Clodius Albinus: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
TheKrakenz (bicara | kontrib) Membuat Halaman Baru |
TheKrakenz (bicara | kontrib) Penambahan Media Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android App full source |
||
(1 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[File:Bust of Clodius Albinus - Palazzo Nuovo - Musei Capitolini - Rome 2016 (3).jpg|thumb|Decimus Clodius Septimius Albinus]]
'''Clodius Albinus''' ([[bahasa Latin]]: ''Decimus Clodius Septimius Albinus'') adalah seorang [[Kekaisaran Romawi|jenderal Romawi]] yang terkenal sebagai salah satu dari empat calon [[Kaisar Romawi]] selama krisis yang terjadi setelah kematian [[Commodus|Kaisar Commodus]] pada tahun 193 M, periode yang dikenal sebagai [[Tahun Lima Kaisar|''Tahun Lima Kaisar'']]. Albinus awalnya ditunjuk sebagai [[Caesar (gelar)|Caesar]] (penguasa junior) oleh [[Septimius Severus]], namun kemudian memberontak dan mengklaim gelar [[Augustus (gelar)|Augustus]] (kaisar) untuk dirinya sendiri, yang berujung pada konfrontasi dan pertempuran terakhir antara mereka.
==Awal Kehidupan dan Karier Militer==
Clodius Albinus lahir pada sekitar tahun 150 M di kota ''Hadrumetum'' (modern [[Sousse]], [[Tunisia]]), yang merupakan bagian dari provinsi [[Afrika Romawi]]. Keluarganya berasal dari kelas ''equestrian'' yang cukup terhormat, dan ia memulai karier militernya dengan bergabung ke dalam angkatan bersenjata Romawi. Albinus dikenal karena prestasinya dalam berbagai kampanye militer, terutama di provinsi-provinsi perbatasan [[Kekaisaran Romawi]], seperti [[Britania]] dan [[Pannonia]]. Karena keunggulannya dalam strategi militer dan kemampuannya memimpin pasukan, ia dengan cepat naik pangkat dan menjadi gubernur [[Britania]] pada akhir abad ke-2.
==Krisis Tahun 193 dan Peranannya==
Setelah pembunuhan [[Commodus|Kaisar Commodus]] pada akhir tahun 192, [[Romawi]] mengalami krisis politik yang parah. Pertama, [[Pertinax]] dinyatakan sebagai kaisar oleh senat, tetapi hanya bertahan selama tiga bulan sebelum dibunuh oleh [[Garda Praetoria]]. [[Didius Julianus]] kemudian membeli gelar kaisar dari [[Garda Praetoria]], tetapi kekuasaannya tidak diakui secara luas di seluruh [[Kekaisaran Romawi]]. Pada saat yang sama, tiga gubernur provinsi utama, yaitu [[Septimius Severus]] di [[Pannonia]], [[Pescennius Niger]] di [[Syria]], dan '''Clodius Albinus''' di [[Britania]], semuanya menyatakan diri sebagai kaisar.
Untuk memperkuat posisinya, [[Septimius Severus]] menawarkan Albinus gelar ''[[Caesar (gelar)|Caesar]]'' dan mengakui dia sebagai pewaris takhta yang sah. Pada awalnya, Albinus menerima tawaran ini dan mendukung [[Septimius Severus|Severus]] dalam perebutan kekuasaan melawan [[Didius Julianus]] dan [[Pescennius Niger]]. Setelah kemenangan [[Septimius Severus|Severus]] melawan [[Pescennius Niger|Niger]], hubungan antara [[Septimius Severus|Severus]] dan Albinus memburuk, terutama karena [[Septimius Severus|Severus]] ingin memberikan gelar pewaris kepada putra-putranya sendiri, [[Caracalla]] dan Geta.
==Pemberontakan dan Klaim Kaisar==
Pada tahun 195 M, Clodius Albinus memberontak melawan [[Septimius Severus|Severus]], memproklamasikan dirinya sebagai ''[[Augustus (gelar)|Augustus]]'', yang berarti ia mengklaim kekaisaran penuh. Sebagai gubernur [[Britania]], ia memiliki kendali atas tiga [[legiun Romawi]] yang ditempatkan di sana, dan ia membawa pasukan ini ke [[Galia]] untuk menghadapi [[Septimius Severus|Severus]]. Pada awal pemberontakan, Albinus mendapatkan dukungan dari banyak bagian Kekaisaran, termasuk dari provinsi-provinsi [[Galia]] dan [[Hispania]].
Pertempuran besar antara Albinus dan [[Septimius Severus|Severus]] terjadi pada bulan Februari 197 M di ''Pertempuran Lugdunum'' (sekarang [[Lyon]], [[Prancis]]). Kedua belah pihak mengerahkan kekuatan penuh mereka dalam pertempuran ini, yang digambarkan sebagai salah satu pertempuran terbesar dalam sejarah [[Romawi]]. Meskipun pasukan Albinus bertempur dengan gagah berani, [[Septimius Severus|Severus]] berhasil memenangkan pertempuran setelah pertempuran yang sengit dan berdarah.
==Kematian dan Dampak==
Setelah kekalahan telak di [[Lugdunum]], Clodius Albinus melarikan diri tetapi segera ditangkap oleh pasukan [[Septimius Severus|Severus]]. Ada beberapa versi mengenai nasib akhirnya. Menurut beberapa sumber, Albinus bunuh diri sebelum ditangkap; menurut yang lain, ia dibunuh oleh prajurit [[Septimius Severus|Severus]]. Setelah kematiannya, Severus memerintahkan agar tubuh Albinus dibawa ke depannya, di mana ia menginjak-injak mayat Albinus dan kemudian memerintahkan agar kepalanya dikirim ke [[Roma]] sebagai trofi kemenangan.
Kekalahan dan kematian Clodius Albinus menandai berakhirnya ancaman terbesar terhadap kekuasaan [[Septimius Severus]]. Dengan kematian Albinus, [[Septimius Severus|Severus]] mengonsolidasikan kendalinya atas seluruh [[Kekaisaran Romawi]] dan memulai apa yang dikenal sebagai [[Dinasti Severa]], yang memerintah selama hampir 40 tahun.
==Keluarga==
Clodius Albinus menikah dengan seorang wanita bernama '''Aurelia Messalina''', namun sedikit informasi yang diketahui tentang kehidupan pribadi atau keturunannya. Sejarawan kuno seperti [[Cassius Dio]] dan [[Herodian]] tidak banyak memberikan rincian tentang keluarganya, dan sebagian besar catatan tentang Albinus berfokus pada karier militernya dan persaingannya dengan [[Septimius Severus]].
==Referensi==
{{reflist}}
* Cassius Dio, Roman History
* Herodian, History of the Roman Empire
* Historia Augusta, "Life of Clodius Albinus"
|