiderysulam-menyulam wereberasal fromdari thekalangan ''[[jungin]]'' (middlegolongan classmenengah), with the lowest class ofsementara ''gungnyeo'' comingdi jenjang terbawah berasal fromdari thekalangan ''[[cheonmin]]'' (vulgarrakyat commonerskasar).
Perwara termuda berumur 4 tahun saat pertama kali masuk istana. Sesudah mempelajari budi bahasa dan tata krama istana, mereka dapat menjadi ''nain''. Sesudah mengabdi di istana lebih dari 15 tahun, mereka akhirnya mendapatkan peluang untuk naik pangkat, tetapi hanya berpeluang naik pangkat menjadi ''sanggung'' sesudah mengabdi selama sekurang-kurangnya 35 tahun.
They could be as young as 4 when entering the palace, and after learning court language and etiquette, they could be elevated to a ''nain''. When they had served the court for more than 15 years, they would eventually be promoted to higher ranks, however they were eligible for the rank of ''sanggung'' only after a minimum of 35 years of work.
Ladies-in-waitingJika coulddisukai raja, becomeperwara concubinesdapat ifsaja thenaik kingpangkat favoredmenjadi themselir. TheyPerwara wouldyang bedemikian elevatedakan todinaikkan theke highestjenjang ranktertinggi (seniorjejang 5th)5 andtingkat would besepuh) knowndan asdisebut ''seungeun sanggung'' (or 'favored/specialwanita courtistana ladykinasih/istimewa'). IfJika theymelahirkan gaveseorang birth to a sonputra, they''seugeun wouldsanggung'' become membersakan ofmenjadi thesentanaraja royalsesudah family, after beingdinaikkan promotedpangkatnya tomenjadi ''[[StylesSebutan anddan titlesgelar indi theDinasti Joseon dynasty|sug-won]]'' (juniorjenjang 4th4 tingkat anom), anddan untilsampai thedengan 18thabad century,ke-18 theymungkin couldsaja advancedinaikkan aspangkatnya highsampai aske becomingjenjang queenpermaisuri (thecontoh mostyang notablepaling exampleterkenal beingadalah [[RoyalJang Noble Consort Huibin JangHui-bin|Jang Ok-jeong]], a concubine ofselir [[Sukjong ofdari Joseon|Raja Sukjong]] anddan mother ofibu [[Gyeongjong ofdari Joseon|Raja Gyeongjong]]).
=== Negeri Tanah Rendah ===
TheIstana courtKadipaten of the Duchy of BurgundyBurgundia, whichyang wasberlokasi situateddi inBegeri theBelanda Netherlandspada inabad the 15th centuryke-15, wasterkenal famousdengan fortatanan itskehidupan elaborateistananya ceremonialyang courtmenjelimet lifedan andmenjadi becamepanutan abeberapa roleistana modellain fordi several other courts of EuropeEropa.{{sfn|Kolk|2009}} TheTatanan Burgundianhidup courtdi modelistana cameBurgundia tomenjadi bepanutan themajelis roleistana modelkekaisaran forAustria thepada Austrianabad imperialke-16, courtketika duringNegeri theBelanda 16thdi century,bawah whenkekuasaan theKadipaten BurgundianBurgundia Netherlandsbersatu anddengan Austria weremelalui unitedpertalian throughdarah thewangsa Habsburg dynasty.<ref name="Duindam date? page?"/>
