Onderafdeeling Pasir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
AnangPaser (bicara | kontrib)
AnangPaser (bicara | kontrib)
 
(44 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{DISPLAYTITLE:Wilayah Paser Menurut Catatan Hindia Belanda}}{{Infobox former country
| common_name = Pasir
| image_map3 = Sketch map of the residency Southern and Eastern section of Borneo 1913.jpg
Baris 22:
 
}}
Onderafdeeling Pasir adalah sebuah wilayah administrasi zaman [[Hindia Belanda|Pemerintah Hindia Belanda]] yang berada di Pantai Timur Kalimantan, dalam konteks zaman sekarang berada di wilayah [[Kalimantan Timur|Provinsi Kalimantan Timur]] yang berpusat di wilayah [[Kabupaten Paser]]. Pada masa dahulu dikenal sebagai salah satu negeri maritim di Pulau [[Kalimantan (provinsi)|Borneo]] dengan lalu lintas pelayaran yang cukup besar.{{sfn|Moor|1837|p=|loc=Sketch of Borneo by Dr. Leyden. hlm. 93}} Banyak ragam penyebutan wilayah Paser di masa lalu, Paser sering disebut dengan Passir, Passier, Passer atau Pasir (dalam artikel ini nama Pasir yang akan digunakan). Penamaan Pasir diambil dari nama sebuah nama sungai yaitu sungai Pasir, yaitu sebuah sungai yang merupakan pertemuan antara sungai Seratei dan [[sungai Kendilo]] (Kandilo) yang keduanya berhulu di [[Gunung Lumut]] (Loemoet) di daerah [[Swan Slutung, Muara Komam, Paser|Swan Slutung]] dan bermuara di [[Selat Makassar]].
 
== Wilayah Administratif ==
Wilayah [[Kabupaten Paser|Paser]] merupakan sebuah wilayah di [[Kalimantan Timur|Provinsi Kalimantan Timur]], [[Indonesia]]. Mempunyai semboyan ''Paser Buen Kesong'' (Paser Berhati Baik) dan ''Olo Manin Aso Buen Sio Londo'' (Hari Esok Lebih Baik dari Hari ini). Pada masa dahulu dikenal sebagai negara maritim di Pulau [[Kalimantan (provinsi)|Borneo]] dengan lalu lintas pelayaran yang cukup besar.{{sfn|Moor|1837|p=|loc=Sketch of Borneo by Dr. Leyden. hlm. 93}}
 
=== Ragam Penyebutan UntukPerubahan Wilayah PaserAdministratif ===
* Tahun 1844, 25 Oktober - Perjanjian kerjasama antara Pemerintah Hindia Belanda dengan Kesultanan Pasir. {{sfn|Tweede Kamer, Zitting 1877-1878. 1OO|1877|loc=Nota van Toelichting, No. 5.}} Dalam situs website resmi ANRI terdapat catatan arsip terkait perjanjian ini dan juga kontrak tanggal 5 Januari 1845.[https://www.anri.go.id/download/k-74.-kontrak-pemerintah-kolonial-voc-hindia-belanda-dengan-rajaraja-pribumi-di-kalimantan-bali-surakarta-dan-sumatera.-1710903596]
 
* Tahun 1849 - Kesultanan Pasir (Passir) termasuk dalam Afdeeling Zuid-en Ooster Afdeeling van Borneo.{{sfn|Staatsblad van nederlandsch-indie|1849|loc=No. 40}}
==== Paser ====
Sejak disahkannya [[Peraturan Pemerintah (Indonesia)|Peraturan Pemerintah]] RI No. 49 Tahun 2007 tentang Perubahan Nama Kabupaten Pasir Menjadi [[Kabupaten Paser]] Provinsi Kalimantan Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 111) [https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/4771], maka wilayah ini yang semula bernama Kabupaten Pasir menjadi [[Kabupaten Paser]].
 
==== Pasir ====
Pasir tercatat melalui Kakawin Desyawarnana (lebih dikenal dengan nama [[Kakawin Nagarakretagama]]) karya [[Empu Prapañca]] yang ditulis pada tahun 1365.
 
