Puteri Saadong: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Yudajatnika (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Yudajatnika (bicara | kontrib)
Legenda: penambahan referensi, dan sumber
 
(8 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Sedang ditulis}}
 
'''Puteri Saadong''' (meninggal 1671), adalah perempuan kedua yang menjadi ratu di [[Kelantan]] dan memerintah pada tahun 1667–1671. Ia adalahmerupakan putrianak angkat [[Siti Wan Kembang]], (Che Siti) Ratu Kelantan. yangIa anak dari Raja Jembal, Raja Loyor bin Raja Sakti, dan istri dari Raja terkemukaAbdullah.
 
Puteri Saadong memerintah setelah [[Siti Wan Kembang]] turun takhta. Setelah memerintah sebagai Ratu selama empat tahun, Ia diculik dan dijadikan selir Raja Siam.<ref>{{cite book|title=Islam in Malaysia: An Entwined History|url=https://books.google.com/books?id=2varDwAAQBAJ&pg=PA90 |page=90|isbn=9780190925215| last1=Aljunied | first1=Khairudin | date=30 August 2019 }}</ref>
 
==Legenda==
Puteri Saadong dibesarkan di Bukit Marak oleh [[Siti Wan Kembang|Che Siti]], setelah ibunya meninggal. <ref name="TheStar20090805">{{citation|last=Azhar|first=Syed|title=Residents erasing Bukit Marak history|date=2009-08-05|url=http://www.thestar.com.my/news/nation/2009/08/05/residents-erasing-bukit-marak-history/|periodical=[[The Star (Malaysia)|The Star]]|accessdate=2010-03-18}}</ref><ref name="TheStar20090810">{{citation|url=http://thestar.com.my/news/story.asp?file=/2009/8/10/nation/4488348&sec=nation|periodical=[[The Star (Malaysia)|The Star]]|date=2009-08-10|accessdate=2011-03-18|title=Museum wants Bukit Marak saved|last=Azhar|first=Syed|url-status=dead|archiveurl=https://web.archive.org/web/20121017095329/http://thestar.com.my/news/story.asp?file=%2F2009%2F8%2F10%2Fnation%2F4488348&sec=nation|archivedate=2012-10-17}}</ref>
 
[[Siti Wan Kembang|Che Siti]] menjodohkan dan menikahkan Puteri Saadong dengan sepupunya sendiri, Raja Abdullah bin al-Marhum Sultan Samiruddin, ketika Ia berusia 15 tahun.<ref name="TheStar20090805" /><ref name="TheStar20090810" />
 
DiaIa ditangkap oleh Kerajaan Siam (sekarang [[Thailand]]) dan dipaksa menjadi selir Raja [[Narai]] untuk menyelamatkan nyawa suaminya. Karena kejadian itu, Raja Abdullah bersumpah untuk menunggu kepulangan Putri Saadong dan tidak akan menikah lagi. Namun, setelah beberapa bertahun-tahun menunggu, Raja Abdullah menikahberubah lagifikiran dan mengingkari sumpahnya untuk menikah lagi.<ref name="TheStar20090805"/><ref name="TheStar20090810"/>
 
Puteri Saadong memohon kepada [[Raja Narai]] untuk dapat pulang ke Kelantan jika Ia dapat menyembuhkan penyakitnya. Ia kemudian kembali dan menemukan kenyataan bahwa suaminya Raja Abdullah telah menikah lagi. Pertengkaran pun terjadi, Puteri Saadong yang diliputi kemarahan, membunuh Raja Abdullah dengan tusuk konde.<ref name="TheStar20090805"/><ref name="TheStar20090810"/>
 
Setelah kejadian itu, Puteri Saadong meninggalkan Bukit Marak dan kemudian menghilang. Makam Raja Abdullah masih dapat dilihat di Padang Halban, [[Bachok]].
 
