Sastra Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Membalikkan revisi 26331557 oleh Fikrirayhan (bicara) oenguna menggaous teks di Awal dan menambah bagian Kinsep sastra yng tak butuh di sini, ada artikel Sastra
Tag: Pembatalan pranala ke halaman disambiguasi
Membalikkan revisi 26331585 oleh Putri Sitompul (bicara)
Tag: Pembatalan
 
(4 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 25:
[[Berkas:1629 Ruyl (page 5 crop).jpg|alt=|page=5|jmpl|[[Injil Matius]]. Terjemahan oleh [[Albert Cornelius Ruyl|A.C. Ruyl]] (1629).]]
[[Berkas:Syair Abdul Muluk.jpg|jmpl|Sampul penerbitan ''[[Sjair Abdoel Moeloek]]'' 1847 dengan [[abjad Jawi]].]]
 
{{Quote box|quote=<poem>
''Hamzah Fansuri di dalam Mekkah,''
''mencari Tuhan di Bait Al-Ka’bah.''
''Dari Barus ke Qudus terlalu payah,''
''akhirnya dijumpa di dalam Rumah.''</poem>|author=[[Hamzah Fansuri]]|source=dari syair ''Sidang Ahli Suluk''|align=right|width=41%}}
 
Pujangga lama merupakan bentuk pengklasifikasian karya sastra di Indonesia yang dihasilkan sebelum abad ke-20. Pada masa ini karya sastra di dominasi oleh [[syair]], [[pantun]], [[gurindam]] dan [[hikayat]]. Di Nusantara, budaya Melayu klasik dengan pengaruh Islam yang kuat meliputi sebagian besar negara pantai Sumatra dan Semenanjung Malaya. Di Sumatra bagian utara muncul karya-karya penting berbahasa Melayu, terutama karya-karya keagamaan. [[Hamzah Fansuri]] adalah yang pertama di antara penulis-penulis utama angkatan Pujangga Lama, pemula puisi Indonesia.{{sfn|Teeuw|1994|loc=bab ''Hamzah Fansuri, Sang Pemula Puisi Indonesia''}} Dari istana [[Kesultanan Aceh]] pada abad XVII muncul karya-karya klasik selanjutnya, yang paling terkemuka adalah karya-karya Syamsuddin Pasai dan [[Abdurrauf Singkil]], serta [[Nuruddin ar-Raniri]].<ref name="RICKLEFS_p117">{{cite book|last =Ricklefs|first =M.C.|authorlink =|coauthors =|title =A History of Modern Indonesia 1200-2004|publisher =MacMillan|date =1991|location =London|url =|doi =|isbn =|page =117}}</ref>
Baris 67 ⟶ 73:
** [[Syair Si Burung pipit]]
** [[Syair Si Burung Pungguk]]
** [[Syair Sidang Fakir]] atau Sidang Ahli Suluk
{{col-break}}
* [[Ali Haji bin Raja Haji Ahmad|Raja Ali Haji]]
Baris 303 ⟶ 309:
{{Main|Kesusastraan Indonesia Periode 1950-1965}}
 
{{Quote box|quote=<poem>
Angkatan 50-an ditandai dengan terbitnya majalah sastra [[Kisah (majalah)|Kisah]] asuhan [[H.B. Jassin]]. Ciri angkatan ini adalah karya sastra yang didominasi dengan cerita pendek dan kumpulan puisi. Majalah tersebut bertahan sampai tahun 1956 dan diteruskan dengan majalah sastra lainnya, [[Sastra (majalah)|Sastra]].
''Seolah keadilan dan kasih-Nya harus berjalan seperti
matematika:''
''aku rajin beribadah,''
''maka selayaknyalah derita menjauh dariku,''
''dan nikmat dunia kerap menghampiriku.''
''Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang,''
''dan bukan kekasih.''
''Kuminta Dia membalas “perlakuan baikku”,''
''dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku …''</poem>|author=[[W.S. Rendra]]|source=dari ''Makna Sebuah Titipan''|align=right|width=41%}}
 
Angkatan 50-an ditandai dengan terbitnya majalah sastra [[Kisah (majalah)|''Kisah'']] asuhan [[H.B. Jassin]]. Ciri angkatan ini adalah karya sastra yang didominasi dengan cerita pendek dan kumpulan puisi. Majalah tersebut bertahan sampai tahun 1956 dan diteruskan dengan majalah sastra lainnya, [[Sastra (majalah)|''Sastra'']].
 
[[Berkas:Rendra di Halam Bengkel Teater.JPG|jmpl|''[[W.S. Rendra|Rendra]]'' di halam Bengkel Teater.]]
Baris 851 ⟶ 868:
* Lomba Menulis Cerber majalah ''[[Femina]]''
* [[Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta]]
 
== Fungsi sastra<ref>{{Cite book|last=Al-Ma'ruf|first=Ali Imron|last2=Nugrahani|first2=Farida|date=2017|title=Pengkajian Sastra Teori dan Aplikasi|location=Surakarta|publisher=Cv Djiwa Amarta Press|isbn=978-602-60585-8-4|pages=6-8}}</ref> ==
Sastra, sebagai cerminan realitas, memegang peranan penting dalam masyarakat bahkan dapat “mempengaruhi kehidupan” Sastra menempati tempat khusus dalam masyarakat, namun fungsi dan peranannya berubah dari waktu ke waktu dan tidak pernah sama persis. Perubahan dan perkembangan  dari waktu ke waktu dapat menjadikan peran sastra tidak stabil.
 
Sederhananya, sastra bisa menjadi saksi bisu dan komentator kehidupan manusia. Latar belakang sebuah karya sastra sendiri dapat mencerminkan  kehidupan masyarakat di daerah tersebut secara umum. Dari situ Anda juga bisa mempelajari nilai-nilai apa saja yang diwakili oleh budaya, kehidupan, dan masyarakat dengan latar belakang tersebut. Sekilas sejarah yang penting juga dapat ditemukan dalam buku-buku seperti  novel Plumb, ``Human Earth.<nowiki>''</nowiki>
 
== Lihat pula ==