Hamka: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Dikembalikan ke revisi 26545646 oleh Ryan Ikhsan R: Mohon agar tidak mencantumkan nomor ISBN, harap cantumkan link artikel yang bersumber dari koran online seperti Kompas, Jawa Pos, banjarmasin pos, atau media koran online lainnya. (TW) Tag: Pembatalan |
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
(7 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox
| name = Abdul Malik Karim Amrullah
| native_name = {{Script|Arab|عبد الملك کریم عمرالله}}
Baris 8 ⟶ 6:
| alt =
| caption =
| office = Daftar Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia{{!}}Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia▼
| successor = [[Syukri Ghozali]]▼
| birth_date = {{birth date|1908|02|17}}
| birth_place = [[Sungai Batang, Tanjung Raya, Agam|Sungai Batang]], [[Pantai Barat Sumatra]], [[Hindia Belanda]]
| death_date = {{Death date and age|1981|7|24|1908|2|17}}
| death_place = [[Jakarta]],
| restingplace = [[Taman Pemakaman Umum Tanah Kusir|Makam Pahlawan Nasional Buya Hamka, Tanah Kusir]]
| nationality = <!-- Kolom ini hanya untuk warga negara; atau pihak asing -->
|religion = [[Islam]]
|denomination=[[Sunni]]
|movement=[[Muhammadiyah]]
| other_names = {{hlist|Hamka|Buya Hamka}}
| notable_works = ''Tafsir Al-Azhar'' {{br}} ''[[Tenggelamnya Kapal Van der Wijck]]'' {{br}} ''[[Di Bawah Lindungan Ka'bah (novel)|Di Bawah Lindungan Ka'bah]]''
Baris 34 ⟶ 26:
| signature = Signature of Hamka.svg
| signature_alt =
|
|
▲|
}}}}▼
| predecessor1 = ''Jabatan baru''
[[Profesor|Prof.]] [[Honoris Causa|Dr.]] [[Haji (gelar)|H.]] '''Abdul Malik Karim Amrullah,''' gelar '''Datuk Indomo'''<ref>Hamka (2021). ''Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi''. Depok: Gema Insani. ISBN 978-602-250-916-5</ref> serta populer dengan [[nama pena]]nya, '''Buya Hamka''' ({{IPA|id|/hɑːmkɑːˈ/|lang}}, [[Abjad Jawi|Jawi]]: هامکا) ({{lahirmati|[[Kabupaten Agam|Agam]]|17|2|1908|[[Jakarta]]|24|7|1981}}), adalah seorang ulama, filsuf, dan sastrawan Indonesia. Ia berkarier sebagai wartawan, penulis, dan pengajar. Ia sempat berkecimpung di politik melalui [[Majelis Syuro Muslimin Indonesia|Masyumi]] sampai partai tersebut dibubarkan, menjabat [[Majelis Ulama Indonesia|Ketua Majelis Ulama Indonesia]] (MUI) pertama, dan aktif dalam [[Muhammadiyah]] hingga akhir hayatnya. [[Universitas al-Azhar]] dan [[Universitas Nasional Malaysia]] menganugerahkannya gelar doktor kehormatan, sementara [[Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)|Universitas Moestopo]] mengukuhkan Hamka sebagai guru besar. Namanya disematkan untuk [[Universitas Hamka]] milik Muhammadiyah dan masuk dalam [[daftar Pahlawan Nasional Indonesia]].▼
▲
Dibayangi nama besar ayahnya [[Abdul Karim Amrullah]], Hamka remaja sering melakukan perjalanan jauh sendirian. Alih-alih menyelesaikan pendidikannya di [[Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek|Thawalib]], ia merantau ke [[Jawa]] pada umur 16 tahun. Selang setahun, ia pulang membesarkan [[Muhammadiyah]] di [[Kota Padang Panjang|Padang Panjang]]. Pengalaman ditolak sebagai guru di sekolah milik Muhammadiyah karena tak memiliki ijazah dan kemampuan berbahasa Arabnya yang terbatas mendorong Hamka muda pergi ke [[Makkah]]. Lewat bahasa Arab yang dipelajarinya, Hamka mendalami [[sejarah Islam]] dan sastra secara otodidak. Kembali ke Tanah Air, Hamka bekerja sebagai wartawan sambil menjadi guru agama di [[Kabupaten Deli Serdang|Deli]]. Setelah menikah, ia kembali ke [[Medan]] dan memimpin ''[[Pedoman Masyarakat]]''. Lewat karyanya ''[[Di Bawah Lindungan Ka'bah (novel)|Di Bawah Lindungan Ka'bah]]'' dan ''[[Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck]]'', nama Hamka melambung sebagai sastrawan.
|