InPada theabad 16th centuryke-16, thepara ladies-in-waitingperwara inyang themengabdi courtskepada ofpara theGubernur HabsburgBelanda governorsdari ofwangsa the NetherlandsHabsburg, Margaretyakni ofMargareta menak Austria anddan [[MaryMaria ofdari HungaryHongaria (governor of theGubernur NetherlandsBelanda)|MaryMaria ofmenak HungaryHongaria]], wereterdiri composedatas of one {{lang|nl|''Hofmeesteres}}'' (Courtkepala Mistressistana) oratau {{lang|fr|''Dame d'honneur}}'' whoselaku servedperwara asutama, thesatu principalorang lady-in-waiting; one {{lang|nl|''Hofdame}}'' oratau {{lang|fr|''Mere de Filles}},'' whoselaku wasperwara secondmadya inmerangkap rankdeputi and deputy of the {{lang|nl|''Hofmeesteres}}'' assekaligus wellmembawahi aspara being in charge of the {{lang|nl|''Eredames}}'' (Maidsdayang of Honourkehormatan), alsoyang knownjuga asdikenal {{lang|fr|dengan sebutan ''Demoiselle d'honneur}}'', {{lang|fr|''Fille d'honneur}}'', ormaupun {{lang|de|''Junckfrauen}}'', anddan finallyyang theterakhir {{lang|nl|adalah ''Kameniersters}}'' (Chamberbiti-biti Maidsbilik peraduan), allsemuanya menyandang withberagam differentgelar titlestergantung dependingkepada onbahasa languageyang indipakai thedi multilingualNegeri areaBelanda ofyang themultibahasa Netherlandsitu.<ref name="Kerkhoff date? page?"/>
TheBerdirinya [[KingdomKerajaan of the NetherlandsBelanda]] waspada founded intahun 1815, signifying themenyiratkan organisationadanya ofusaha amenata royalmajelis courtistana. InPada theabad 19th centuryke-19, thepara ladies-in-waitingperwara ofdi theistana DutchKerajaaan courtBelanda werediketuai headedoleh by the {{lang|nl|''Grootmeesteres}}'' (Grandperwara Mistressbesar, equivalentsejajar todengan Mistressperwara ofurusan the Robesbusana),. ofPara secondperwara ranktingkat weremadya theadalah {{lang|fr|''Dames du Palais}}'' (marriedpara ladies-in-waitingperwara bersuami), followeddan bypara theperwara thirdtingkat rankpratama {{lang|nl|adalah ''Hofdames}}'' (Court Ladiesistanawati, equivalent tosejajar Maidsdengan ofdayang Honourkehormatan).{{sfn|Hamer|2011|p=}}{{page needed|date=April 2017}}<ref>S Gravenhaagsche Stads-Almanak: voor 1857</ref>{{full citation needed|date=April 2017}}
[[Beatrix ofdari theBelanda|Ratu NetherlandsBeatrix]] had amemiliki total oftujuh sevenorang {{lang|nl|''Hofdames}}''. TheyMereka accompaniedmengiring theratu queenmaupun andpara thesentana otherputri femaledalam membersacara oflawatan theatau Royaljamuan Housedi duringistana.<!-- visits and receptions at the royal court. The monarch paid for their expenses, but they did not receive any salary. Not all of these ladies were members of the Dutch aristocracy, but each had a "notable" husband. Excellent social behavior and discretion were the most important recommendations for becoming a {{lang|nl|Hofdame}}. In 2012, the {{lang|nl|Hofdames}} were Letje van Karnebeek-van Lede, Lieke Gaarlandt-van Voorst van Beest, Julie Jeekel-Thate, Miente Boellaard-Stheeman, {{lang|nl|[[Jonkheer|Jonkvrouwe]]}} Reina de Blocq van Scheltinga, Elizabeth Baroness van Wassenaer-Mersmans and Bibi Baroness van Zuylen van Nijevelt, {{lang|nl|Jonkvrouwe}} den Beer Poortugael. [[Queen Maxima of the Netherlands|Queen Maxima]] reduced the number of {{lang|nl|Hofdames}} to three, hers being: Lieke Gaarlandt-van Voorst van Beest, Pien van Karnebeek-Thijssen and Annemijn Crince le Roy-van Munster van Heuven. After their voluntary retirement, {{lang|nl|Hofdames}} were appointed to the honorary royal household. The honorary royal household still distinguishes between {{lang|nl|Dames du Palais}} and {{lang|nl|Hofdames}}, but the category {{lang|nl|Dames du Palais}} is slated for discontinuation.
