Disentri: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
(30 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{rapikan}}
{{penyangkalan-medis}}
'''Disentri''' berasal dari [[bahasa Yunani]], yaitu ''dys'' (
* Buang air besar dengan tinja berdarah
* [[Diare]] encer dengan volume sedikit
* Buang air besar dengan tinja bercampur
* Nyeri saat buang air besar (tenesmus)
==
# Bakteri (Disentri basiler)
#* ''Shigella'', penyebab disentri yang terpenting dan tersering (±
#* ''Escherichia coli enteroinvasif'' (EIEC)
#* ''Salmonella''
Baris 15:
# Amoeba (Disentri amoeba), disebabkan ''Entamoeba hystolitica'', lebih sering pada anak usia > 5 tahun
==
:''Referensi:''<ref name="ref4">Behrman, et al. Nelson Textbook of Pediatrics 17th edition. UK: Saunders; 2004</ref><ref name="ref5">Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Volume 1. Jakarta: Bagian IKA FK-UI; 1998.</ref><ref name="ref6">Gandahusada, Srisasi, et al. Parasitologi Kedokteran Edisi Ketiga. Jakarta: FK-UI; 2000.</ref><ref name="ref11">Kumpulan catatan kuliah Ilmu Kesehatan Anak 2004-2005.</ref>
Transmisi: fecal-oral, melalui: makanan / air yang terkontaminasi, kontak dari orang ke orang.
=== Disentri basiler ===
==== Shigella dan EIEC ====
MO --> kolonisasi di ileum terminalis/kolon, terutama kolon distal --> invasi ke sel epitel mukosa usus --> multiplikasi --> penyebaran intrasel dan intersel --> produksi enterotoksin --> ↑ cAMP --> hipersekresi usus (diare cair, diare sekresi).--> produksi eksotoksin (Shiga toxin) --> sitotoksik --> infiltrasi sel radang --> nekrosis sel epitel mukosa --> ulkus-ulkus kecil --> eritrosit dan plasma keluar ke lumen usus --> tinja bercampur darah.--> invasi ke lamina propia --> bakteremia (terutama pada infeksi ''S.dysenteriae'' serotype 1)
==== Salmonella ====
MO --> kolonisasi di jejunum/ileum/kolon --> invasi ke sel epitel mukosa usus --> invasi ke lamina propia --> infiltrasi sel-sel radang --> sintesis Prostaglandin --> produksi ''heat-labile cholera-like'' enterotoksin --> invasi ke Plak Peyeri --> penyebaran ke KGB mesenterium -->hipertrofi --> penurunan aliran darah ke mukosa --> nekrosis mukosa --> ulkus menggaung --> eritrosit dan plasma keluar ke lumen --> tinja bercampur darah.
==== Campylobacter jejuni ====
MO --> kolonisasi di jejunum/ileum/kolon --> invasi ke sel epitel mukosa usus --> invasi ke lamina propia --> infiltrasi sel-sel radang --> Prostaglandin --> produksi heat-stabile cholera-like enterotoksin --> produksi sitotoksin --> nekrosis mukosa --> ulkus --> eritrosit dan plasma keluar ke lumen --> tinja bercampur darah.--> masuk ke sirkulasi (bakteremia).
=== Disentri amoeba ===
Bentuk histolitika (trofozoit) --> invasi ke sel epitel mukosa usus --> produksi enzim histolisin nekrosis jaringan mukosa usus --> invasi ke jaringan submukosa --> ulkus amoeba --> ulkus melebar dan saling berhubungan membentuk sinus-sinus submukosa --> kerusakan permukaan absorpsi malabsorpsi --> ↑ massa intraluminal --> tekanan osmotik intraluminal --> diare osmotik.
===
:''Referensi:''<ref name="ref3"/><ref name="ref4"/><ref name="ref5"/><ref name="ref7"/>
Baris 79 ⟶ 40:
# Gangguan elektrolit, terutama [[hiponatremia]]
# Kejang
# Kehilangan protein enteropati
# Sepsis dan DIC
# Sindroma Hemolitik Uremik
Baris 85 ⟶ 46:
# Hipoglikemia
# Prolapsus rektum
# Arthritis reaktif
# Sindroma Guillain-Barre
# Ameboma
Baris 92 ⟶ 53:
# Peritonitis
==
:''Referensi:''<ref name="ref3"/><ref name="ref4"/><ref name="ref5"/><ref name="ref7">Lengkong, John B. Prosedur Tetap (Standard Operating Procedure) Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta; 2004.</ref><ref name="ref11"/>
Diagnosis klinis dapat ditegakkan semata-mata dengan menemukan tinja bercampur darah. Diagnosis etiologi biasanya sukar ditegakkan. Penegakan diagnosis etiologi melalui gambaran klinis semata sukar, sedangkan pemeriksaan biakan tinja untuk mengetahui agen penyebab sering kali tidak perlu dilakukan karena memakan waktu lama (minimal 2 hari) dan umumnya gejala membaik dengan terapi antibiotika empiris.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan:
