Panbers: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
(24 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox musical artist
| name
| background = group_or_band
| image
| caption
| origin
| years_active
| genre
| label
| past_members
* [[Benny Panjaitan]]
* [[Hans Panjaitan]]
Baris 16:
* [[Hans Noya]]
* [[Hendri Lamiri]]}}
| website
}}
'''Panbers'''
==
Keempat bersaudara ini yaitu: '''[[Hans Pandjaitan|Portahan Bonetua Marangin Sotarduga Pandjaitan (Hans Pandjaitan)]]''' dilahirkan di [[Garut]], [[Jawa Barat]] ([[Pendudukan Jepang di wilayah Hindia Belanda|Masa Pendudukan Jepang]]) pada tanggal 24 Januari 1945, '''Porbenget Mimbar Mual Hamonangan Pandjaitan''' '''([[Benny Panjaitan]])''' dilahirkan 14 September 1947 di [[Tarutung]], [[Tapanuli Utara]], [[Sumatera Utara]], '''Porbulus Domo Pangidoan Pandjaitan''' '''[[(Doan Panjaitan)]]''' dilahirkan 15 Juli 1949 di [[Sibolga]], [[Tapanuli Tengah]] Sumatera Utara, dan '''Asido Rohana Pandjaitan''' '''[[(Asido Panjaitan)]]''') dilahirkan di [[Jakarta]], 1 Februari 1951. Mereka juga memiliki seorang saudara perempuan yang bernama '''Natasya Panjaitan''', adiknya Sido (wafat tahun 1973 usia 16 tahun karena sakit demam berdarah).<ref name="roesman.blogspot.com">http://roesman.blogspot.com/2007/08/senjakala-panbers.html</ref>▼
▲Keempat bersaudara ini yaitu:
Masa kecil mereka dilalui berpindah-pindah mengikuti penugasan sang ayah seorang bankir dan akhirnya menjadi salah satu direktur bank rakyat ([[BRI]]) dulu. Hingga kemudian mereka sekeluarga pindah ke kota [[Palembang]], [[Sumatera Selatan]]. Di kota inilah tempat mereka dibesarkan dan awal kegiatan bermusik Panbers bermula.
Musik bukan hal aneh lagi di keluarga Panjaitan. Sejak kecil, mereka sudah memiliki alat musik sendiri. Keinginan mereka bermusik tak lepas dari pengaruh keluarga yang memang suka pada musik utamanya [[lagu Rohani]], [[Lagu Batak]], dan lagu Barat yang tengah populer pada masa itu. Ibu mereka mahir bermain piano dan Ayah mereka senang main biola. Selain itu mereka juga terinspirasi pada group musik [[Koes Bersaudara]] yang sedang populer di awal periode tahun 1950-an. Ayah mereka pun cukup mendukung keinginan anak-anaknya. Ia menganggap daripada anaknya main-main ke luar rumah, lebih baik bermusik sehingga bisa diawasi. Dengan satu syarat yaitu: tidak sampai meninggalkan sekolah atau jangan sampai putus sekolah. Sejak itu mereka tekun bermain musik dengan tetap bersekolah. Prestasi mereka pun cukup bagus di sekolah, bahkan Benny selalu mendapat ranking.<ref name="tobadreams.wordpress.com">https://tobadreams.wordpress.com/2008/02/08/percakapan-panjang-dengan-benny-panjaitan-1/</ref> Band bocah ini mereka lakoni selama beberapa tahun di sela-sela kesibukan bersekolah. Di Palembang inilah lahir band bocah dimotori Benny Panjaitan sebagai pemain gitar melodi bersama 3 saudara-saudaranya yaitu, Hans Panjaitan yang bermain kotrabas/bass betot, Doan Panjaitan yang bermain piano dan Asido Panjaitan yang bermain drum serta satu teman sekolah perempuan yang menjadi penyanyi dan merangkap sebagai pemain gitar pengiring untuk mendirikan grup musik yang mereka beri nama
▲Musik bukan hal aneh lagi di keluarga Panjaitan. Sejak kecil, mereka sudah memiliki alat musik sendiri. Keinginan mereka bermusik tak lepas dari pengaruh keluarga yang memang suka pada musik utamanya [[lagu Rohani]], [[Lagu Batak]], dan lagu Barat yang tengah populer pada masa itu. Ibu mereka mahir bermain piano dan Ayah mereka senang main biola. Selain itu mereka juga terinspirasi pada group musik [[Koes Bersaudara]] yang sedang populer di awal periode tahun 1950-an. Ayah mereka pun cukup mendukung keinginan anak-anaknya. Ia menganggap daripada anaknya main-main ke luar rumah, lebih baik bermusik sehingga bisa diawasi. Dengan satu syarat yaitu: tidak sampai meninggalkan sekolah atau jangan sampai putus sekolah. Sejak itu mereka tekun bermain musik dengan tetap bersekolah. Prestasi mereka pun cukup bagus di sekolah, bahkan Benny selalu mendapat ranking.