The {{lang|nl|Grootmeesteres}} (Grandmistress) is the highest-ranking lady at the royal court. From 1984 until 2014, the position was held by [[Martine van Loon-Labouchere]], descendant of the famous banker family, a former diplomat and the widow of {{lang|nl|[[Jonkheer]]}} [[Maurits van Loon]] of the famous Amsterdam canal estate. The current {{lang|nl|Grootmeesteres}} is Bibi Countess van Zuylen van Nijevelt-den Beer Poortugael (lady-in-waiting between 2011 and 2014).
During the [[Denmark–Norway|Danish–Norwegian union]], from 1380 until 1814, the Danish royal court in Copenhagen was counted as the Norwegian royal court, and thus there was no royal court present in Norway during this period. During the union between Norway and Sweden from 1814 to 1905, there were Norwegian courtiers who served during the Swedish royal family's visits to Norway. The female courtiers were appointed according to the Swedish court model, that is to say the class of ''Hovfröken'' (Maid of Honour), ''Kammarfröken'' (Chief Maid of Honour) and ''Statsfru'' (Lady of the Bedchamber), all supervised by the ''[[Overhoffmesterinne]]'' (Mistress of the Robes): these posts were first appointed in 1817.{{sfn|Hauge|Egeberg|1960|p=}}{{page needed|date=April 2017}} When the union between Sweden and Norway was dissolved in 1905, a permanent Norwegian royal court was established.
=== KemaharajaanKekaisaran Usmani ===
In theDi [[OttomanKesultanan Utsmaniyah|Kekaisaran EmpireUsmani]], the word ''lady-in-waitingperwara'' oratau courtwanita ladyistana hasadalah often been used to describe those women ofperempuan-perempuan thepenghuni [[ImperialHarem harem|ImperialKesultanan Utsmaniyah|Harem Baginda]] whoyang functionedberfungsi assebagai servantsbiti-biti, secretariessetia usaha, anddan companionssahabiyat ofpara the consortsgarwa (concubinesselir), daughtersputri, sisterssaudari, anddan mothers of theibunda [[OttomanDaftar Sultansultan Utsmaniyah|padisyah]]. These women originally came to the Harem as slaves, captured through the [[Crimean slave trade]], the [[Barbary slave trade]] and the [[White slave trade]].<ref name="books.google.se">Madeline Zilfi: ''[https://books.google.com/books?id=oo_AetRkC9UC&dq=Cariyes&pg=PA223 Women and Slavery in the Late Ottoman Empire: The Design of Difference] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230414214634/https://books.google.com/books?id=oo_AetRkC9UC&dq=Cariyes&pg=PA223 |date=14 April 2023 }}''</ref>
When they entered the Harem, they were given the position of ''[[Cariye]]'' and were all formally available as concubines to the Sultan, but if they were not chosen to share his bed, they served in a position similar to lady-in-waiting, serving the mother, concubines, sisters, and daughters of the Sultan.<ref name="books.google.se"/>
During the reign of [[Queen Elizabeth II]], one of the ''women of the bedchamber'' was always in daily attendance; each served for a fortnight at a time, in rotation. In the [[Court Circular]] the phrase 'Lady in Waiting to the Queen' referred to the women on duty at a given time.<ref>e.g. "Mrs. Fiona Henderson has succeeded Mrs. Robert de Pass as Lady in Waiting to The Queen" ([https://www.royal.uk/court-circular Court Circular, 29 October 2002] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160629182208/https://www.royal.uk/court-circular |date=29 June 2016 }}).</ref>
[[File:Royal Visit Toronto 2010 5.JPG|thumb|right|Walking behind [[QueenRatu Elizabeth II]] on a [[Royal tours of Canada#21st century|visit to Toronto]] in 2010 are two ladies-in-waiting: a Woman of the Bedchamber ([[Lady Susan Hussey]], left) and a Lady of the Bedchamber ([[Diana Maxwell, Baroness Farnham|Lady Farnham]], right).]]