==== Passir ====
Dalam perjanjian antara [[:en:Dutch_East_India_Company|Oost-Indische Compagnie (O. I. Compagnie)]]) dengan [[Kesultanan Banjar|kesultanan Banjarmasin]] tahun 1635, dalam salah satu poin kesepakatan tercatat menggunakan istilah Passir.{{sfn|Van Dijk|1862|p=24-25}}
 
==== Passer ====
Sedangkan orang-orang Inggris ([[Perusahaan Hindia Timur Britania Raya|English East India Companij]]) menyebut/menulis dengan istilah Passer, seperti dalam kontrak antara perusahaan ini dengan kesultanan Banjarmasin pada tahun 1809. {{sfn|Bock|1887|p=XLVI}}
 
==== Asal Usul Nama Pasir ====
Penamaan Pasir diambil dari nama sebuah nama sungai yaitu sungai Pasir, yaitu sebuah sungai yang merupakan pertemuan antara sungai Seratei dan [[sungai Kendilo]] (Kandilo) yang keduanya berhulu di [[Gunung Lumut]] (Loemoet) di daerah [[Swan Slutung, Muara Komam, Paser|Swan Slutung]] dan bermuara di [[Selat Makassar]]. Nama Pasir ini juga dikenal sebagai nama [[Kesultanan Paser|kerajaan dan/atau kesultanan]].
 
== Status Wilayah Paser ==
 
* Tahun 1844, 25 Oktober - Perjanjian kerjasama antara Pemerintah Hindia Belanda dengan Kesultanan Pasir. {{sfn|Tweede Kamer, Zitting 1877-1878. 1OO|1877|loc=Nota van Toelichting, No. 5.}}
* Tahun 1849 - Kesultanan Passir termasuk dalam Afdeeling Zuid-en Ooster Afdeeling van Borneo.{{sfn|Staatsblad van nederlandsch-indie|1849|loc=No. 40}}
* Tahun 1877 - Kesultanan Pasir menjadi bagian dari Afdeeling Koetei en de Oostkust van Borneo.{{sfn|Staatsblad van nederlandsch-indie|1877|loc=No. 31}}
* Tahun 1884 - Afdeeling Koetei en de Oostkust van Borneo dipecah menjadi dua (2) afdeeling, yaitu afdeeling Koetei en de Noordoostkust van Borneo dan Afdeeling Pasir en de Tanah-Boemboelanden.{{sfn|Staatsblad van nederlandsch-indie|1884|loc=No. 35}}
Baris 54 ⟶ 37:
* Tahun 1913 - Onderafdeeling Pasir terdiri dari Distrik Noord-Pasir dan Distrik Zuid-Pasir.{{sfn|Staatsblad van nederlandsch-indie|1913|loc=No. 199}}
* Tahun 1921 - Onderafdeeling Pasir terdiri dari District Pasir berkedudukan di Tanah Grogot.{{sfn|Staatsblad van nederlandsch-indie|1921|loc=, No. 767}}
* Tahun 1928 - Bekas wilayah [[Kabupaten Tanah Bumbu|Tanah-Boemboe]]: [[Sampanahan]], [[Manunggul|Manoenggoel]], dan [[Tjingal]] dipisahkan dari Onderafdeeling Tanah-Boemboe dan digabungkan dengan Onderafdeeling Pasir, Afdeeling Zuid-Oostkust van Borneo.{{sfn|Staatsblad van nederlandsch-indie|1928|loc=No. 104}}
* Tahun 1932 - Onderafdeeling Pasir yang terdiri dari distrik Pasir dibagi lagi menjadi empat onderdistricten (sub-distrik) yaitu: Zuid Pasir berpusat di [[Tanah Grogot, Paser|Tanah Grogot]], Noord Pasir berkedudukan di [[Long Ikis, Paser|Long Ikis]], Boven Pasir berkedudukan di [[Batu Sopang, Paser|Batoe Sopang]], Sampanahan berkedudukan di Goenoeng Batoe Besar.{{sfn|Staatsblad van nederlandsch-indie|1932|loc=No. 12488}}
[[Berkas:Peta Wilayah Pasir sekitar Tahun 1936. (W. Van SLooten (Memorie van Overgave van de onderafdeling Pasir)).jpg|jmpl|Peta Wilayah Paser sekitar Tahun 1936 dalam karya W. Van Slooten berjudul ''Memorie van Overgave van de onderafdeling Pasir''.]]
 
=== Batas Wilayah ===
== Diskripsi Geografis Wilayah Paser{{Sfnmp|1y=1905|2a1=Reeman|1a1=Nusselein|2y=1927|3a1=Van Slooten|3y=1936}} ==
Batas wilayah Pasir pada tahun 1936 mempunyai batas-batas sebagai berikut{{sfn|Van Slooten|1936|p=1}}:
 
=== Lokasi ===
Keadaan wilayah Paser pada jaman pemerintahan Hindia Belanda (1936) mempunyai batas-batas sebagai berikut{{sfn|Van Slooten|1936|p=1}}:
 
* Perbatasan di sebelah Utara.
 