<ref name="tobadreams.wordpress.com">https://tobadreams.wordpress.com/2008/02/08/percakapan-panjang-dengan-benny-panjaitan-1/</ref> Band bocah ini mereka lakoni selama beberapa tahun di sela-sela kesibukan bersekolah. Di Palembang inilah lahir band bocah dimotori Benny Panjaitan bersama saudaranya yang mereka beri nama '''Tumba Band'''. Nama ini diambil dari [[Bahasa Batak]] yang artinya '''irama menari'''.<ref name="kisahrahasiaseleb.blogspot.co.id">http://kisahrahasiaseleb.blogspot.co.id/2012_10_01_archive.html</ref>
Setelah lebih kurang 15 tahun di Palembang, tahun 1959 ayah mereka dimutasi ke Surabaya, [[Jawa Timur]], mereka pun ikut dan melanjutkan pendidikan di sana. Pada tahun 1960 Benny mengubah nama grup ini menjadi Panjaitan Brothers. Di dalam grup itu, terdapat beberapa personel yang tidak asing bagi Benny berposisi sebagai penyanyi sedangkan Hans berposisi sebagai memegang alat musik gitar utama, selain dengan dua orang itu Doan juga berposisi sebagai alat musik gitar bass dan Asido masih menjadi pemain drum, ditambah satu orang nama baru, Soen Ing (gitar ritme). Kegiatan bermusik yang telah dirintis sejak di Palembang diteruskan di Kota Buaya ini. Di sana mereka meneruskan lagi band keluarga, namun bukan lagi band bocah melainkan Band remaja yang masih SMA. Mereka pun akhirnya serius menekuni jalur musik walaupun tetap diharuskan untuk beberapa kali menyelesaikan studi terlebih dahulu. Pada tahun 1963,
▲=== Di Surabaya ===
▲Setelah lebih kurang 15 tahun di Palembang, tahun 1959 ayah mereka dimutasi ke Surabaya, [[Jawa Timur]], mereka pun ikut dan melanjutkan pendidikan di sana. Kegiatan bermusik yang telah dirintis sejak di Palembang diteruskan di Kota Buaya ini. Di sana mereka meneruskan lagi band keluarga, namun bukan lagi band bocah melainkan Band remaja yang masih SMA. Mereka pun akhirnya serius menekuni jalur musik walaupun tetap diharuskan untuk menyelesaikan studi terlebih dahulu. Pada tahun 1963 inilah '''Panjaitan Bersaudara''' terbentuk di Surabaya dengan terdiri dari kakak-beradik kandung keluarga Panjaitan.<ref>http://ruangkabar.com/sejarah-unik-10-band-tertua-di-indonesia/#sthash.GxIRsSj2.dpuf</ref> Menurut kisahnya sebutan Panjaitan Bersaudara dibuat secara spontan saja. Mereka melihat Koes Bersaudara yang berarti Koeswoyo Bersaudara. Mereka menyebut Panbers untuk band ini sebagai singkatan dari '''Panjaitan Bersaudara'''.<ref name="roesman.blogspot.com"/> Meski begitu, nama '''Panjaitan Bersaudara''' sendiri sempat diputuskan lewat proses diskusi seru. Pada awalnya mereka sempat ragu menggunakan nama tersebut yang seperti kebarat-baratan. Karena pengaruh dan desakan sanak famili, mereka mengadopsi dari grup band yang menggunakan 'S' di belakang namanya, seumpama [[Kus Brothers]], [[The Beatles]], [[The Rolling Stones]], dan [[The Bee Gees]], maka lahirlah '''Panjaitan Bersaudara''' yang berarti kakak-beradik Keluarga Panjaitan.<ref name="kisahrahasiaseleb.blogspot.co.id"/>
Di Surabaya mereka kerap bermain di berbagai panggung hiburan dan acara-acara pesta dengan bayaran seadanya dan tanpa berpikir popularitas. Mereka pun belum berkarya sama sekali selain hanya sebagai pemain musik yang menyanyikan lagu orang, termasuk lagu Batak: ''“A Sing Sing So”'' dan ''“Butet”'' yang sudah populer waktu itu. Di awal tahun ’70 Benny sudah berpikir bahwa ia tak bisa jadi apa-apa kalau tidak mencipta lagu. Di situlah ia mulai menciptakan sendiri yang dimulai dengan lagu ''“Awal dan Cinta”''.
