Titik Pudjiastuti: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kemaskini Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. |
||
(4 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Titik Pudjiastuti''' (EYD: '''Titik Pudjiastuti''';
▲'''Titik Pudjiastuti''' (EYD: '''Titik Pudjiastuti'''; lahir di Jakarta, 23 Januari 1956 - meninggal di Jakarta, 21 Oktober 2024) adalah seorang ahli filologi (ilmu tentang isi naskah) sekaligus kodikologi (ilmu tentang fisik naskah). Dia merupakan seorang peneliti naskah kuno di Indonesia yang menyelamatkan berbagai macam naskah Nusantara yang hampir hilang. Hal ini dia lakukan dalam pekerjaannya sebagai peneliti naskah kuno di samping ia juga merupakan guru besar Program Studi Jawa, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia. Perempuan berusia 62 tahun ini memiliki ambisi untuk mendigitalisasikan naskah-naskah kuno yang berpotensi hilang sebagai akibat dari adanya aktivitas jual-beli naskah maupun rusaknya naskah itu sendiri. Hal demikian membuat Titik termotivasi untuk menyelamatkan naskah-naskah yang terdapat di Nusantara, khususnya Indonesia.<ref>{{Cite news|url=|title=Titik Pudjiastuti, Penyelamat Naskah Nusantara|last=Setyorini|first=Ida|date=9 April 2018|work=|access-date=|via=}}</ref>
== Masa Kuliah ==
Baris 17 ⟶ 13:
Titik menjadi tokoh penting di Indonesia saat ini, dengan ambisinya terhadap proyek digitalisasi naskah kuno sebagai upaya penyelamatan naskah Nusantara, menjadikan Titik sering kali terjun ke lapangan untuk mencari naskah-naskah yang dianggap sebagai harta kekayaan bangsa ini. Titik sering kali menemui naskah-naskah yang diperjualbelikan. Kebanyakan mereka (pemilik naskah) menjual naskahnya ke orang asing dengan harga berkisar 40-50 juta rupiah. Unuk mengantisipasi dan meminimalisir kegiatan semacam ini, Titik mencoba untuk mendapatkan data-data dalam naskah tersebut. Adapun yang ia lakukan adalah dengan melakukan pemotretan terhadap naskah sekalipun ia harus membayar 2 juta rupiah kepada pemiliknya. Selain itu, Titik juga menemukan adanya pandangan masyarakat yang menganggap bahwa naskah kuno itu barang keramat, sehingga pemiliknya enggan untuk membuka naskah tersebut. Atas dasar ini, Titik mencoba melakukan pendekatan terhadap pemilik naskah untuk berusah mengeksplorasi isi dari naskah yang bersangkutan tersebut. Alhasil, Titik mendapatkan berbagai macam informasi dari masing-masing naskah yang ia temukan.
Untuk saat ini, Titik tengah mencari naskah-naskah yang terdapat di wilayah Indonesia timur. adapun wilayah-wilayah yang ia datangi seperti [[Papua Barat]],Sorong, Fak-Fak, Bima, NTB, Ternate, Tidore, dan beberapa wilayah di Sulawesi dan Kalimantan.
Menurut Titik, leluhur bangsa Indonesia merupakan tokoh-tokoh yang pintar dengan keberadaan berbagai macam naskah penting di berbagai wilayah Indonesia. Terbukti, Titik menemukan naskah tentang pengobatan kambing yang menderita kembung dan pengobatan terhadap ayam yang mengeluarkan kotoran putih seperti kapur. Jelas, ilmu tentang pengobatan ini tidaklah mungkin dapat dimengerti dengan mudah. Keberadaan naskah yang menerangkan tentang ilmu ini membuat Titik yakin bahwa Indonesia masih menyimpan banyak naskah-naskah lainnya.
Baris 28 ⟶ 24:
{{DEFAULTSORT:Titik Pudjiastuti}}
[[Kategori:Peneliti]]
[[Kategori:Kelahiran 1956]]
[[Kategori:Kematian 2024]]
|