Gereja Katolik Roma: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Anangyb001 (bicara | kontrib) menambahkan gambar pembaptisan Yesus Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor |
k Mengembalikan suntingan oleh 103.227.241.185 (bicara) ke revisi terakhir oleh Medelam Tag: Pengembalian |
||
(8 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 44:
|language = [[Bahasa Latin Gerejawi|Latin Gerejawi]] dan [[bahasa asli|bahasa-bahasa asli setempat]]
|liturgy = [[Gereja partikular|Barat dan Timur]]
|headquarters =
|founder = [[Yesus]], menurut [[Tradisi Suci]]
|founded_date = [[Gereja perdana|Abad ke-1 M]]
Baris 153:
Bagian ke-8 dari dekret [[Konsili Vatikan II]] mengenai Gereja, [[Lumen Gentium]] menyatakan bahwa "Gereja Kristus yang tunggal yang dalam kredo diikrarkan sebagai satu, kudus, katolik dan apostolik" berada "dalam Gereja Katolik, yang dipimpin oleh penerus Petrus dan para uskup yang berada dalam persekutuan dengannya." (Istilah penerus Petrus bermakna Uskup Roma, Sri Paus).
[[Katekismus Gereja Katolik]], 85 menyatakan bahwa interpretasi otentik dari Firman Allah dipercayakan kepda [[Magisterium]] Gereja yang hidup, yakni para uskup dalam persekutuan dengan penerus [[Santo Petrus]]. Teologi Katolik menempatkan wewenang interpretasi Kitab Suci pada tangan-tangan penilaian yang konsisten dari Gereja dari abad ke abad (hal yang senantiasa dan di mana saja diajarkan) bukannya pada penilaian pribadi perseorangan. Meskipun demikian, magisterium mendorong umat gembalaannya untuk membaca Kitab Suci.
Menurut [[Katekismus Gereja Katolik]], "maksud utama Gereja adalah untuk menjadi sakramen persatuan batiniah antara manusia dengan Allah." Dengan demikian "struktur Gereja secara keseluruhan di diarahkan kepada kesucian anggota-anggota tubuh Kristus."
Baris 159:
=== Keselamatan ===
Gereja Katolik mengajarkan bahwa keselamatan untuk kehidupan kekal adalah kehendak Allah bagi semua orang, dan bahwa Allah menganugerahkannya bagi para pendosa sebagai suatu anugerah yang cuma-cuma, suatu rahmat, melalui pengorbanan Kristus. "Sehubungan dengan Allah, sama sekali tidak ada hak atas kelayakan apapun di pihak manusia. Antara Allah dan kita terentang kesenjangan yang tak terkira, karena kita telah menerima segala sesuatu dari-Nya, Pencipta kita. Allahlah yang membenarkan, yakni, yang membebaskan dari [[Dosa (Kristen)|dosa]] dengan karunia kekudusan yang cuma-cuma (rahmat pengudusan, yang disebut juga sebagai rahmat habitual atau rahmat pengilahian). Manusia dapat menerima anugerah yang dikaruniakan Allah melalui iman dalam Yesus Kristus dan melalui pembaptisan, ataupun menolaknya. Peran serta manusia diperlukan, sejalan dengan kemampuan baru untuk berpegang teguh pada kehendak ilahi yang disediakan Allah. Iman seorang Kristiani bukannya tanpa perbuatan, karena tanpa perbuatan iman itu akan mati. Dalam pengertian ini, "dengan perbuatan manusia dibenarkan, dan bukan dengan iman semata-mata,"dan kehidupan kekal adalah, pada satu saat yang sama, rahmat dan upah dianugerahkan oleh Allah atas perbuatan baik dan kelayakan. Iman, dan oleh karenanya perbuatan, merupakan hasil dari rahmat Allah - oleh karena itu, hanya karena rahmat maka orang beriman dapat dipandang "layak memperoleh" keselamatan.
[[Berkas:Gustave Doré - Crucifixion of Jesus.jpg|jmpl|Ilustrasi Yesus menyerahkan diri untuk disalib]]
Menurut Gereja Katolik, melalui rahmat-rahmat yang diperoleh Yesus bagi umat manusia dengan mengorbankan dirinya sendiri di kayu salib, keselamatan dapat diterima bahkan oleh orang-orang yang berada di luar batas-batas yang tampak dari Gereja. Umat Kristiani dan bahkan non-Kristiani, jika dalam hidupnya secara positif tanggap terhadap rahmat dan kebenaran yang disingkapkan Allah kepada mereka melalui belas kasihan Kristus, dapat diselamatkan (suatu sikap yang kerap disebut, dalam kasus umat non-Kristiani, sebagai "baptisan kerinduan"). Hal ini kadang kala mencakup pula kesadaran akan kewajiban untuk menjadi bagian dari Gereja Katolik. Dalam kasus-kasus semacam itu — menurut pandangan Gereja Katolik — barang siapa menyadari dalam hatinya bahwa Gereja Katolik didirikan oleh Allah melalui [[Yesus Kristus]] sebagai upaya yang perlu untuk keselamatannya, menolak untuk masuk atau tetap di dalamnya, tidak dapat diselamatkan (interpretasi ''[[Extra Ecclesiam nulla salus]]'').