Menjelang tahun 1969 mereka pindah ke Jakarta mengikuti mutasi sang ayah. Soen Ing memutuskan untuk undur diri karena ingin hendak meneruskan sekolahnya ke [[Stockholm]], [[Swedia]] sekaligus menikah dengan gadis Swedia dan telah memiliki 12 orang anak. Sedangkan dengan dua orang itu, Hans dan Benny sudah tamat [[SMA]] sementara kedua adiknya masih SMA. Kepindahan itu membuat mereka berpikir ingin mencoba meraih kesuksesan melebihi yang mereka dapatkan di Surabaya. Namun waktu itu ayah mereka masih meminta harus tetap kuliah, sehingga mereka bermain musik hanya sekadar hobi. Ke mana-mana menjalankan hobi, termasuk waktu main di pesta-pesta Batak, di pesta-pesta sekolah, dan di Taman Ria ([[Monas]]).<ref name="tobadreams.wordpress.com"/>▼
▲Menjelang tahun 1969 mereka pindah ke Jakarta mengikuti mutasi sang ayah. Hans dan Benny sudah tamat [[SMA]] sementara kedua adiknya masih SMA. Kepindahan itu membuat mereka berpikir ingin mencoba meraih kesuksesan melebihi yang mereka dapatkan di Surabaya. Namun waktu itu ayah mereka masih meminta harus tetap kuliah, sehingga mereka bermain musik hanya sekadar hobi. Ke mana-mana menjalankan hobi, termasuk waktu main di pesta-pesta Batak, di pesta-pesta sekolah, dan di Taman Ria ([[Monas]]).<ref name="tobadreams.wordpress.com"/>
Pada tanggal [[25 Januari]] [[1969]] nama
=== Perjalanan karier ===
Perjalanan karier Panbers yang dimotori oleh Benny Panjaitan, diawali dengan kemunculan pertama mereka lewat panggung di [[Istora Senayan]] Jakarta pada acara Jambore Bands 1970 yang membawa nama Panbers lebih dikenal luas. Di situ mereka sudah membawakan lagunya sendiri. Saat itu, mereka mentas dengan [[Koes Plus]] dan [[Syamsuar Hasyim|D’Lloyd]]. Usai dari situ, mereka mulai kerap muncul di [[TVRI (saluran televisi)|TVRI]], satu-satu siaran televisi yang ada di Indonesia era itu. Setelah kesempatan muncul di televisi semakin terbuka buat mereka, popularitas mereka pun mulai diperhitungkan.
Tahun 1971, Panbers membeli seperangkat alat musik milik [[Dara Puspita]]. Kelompok ini baru tiba dari konsernya di [[Jerman]] dengan memboyong alat musik bermerek '''‘Marchell’'''. Benny langsung tertarik membelinya dengan harga semuanya Rp 10 juta. Sebuah nilai yang sangat besar saat itu. Dengan alat musik baru itu, Panbers tayang di TVRI. Melengkinglah lagu-lagu orisinil karya mereka sendiri seperti ''Bye Bye'', ''Jakarta City Sound'', ''Akhir Cinta'', ''Hanya Semusim Bunga'' dan ''Hanya Padamu''. Keberhasilan ''performance'' mereka di televisi rupanya menarik perhatian seorang Manajer perusahaan piringan hitam [[Dimita Molding Industries]] berdarah [[Minangkabau]] bernama [[Dick Tamimi]]. Dick Tamimi yang merupakan bekas pilot lalu merekrut mereka untuk bernaung di bawah perusahaan Dimita masuk ke dunia rekaman. Dia jugalah yang mengangkat band Koes Bersaudara, Dara Puspita, dan [[Rasela]] sebelumnya.<ref name="roesman.blogspot.com"/> Mereka diberi kepercayaan untuk mangabadikan lagu-lagu mereka ke dalam bentuk piringan hitam ''ebonite''. Saat itu pula muncullah hit mereka yang abadi, ''Akhir Cinta'' yang selalu terpatri di hati penggemar blantika musik Indonesia. Satu tahapan kesuksesan mereka terenggut lewat long play ke-49 produksi PT. Dimita yang bersejarah itu pada tahun 1971.