Wilayah di sebelah utara berbatasan dengan wilayah Kutai (Koetei). Batas ini dijelaskan dalam perjanjian tanggal 23 Maret 1904 antara otoritas otonom (zelfbestuur) kesultanan Pasir (Paser) & Kesultanan Kutai, memanjang dari Tanjung Sepunang (Tunan) menuju muara sungai Toejoe dan sepanjang tepi kiri sungai Telakei ke Gunung Ketam. Namun, batas utara diubah pada tahun 1913, dan sejak saat itu, semua daerah aliran sungai sebelah kiri sungai Telakei (wilayah Telakei) termasuk dalam wilayah Pasir melalui Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 21 Januari 1914 No. 16, mulai berlaku sejak 1 Januari 1914.
 
* Perbatasan di sebelah Timur.
Baris 72 ⟶ 54:
* Perbatasan di sebelah Selatan.
 
Batas di sebelah selatan adalah wilayah [[Tjingal|Tjengal]] (Cengal), yaitu sungai Senipah Kecil dan pembatas air antara sungai Tjengal dengan sungai Djangeroe, Segendang, Kerang, dan sungai Samu. Dengan Keputusan Pemerintah Hindia Belanda tanggal 26 Apriltahun 1928 No. 48, onderdistrict Sampanahan yang hingga saat itusemula termasuk dalam onderafdelingOnderafdeling Tanah BumbuBoemboe, digabungkan ke dalam wilayah Pasir. Pengambilalihan ini terjadi pada bulan Juli 1928, sehingga onderafdeelingOnderafdeeling Pasir di bagian selatan berbatasan dengan onderdistrict Pantai dari onderafdeeling Tanah Boemboe. Karena pada tahun 1905 Pangeran Arga Kasoema dan Praboe Kasoema masing-masing dari Bangkalan, Tjengal, dan Menoenggoel serta Sampanahan telah meninggal dunia, sejak saat itu wilayah Sampanahan diubah menjadi wilayah yang dikendalikan langsung oleh pemerintah Hindia Belanda (rechtstreeksch bestuur).
 
* Perbatasan di sebelah Barat
 
Batas di sebelah barat berupa pembatas air yaitu antara sungai-sungai yang bermuara di Selat Makassar dan sungai-sungai yang bermuara di sungai Barito (Laut Jawa).
 
== Diskripsi Geografis{{Sfnmp|1y=1905|2a1=Reeman|1a1=Nusselein|2y=1927|3a1=Van Slooten|3y=1936}} ==
 
=== Pantai/Pesisir ===
Baris 122 ⟶ 106:
* Palmae: Rumbia, Nipah, Niboeng, Aren, Solak, Sirang, Pinang, Kelapa, Bolang (Siwalan), Rasi, dan Mako.
 
== Komposisi & Kondisi Masyarakat Paser{{sfn|Van Slooten|1936|p=11-26}} ==
 
=== Penduduk (sekitar Tahun 1936) ===
Penduduk wilayah Paser pada tahun 1904 diperkirakan berjumlah sekitar 17.000 jiwa, terdiri dari Orang Bugis, Orang Pasir, Orang Dayak, Orang Badjo, Orang Bandjar, Orang Eropa, dan Orang Asia Timur Asing.{{sfn|Nusselein|1905|p=533-534}}
Komposisi penduduk terdiri dari Orang Eropa, Orang Cina, Orang Arab, Orang Melayu (Banjar), Orang Bugis, Orang Badjau, Orang Jawa, Orang Pribumi-etnis Dayak (dalam tulisan asli menggunakan term Etnis Dayak, tapi pada jaman sekarang masyarakat lebih sering menyebut mereka sendiri sebagai [[Suku Paser|Etnis Pasir]]).
 
Komposisi penduduk tahun 1926, Orang Pasir, Orang Dayak, Orang Bugis, Orang Melayu-Bandjar, Orang Badjau, Orang Cina, Orang Arab, Orang Eropa, & Orang Asia Timur, dengan total jumlah penduduk per 1 Januari adalah 21.168 Jiwa.{{sfn|Reeman|1927|p=13 & 16}}
 
Komposisi penduduk tahun 1936, terdiri dari Orang Eropa, Orang Cina, Orang Arab, Orang Melayu (Banjar), Orang Bugis, Orang Badjau, Orang Jawa, Orang Pribumi-etnis Dayak (dalam tulisan asli menggunakan term Etnis Dayak, tapi pada jaman sekarang masyarakat lebih sering menyebut mereka sendiri sebagai [[Suku Paser|Etnis Pasir]]).{{sfn|Van Slooten|1936|p=11-26}}
 