Baris 174:
Gereja Katolik didirikan oleh [[Yesus]] dan [[Rasul|Keduabelas Rasul]], dilanjutkan oleh para uskup sebagai penerus para rasul umumnya, dan Sri Paus sebagai penerus Santo Petrus khususnya.<ref>{{cite web |url=http://www.vatican.va/archive/ENG0015/__P2A.HTM |title=Catechism of the Catholic Church |accessdate=1 Januari 2007 |quote=881. Tuhan hanya mengangkat Simon, yang dinamainya Petrus, "batu karang" Gereja-Nya. Ia memberikan kepadanya kunci Gereja-Nya dan menjadikannya gembala dari seluruh kawanan dombanya. 'Jabatan untuk mengikat dan melepaskan yang diberikan kepada Petrus juga diberikan kepada kumpulan para rasul yang dipersatukan dalam kepemimpinannya.' Jabatan pastoral Petrus adn para rasul lainnya ini merupakan dasar Gereja dan dilanjutkan oleh para uskup di bawah keutamaan Paus. |archive-date=2011-04-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20110429072610/http://www.vatican.va/archive/ENG0015/__P2A.HTM |dead-url=no }}</ref> Istilah "Gereja Katolik" diketahui pertama kali digunakan dalam surat dari [[Ignatius dari Antiokhia]] pada tahun 107, yang menulis bahwa: "Di mana ada uskup, hendaknya umat hadir di situ, sama seperti di mana ada Yesus Kristus, Gereja Katolik hadir di situ."<ref>{{cite web |title=''Letter to the Smyrnaeans'' |url=http://www.eucharisticlife.com/ELimages/Timeline/200/Smyrnaeans.html |author=[[Ignatius dari Antiokhia]] |access-date=2007-01-18 |archive-date=2022-07-13 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220713122807/http://www.eucharisticlife.com/ELimages/Timeline/200/Smyrnaeans.html |dead-url=no }} para. 8.</ref>
Selain itu, para penulis Katolik memberikan daftar sejumlah kutipan dari para Bapa Gereja terdahulu yang mendukung bahwasanya Tahta Keuskupan Roma memiliki otoritas yurisdiksional atau primasi atas gereja-gereja lain,<ref>{{cite web |title=The Authority of the Pope: Part I |url=http://www.catholic.com/library/Authority_of_the_Pope_Part_1.asp |work=Catholic Answers |access-date=2009-07-18 |archive-date=2011-09-03 |archive-url=https://web.archive.org/web/20110903231318/http://www.catholic.com/library/Authority_of_the_Pope_Part_1.asp |dead-url=yes }}{{br}}[http://www.cin.org/users/jgallegos/primacy.htm Primacy of the Apostolic See] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20151015232432/http://www.cin.org/users/jgallegos/primacy.htm |date=2015-10-15 }}, Corunum Catholic Apologetic Web Page, diakses 30 Nov. 2006</ref> di lain pihak para penulis Ortodoks menolak klaim tersebut yang merupakan salah satu dari pokok permasalahan di balik [[Skisma Timur–Barat|skisma]] Timur-Barat, dengan secara historis memandang Sri Paus sebagai '''primus inter pares''' (yang pertama di antara yang sederajat).<ref>{{cite web |url=http://www.stpaulsirvine.org/html/TheGreatSchism.htm |title=The Great Schism |accessdate=2006-12-02 |last=Ware |first=Kallistos |work=The Orthodox Church |quote=Gereja Timur mengakui Paus sebagai uskup yang pertama di dalam Gereja, tetapi menganggapnya sebagai yang pertama di antara yang sederajat. |archive-date=2010-04-12 |archive-url=https://web.archive.org/web/20100412093028/http://www.stpaulsirvine.org/html/TheGreatSchism.htm |dead-url=yes }}</ref>
Di pusat doktrin-doktrin Gereja Katolik ada '''Suksesi Apostolik''', yakni keyakinan bahwa para uskup adalah para penerus spiritual dari Keduabelas Rasul mula-mula, melalui rantai konsekrasi yang tak terputus secara historis. [[Perjanjian Baru]] berisi peringatan-peringatan terhadap ajaran-ajaran yang sekadar bertopengkan Kekristenan,<ref>2 Korintus 11:13-15; 2 Petrus 2:1-17; 2 Yohanes 7-11; Yudas 4-13</ref> dan menunjukkan bahwa para pimpinan Gereja diberi kehormatan untuk memutuskan manakah yang merupakan ajaran yang benar.<ref>Kisah 15:1-2</ref> Gereja Katolik mengajarkan bahwa Gereja Katolik adalah keberlanjutan dari orang-orang tetap setia pada kepemimpinan apostolik (rasuli) dan episkopal (Keuskupan) serta menolak ajaran-ajaran palsu.