== Warisan ==
Keberhasilan Panbers di dunia rekaman juga merupakan salah satu awal dari kebangkitan grup band dalam dunia musik Indonesia yang masa itu didominasi oleh penyanyi-penyanyi tunggal. Diilhami oleh kelompok [[Koes Bersaudara|Koeswoyo Bersaudara]] yang dikenal sebagai perintis pada tahun 1960-an, kemudian kemunculan Panbers pada awal tahun 1970 yang secara cepat diikuti oleh sekian puluh kelompok pemusik yang meramaikan dunia musik Indonesia hingga saat ini.
Baris 56 ⟶ 54:
Panbers tidak hanya rekaman di Dimita. Tahun 1974, '''PT Remaco''' akhirnya menggaet Panbers untuk merekam lagu-lagunya. Di sini, mereka membuat lagu-lagu Natal dan beberapa album pop lainnya. Tahun 1977, Panbers hijrah rekaman ke '''PT. Irama Tara'''. Pada tahun 1981 Panbers digaet oleh '''PT U.R Record''' dan seterusnya ke beberapa perusahaan label studio rekaman lainnya yang telah menunggu kesempatan untuk bekerja sama dengan mereka.
Dalam album vol. I dengan berani mereka selipkan satu lagu Batak berjudul ''“Masihol Ahu”''. Suatu gebrakan baru karena Rekaman Batak belum ada waktu itu. Ternyata sambutan orang Medan terhadap lagu Batak itu luar biasa, terbukti saat mereka bermain di [[Stadion Teladan]] Medan, dinding stadion sampai jebol oleh luapan penonton. Saat itu selebaran show mereka disebar pakai [[Helikopter]]. Hal itu membuat mereka bangga sebagai [[Orang Batak]], meskipun tak pernah tinggal di Medan.<ref name="tobadreams.wordpress.com"/>
Diakui atau tidak, Panbers adalah peletak dasar berpijak bagi para penyanyi dan musisi Batak di industri musik rekaman dan show-biz berskala nasional. Panbers adalah ikon, sumber inspirasi, panutan, dan standar bagi anak-anak muda Batak pada dekade 70-an dan 80-an. Misalnya '''[[The Mercy's]]''' memutuskan pindah dari Medan ke Jakarta, karena sudah melihat bukti bahwa anak-anak muda Batak yang tergabung dalam Panbers bisa diterima oleh orang [[Jawa]], [[Sunda]], [[Minang]], [[Aceh]], [[Melayu]], [[Makassar]], [[Ambon]], dan lain-lain. Selain lagu-lagu Batak, Benny juga menciptakan lagu-lagu berbahasa Inggris, semuanya berirama [[Rock]], misalnya ''“Rock And The Sea ”'', ''“Jakarta City Sound", " Haai”'' dan ''“Let Us Dance Together”''. Meski media massa banyak tidak mengakui itu sebagai pop Indonesia.
==
=== Merekrut Maxi Pandelaki ===
Untuk dapat mengikuti perkembangan musik, Panbers yang biasa tampil berempat, menambah personel ke dalam grup mereka pada awal periode tahun 1990-an. Mereka merekrut tetangga dan teman mereka sejak kecil bernama '''[[Maxi Pandelaki]]''' (lahir 1 Maret
=== Wafatnya Hans Panjaitan ===
Baris 75 ⟶ 72:
=== Wafatnya Doan Panjaitan ===
Bulan Oktober 2010, Panbers kembali ditinggalkan salah satu personelnya untuk selama-lamanya. Doan Panjaitan bassist dan keyboardist sekaligus pendiri grup meninggal dunia pada tanggal 30 Oktober 2010 di [[Rumah sakit Budi Asih]] [[Jakarta Timur]] karena sakit komplikasi dan gagal ginjal yang dideritanya.<ref>{{Cite web |url=http://oktavita.com/doan-panjaitan-panbers-meninggal-dunia.htm |title=Salinan arsip |access-date=2015-08-26 |archive-date=2015-03-31 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150331122623/http://oktavita.com/doan-panjaitan-panbers-meninggal-dunia.htm |dead-url=yes }}</ref> Meski cukup terpukul dengan kehilangan Doan, Panbers bertekad kembali terus berusaha berkibar dengan karya-karyan mereka yang abadi.
== Prestasi Panbers ==
|