Majapahit: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rakehino (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
k Melindungi "Majapahit": Menjadi sasaran penyuntingan yang mengganggu ([Sunting=Hanya untuk pengguna terdaftar otomatis] (kedaluwarsa 8 Desember 2024 07.54 (UTC)) [Pindahkan=Hanya untuk pengguna terdaftar otomatis] (kedaluwarsa 8 Desember 2024 07.54 (UTC)))
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(11 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 3:
{{Sejarah Indonesia|Kerajaan Hindu-Buddha}}
{{Sejarah Malaysia}}
'''Majapahit''' ({{lang-jv|꧋ꦩꦙꦥꦲꦶꦠ꧀}}; {{IPA-jv|madʒapaɪt}}; [[Sanskerta]]: ''Vilvatikta''; [[Kawi]]: ''Wilwatikta'')<ref group="Catatan">Literatur istana yang terpengaruh budaya India menggunakan nama Sanskerta ini, yang berarti sama dengan kata "Majapahit", contohnya pada Nagarakretagama pupuh 1 bait 2 dan Kidung Harsawijaya. Kadang-kadang juga ditulis secara terbalik sebagai Tiktawilwa, contohnya pada Nagarakretagama pupuh 18 bait 4. Meskipun begitu kekaisaran ini tetap dikenal dengan nama Jawanya, seperti yang dicatat dalam hikayat-hikayat dari Aceh, Banjar, Melayu, Palembang, dan lain-lain.</ref> adalah sebuah [[kemaharajaan]] yang berpusat di [[Kabupaten Mojokerto|Mojokerto]], [[Jawa Timur]], [[Indonesia]], yang pernah berdiri antara tahun 1293–1527 [[Masehi|M]]. Kemaharajaan ini didirikan oleh [[Raden Wijaya]] menantu dari [[Kertanagara]], maharaja [[kerajaan Singhasari|Singhasari]] terakhir, dan mencapai puncak kejayaannya menjadi kemaharajaan raya yang menguasai wilayah yang luas di [[Nusantara]] pada masa kekuasaan raja [[Hayam Wuruk]], yang berkuasa dari tahun 1350–1389.
 
Kemaharajaan Majapahit adalah kemaharajaan [[Hindu]]-[[Agama Buddha|Buddha]] terakhir yang menguasai [[Nusantara]] dan dianggap sebagai monarki terbesar dalam [[sejarah Indonesia]].{{sfn|Ricklefs|2008|p=12, 37}} Menurut [[Negarakertagama]], kekuasaannya terbentang dari [[Jawa]], [[Sumatra]], [[Semenanjung Malaya]], [[Kalimantan]], [[Filipina]] ([[Kepulauan Sulu]]), [[Manila]] (Saludung), [[Sulawesi]], [[Papua]], dan lainnya.<ref>Prapantja, Rakawi, trans. by Theodore Gauthier Pigeaud, ''Java in the 14th Century, A Study in Cultural History: The Negara-Kertagama by Pakawi Parakanca of Majapahit, 1365 AD'' (The Hague, Martinus Nijhoff, 1962), vol. 4, hlm. 29. 34; [[G.J. Resink]], ''Indonesia’s History Between the Myths: Essays in Legal History and Historical Theory'' (The Hague: W. van Hoeve, 1968), hal. 21.</ref> Sisa-sisa peninggalan [[arkeologis]] dan reruntuhan bangunan kunonya banyak ditemukan di [[Kabupaten Mojokerto]], karena pernah menjadi ibukota dari kerajaan Majapahit.
Baris 1.239:
*[[Prasasti Kancana]], ([[tinulad]]) (860 M), dan (1367 M)
*[[Prasasti Gosari]], (1376 M)
*[[Prasasti Walandit]], (1381 M)
*[[Prasasti Karang Bogem]], (1387 M)
*[[Prasasti Katiden]], (1392 M)
Baris 1.253 ⟶ 1.254:
*[[Prasasti Sekar]]
*[[Prasasti Pamintihan]]
*[[Prasasti Satyapura]]
*[[Prasasti Marinci]]
*[[Prasasti Waharu]] ([[tinulad]])
*[[Prasasti Sumbut]] ([[tinulad]])
*[[Prasasti Wangwang Bangen]] ([[tinulad]])
|}