Perang Tellumpoccoe: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
EJHalfz (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Razorsone (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android App full source
 
Baris 45:
| casualties3 =
| notes =
| campaignbox = .
| campaignbox = Pada tanggal 23 November 1611, Kerajaan Bone jatuh. Pasukan Gowa-Tallo membakar Kota Watampone dan sekitarnya. Arumpone La Tenripale bersedia memeluk Islam dan memerintah sebagai bawahan Sultan Alauddin dan Karaeng Matoaya. Dengan jatuhnya Bone, aliansi Tellumpoccoe kehilangan kemerdekaan mereka, sedangkan Gowa-Tallo menjadi penguasa tertinggi di Sulawesi Selatan, hingga akhirnya menjadi negara paling dominan di Indonesia Timur.
}}
 
==Latar Belakang==
 
Latar belakang utama perang ini adalah dominasi Kesultanan Gowa-Tallo, yang saat itu menjadi kekuatan terbesar di kawasan. Gowa-Tallo telah memeluk Islam sejak akhir abad ke-16 dan berusaha menyebarkan agama tersebut sambil memperluas kekuasaannya melalui penaklukan. Langkah ini memicu perlawanan dari Kerajaan Bone, yang merasa terancam oleh upaya dominasi Gowa. Selain itu, persaingan ekonomi juga menjadi faktor penting, mengingat Sulawesi Selatan adalah pusat perdagangan strategis, terutama dalam komoditas rempah-rempah. Gowa mengontrol pelabuhan-pelabuhan utama, yang menjadi sumber ketegangan dengan kerajaan-kerajaan tetangga.
 
==Peperangan==
| campaignbox = .Pada tanggal 23 November 1611, Kerajaan Bone jatuh. Pasukan Gowa-Tallo membakar Kota Watampone dan sekitarnya. Arumpone La Tenripale bersedia memeluk Islam dan memerintah sebagai bawahan Sultan Alauddin dan Karaeng Matoaya. Dengan jatuhnya Bone, aliansi Tellumpoccoe kehilangan kemerdekaan mereka, sedangkan Gowa-Tallo menjadi penguasa tertinggi di Sulawesi Selatan, hingga akhirnya menjadi negara paling dominan di Indonesia Timur.
 
==Referensi==