Djaja Suparman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Achmad Suharto (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Mommy Debby (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(3 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 28:
| mother = Hj. Aminah
| relations =
| alma_mater = [[Akademi MiliterAKABRI]] (1972)
| occupation =
| religion = [[Islam]]
}}
 
[[Letnan Jenderal]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn]].) '''Djaja Suparman''' ({{lahirmati|[[Kabupaten Sukabumi|Sukabumi]]|11|12|1949}}) adalah seorang [[purnawirawan]] [[perwira tinggi]] [[TNI-AD]] yang pernah menjabat sebagai [[Daftar Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat|Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat]] dari 1999 hingga 2000, [[Daftar Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta|Panglima Kodam Jayakarta]] dari 1998 hingga 1999, dan [[Daftar Panglima Komando Daerah Militer V/Brawijaya|Panglima Kodam V/Brawijaya]] dari 1997 hingga 1998.
 
== Karier militer ==
Djaja Suparman merupakan lulusan [[AkmilAKABRI]] tahun 1972 yang berasal dari kesatuan [[infanteri]] baret hijau.<ref>[https://web.archive.org/web/20010222062622/http://www.akmil.ac.id/25.php3 ALUMNI - 1972] Lihat bagian Infanteri nomor 107</ref> Penugasan pertamanya adalah di [[Blitar]], sebagai Komandan [[Peleton]] (Danton). Beberapa waktu kemudian ia dipercaya sebagai Komandan [[Batalyon Infanteri 500/Raider|Yonif 507/Sikatan]] ([[Surabaya]]), yang merupakan pasukan andalan [[Kodam V/Brawijaya]]. Sesudahnya, ia dipercaya sebagai Komandan Distrik Militer (Dandim) di [[Probolinggo]]. Kemudian ditarik ke Makodam V/Brawijaya, sebagai Waasops Kasdam V. Setelah berdinas di staf, Djaja ditarik kembali ke satuan tempur, sebagai Komandan [[Brigade infanteri 13|Brigif 13/Galuh Kostrad]] ([[Tasikmalaya]]).<ref name=Djaja>{{Cite web |url=http://www.minihub.org/siarlist/msg03684.html |title=TNI Watch!---PANGDAM JAYA MAYJEN TNI DJAJA SUPARMAN |access-date=2013-07-22 |archive-date=2013-07-22 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130722163029/http://www.minihub.org/siarlist/msg03684.html |dead-url=no }}</ref>
 
Kariernya terus semakin menanjak setelah ia dipercaya sebagai Komandan Resimen Taruna Akmil di [[Magelang]]. Sesudah menjadi Danmentar, bintang satu diraihnya saat dipercaya sebagai Kasdam II/Sriwijaya. Setelah bertugas di [[Palembang]], ia kembali lagi ke Surabaya, sebagai [[Komando Daerah Militer V/Brawijaya#Daftar Panglima|Pangdam V/Brawijaya]], dengan pangkat [[Mayjen]]. Kemudian pada akhir Juni 1998, Djaja dipercaya memegang komando sebagai [[Komando Daerah Militer Jaya/Jayakarta#Daftar Panglima|Pangdam Jaya]] menggantikan Mayjen TNI [[Sjafrie Sjamsoeddin]].<ref name=Djaja />
Baris 83 ⟶ 82:
 
== Kasus ==
Pada 26 September 2013, di [[Pengadilan Militer]] Tinggi III [[Surabaya]], Djaja divonis 4 tahun penjara dan denda Rp 30 juta atas kasus korupsi senilai Rp 17,6 miliar ketika ia masih menjabat sebagai Pangdam V/Brawijaya.<ref name=Tempo>[http://www.tempo.co/read/news/2013/09/27/063517040/Djadja-Suparman-Divonis-4-Tahun Jenderal Djaja Suparman Divonis 4 Tahun Penjara] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140227001730/http://www.tempo.co/read/news/2013/09/27/063517040/Djadja-Suparman-Divonis-4-Tahun |date=2014-02-27 }} Tempo, diakses 23 Februari 2014</ref><ref name=Kompas>[http://regional.kompas.com/read/2013/09/27/0755301/Djaja.Suparman.Mantan.Pangdam.Brawijaya.Divonis.4.Tahun Djaja Suparman, Mantan Pangdam Brawijaya, Divonis 4 Tahun] Kompas, diakses 23 Februari 2014</ref> Ia juga masih harus menyerahkan uang pengganti sebesar Rp 13,3 miliar, jika tidak mampu mengembalikannya ia harus menggantinya dengan hukuman tambahan selama 6 bulan.<ref name=Tempo />
 
Kasus ini bermula pada tahun [[1998]] ketika ia menerima [[kompensasi]] dana sebesar Rp 17,6 miliar dari PT [[Citra Marga Nusaphala Persada]] (CMNP) atas tukar guling lahan seluas 8,8 [[hektar]] di Dukuh Menanggal, Surabaya milik [[Kodam V/Brawijaya]].<ref name=Tempo /><ref name=Kompas /> Dari uang itu, sebesar Rp 4,2 miliar telah digunakan untuk keperluan [[Kodam]] dan sisanya sebanyak Rp 13,3 miliar tidak bisa dipertanggungjawabkan.<ref name=Tempo /><ref name=Kompas />