Perang Tellumpoccoe: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(3 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Perang Tellumpoccoe''' merupakan bagian dari konflik perebutan kuasa antara kerajaan-kerajaan Makassar (di bawah [[Kesultanan Gowa]]) dan Bugis (di bawah [[Kerajaan Bone]]) di wilayah [[Sulawesi Selatan]], yang telah berlangsung sejak awal abad ke-16. [[Persekutuan Tellumpoccoe|Tellumpoccoe]] adalah sebuah aliansi militer antara tiga negara Bugis (Bone, Wajo, dan Soppeng) yang dibentuk dalam Perjanjian Timurung (1582), untuk menghadapi ekspansi Gowa-Tallo yang kekuasaannya semakin meluas.
{{infobox military conflict
Baris 16:
| map_label =
| territory =
| result = {{ublist|Kemenangan [[Kesultanan Gowa|Gowa]]–[[Kesultanan Tallo|Tallo]]}}
* Dominasi Kesultanan Gowa di wilayah [[Kerajaan Bone|Bone]], [[Kerajaan Wajo|Wajo]], dan [[Kerajaan Soppeng|Soppeng]]
* Islamisasi [[Kerajaan Bone]], [[Kerajaan Wajo|Wajo]], dan [[Kerajaan Soppeng|Soppeng]]
| status =
| combatant1 = [[Image:Flag of the Sultanate of Gowa.svg|25px|border]] [[Kesultanan Gowa]]{{br}}[[Kesultanan Tallo]]{{br}}[[Image:Flag of Sultanate of Luwu.svg|25px|border]] [[Kesultanan Luwu
| combatant2 = {{Plainlist|
* [[Persekutuan Tellumpoccoe|Aliansi Tellumpoccoe]]
Baris 45:
| casualties3 =
| notes =
| campaignbox =
| campaignbox = Pada tanggal 23 November 1611, Kerajaan Bone jatuh. Pasukan Gowa-Tallo membakar Kota Watampone dan sekitarnya. Arumpone La Tenripale bersedia memeluk Islam dan memerintah sebagai bawahan Sultan Alauddin dan Karaeng Matoaya. Dengan jatuhnya Bone, aliansi Tellumpoccoe kehilangan kemerdekaan mereka, sedangkan Gowa-Tallo menjadi penguasa tertinggi di Sulawesi Selatan, hingga akhirnya menjadi negara paling dominan di Indonesia Timur.▼
}}
==Latar Belakang==
Latar belakang utama perang ini adalah dominasi Kesultanan Gowa-Tallo, yang saat itu menjadi kekuatan terbesar di kawasan. Gowa-Tallo telah memeluk Islam sejak akhir abad ke-16 dan berusaha menyebarkan agama tersebut sambil memperluas kekuasaannya melalui penaklukan. Langkah ini memicu perlawanan dari Kerajaan Bone, yang merasa terancam oleh upaya dominasi Gowa. Selain itu, persaingan ekonomi juga menjadi faktor penting, mengingat Sulawesi Selatan adalah pusat perdagangan strategis, terutama dalam komoditas rempah-rempah. Gowa mengontrol pelabuhan-pelabuhan utama, yang menjadi sumber ketegangan dengan kerajaan-kerajaan tetangga
==Peperangan==
▲
==Referensi==
Ahmad Yani,
Fatma, Jumadi, dan Bustan,
H. Muhammad Bahar Akkase Teng,
|