Penduduk etnis asli dapat dibedakan berdasarkan kepercayaan yang dianut sebagai berikut: Pasireezen (Dayak yang telah memeluk Islam), Dayak (Heidenen, penganut kepercayaan tradisi), Dayak Kristen (saat itu hanya di onderdistrict Sampanahan, yaitu kampung Mangka (kondisi tahun 1936).
Baris 164 ⟶ 152:
 
==== Hasil Hutan ====
Daerah Pasir terkenal dengan kekayaan rotannya. Rotan Pasir jenis Segah (Rotan Taman-Calamus caesius Blume) dikenal di pasar Singapura sebagai rotan terbaik di seluruh Pantai Timur Kalimantan (pengelolaan menjadi hak eksklusif orang Pasir & Dayak). Jenis yang lebih rendah yaitu Soeltoep/Soko/Satop (Rotan Buyung-Calamus optimus Becc.) juga banyak ditemukan, terutama di daerah aliran Sungai Telakei. Selain itu juga terdapat jenis Djoengan (Gelang), Rotan Lilin (Calamus javensis Blume), Rotan Ilatoeng (Kotak), Rotan Sikan (untuk membuat tikar), Semamboe (Rotan Toehoe-Calamus scipionum Loureiro). Di hutan juga ditemukan getah pertja (kulit batang dikumpulkan & diekspor ke Surabaya), karet, lilin serta pohon bakau.
 
==== Peternakan ====
Baris 206 ⟶ 194:
Pada tahun 1905-an, hierarki pemerintahan di wilayah Pasir beserta komposisinya diuraikan sebagai berikut:{{sfn|Nusselein|1905|p=562–564}}{{sfn|Reeman|1927|p=43–45}}
 
Sultan adalah pemimpin tertinggi di wilayah Pasir. Sultan Ibrahim Chalil Oedin (sultan ke-10) yang menduduki jabatan tersebut, adalah cucu dari Sultan Mohamad Sepoeh (Sultan ke-7) dari pihak ibu dan keturunan Bugis dari pihak ayah. Didi bawahnya dalam urutan ada sultan moeda atau pewaris takhta yang ditunjuk,  pada saat itu adalah Adji Ngessi (Adji Njesei) bergelar Pangeran Kesoema Djaja Ningrat, yang berasal dari garis keturunan Sultan Soleiman (Sultan ke-2), adalah buyut dan leluhurnya dari garis ayahnya, sedangkan Sultan Adam (Sultan ke-4) adalah kakeknya dari garis ibunya.
 
Terdapat Dewan Penasihat yang terdiri dari lima orang pembesar wilayah (landsgrooten). Mereka bertugas untuk memberikan nasihat kepada Sultan dalam menyelesaikan berbagai urusan dan juga bertindak sebagai pengadilan tertinggi. Sultan bertindak sebagai ketua Dewan Penasihat. Jika Sultan berhalangan hadir, Sultan Moeda yang akan menggantikannya.
Baris 231 ⟶ 219:
# Wilayah Hulu Sungai Telakei. Pemimpinnya adalah Adji Mas alias Adji Raden di Long Toejoe (Oeloeng Toejoek) dan Adji Djaja di Long Nikan (Oeloeng Nikan).
# Wilayah aliran Sungai Pasir, dipimpin oleh Pangeran Wangsa, berkedudukan di Semboerak.
Gelar para keturunan bangsawan, baik laki-laki maupun perempuan, adalah Adji. Kerabat jauh disebut Andin. Jika mereka memimpin kampung, mereka tetap mempertahankan gelar-gelar tersebut. Kepala kampung lainnya disebut Kapitan oleh orang Bugis, Kapitan dan Poenggawa oleh orang Badjo, dan Orang Pasir & Dajaks menyebut kepala kampung dengan sebutan Rangga, Temanggoeng, Poenggawa, Kjahi, dan Raden oleh orang Pasir dan Dajaks.
 
Sebelum masa pemerintahan Sultan Ibrahim Chalil Oedin, selain sultan sebagai pemimpin tertinggi, pemerintahan dipegang oleh Pangeran Mangkoe Boemi atau Rijksbestuurder (administrator). Di bawahnya, setiap suku memiliki pemimpinnya sendiri.{{sfn|Hollander|1864|p=147–148}}
 
=== Pendapatan Sultan ===
Baris 240 ⟶ 228:
Monopoli atas emas yang digali, Bea masuk (impor) atas semua barang sebesar 4%, Bea keluar (ekspor) atas rotan sebesar 10% (dipungut oleh saudara perempuan Sultan Adam{{sfn|Von Dewall|1850|p=447}}), Pajak kepala satu gulden per keluarga, Pajak atas Orang Badjau, Pendapatan dari tebing sarang burung (walet), Denda yang dikenakan sebagai hukuman.{{sfn|Gallois|1856|p=258-259}}.
 