The ''ladies of the bedchamber'' were not in daily attendance, but were called upon for the more important public occasions and events.<ref name="AllisonRiddell1991" /> Two ladies-in-waiting used to accompany the Queen on overseas tours, one of whom was usually a Lady of the Bedchamber.<ref name="AllisonRiddell1991" /> For many years the Queen was always attended by three ladies-in-waiting at the State Opening of Parliament (the Mistress of the Robes, a Lady of the Bedchamber and a Woman of the Bedchamber), but in 1998 the number attending was reduced to two.<ref>{{cite news |title=State Opening of Parliament - Royal Procession |url=http://news.bbc.co.uk/1/hi/uk_politics/a-z_of_parliament/r-s/194148.stm |access-date=29 June 2024 |work=BBC News |date=15 October 1998}}</ref>
* [[Irma Sztáray|Bupatni Irma Sztáray de Sztára et Nagymihály]] (tahun 1863–1940); perwara di istana [[Maharani Elisabeth dari Austria|Elisabeth "Sisi", Permaisuri Austria]]
* [[Marie Festetics|Countess Marie Festetics von Tolna]] (tahun 1839–1923); perwara [[Maharani Elisabeth dari Austria|Permaisuri Elisabeth]] dan Anggota Kehormatan Tarekat Theresa
* [[Ida Ferenczy|Ida Krisztina Veronika Ferenczy menak Vecseszék]] (tahun 1839–1928); sahabat karib dan tangan kanan Permaisuri Elisabeth<!--
=== Jepang ===
* [[LadyIse (penyair)|Ise no Miyasudokoro]] (tahun 875–938); poetpenyair, loverkekasih of PrincePangeran Atsuyoshi anddan kemudian laterhari concubinemenjadi ofselir [[EmperorKaisar Uda]]
* [[Takashina no Takako]] (d.wafat tahun 996); servedperwara at the court of EmpressMaharani Junshi, laterkemudian thehari legalmenjadi wifeistri ofsah [[Fujiwara no Michitaka]] and regentdan ofwali [[EmperorKaisar Ichijō]]
* [[Uma no Naishi]] (tahun 949–1011); poetpenyair, sheperwara served under EmpressMaharani Kishi (wife ofpermaisuri [[EmperorKaisar Murakami]]), Fujiwara no Senshi (the imperial consort ofpermaisuri [[EmperorKaisar En'yū]], and mother ofibunda [[EmperorKaisar Ichijō]]), anddan [[Fujiwara no Teishi|EmpressMaharani Teishi]] (wifepermaisuri of EmperorKaisar Ichijō), and later; becamekemudian ahari followermenjadi ofpengikut [[Sei Shōnagon|Shōnagon]]
* [[Akazome Emon]] (с.sekitar tahun 956–1041 oratau latersesudahnya); poetpenyair anddan writer ofpenulis "TaleHikayat ofUntung Flowering FortunesBerbunga", she served at the court ofperwara [[EmpressMaharani Shōshi|Empress Shoshi]]
* [[Murasaki Shikibu]] (sekitar tahu{{circa|978|1016}}/1031); poetpenyair anddan thepenulis writernovel ofpertama theyang first known noveldiketahui, "The Tale ofHikayat Genji", she alsoia wrotejuga amenulis diarybuku aboutharian courtyang lifemenceritakan afterkehidupan servingdi atistana thesesudah courtberkhidmat ofkepada EmpressMaharani Shoshi
* [[Sei Shōnagon]] ({{circa|966}}–1017sekitar tahun 966–1017/1025); writer of thepenulis ''PillowPustaka BookKalang Hulu'', sheperwara servedMaharani atTeishi<!-- the court of Empress Teishi
* [[Ise no Taifu]] (989–1060); poetpenyair, sheperwara served EmpressMaharani Shoshi along withbersama-sama Murasaki Shikibu, Akazome Emon, anddan Izumi Shikibu, and; laterkemudian becamehari themenjadi nurseinang ofpengasuh [[EmperorKaisar Shirakawa]]
* [[Daini no Sanmi]] (999–1082); daughter of [[Murasaki Shikibu]] she served at the court of Grand Empress Dowager Shoshi and was the nurse of [[Emperor Go-Reizei]] and the imperial princesses
* [[Takasue's daughter|Lady Sarashina]] (1008–after 1059); writer of ''Sarashina Nikki'', she served Imperial Princess Yushi, the third daughter of [[Emperor Go-Suzaku]]
|