Abdul Haris Nasution: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
CendekiaPedia (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Jimnytom (bicara | kontrib)
Membalikkan revisi oleh 114. 10. 153.62
Tag: Pengembalian manual Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(5 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 57:
| resting_place = [[Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata]]
| party = {{Parpolicon|Independen}}
| spouse = {{marriage|[[Johana Sunarti Nasution|JohannaJohana Sunarti]]|1947}}<ref name=Magsaysay>''[http://www.rmaf.org.ph/madc/archive/files/biography_61e02c5ad8.pdf Biography of Johanna Nasution]{{Pranala mati|date=Januari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}'', 1981 Ramon Magsaysay Award for Public Service, Magsaysay Awardees Digital Collection.</ref>
| children = {{unbulleted list|Hendrianti Saharah|[[Ade Irma Suryani Nasution|Ade Irma Suryani]]<ref name=Magsaysay/>}}
| profession = {{hlist|Perwira Angkatan Darat|politikus}}
Baris 84:
}}
 
[[Jenderal Besar]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) [[Doktor|Dr.]] [[Honoris Causa|(H.C.)]]<ref>https://catalogue.nla.gov.au/Record/1185196</ref> '''Abdul Haris Nasution''' ({{lahirmati|[[Kotanopan, Mandailing Natal|Kotanopan]], [[Sumatera Utara]]|3|12|1918|[[Jakarta]]|6|9|2000}}) adalah seorang jenderal berpangkat tinggi dan [[politikus]] Indonesia. Ia bertugas di militer selama [[Revolusi Nasional Indonesia]] dan ia tetap di militer selama gejolak berikutnya dari [[Masa demokrasi liberal di Indonesia|demokrasi Parlementer]] dan [[Demokrasi Terpimpin]]. Setelah [[Transisi ke Orde Baru|jatuhnya Presiden Soekarno dari kekuasaan]], ia menjadi [[Daftar Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia|Ketua]] [[Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara]] (MPRS) di bawah presiden [[Soeharto]]. Lahir dari keluarga [[Suku Mandailing|Batak Mandailing]], di [[Huta Pungkut Julu, Kotanopan, Mandailing Natal|desa Hutapungkut]], ia belajar mengajar dan mendaftar di akademi militer di [[Bandung]].
 
Ia menjadi anggota [[Tentara Kerajaan Hindia Belanda]] (KNIL), tetapi setelah invasi Jepang, ia bergabung dengan [[Pembela Tanah Air]] (PETA). Setelah [[proklamasi kemerdekaan Indonesia|proklamasi kemerdekaan]], ia mendaftar di [[Tentara Nasional Indonesia|angkatan bersenjata Indonesia]] yang masih muda, dan bertempur selama [[Revolusi Nasional Indonesia]]. Pada tahun 1946, ia diangkat menjadi komandan [[Divisi Siliwangi]], unit gerilya yang beroperasi di [[Jawa Barat]]. Setelah revolusi nasional berakhir, ia diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat, sampai ia diskors karena keterlibatannya dalam [[peristiwa 17 Oktober]]. Ia diangkat kembali ke posisi itu pada tahun 1955.