==== Sultan Mohamad Alie Adil Chalifat'oel Moeminin (memerintah: 14 Februari 1888 s.d 12 Oktober 18901896) ====
Bea masuk (pajak impor) sebesar 5%, Pajak Ekspor sebesar 5%, Pajak Kepala (pria dewasa berusia 17 hingga 50 tahun), Pajak 10% atas hasil tanaman padi, Pajak 10% atas hasil produk hutan, Pajak pohon kelapa (2 buah kelapa matang dari setiap pohon tiap tahun), Heerendiensten (kerja wajib penduduk).{{sfn|Tweede Kamer, zitting 1890 1891. 112|1890|loc=No. 18}}
 
Baris 247 ⟶ 235:
 
=== Nama-Nama Kampung ===
Selama perjalanannya di wilayah Passier von Dewall (tahun 1847) mencatat nama-nama tempat (kampung) antara lain: Rampa-Badjau, Peraga (Sultan Ibrahim Chaliel-Oeddien mempunyai kediaman di tempat ini), Saboen Toeroeng (Sultan Adam mempunyai kediaman di tempat ini), Raija-Bekkat, Boessoeïe[[Busui, Batu Sopang, Paser|Busui]] (Boessoeïe - Sultan Adam juga mempunyai tempat kediaman di tempat ini), Terobokh, Samoe, [[Biu, Muara Samu, Paser|Biu]] (Bieoe), Samoe-Prangan, Kaliean, Setieoekh, [[Kasungai, Batu Sopang, Paser|Kasungai]] (Sesoengè), Kennjan, Loijoe-Wattoe, Terinsing (Sultan Adam membangun sebuah benteng di tempat ini untuk melindungi dari serangan orang Bandjar), Olong-Serieroeng (Moara Serieroeng), dan [[Muara Langon, Muara Komam, Paser|Muara Langon]] (Olong-Langoen (/Moara-Langoen).{{sfn|Von Dewall|1850|p=445-457}}
 
Dalam kunjungannya ke wilayah Pasir tahun 1850, Gallois (Resident Der Zuid- En Oosterafdeeling van Borneo) menyebut 2 (dua) kampung yaitu Rampa (terletak di Muara Sungai Pasir) & Pasir (Ibukota Kerajaan).{{sfn|Gallois|1856|p=256}}
 
Johannes Jacobus de Hollander mencatat bahwa pada tahun 1864 terdapat nama-nama kampung sebagai berikut: Busui (Boesoei), Terobok, Pasir (Ibukota Kerajaan), Rampa, Paraga, Saboen Toeroeng, & Terinsing.{{sfn|Hollander|1864|p=147–148}}
 
Dalam dokumen kontrak politik antara Sultan Mohamad Alie Adil Chalifat'oel Moeminin dan pemerintah Hindia Belanda (Willem Broers, Resident der Zuider- en Oosterafdeeling van Borneo) tahun 1889, termaktub nama-nama kampung yaitu: Pasir (tempat penandatanganan kontrak politik), [[Segendang, Batu Engau, Paser|Segendang]], [[Perepat, Tanah Grogot, Paser|Perpat]], Berombang, Adang, Telakei, Lembok, Silong, Pasir Lama, Setijoe, [[Kasungai, Batu Sopang, Paser|KasoengeiKasungai]] (Kasoengei), [[Kuaro, Kuaro, Paser|KoewaroeKuaro]] (Koewaroe), Labesie, Seratei, [[Laburan, Paser Belengkong, Paser|LaboeranLaburan]] (Laboeran), Moengkoe, [[Paser Belengkong, Paser Belengkong, Paser|Belingkong]], Samoe, Biu (Bioe), Seboerangan, [[Muara Komam, Paser|Komam]] (Koeman), Pamoejaran, & [[Senipah, Tanjung Harapan, Paser|Senipah]] (Senipa).{{sfn|Tweede Kamer, zitting 1890 1891. 112|1890|p=12|loc=No. 18}}
 
Pada tahun 1905, dalam tulisan karya A.H.P.J. Nusselein{{sfn|Nusselein|1905|p=551–553}} mencatat wilayah-wilayah di Kesultanan Pasir beserta nama-nama kampung yang termasuk didalamnya, yaitu:
Baris 280 ⟶ 268:
Controleur afdeeling Pasir akan dibantu oleh seorang pegawai eropa dan seorang pegawai pribumi yang juga diberi tugas sebagai Adjunct-Djaksa. Seorang Panghoeloe juga ditempatkan di afdeeling Pasir. Seorang Controleur di afdeeling Pasir juga akan berfungsi sebagai Pejabat Pelabuhan (Fungerend Havenmeester), selain itu juga akan ditempatkan pegawai Bea Cukai (Uitvoerrechten) dan seorang Pejabat Catatan Sipil (Ambtenaar van den Burgelijke Stand). Di afdeeling Pasir juga akan ada petugas/perusahaan Paketvaart yang akan melayani pelayaran terjadwal (mengangkut penumpang, barang, dan pos secara reguler).
 