* Pemeriksaan tinja
** Makroskopis: suatu disentri amoeba dapat ditegakkan bila ditemukan bentuk trofozoit dalam tinja
** Benzidin test
** Mikroskopis: leukosit fecal (petanda adanya kolitis), darah fecal .
* Biakan tinja:
** Media: agar MacConkey, xylose-lysine deoxycholate (XLD), agar SS.
* Pemeriksaan darah rutin: leukositosis (5.000 – 15.000 sel/mm3), kadang-kadang dapat ditemukan leukopenia.
=== Simtoma klinis ===
==== Disentri basiler ====
* Diare mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja. Pada disentri shigellosis, pada permulaan sakit, bisa terdapat diare encer tanpa darah dalam 6-24 jam pertama, dan setelah 12-72 jam sesudah permulaan sakit, didapatkan darah dan lendir dalam tinja.
* Panas tinggi (39,5 - 40,0 C), kelihatan toksik.
* Muntah-muntah.
* Anoreksia.
* Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB.
* Kadang-kadang disertai dengan gejala menyerupai ensefalitis dan sepsis (kejang, sakit kepala, letargi, kaku kuduk, halusinasi).
==== Disentri amoeba ====
* Diare disertai darah dan lendir dalam tinja.
* Frekuensi BAB umumnya lebih sedikit daripada disentri basiler (≤10x/hari)
* Sakit perut hebat (kolik)
* Gejala konstitusional biasanya tidak ada (panas hanya ditemukan pada 1/3 kasus).
== Penanganan ==
:''Referensi:''<ref name="ref3"/><ref name="ref4"/><ref name="ref5"/><ref name="ref7"/><ref name="ref8">A, Dini, et al. Pengaruh Pemberian Preparat Seng Oral Terhadap Perjalanan Diare Akut, dalam Abstrak Pertemuan Ilmiah Tahunan Ilmu Kesehatan Anak II Ikatan Dokter Anak Indonesia. Batam; 2004</ref><ref name="ref9">Nafianti, Selvi, et al. Efektivitas Pemberian Trimetoprim-Sulfametoksazol pada Anak dengan Diare Disentri Akut, dalam Abstrak Pertemuan Ilmiah Tahunan Ilmu Kesehatan Anak II Ikatan Dokter Anak Indonesia. Batam; 2004</ref><ref name="ref10">Cahyono, Haryudi Aji, et al. Manipulasi Perjalanan Diare Pada Anak dengan Bakteri Hidup, dalam Abstrak Pertemuan Ilmiah Tahunan Ilmu Kesehatan Anak II Ikatan Dokter Anak Indonesia. Batam; 2004</ref><ref name="ref11"/>
1.
2.
a.
b.
c.
d.
Ad. a. Koreksi dan maintenance cairan dan elektrolit
Baris 109 ⟶ 98:
Ad. b. Diet
Anak dengan disentri harus diteruskan pemberian makanannya. Berikan diet lunak tinggi kalori dan protein untuk mencegah malnutrisi.
Dosis tunggal tinggi vitamin A (200.000 IU) dapat diberikan untuk menurunkan tingkat keparahan disentri, terutama pada anak yang diduga mengalami defisiensi.
Untuk mempersingkat perjalanan penyakit, dapat diberikan sinbiotik dan preparat seng oral8,9.
Dalam pemberian obat-obatan, harus diperhatikan bahwa obat-obat yang memperlambat motilitas usus sebaiknya tidak diberikan karena adanya risiko untuk memperpanjang masa sakit.
Baris 116 ⟶ 105:
Ad. c. Antibiotika
•
•
•
•
o
o
o
o
•
Bila dalam 2 hari tidak terjadi perbaikan, antibiotik harus dihentikan dan diganti dengan alternatif lain.
•
o
o
•
Bila disentri memang disebabkan oleh E. hystolistica, keadaan akan membaik dalam 2-3 hari terapi.
Ad. d. Sanitasi
== Referensi dan pranala luar ==
{{references}}
* [http://medicastore.com/index.php?mod=penyakit&id=213 Sigelosis (Disentri Basiler)]
{{Penyakit sistem pencernaan}}
[[Kategori:Penyakit pencernaan]]
[[Kategori:Penyakit bakterial]]
[[Kategori:Penyakit menular usus]]
|