Versi lain mengatakan bahwa Putri Saadong sebenarnya telah difitnah. Dikisahkan Raja Abdullah berencana untuk mengembalikan posisi Putri Saadong sebagai Ratu Kelantan, dan sangat bahagia atas kepulangannya. Hal ini membuat istri baru Raja Abdullah cemburu kemudian membunuhnya. Ia berteriak dan mengatakan pada khalayak bahwa Putri Saadong yang telah membunuh Raja.<ref name="TheStar20090805"/><ref name="TheStar20090810"/>
 
Selama tinggal di Kerajaan Siam, Puteri Saadong mendapat perlakuan yang sangat baik. Meskipun demikan Ia masih memcintai suaminya Raja Abdullah. Ia kemudian memohon kepada Raja [[Narai]] untuk dipulangkan jika dapat menyembuhkan penyakitnya. Namun setelah kembali, Ia menemukan kenyataan bahwa suaminya Raja Abdullah telah menikah lagi. Pertengkaran pun terjadi, Puteri Saadong yang diliputi kemarahan, membunuh Raja Abdullah dengan tusuk konde.<ref name="TheStar20090805"/><ref name="TheStar20090810"/><blockquote>''Lalu Tuan Puteri Sa’dung pun hampir dekat serta angkat pedang, dipancung akan Sultan Abdullah itu tiada sempat lagi hendak membalaskan lalu kena leher Sultan Abdullah itu penggal dua. Maka Sultan Abdullah pun matilah.''<ref name=":0">{{Cite book|last=Mohd. Taib Osman|date=2004|title=Hikayat seri Kelantan|location=Kuala Lumpur|publisher=Dewan Bahasa dan Pustaka|isbn=978-983-62-7074-0|edition=Cet. 1|series=Siri warisan sastera klasik}}</ref></blockquote>Setelah kejadian itu, Puteri Saadong meninggalkan Bukit Marak dan ke.mudian menghilang. Makam Raja Abdullah saat ini masih dapat dilihat dan dikunjungi di Padang Halban, [[Bachok]], [[Kelantan]].
 
Kisah Puteri Saadong memperlihatkan bahawa pengorbanan Puteri Saadong tidak dihargai apabila suaminya telah menikah lagi. Beliau juga merasa telah dikhianati apabila Raja Abdullah telah menikah secara diam-diam tanpa sepengetahuannya.<ref>{{Cite web|last=Arman|first=Amiruddin|last2=Md. Radzi|first2=Shaiful Bahri|title=Kes Poligami: Suatu Teladan Berdasarkan Kisah Puteri Saadong dan Raja Abdullah|url=https://penerbit.unimap.edu.my/images/pdf/Sutera%202019/59-70.pdf|website=Seminar Antarabangsa Susastera, Bahasa dan Budaya Nusantara}}</ref><blockquote>''Lalu Tuan Puteri Sa’dung pun bersabda kepada Sultan Abdullah itu, “Ya kakanda kakanda sampainya hati dan sampainya rasa sungguh kakanda membunuh adinda ini dengan tiada suatu kedosaan. Maka sudah paduka kakanda sampai hati membuat adinda maka adinda pun ingatlah juga budi kakanda itu. Jikalau kakanda buat budi, paduka adinda balas budi. Demikian lagi adinda mendengar daripada orang tua-tua, demikianlah katanya: Utang budi dibayarkan budi, utang darah dibayarkan darah, dan utang malu dibayarkan malu, dan utang mati dibayarkan mati.''<ref name=":0" /></blockquote>Versi lain mengatakan bahwa Putri Saadong sebenarnya telah difitnah. Dikisahkan Raja Abdullah berencana untuk mengembalikan posisi Putri Saadong sebagai Ratu Kelantan, dan sangat bahagia atas kepulangannya. Hal ini membuat istri baru Raja Abdullah cemburu kemudian membunuhnya. Ia berteriak dan mengatakan pada khalayak bahwa Putri Saadong yang telah membunuh Raja.<ref name="TheStar20090805"/><ref name="TheStar20090810"/>
==Referensi==
{{reflist}}
 
{{DEFAULTSORT:Saadong, Puteri}}
[[Kategori:Sejarah KelantanMelayu]]
[[Kategori:Sastra Melayu]]
[[Kategori:Cerita rakyat]]
[[Kategori:Tokoh Melayu Malaysia]]
 
 
{{Malaysia-bio-stub}}