==== Daftar Pejabat di Onderafdeeling Pasir pada Awal Tahun 1908 - Awal Tahun 1913 ====
==== Tahun 1909 ====
{| class="wikitable"
Belum ada pejabat Controleur yang ditunjuk, sehingga pejabat sementara pemimpin pemerintahan yang ditunjuk adalah Letnan Satu Infanteri S. D. Kramers yang sudah bertugas di Pasir sejak 25 Oktober 1905. Kepala masing-masing distrik (districthoofd) belum ada yang ditunjuk. Tercatat petugas agen Paketvaart di Pasir adalah Said Abdullah.{{sfn|Regerings-Almanak|1909|p=254–255, 698, 882, 957}}
| rowspan="2" |'''Tahun'''
| rowspan="2" |'''Controleur &'''
 
'''Fungerend Havenmeester'''
==== Tahun 1910 ====
| rowspan="2" |'''Voornaamste Hoofden (Zelfbesturende)'''
Masih belum ada pejabat Controleur yang ditunjuk, pejabat sementara yang menjalankan fungsi tersebut masih Letnan Satu Infanteri S. D. Kramers. Pejabat Bea Cukai (Uitvoerrechten) yang ditunjuk adalah D. A. Neijs, bertugas sejak 21 Juli 1909. Entji Kiraman ditunjuk sebagai kepala distrik Beneden-Pasir. Agen Paketvaart masih dijabat oleh Said Abdullah.{{sfn|Regerings-Almanak|1910|p=254–255, 681, 689, 872, 948}}
| rowspan="2" |'''Ontvanger/ Uitvoerrechten'''
| rowspan="2" |'''Ambtenaar van den Burgelijke Stand'''
| rowspan="2" |'''Paketvaart'''
 
| colspan="3" |'''Kepala Distrik'''
|-
|'''Beneden-Pasir'''
|'''Boven-Pasir'''
|'''Adang & Telakei'''
|-
|1908
|S. D. Kramers
 
(Tijdelik)
|Sultan Ibrahim Chalil Oedin
|<nowiki>-</nowiki>
|<nowiki>-</nowiki>
|Said Abdullah
|<nowiki>-</nowiki>
|<nowiki>-</nowiki>
|<nowiki>-</nowiki>
|-
|1909
|S. D. Kramers
 
(Tijdelik)
|<nowiki>-</nowiki>
|D. A. Neijs
|<nowiki>-</nowiki>
|Said Abdullah
|<nowiki>-</nowiki>
|<nowiki>-</nowiki>
|<nowiki>-</nowiki>
|-
|1910
|S. D. Kramers
 
(Tijdelik)
|<nowiki>-</nowiki>
|D. A. Neijs
|<nowiki>-</nowiki>
|Said Abdullah
|Entji Kiraman
|<nowiki>-</nowiki>
|<nowiki>-</nowiki>
|-
|1911
|S. D. Kramers
 
(Tijdelik)
|<nowiki>-</nowiki>
|D. A. Neijs
|A. F. V. d'Aquino
|Hadji Moehamad Amin
|Entji Kiraman
|Albert Apoer
|Badowa bin Soeta Ono
|-
|1912
|F. W. H. Stumpff
|<nowiki>-</nowiki>
|D. A. Neijs
|R. Spiecker
|Hadji Moehamad Amin
|Entji Kiraman
|Albert Apoer
|Badowa bin Soeta Ono
|-
|1913
|J. C. van Nouhuijs
 
(fd)
|<nowiki>-</nowiki>
|D. A. Neijs
|R. Spiecker
|Hadji Moehamad Amin
|Kiai Anang Besar
|Albert Apoer
|Badowa bin Soeta Ono
|}
 
