Republik Lanfang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Dikembalikan VisualEditor |
Ariandi Lie (bicara | kontrib) k Membatalkan 4 suntingan oleh 96.9.95.50 (bicara) ke revisi terakhir oleh Besitungkir(✨) Tag: Pembatalan |
||
Baris 146:
Para sultan di [[Kalimantan Barat]] mendatangkan buruh yang berasal dari [[Tiongkok]] pada abad ke-18 untuk bekerja dalam pertambangan [[emas]] dan [[timah]]. Di antaranya terdapat sejumlah ikatan usaha (kongsi) yang menikmati otonomi politik dan Lanfang dikenal oleh sejarah berdasarkan tulisan oleh Yap-Yoen Siong, menantu Kapitan terakhir kongsi Lanfang, yang diterjemahkan ke dalam bahasa [[Belanda]] pada tahun 1885.<ref>{{Citation | surname=Groot | given=J.J.M. | title=Het Kongsiwezen van Borneo: eene verhandeling over den grondslag en den aard der chineesche politieke vereenigingen in de koloniën | publisher=M. Nijhof | place=The Hague | year=1885}}.</ref>
== Sejarah
[[Kongsi]] ini bermula pada perkumpulan pertambangan Tionghoa di wilayah barat [[Kalimantan|Pulau Borneo]] / Kalimantan. Pertambangan-pertambangan yang dikerjakan oleh orang-orang Tionghoa ini adalah tambang-tambang emas yang tersebar di pesisir utara Wilayah Kalimantan sebelah Barat ini. Sebagian besar tambang-tambang emas itu berada di wilayah kekuasaan [[Kesultanan Sambas]]. Orang-orang Tionghoa yang mengerjakan tambang-tambang emas itu pertama kali datang ke wilayah [[Kalimantan Barat]] ini adalah pada tahun 1740 M yang didatangkan oleh Raja Panembahan Mempawah yaitu [[Opu Daeng Manambon]]. Kemudian pada sekitar tahun 1750 M Sultan Sambas ke-4 yaitu [[Sultan Abubakar Kamaluddin]] juga mendatangkan orang-orang Tionghoa untuk pertama kali wilayah Kesultanan Sambas untuk mengerjakan tambang-tambang emas di wilayah Kesultanan Sambas yaitu di daerah Montraduk, Seminis dan Lara. Dalam hal ini status orang-orang Tionghoa ini adalah pekerja-pekerja tambang yang bekerja pada Sultan Sambas. Sebagian hasil tambang itu disisihkan untuk upah para pekerja tambang emas dan sebagian lagi merupakan penghasilan bagi Kesultanan Sambas sebagai pemilik negeri.
|