Kabupaten Kudus: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Dekk.dy (bicara | kontrib)
k Penulisan bahasa yang baik
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 64:
| web = {{url|http://www.kuduskab.go.id/}}
}}
'''Kabupaten Kudus''' ({{lang-jv| [[Hanacaraka]]: ꦏꦸꦢꦸꦱ꧀ [[Pegon]]: قدسكودوس|Kudus}}) adalah sebuah wilayah [[kabupaten]] yang terletak di [[Jawa Tengah|Provinsi Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. Ibu kotanya adalah [[Kota Kudus, Kudus|Kecamatan Kudus Kota]], yang terletak di jalur pesisir utara laut Jawa yang berada di antara [[Kota Semarang]] dan [[Kota Surabaya]].<ref name="KUDUS"/>
 
Kudus dikenal sebagai penghasil [[rokok]] ([[kretek]]) terbesar di [[Jawa Tengah]] dan juga dikenal sebagai kota [[santri]]. Kabupaten ini adalah pusat perkembangan [[agama]] [[Islam]] pada abad pertengahan. Hal ini dapat dilihat dari adanya tiga makam [[wali]]/[[sunan]], yaitu [[Sunan Kudus]], [[Sunan Muria]], dan [[Sunan Kedu]].
Baris 95:
Dahulu Kota Kudus bernama Kota '''"Tajug"'''. Disebut Tajug karena di daerah tersebut terdapat banyak Tajug, Tajug merupakan bentuk atap arsitektur tradisional yang sangat kuno dipakai tujuan keramat. Tajug dahulunya dijadikan tempat bersembahyang warga [[Agama Hindu|Hindu]]. Dengan demikian kota Tajug dulunya sudah memiliki sifat kekeramatan tertentu, kota ini dianggap suci bagi warga setempat yang merupakan beragama [[Agama Hindu|Hindu]].
 
Ja'far Shadiq (Sunan Kudus) tidak menghilangkan makna kekeramatan dan kesucian kota Tajug, terbukti Ja'far Shadiq (Sunan Kudus) menamai kota tersebut dengan nama Kota '''Kudus''' berasal dari [[bahasa Arab]] yang berarti Suci. Kudus bukan satu-satunya kabupaten yang menyandang nama Arab di [[Tanah Jawa]], karena [[Kabupaten Demak]] dan [[Kabupaten Kendal]] juga berasal dari [[Bahasa Arab]]. Pada mulanya [[Sunan Kudus]] yang sedang mencari ilmu di [[Arab]], tepatnya di [[Palestina]], di kota [[Yerusalem]] menghadapi sebuah wabah, lalu ditugaskan pemimpin daerah itu untuk menghentikannya, dan berhasil memusnahkan wabah tersebut.
 
Atas nama balas budi, pemimpin daerah itu memberi tanah kepada dia, tetapi dia menolak. [[Sunan Kudus]] lebih suka membina tanah di tanah jawa, lalu pemimpin daerah itu memberi sebuah piagam batu, sebagai tanda hadiah kepemilikan tanah. Setelah pulang ke jawa, [[Sunan Kudus]] berdakwah di Kota Tajug (nama Kota Kudus sebelum islam), lalu berdakwah, dan membangun masjid di sana. Kini masjid itu dikenal sebagai [[Masjid Menara Kudus]], dan piagam kepemilikan tanah itu ditempatkan di atas mihrab, dan menandai berdirinya Kota Kudus. Sebenarnya disebut Al-Quds, tetapi karena lidah orang Jawa, cukup disebut Kudus saja.