==== Tahun 1911 ====
Letnan Satu S. D. Kramers masih menjalankan fungsi pejabat controleur, Petugas Catatan Sipil adalah A. F. V. d'Aquino. Pejabat Bea Cukai masih D. A. Neijs. Kepala Distrik Beneden-Pasir adalah Entji Kiraman. Kepala Distrik Boven-Pasir yang ditunjuk sebagai pejabat sementara adalah Albert Apoer, dan Kepala Distrik Adang dan Telakei adalah Badowa bin Soeta Ono yang telah bertugas sejak 29 April 1910. Agen Paketvaart yang baru ditunjuk adalah Hadji Moehamad Amin.{{sfn|Regerings-Almanak|1911|p=262, 696, 902, 980}}
== Miscellaneous ==
 
Baris 294 ⟶ 362:
* Dalam tulisan Hermann von Dewall yang termuat dalam Indisch Archief (1850) terdapat cerita tentang Panggawa Pego. Cerita tersebut tetap lestari hingga kini, seperti yang termuat dalam buku "Cerita Rakyat Paser dan Berau" terbitan tahun 2013.{{sfn|Von Dewall|1850|p=449}}
* Produk-produk yang dihasilkan oleh Passir antara lain emas, sarang burung (walet), tripang, lilin lebah (bees-wax), dan rotan.{{sfn|Moor|1837|loc=Appendix, hlm. 97}}
* Dahulu di wilayah Pasir, Roemah Bitjara (Rumah Bicara), sebuah bangunan berbentuk pendopo digunakan untuk musyawarah dan pengadilan (court house).{{sfn|Gallois|1856|p=256}}
 
== Lihat Pula ==
 
# [[Lini Masa Paser Pra-Kemerdekaan|Lini Masa Wilayah Paser Zaman Pra-Kemerdekaan]].
# [[Para Raja & Sultan Pasir]].
 
== Galeri ==
[[Berkas:Schetskaart van de onderafdeeling Pasir (Memorie samengesteld door den Kapitein der Infanterie G. Minderman (8 Aug. 1919).png|jmpl|Sketsa Peta Wilayah Onderafdeeling Pasir Tahun 1919 dalam karya Kapitein der Infanterie G. Minderman berjudul (Memorie samengesteld)|167x167px|kiri]][[Berkas:Onderafdeeling_Pasir_1913_(MIKO_Inventory_of_maps_and_Drawings).jpg|pus|jmpl|Map of Onderafdeeling Pasir 1913 (MIKO Inventory of maps and drawings) - nationaalarchief.nl|147x147px]]
[[Berkas:Peta Wilayah Pasir sekitar Tahun 1936. (W. Van SLooten (Memorie van Overgave van de onderafdeling Pasir)).jpg|kiri|jmpl|Peta Wilayah Pasir (Circa 1936), termuat dalam karya W. van Slooten (Memorie van Overgave van de onderafdeling Pasir)|233x233px]]
[[Berkas:Silsilah Kesultanan Pasir (termuat dalam karya S.W. Reeman (Militiare Memorie Betreffende de onderafdeling Pasir, 1927).jpg|jmpl|Salah Satu Versi Silsilah Kesultanan Pasir (termuat dalam karya S.W. Reeman (Militiare Memorie Betreffende de onderafdeling Pasir, 1927)|150x150px]][[Berkas:Schetskaart van de onderafdeeling Pasir (Memorie samengesteld door den Kapitein der Infanterie G. Minderman (8 Aug. 1919).png|jmpl|Sketsa Peta Wilayah Onderafdeeling Pasir Tahun 1919 dalam karya Kapitein der Infanterie G. Minderman berjudul (Memorie samengesteld)|167x167px|pus]][[Berkas:Surat dari Radja Passier NL-HaNA 1.04.02 8181 0295-groot (hlm. 295 online (ori. 287).jpg|kiri|jmpl|211x211px|Translasi, surat dari Radja Passier kepada Gouverneur Gerrit van Tholl Tahun 1711 (taken from website nationaalarchief.nl)]]
[[Berkas:Surat_dari_Pangeran_Maas_dari_Passir_kepada_Davit_Harthouwer_(Bag._1)_Tahun_1674.jpg|jmpl|135x135px|Letter written by Pangeran Maas in Passir to the Hon. President Davit Harthouwer and the council in Makassar. Year 1674.]]
[[Berkas:Onderafdeeling_Pasir_1913_(MIKO_Inventory_of_maps_and_Drawings).jpg|pus|jmpl|Map of Onderafdeeling Pasir 1913 (MIKO Inventory of maps and drawings) - nationaalarchief.nl|147x147px]]
 
 
 
 
 
 
 