Baris 183:
[[Berkas:KellsFol029rIncipitMatthew.jpg|jmpl|kiri|180px|Halaman bergambar dari '''''Book of Kells''''' yang termasyhur itu, 800.]]
Setelah runtuhnya Kekaisaran Romawi, Gereja Katolik melewati suatu masa kegiatan dan ekspansi misi. Selama Abad Pertengahan Katolisisme menyebar di antara bangsa Jerman (pada awalnya bersaing dengan Arianisme), [[Viking]], [[Polandia]], [[Kroasia]], [[Ceko]], [[Slowakia]], [[Hungaria]], [[Lithuania]], [[Latvia]], [[Finlandia]] dan [[Estonia]]. Keberhasilan kehidupan monastik menumbuhkan berbagai pusat pembelajaran, teristimewa yang paling masyhur di [[Irlandia]] dan [[Gallia]], serta berkontribusi bagi Abad Pencerahan Dinasti Carolingian (Carolingian Renaissance). Di kemudian hari yakni pada kurun waktu [[Abad Pertengahan]], Sekolah-sekolah Katedral berkembang menjadi universitas-universitas ([[Universitas Paris]], [[Universitas Oxford]], dan [[Universitas Bologna]]), cikal bakal dari lembaga-lembaga pembelajaran Barat modern.
=== Skisma akbar ===
Baris 192:
=== Inkuisisi ===
Sejak sekitar tahun 1184, dan berlanjut selama [[Reformasi Protestan]], terjadi sejumlah kegiatan historis yang melibatkan Gereja Katolik, dan yang dikenal luas sebagai ''[[Inkuisisi]]'', ditujukan untuk menyelamatkan kesatuan religius dan doktrinal dalam Kekristenan melalui pentobatan, dan kadang kala penganiayaan, orang-orang yang didakwa bidaah. Terbukti bidaah, yang dipandang sebagai pengkhianatan terhadap dunia Kristen, dapat mengakibatkan penerimaan hukuman yang berkisar dari hukuman ringan sampai hukuman mati (antara lain dibakar hidup-hidup) yang dilaksanakan oleh negara. Contoh dari langkanya pelaksanaan hukuman mati tersebut adalah, sejak tahun 1540 sampai 1700 dari semua perkara yang diajukan kepada Inkuisisi Spanyol hanya 2-3% yang berakhir dengan eksekusi mati, lebih rendah daripada peradilan sekuler manapun secara virtual pada masa itu.<ref>{{cite book|title=The Reformation: A History|url=https://archive.org/details/reformationeurop0000macc|last=MacCulloch|first=Diarmaid|publisher=Penguin Group|year=2003|pages=[https://archive.org/details/reformationeurop0000macc/page/412 412]|id=ISBN 978-0-7139-9370-7}}; MacCulloch adds "admittedly, that might not have been much consolation to those burned at the stake."; see also {{cite book|title=The Spanish Inquisition: A Historical Revision|url=https://archive.org/details/spanishinquisiti00henr|last=Kamen|first=Henry|publisher=Yale University Press|year=1999|pages=[https://archive.org/details/spanishinquisiti00henr/page/59 59]-60, 189-90, 203, 301|id=ISBN 0-300-07880-3}}</ref> Menurut para sejarawan, Inkuisisi [[Abad Pertengahan]], [[Inkuisisi Spanyol]], Inkuisisi Roma, dan Inkuisisi Portugis adalah peristiwa-peristiwa historis yang berbeda. Cakupan dari aktivitas Inkuisisi, dan khususnya angka kematian yang tepat, telah menjadi bahan propaganda di kemudian hari.
=== Reformasi ===
Keretakan kedua dalam sejarah Kekristenan terjadi saat [[Reformasi Protestan]], yang dimulai di [[Jerman]] pada abad ke-16. Selama kurun waktu tersebut pelbagai kelompok masyarakat, sering kali dengan dukungan pemerintah lokal, menolak primasi Sri Paus, kewajiban selibat bagi para imam, serta berbagai doktrin dan praktik Katolik lainnya, sekaligus penyelewengan-penyelewengan (semisal praktik ''simoni''/praktik pembelian jabatan gerejawi) yang umum terjadi pada masa itu. Para reformator dalam Gereja Katolik meluncurkan [[Kontra-Reformasi]] atau Reformasi Katolik, suatu periode klarifikasi doktrin, perbaikan imamat dan liturgi, dan re-evangelisasi yang dimulai dengan [[Konsili Trento]].
[[Konsili Trento]] dan perbaikan-perbaikannya menghasilkan tema sentral untuk 300 tahun ke depan dari sejarah Katolik. Periode tersebut menitikberatkan karya [[katekese]] dan misi, bidang yang menjadi keunggulan bagi ordo [[Yesuit]] dan [[Fransiskan]]. Katolisisme menyebar ke seluruh dunia, seiring dengan kolonialisme bangsa Eropa: ke [[Benua Amerika|Amerika]], [[Asia]], [[Afrika]], dan [[Oseania]].
=== Zaman Modern ===
|