Abdul Kadir Usman: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Biografi Tag: Dikembalikan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Newcomer task: copyedit |
|||
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{rapikan}}{{tone}}{{one source}}
'''Abdul Kadir Usman''' ({{lahirmati|[[Pesisir Selatan]]|13|9|1933}}) adalah seorang [[wartawan]], [[politikus]], dan [[pengacara]] yang sering disingkat dengan "AKU". Ia anak dari pasangan Usman Gelar Rajo Magek dan Siti 'ainiyah.
== Riwayat Hidup ==
Masa kecil dan remaja dijalani di [[Liwa|Liwa, Lampung]] karena kedua orang tuannya. Ia merantau kesana sejak sebelum zaman Jepang. Menjelang [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|Proklamasi tahun 1945]], Ia berhasil menamatkan [[Sekolah Rakyat]] di Balik Bukit, Liwa. Setelah itu, Ia kemudian meneruskan ke [[Madrasah tsanawiyah|Madrasah Tsanawiyah]]
Karena Jiwa yang haus akan ilmu, Ia terus menimba ilmu, Abdul Kadir kemudian pindah ke Padang awal tahun 1950-an. Pendidikan SLTA yang terbengkalai, ia masuk berbagai kursus, seperti kursus tertulis hitung dagang hingga meraih sertifikat Bon B. Ia juga ikut kursus tertulis wartawan pada harapan karena ingin jadi wartawan.
=== Pasca Perjuangan Kemerdekaan ===
Karier wartawan dan politik dijalaninya hampir bersamaan
Ketika terjadi [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia|Pergolakan Daerah (peristiwa PRRI)]], Ia ikut "ijok" alias mengungsi ke hutan bersama [[Azhar Muhammad]]. Karier wartawannya kemudian tidak berlanjut, karena ''[[HALUAN|Haluan]]'' kemudian dilarang terbit karena dituduh mendukung [[PRRI|PRR]]I dan ia sendiri sempat ditangkap dan ditahan oleh [[Tentara Nasional Indonesia|Tentara pusat]], tetapi kemudian dibebaskan.
Baris 14:
Bersilang dari [[PRRI]], Ia sempat menjadi wartawan dibeberapa media. Pertama di surat kabar ''panarangan di bawah pimpinan [[Zakaria Yamin]],kemudian ke mingguan Fakta yang dipimipin [[Annas Lubuk]].setelah [[Annas Lubuk]] keluar dari fakta,dan surat kabar itu berganti nama menjadi [[Duta Masyarakat|Duta masyarakat]],ia juga keluar.alasanya,koran itu ternyata mendukung [[faham Nasakom]] yang ditentangnya.''
Sementara itu, setelah Universitas dibuka kembali setelah sempat tutup semasa PRRI, terbuka kesempatan bagi Abdul Kadir untuk melanjutkan studinya. Ia ingin masuk Fakultas Hukum akan tetapi karena tidak memiliki ijazah setingkat SMA, Ia harus mengikuti ujian seleksi yang disebut [[Colloquium Doctum]]
Ketika [[Partai Muslimin Indonesia|Parmusi]] kemudian berfusi dengan empat partai islam lain menjadi [[Partai Persatuan Pembangunan]]<ref>{{Cite book|title=121 Wartawan Hebat dari Ranah Minang dan Sejumlah Jubir Rumah Bagonjong|last=chaniago|first=Hasril|publisher=Panitia Pelaksana Daerah Hari pers Nasional 2018 Biro Humas Setda Provinsi Sumatera Barat|year=2018|isbn=|location=padang|pages=|url-status=live}}</ref>(PPP), ia kembali terpilih menjadi anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Barat|DPRD tingkat 1 Sumatera Barat]] dalam [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1977|Pemilu 1977]] dan terpilih lagi dalam [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1982|Pemilu 1982]]. Untuk periode 1982-1987 Abdul Kadir Usman bahkan terpilih pula sebagai Wakil Ketua DPRD.
== Referensi ==
|