Baris 385 ⟶ 445:
# [https://kitlv-docs.library.leiden.edu/open/Metamorfoze/Kol.%20Verslag/koloniaal%20verslag.html ''Koloniaal Verslag, Hoofdstuk C''], van 1866, 1869, 1881, 1883, 1884, 1886, 1887, 1888, 1891, 1892, 1893, 1894, 1895, 1896, 1897, 1898, 1899, 1900, 1901, 1902, 1903, 1904, 1905, 1906, 1907, 1908, 1909, 1911, 1912, 1913, 1914, 1915, 1916, 1917, 1918, & 1919. Netherlands. Departement van Kolonien.
# Serial ''[https://www.nationaalarchief.nl/onderzoeken/archief/2.10.39 "Memorie van Overgave van de residentie Zuider- en Oosterafdeling Borneo"]'' oleh [https://www.nationaalarchief.nl/onderzoeken/archief/2.10.39/invnr/266/file/NL-HaNA_2.10.39_266_0001?eadID=2.10.39&unitID=266&query= G.J. Gersen] (1877), [https://www.nationaalarchief.nl/onderzoeken/archief/2.10.39/invnr/267/file/NL-HaNA_2.10.39_267_0001?eadID=2.10.39&unitID=267&query= J.J. Meijer] (1880), [https://www.nationaalarchief.nl/onderzoeken/archief/2.10.39/invnr/268/file/NL-HaNA_2.10.39_268_0001?eadID=2.10.39&unitID=268&query= W. Broers] (1891), [https://www.nationaalarchief.nl/onderzoeken/archief/2.10.39/invnr/269/file/NL-HaNA_2.10.39_269_0001?eadID=2.10.39&unitID=269&query= A.M. Joekes] (1894), [https://www.nationaalarchief.nl/onderzoeken/archief/2.10.39/invnr/270/file/NL-HaNA_2.10.39_270_0001?eadID=2.10.39&unitID=270&query= H.N.A. Swart] (1906), [https://www.nationaalarchief.nl/onderzoeken/archief/2.10.39/invnr/271/file/NL-HaNA_2.10.39_271_0006?eadID=2.10.39&unitID=271&query= L.J.F. Rijckmans] (1916), [https://www.nationaalarchief.nl/onderzoeken/archief/2.10.39/invnr/272/file/NL-HaNA_2.10.39_272_0001?eadID=2.10.39&unitID=272&query= H.J. Grijzen] (1917), [https://www.nationaalarchief.nl/onderzoeken/archief/2.10.39/invnr/273/file/NL-HaNA_2.10.39_273_0001?eadID=2.10.39&unitID=273&query= A.M. Hens] (1921), [https://www.nationaalarchief.nl/onderzoeken/archief/2.10.39/invnr/274/file/NL-HaNA_2.10.39_274_0001?eadID=2.10.39&unitID=274&query= C.J. van Kempen] (1924), [https://www.nationaalarchief.nl/onderzoeken/archief/2.10.39/invnr/275/file/NL-HaNA_2.10.39_275_0001?eadID=2.10.39&unitID=275&query= J. de Haan] (1929), [https://www.nationaalarchief.nl/onderzoeken/archief/2.10.39/invnr/276/file/NL-HaNA_2.10.39_276_0001?eadID=2.10.39&unitID=276&query= R.J. Koppenol] (1931), [https://www.nationaalarchief.nl/onderzoeken/archief/2.10.39/invnr/277/file/NL-HaNA_2.10.39_277_0001?eadID=2.10.39&unitID=277&query= B.C.C.M.M. van Suchtelen] (1933), [https://www.nationaalarchief.nl/onderzoeken/archief/2.10.39/invnr/278/file/NL-HaNA_2.10.39_278_0001?eadID=2.10.39&unitID=278&query= W.G. Moggenstorm] (1937).
# [https://catalog.hathitrust.org/Record/000055532 Dagh-Register Gehouden Int Casteel Batavia]. Tahun 1636, 1637, 1640-1641, 1647-1648, 1661, 1663, 1664, 1665, 1666-1667, 1668-1669, 1670-1671, 1672, 1673, 1674, 1675, 1676, 1677, 1678, 1679, 1680, 1681, 1682 Part I, 1682 Part II.
 
== Pranala luar ==
Baris 397 ⟶ 458:
# [https://digitalcollections.universiteitleiden.nl/ Situs Web Digital Collections (Universiteit Leiden)].
# [https://repositori.kemdikbud.go.id/ Situs Web repositori.kemdikbud.go.id].
# [https://amsterdam.wereldmuseum.nl/nl/over-wereldmuseum-amsterdam/onze-collectie Situs Web Wereldmuseum  (World Museum Amsterdam)].<br />
# Situs Web [https://borneoresearchcouncil.org/ Borneo Research Council].<br />